SOLAR ENVELOPE Lingkungan Penerangan Ernaning Setiyowati

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMASI SHADING DEVICES RUMAH TINGGAL (STUDI KASUS : PERUMAHAN LOH AGUNG VI JATEN KARANGANYAR)

KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:

sinar matahari di dalam site, sehingga diharrapkan konsep yang dituangkan Dari konsep kantor bupati diperoleh layout kelompok bagian yang dijadikan

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

1.1 Latar Belakang Penelitian. menjadi bagian yang tak terpisahkan dari arsitektur. Ketergantungan bangunan

INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM PEMBAYANGAN MATAHARI

INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (36-42)

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

TUGAS INDIVIDU SAINS ARSITEKTUR II

Observasi Citra Visual Rumah Tinggal

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PROGRAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 2

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

Kaitan Desain Selubung Bangunan terhadap Pemakaian Energi dalam Bangunan (Studi Kasus Perumahan Graha Padma Semarang)

PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL

Matahari dan Kehidupan Kita

BAB III DATA DAN ANALISA

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya

1. Bentuk bangunan disesuaikan dengan arah sinar matahari dan angin guna. mengurangi sinar matahari yang masuk kedalam bangiman dan memasukkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bayan 4 No. 20. Karakteristik bahan di sekitar lokasi Ke-1 didominasi oleh dinding

KAJIAN OBJEK ARSITEKTUR JAWA TIMUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Bentuk massa bangunan berdasar analisa angin dan matahari

IMPLEMENTASI DESAIN FASADE BANGUNAN ASRAMA MAHASISWA YANG MEMPADUKAN TUNTUTAN VISUAL DAN KENYAMANAN TERMAL DENGAN KONSEP ARSITEKTUR BIOKLIMATIK

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : FERIA ETIKA.A.

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat

PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KULIAH LABTEK IX B JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR ITB

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas merupakan usaha sadar dan terencana untuk

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada 6 08 LU sampai LS sehingga memiliki

JURNAL TEODOLITA. VOL. 14 NO. 1, Juni 2013 ISSN DAFTAR ISI

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Pengaruh Orientasi Bangunan pada Temperatur Udara Kawasan Studi kasus : Kota Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMAKASIH... ii. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. Dari latar belakang diatas, ada masalah-masalah terkait kenyamanan yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tersebut diperoleh dari alternatif-alternatif terbaik yang sudah sesuai dengan objek

ANALISIS KINERJA PHOTOVOLTAIC BERKEMAMPUAN 50 WATT DALAM BERBAGAI SUDUT PENEMPATAN

Kukup di mana angin berhembus dari arah 220 sumbu utara dijadikan sebagai. bangunan yang baik adalah dengan penyudutan dari arah angin guna

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

BAB III HASIL STUDI LAPANGAN

BAB V KESIMPULAN UMUM

Tempat Kebugaran Tubuh Di Surabaya

Evaluasi Tata Bangunan Berdasarkan Overshadowing Pada Lahan Berkontur Di Dusun Sumbersari Kota Batu

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai strategi passive cooling dengan prinsip ventilasi, strategi night

BAB IV ANALISA TAPAK

BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

PEMBUATAN PENGKONVERSI SINAR SURYA MENJADI PANAS GUNA PENYEDIAAN AIR PANAS DALAM RUMAH TANGGA. Suharto. Jurusan Fisika, Universitas Gadjah Mada

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

Pengaruh Bentuk Bangunan pada Lingkungan Thermal Kota Studi kasus : Kota Bandung

Mengenal Karakter Cahaya Untuk Portraiture Outdoor oleh Erwin Rizaldi, Professional Photographer Indonesia

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Self Dryer dengan kolektor terpisah. (sumber : L szl Imre, 2006).

BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG. I Latar Belakang Perancangan. Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan primer.

5.1.1 Perubahan pada denah Perubahan pada struktur dan penutup atap D Interior dan exterior ruangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini diberi judul Perencanaan dan Pemasangan Air. Conditioning di Ruang Kuliah C2 PSD III Teknik Mesin Universitas

RUMAH SUSUN HEMAT ENERGI DI LEBAK BULUS JAKARTA DENGAN PENERAPAN PENCAHAYAAN ALAMI

of natural lighting as the main lighting source, homever it still needs the help of artificial lighting. Keywords: Natural lighting opening, sun shadi

Pasar Seni Parangtritis Dengan Pendekatan Fungsi Ruang dan Hemat Energi untuk Mencapai Kenyamanan Termal Melalui Pendinginan Pasif

BAB 2 LANDASAN TEORI. Matahari selain sebagai sumber cahaya pada bumi, matahari juga merupakan

Gambar 4.7 Foto Langit di Sekitar Bangunan Masjid Al-Irsyad

POLA ALIRAN TEMPERATUR PADA GEOMETRI BANGUNAN RUMAH KACA TIPE TEROWONGAN (Green House Tunnel Type ) 1

BAB III ELABORASI TEMA

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Pengembangan RS Harum

Perancangan Double Skin Facade pada Hotel Bisnis di Pusat Kota Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil survey lapangan, running eksisting dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Bioklimatik.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Bentuk Massa Bangunan Berdasar Analisa Angin, Matahari dan Beban

BAB V DATA DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut

Langkah mudah memilih AC yang Hemat Energi & Cara merawat AC

MENDEFINISIKAN KEMBALI ARSITEKTUR TROPIS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Krisis Energi Kebutuhan energi di segala aspek kehidupan manusia saat ini semakin

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PUSAT DESAIN DAN PEMBUATAN MEBEL

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

Transkripsi:

Kompleks bangunan ini adalah kompleks perumahan modern yang menawarkan konsep desain minimalis. Antar unit bangunannya tidak memiliki jarak sama sekali. Open space yang ada hanyalah pada halaman depan dan belakang rumah serta jalan di depan bangunan. Halaman depan memiliki lebar 4,5 m, halaman belakang juga selebar 4,5 m, sementara jalan di depannya memiliki lebar 5m. Orientasi bangunan adalah ke arah utara selatan. Dengan desain bangunan yang seperti itu, maka memungkinkan banyak sinar matahari masuk ke bangunan melalui depan dan belakang bangunan. Lokasi perumahan ini adalah pada posisi 7,2 LS dan 112,5 BT dan beriklim tropis. Posisi ini menyebabkan daerah tersebut mendapatkan sinar matahari sekitar 12 jam sehari. Semetara itu, bulan terdingin pada iklim tersebut adalah Bulan Juli, dan bulan terpanas adalah Bulan November. Maka Solar Envelope yang akan digambarkan pada perumahan ini adalah berdasarkan posisi matahari pada bulan-bulan tersebut dan pada jam-jam tertentu kapan saja matahari diharapkan dan dihindari. Matahari tropis yang disukai dan siharapkan masuk ke bangunan adalah matahari pagi yaitu sekitar pukul 05.30 pagi sampai pukul 10.00 pagi. Lebih dari itu matahari akan dihindari, kemudian bisa diterima lagi pada sekitar pukul 04.30 sore sampai terbenam, itupun tidak senyaman matahari pagi. Jadi analisa yang akan dilakukan pada pembahasan kali ini adalah pada pukul 06.00 ketika matahari baru terbit, pukul 10.00 yang merupakan matahari pagi yang masih bisa diterima, pukul 13.00 yaitu merupakan matahari yang benar-benar panas dan harus ditolak, dan pukul 16.30 di mana matahari bisa diterima kembali. 1

26 JLI pukul 06.00 azimuth: 69,7 altitude : 3,3 Pada pukul 06.00 pagi bangunan yang berjajar pada sisi selatan akan menerima cahaya matahari pada bagian depan bangunannya. Sedangkan bangunan yang di sisi utara akan menerima pada bagian belakangnya. Jadi setiap rumah akan mendapatkan cahaya matahari pagi yang cukup. sedangkan jalan di depan bangunan sedikitpun tidak terbayangi. Hal tersebut tidak terlalu menimbulkan masalah di pagi hari, karena matahari pagi tropis hangat dan menyehatkan. 2

26 JLI pukul 10.00 azimuth: 40,8 altitude : 54,3 pada pukul 10.00, matahari masih ada sebagian yang masuk ke dalam bangunan, tapi sudah sedikit terbayangi oleh sosoran dan atap. Jalanan sedikitpun tidak terbayangi. Pada posisi ini matahari masih bisa diterima. 3

26 JLI pukul 13.00 azimuth: -37,4 altitude : 56,1 Pukul 13.00 adalah waktu di mana matahari harus dihindari karena sangat tidak nyaman. Pada Bulan Juli, matahari berada di sisi utara, sehingga sisi dinding utara akan menerima panas lebih banyak pada bulan ini. Karena itu sisi ini seharusnya memiliki sosoran yang lebih panjang. Sosoran yang ada masih memungkinkan matahari siang yang tidak nyaman ini masuk ke dalam bangunan. 4

26 JLI pukul 16.30 azimuth: -67,9 altitude : 12,8 pukul 16.30 di Bulan Juli, sisi yang terkena sinar matahari adalah sisi barat dan utara. Tapi karena sisi barat bangunan adalah menempel bangunan di sebelahnya, jadi tidak terlalu terekspos matahari, kecuali bangunan yang berada di sisi paling barat kompleks. Jalan juga sedikit terbayangi di sebelah utara. 5

26 NOVEMBER pukul 06.00 azimuth: 109,8 altitude : 12,7 pada pukul 06.00 di Bulan November, matahari berada di sisi timur lebih ke selatan. Jadi sisi utara akan lebih terbayangi. Jalanan juga sedikit terbayangi di sebelah selatan. Tapi karena matahari pagi ini memang bagus bila dimasukkan ke dalam rumah, maka tidak diperlukan penghalang masuknya sinar matahari ke dalam bangunan. Pada kompleks perumahan ini setiap unit rumah bisa mendapatkan matahari pagi ini. Rumah yang berjajar di selatan akan menerimanya dari arah belakang, dan rumah yang berjajar di sisi utara akan menerimanya dari arah depan. 6

26 NOVEMBER pukul 10.00 azimuth: 128,4 altitude : 67,1 Pukul 10.00 pada Bulan November lebih panas daripada waktu yang sama di Bulan Juli. Hal ini bisa dilihat dari bayangan yang terjadi dari bangunan sedikit sekali. Jalan sedikitpun tidak terbayangi. Tapi sosoran yang berlebihan belum dibutuhkan pada jam ini karena intensitas matahari belum terlalu tinggi. 7

26 NOVEMBER pukul 13.00 azimuth: -121,2 altitude : 61,5 Pukul 13.00 di Bulan November adalah waktu yang paling tidak nyaman. Intensitas matahari sangat tinggi. Dinding di sisi utara masih terbayangi. Tetapi dinding di sebelah selatan akan terekspos matahari. Karena itu diperlukan sosoran yang lebih panjang di sisi selatan. 8

26 NOVEMBER pukul 16.30 azimuth: -109,8 altitude : 13,4 Pukul 16.30 panas matahari semakin berkurang, dan sudutnya akan menciptakan bayangan yang panjang ke sisi timur-utara, sehingga sisi selatan dan barat akan menerima matahari dan sisi utara-timur akan terbayangi. Jalanan sedikit akan terbayangi di sisi selatan. 9