HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI 50 METER TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMAN 11 PEKANBARU

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh. Meki Vahlevi

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP N 8 BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

PENGARUH LONCAT KATAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 SINGKAWANG ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: ELFRY APRIENDY NIM.

III. METODOLOGI PENELITIAN. masalah. Tujuannya untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yanag signifikan,

ARTIKEL SKRIPSI ALVIAN RIZKI ANGGRIAWAN NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH SISWA SMKN 1 RASAU JAYA

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK

TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA ALAT PERAGA KOTAK DI SDN 15 BELITANG UBAH ARTIKEL ILMIAH

Andrianus Rio Elmino, Eka Supriatna, Ahmad Atiq Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP UNTAN

PENGARUH LATIHAN MERAIH BOLA DI GANTUNG TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NATALIA NIM F

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

PENGARUH DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIVASI TERHADAP KECEPATAN LARI JARAK PENDEK 100 METER PADA ATLET PPL PPROVINSI RIAU

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN 001 AIRTIRIS KECAMATAN KAMPAR JURNAL

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh:

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN TINGGI BADAN, BERAT BADAN, VO2MAX

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

THE EDUCATION OF HEALTH AND RECREATION TEACHERS TRAINING AND EDUCATION FACULTY RIAU UNIVERSITY

III. METODE PENELITIAN. validitas dan reliabilitas. Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang

BAB III METODE PENELITIAN

KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL. Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI

HUBUNGAN EKSPLOSIVE POWER TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS X TKJ I SMK NEGERI 7 KOTA PEKANBARU

THE CORRELATION BETWEEM THE POWER OF THE LEG MUSCLE AND 100-METER SPRINT FOR THE TENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 9 PEKANBARU

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KECEPATAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI GAYA FLOP MAHASISWA KEPELATIHAN KELAS 2A TAHUN 2014/2015

MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME for UNDERSTANDING (TGfU) TERHADAP HASIL JUMP SHOOT BOLA BASKET YUFENSIUS EVARISCO USMAN NIM : F

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA EKSTRAKURIKULER

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek

KONTRIBUSI POWER LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL ROLL BELAKANG. Jurnal. Oleh ENO IRDIANTO

HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN

Hubungan antara Kekuatan...(Zidni Husni Hukmawan) : Zidni Husni Hukmawan, POR : : Aris Fajar Pambudi, M.Or

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh dalam mencapai suatu

BAB III METODE PENELITIAN

KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI CEPAT ( SPRINT

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN MENGGIRING BOLA. (Jurnal) Oleh IRFANDRI VANIKO NEGARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses kehidupan manusia selalu membawa anggota tubuhnya kesetiap tempat untuk bergerak sambil

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRACT

R3 : Koefisien regresi X3 terhadap Y

Oleh Hendri Mulyadi Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP Rokania

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai

KONTRIBUSI ASPEK ANTHROPOMETRI DAN KAPASITAS FISIK DOMINAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA SCHENEPPER

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI KEKUATAN OTOT PERUT, DAN KECEPATAN TERHADAP LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK. (Jurnal) Oleh DICKY TAMARA RIZALDI

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH SISWA PUTRA KELAS V SDN 013 SUKAMAJU KECAMATAN SINGINGI HILIR JURNAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

PENGARUH LATIHAN LONCAT NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA KELAS XI IPS MA MA ARIF 03 SIDOMULYO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JANGKIT PADA SISWA PUTRA KELAS XI IS SMA PGRI PEKANBARU

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI SISWA MELALUI PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN RUSADI PARYANTO NIM : F

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional

KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI CEPAT (SPRINT) 100 METER PUTRA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat dalam penelitian akan dilaksanakan pada : Jl. Raya Lembang No. 357 Kab. Bandung Barat.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

JURNAL. Oleh MASRIZAL

` III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui

PENGARUH PERMAINAN MELOMPATI BAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWI KELAS VIII

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam pencapaian prestasi lompat jauh, dibutuhkan pembinaan yang

METODOLOGI PENELITIAN. dengan tujuan penelitian. Menurut (Kartini Kartono,1980:16) menyatakan :

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI SISWA PUTRA KELAS V SDN 018 TELUK KENIDAI KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik jasmani maupun rohani dan merupakan dasar pembentukan

S K R I P S I OLEH : Reza Dwi Pradana NIM:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI

MIN REJOSO PETERONGAN JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

METODOLOGI PENELITIAN. sendiri (Suharsimi Arikunto, 1998:131). Berdasarkan tujuan dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT KELINCI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK. Bujang 1 dan Cahyani 2 ABSTRAK

OLEH : YULI HARIANTO ANDRIANSYAH NPM :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI 50 METER TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH Widyo Nursantoso FKIP, PJKR UNIVERSITAS TANJUNGPURA JALAN AYANI E-mail : widyo.nursantoso@gmail.com ABSTRACT : This study aims to determine how the effect of leg muscle strength relationship to the results of the long jump hanging style. The subjects in this study is 99 students of class IX SMP Negeri 10 Pontianak. Tests and measurements used in this study is a leg muscle strength using dynamometer leg, speed test 50 meter by measuring the travel time it takes students time to run, and long jump test. Based on the survey results revealed that the students in the medium category with an average score of 133.5; running speed of 50 meters of students included in the category quite well with an average score of 8.33 and the long jump ability students included in the category both with an average score of 365.66. The results of product moment correlation to find the relationship between leg muscle strength and speed to run 50 yards to the long jump results are known and r count equal to 1.025 with a significance test comparing the count r (1.025) with r table (0.258). Keywords : Muscle strength, Running, Long Jump ABSTRAK : Hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kecepatan lari 50 meter terhadap hasil lompat jauh. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana pengaruh hubungan kekuatan otot tungkai terhadap hasil lompat jauh gaya menggantung. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas IX SMP Negeri 10 Pontianak yang berjumlah 99 orang. Tes dan pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kekuatan otot tungkai menggunakan leg dynamometer, tes kecepatan lari 50 meter dengan mengukur waktu tempuh yang diperlukan siswa saat berlari, dan tes pengukuran lompat jauh gaya menggantung dengan mengukur jarak lompatan siswa. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kekuatan otot tungkai siswa termasuk dalam kategori sedang dengan rata-rata skor sebesar 133,5; kecepatan lari 50 meter siswa termasuk dalam kategori cukup baik dengan rata-rata skor sebesar 8,33 dan kemampuan lompat jauh siswa termasuk dalam kategori baik dengan rata-rata skor sebesar 365,66. Hasil korelasi product moment untuk mencari hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kecepatan lari 50 meter terhadap hasil lompat jauh diketahui r hitung sebesar 1,025 dan dilakukan uji signifikansi dengan membandingkan r hitung (1,025) dengan r tabel (0,258). Kata Kunci : Kekuatan Otot, Lari, Lompat Jauh

O lahraga merupakan berbagai macam kegiatan atau usaha untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan membina kekuatan jasmani maupun rohani pada setiap orang. Lebih luas lagi olahraga dianggap sebagai salah satu alat dalam usaha meningkatkan kesanggupan bangsa guna menanggulangi kewajibannya yang semakin lama semakin meningkat sesuai dengan perkembangan zaman. Olahraga merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting sehingga olahraga menjadi suatu tuntutan untuk maju ke depan (Aip Syarifuddin, 2002:33) Dalam bidang pendidikan, mata pelajaran olahraga termasuk dalam pelajaran yang sangat disukai oleh siswa, dimana mereka tidak hanya dapat meningkatkan kualitas kesehatan mereka, tetapi juga menjadi mata pelajaran yang bisa berkontribusi terhadap peningkatan prestasi olahraga, khususnya atletik. Banyak sekali cabang olahraga yang masuk ke dalam kategori atletik, salah satunya adalah cabang atletik lompat jauh. Menurut pendapat Charlim, dkk (2009: 16), lompat jauh adalah keterampilan gerak berpindah dari suatu tempat ketempat lainnya dengan satu kali tolakan kedepan sejauh mungkin. Unsur utama dari olahraga lompat jauh adalah terdiri dari gerakan lari dengan awalan, gerakan bertolak, gerakan melayang di udara dan berakhir dengan gerakan mendarat. Masing-masing unsur gerakan tersebut memiliki gaya tersendiri dan memberikan sumbangan terhadap hasil lompatan yang berupa jarak. Keempat gerakan tersebut harus dilakukan dalam rangkaian yang tidak terputusputus (Aip Syarifuddin, 2002:97). Nomor lompat jauh sangat membutuhkan kecepatan lari yang baik dan juga kekuatan otot tungkai yang kuat. Karena itulah, pelompat jauh yang handal juga merupakan pelari jarak pendek yang tangguh. Hal ini disebabkan karena kedua olahraga ini hampir sama, yaitu otot tungkai yang kuat, hentakan kaki serta kecepatan lari jarak pendek. Lompat jauh juga merupakan satu di antara cabang atletik yang menjadi materi pembelajaran olahraga di SMP Negeri 10 Pontianak. Setiap tahunnya SMP Negeri 10 Pontianak juga selalu mengikutsertakan siswa-siswanya untuk mengikuti berbagai kejuaraan atletik khususnya nomor lompat jauh, baik di kejuaraan se-kota Pontianak maupun se-kalimantan Barat. Dalam hal ini yang sering diikutsertakan adalah siswa putra. Prestasi yang pernah mereka raih juga cukup membanggakan, salah satunya adalah menjadi juara ke-3 untuk nomor lompat jauh pada PORSENI di tahun 2012. Dalam pelaksanaannya, pembinaan terhadap kekuatan otot tungkai dan kecepatan lari siswa kelas XI SMP Negeri 10 Pontianak sangatlah kurang. Pembelajaran lompat jauh hanya didasarkan pada materi saja. Berdasarkan pengamatan penulis, siswa kelas IX SMP Negeri 10 Pontianak memiliki kekuatan dan kecepatan lari yang baik, namun tidak begitu berkontribusi pada jauh lompatan. Karena itulah penulis mempunyai anggapan bahwa olahraga atletik

nomor lompat jauh di SMP Negeri 10 Pontianak perlu dikembangkan, karena dari cabang ini kesempatan untuk menumbuhkan prestasi siswa bisa terbuka lebar. Selain itu, kekuatan otot tungkai dan kecepatan lari merupakan unsur-unsur penentu hasil prestasi akhir lompat jauh siswa, sehingga baik siswa maupun guru seharusnya mengetahui bahwa mereka harus melatih kedua unsur ini agar pencapaian hasil belajar lompat jauh menjadi semakin meningkat. Dari permasalahan di atas maka penulis berkeinginan melakukan penelitian tentang : Hubungan antara Kekuatan Otot Tungkai dan Kecepatan Lari 50 meter terhadap Hasil Lompat Jauh Gaya Menggantung pada Siswa Putra Kelas IX SMP Negeri 10 Pontianak. METODE Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini metode penelitian kuantitatif dengan teknik tes dan pengukuran. Adapun bentuk penelititan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian korelasi, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2010:247). Variabel dalam penelitian ini ada tiga yaitu : Variabel bebas (X) yang terdiri dari dua sub variabel yaitu : Variabel bebas pertama (X₁) adalah kekuatan otot tungkai, dan variabel bebas kedua (X₂) adalah kecepatan lari 50 meter dan Variabel terikat (Y) yaitu hasil lompat jauh gaya menggantung. Adapun desain penelitiannya dapat dilihat seperti dibawah ini: X1 Y X2 Populasi adalah keseluruhan subjek atau kelompok yang menjadi lingkup penelitian (Sukmadinata, 2011:249). Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas IX SMP Negeri 10 Pontianak. Adapun ciri yang sama dari populasi tersebut adalah mereka merupakan siswa kelas IX SMP Negeri 10 Pontianak, mereka merupakan siswa dalam jenis kelamin yang sama yaitu laki-laki, mereka memiliki kemampuan teknik dasar lompat jauh, dan seluruh siswa rata-rata memiliki usia yang sama antara 14-15 tahun. Pengertian sampel menurut Sugiyono (2010:118) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi penelitian. Dalam menentukan jumlah sampel yang akan diteliti Sugiyono (2010:124) menegaskan bahwa untuk meyakinkan keabsahan generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil, maka semua anggota populasi sebaiknya dijadikan sampel. Sampel yang jumlahnya sama dengan populasi inilah yang disebut sampel total (sampling

jenuh). Jumlah keseluruhan siswa putra kelas IX sebanyak 99 orang, dengan demikian peneliti mengambil seluruh jumlah populasi untuk dijadikan sampel penelitian. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah area halaman praktek lompat jauh sebagai tempat bagi siswa untuk mempraktekkan lompat jauh gaya menggantung, lintasan lari 50 meter, leg dynamometer untuk mengukur kekuatan otot tungkai siswa, stopwatch untuk mengetahui kecepatan lari masing-masing siswa, peluit untuk mempermudah dalam pemberian aba-aba. meteran sebagai alat pengukur untuk mengetahui jauh lompatan siswa, kamera digital untuk mendokumentasikan rangkaian penelitian, lembar data dan alat tulis. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan pengukuran. Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang masing-masing individu atau objek penelitian (Ismaryati, 2006:1). Sedangkan pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data dalam proses evaluasi dengan berbagai instrument dan cara ataupun teknik (Jhonson dan Nelson dalam Moeslim, 1995:3). Tes dan pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kekuatan otot tungkai menggunakan leg dynamometer, tes kecepatan lari 50 meter dengan mengukur waktu tempuh yang diperlukan siswa saat berlari, dan tes pengukuran lompat jauh gaya menggantung dengan mengukur jarak lompatan siswa. HASIL Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu di perlukan beberapa uji persyaratan. Di penelitian ini pengujian persyaratan analisis dilakukan dengan menggunakan uji normalitas dan linearitas. Uji normalitas dan linearitas yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan program SPSS versi 17. Berdasarkan tabel uji normalitas kekuatan otot tungkai, dapat diketahui bahwa taraf signifikansi variabel kekuatan otot tungkai yaitu 0,148 lebih besar dari 0,05; maka dapat disimpulkan bahwa prasyarat normalitas data kekuatan otot tungkai telah terpenuhi. Berdasarkan tabel uji normalitas kecepatan lari 50 meter, dapat diketahui bahwa taraf signifikansi variabel kecepatan lari 50 meter yakni 0,103 lebih besar dari 0,05; maka dapat disimpulkan bahwa prasyarat normalitas data kecepatan lari 50 meter telah terpenuhi. Berdasarkan tabel uji normalitas lompat jauh gaya menggantung, dapat diketahui bahwa taraf signifikansi variabel yakni 0,07 lebih besar dari 0,05. maka dapat disimpulkan bahwa prasyarat normalitas data hasil lompat jauh gaya menggantung telah terpenuhi. Dari uraian yang ada sebelumnya dapat disimpulkan bahwa hasil analisis normalitas data pada kekuatan otot tungkai, kecepatan lari 50 meter dan

hasil lompat jauh gaya menggantung adalah berdistribusi normal, sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis regresi dapat dilakukan. Setelah melakukan serangkaian pengujian prasyarat terhadap variabelvariabel penelitian, maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis statistik yang sudah ditentukan semula yaitu analisis korelasi sederhana dan korelasi ganda. Untuk mengetahui hubungan antara variable X 1 (kekuatan otot tungkai) terhadap variabel Y (hasil lompat jauh), maka digunakan rumus korelasi sederhana Product Moment sebagai berikut: ( )( ) Dari perhitungan korelasi antara kekuatan otot tungkai dan hasil lompat jauh, didapat hasil sebesar 0,983. Untuk menginterprestasikan angka ini maka perlu di bandingkan dengan tabel nilai-nilai r. Dari tabel terlihat bahwa n = 99, pada taraf kesalahan 5% di peroleh harga = 0,197 dan untuk kesalahan 1% = 0,258. Hasil r hitung 0,983 yang berarti lebih besar dari r tabel baik taraf kesalahan 5% maupun 1%. Sehingga dapat disimpulkan terdapat kesesuaian hubungan yang nyata atau signifikan antara variabel kekuatan otot tungkai dan hasil lompat jauh gaya menggantung. Dalam hal ini berarti hipotesisnya adalah: terdapat kesesuaian hubungan (ditunjukkan pada hubungan yang positif) antara kekuatan otot tungkai dan hasil lompat jauh gaya menggantung. Dari perhitungan korelasi antara kekuatan otot tungkai dan hasil lompat jauh, didapat hasil sebesar 0,987. Untuk menginterprestasikan angka ini maka perlu di bandingkan dengan tabel nilai-nilai r. Dari tabel terlihat bahwa n = 99, pada taraf kesalahan 5% di peroleh harga = 0,197 dan untuk kesalahan 1% = 0,258. Hasil r hitung 0,987 yang berarti lebih besar dari r tabel baik taraf kesalahan 5% maupun 1%. Sehingga dapat disimpulkan terdapat kesesuaian hubungan yang nyata atau signifikan antara variabel kecepatan lari 50 meter dan hasil lompat jauh gaya menggantung. Dalam hal ini berarti hipotesisnya adalah: terdapat kesesuaian hubungan (ditunjukkan pada hubungan yang positif) antara kecepatan lari 50 meter terhadap hasil lompat jauh gaya menggantung. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terhadap variabel X 1 (kekuatan otot tungkai) dan X 2 (kecepatan lari 50 meter) terhadap Y (hasil lompat jauh gaya menggantung), maka perlu dilakukan pengujian korelasi sederhana antara variabel X 1 dan X 2 tersebut. Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai 0,981. Setelah didapatkan ketiga nilai koefisien korelasi, maka bisa dilanjutkan

penghitungan korelasi ganda Product Moment untuk menguji hipotesis hubungan antara variabel kekuatan otot tungkai dan kecepatan lari 50 meter terhadap hasil lompat jauh gaya menggantung. Adapun hasil data perhitungannya adalah 1,025. Untuk menginterprestasikan angka ini maka perlu di bandingkan dengan tabel nilai-nilai r. Dari tabel terlihat bahwa n = 99, pada taraf kesalahan 5% di peroleh harga = 0,197 dan untuk kesalahan 1% = 0,258. Hasil r hitung 1,025 yang berarti lebih besar dari r tabel baik taraf kesalahan 5% maupun 1%. Sehingga dapat disimpulkan terdapat kesesuaian hubungan korelasi ganda yang nyata atau signifikan antara variabel kekuatan otot tungkai dan kecepatan lari 50 meter terhadap hasil lompat jauh gaya menggantung. Dalam hal ini berarti hipotesisnya adalah: terdapat kesesuaian hubungan (ditunjukkan pada hubungan yang positif) antara kekuatan otot tungkai dan kecepatan lari 50 meter terhadap hasil lompat jauh gaya menggantung. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilaksanakan terbukti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dan kecepatan lari 50 meter terhadap hasil lompat jauh gaya menggantung. Uraian selanjutnya akan terbagi atas 3 bagian sebagai berikut: terdapat hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap hasil lompat jauh gaya menggantung; terdapat hubungan antara kecepatan lari 50 meter terhadap hasil lompat jauh gaya menggantung; dan terdapat hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kecepatan lari 50 meter terhadap hasil lompat jauh gaya menggantung. Hasil penelitian yang pertama yaitu terdapat hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap hasil lompat jauh gaya menggantung Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan variabel X 1 (kekuatan otot tungkai) dan variabel Y (hasil lompat jauh gaya menggantung). Sedangkan untuk tingkat kekuatan otot tungkai rata-rata siswa berada pada kategori sedang. Hasil analisis tersebut sesuai dengan teori bahwa : Moeslim (1995:13) menyatakan bahwa kekuatan adalah komponen atau unsure utama yang menentukan dalam penampilan gerak. Hal ini disebabkan karena: 1) kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas, 2) kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet/orang dari kemungkinan cidera, dan 3) kekuatan dapat mendukung kemampuan kondisi fisik yang lebih efisien, meskipun banyak aktivitas olahraga yang lebih memerlukan kelincahan, kelentukan, kecepatan, daya ledak dan sebagainya. Namun faktor-faktor tersebut tetap dikombinasikan dengan faktor kekuatan agar memperoleh hasil yang baik. Kekuatan juga sangat dibutuhkan dalam melakukan lompat jauh terutama saat berlari dan melakukan tolakan. Dengan melihat hasil analisis korelasi sederhana dan melihat pedoman interpretasi korelasi maka bisa ditarik kesimpulan bahwa terdapat korelasi yang sangat kuat antara kekuatan otot tungkai dan hasil lompat jauh gaya menggantung.

Terdapat hubungan antara kecepatan lari 50 meter terhadap hasil lompat jauh gaya menggantung. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan variabel X 2 (kecepatan lari 50 meter) dan variabel Y (hasil lompat jauh gaya menggantung). Sedangkan untuk kemampuan siswa dalam kecepatan lari 50 meter, dapat dilihat bahwa rata-rata siswa berada pada kategori cukup baik. Hasil analisis tersebut sesuai dengan teori bahwa : Kecepatan menurut Moeslim (1995:15) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan-gerakan sejenis secara berhasil dalam waktu tersingkat. Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kecepatan adalah kemampuan individu dalam melakukan gerakan yang berulang dengan cepat dan dalam tempo waktu yang sangat singkat. Gerakan berlari cepat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menyebabkan pencapaian garis finih dalam waktu sesingkatsingkatnya. Lebih lanjut lagi, tidak dapat dipungkiri bahwa pelompat jauh yang handal juga merupakan pelari cepat/jarak pendek yang tangguh. Berdasarkan hasil analisis korelasi sederhana dan melihat pedoman interpretasi korelasi maka bisa ditarik kesimpulan bahwa terdapat korelasi yang sangat kuat antara kecepatan lari 50 meter dan hasil lompat jauh gaya menggantung. Terdapat hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kecepatan lari 50 meter terhadap hasil lompat jauh gaya menggantung Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara variabel X 1 (kekuatan otot tungkai) dan X 2 (kecepatan lari 50 meter) terhadap variabel Y (hasil lompat jauh gaya menggantung). Sedangkan untuk kemampuan siswa dalam tes lompat jauh gaya menggantung, dapat dilihat bahwa rata-rata siswa berada pada kategori baik. Hasil analisis tersebut sesuai dengan teori bahwa : Faktor-faktor yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam pencapaian hasil lompat jauh siswa adalah faktor kondisi fisik kekuatan otot tungkai dan kecepatan lari siswa. Kekuatan otot tungkai pada dasarnya adalah kemampuan otot atau kelompok otot tungkai untuk melakukan kinerja tertentu. Dalam hal ini yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan lompat jauh. Dengan kata lain untuk mencapai hasil yang diinginkan harus ada unsur kondisi fisik terutama kekuatan otot tungkai yang digunakan untuk mengangkat paha dan menolak pada saat lari lompat jauh. Selain kekuatan otot tungkai, faktor dasar dari suatu prestasi lompat jauh adalah kecepatan lari pada saat awalan. Kecepatan lari merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kemampuan seseorang untuk melompat sejauh mungkin. Seorang pelompat jauh harus mengetahui kecepatan tertinggi yang dapat dikendalikan untuk memperoleh lepas landas yang seimbang. Berdasarkan hasil analisis korelasi ganda dan melihat pedoman interpretasi korelasi, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa terdapat korelasi yang sangat kuat antara kekuatan otot tungkai dan kecepatan lari 50 meter terhadap hasil lompat jauh gaya menggantung.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kekuatan otot tungkai siswa termasuk dalam kategori sedang dengan rata-rata skor sebesar 133,5; kecepatan lari 50 meter siswa termasuk dalam kategori cukup baik dengan rata-rata skor sebesar 8,33 dan kemampuan lompat jauh siswa termasuk dalam kategori baik dengan rata-rata skor sebesar 365,66. Hasil korelasi product moment untuk mencari hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kecepatan lari 50 meter terhadap hasil lompat jauh diketahui r hitung sebesar 1,025 dan dilakukan uji signifikansi dengan membandingkan r hitung (1,025) dengan r tabel (0,258). Jadi, didapat kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif yang kuat dan signifikan antara kekuatan otot tungkai, kecepatan lari 50 meter dan hasil lompat jauh gaya menggantung pada siswa kelas IX SMP Negeri 10 Pontianak. Saran Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan hasil penelitian, maka perlu di ajukan saran-saran, adapun saran-saran tersebut adalah sebagai barikut : (1) Kepada para siswa diharapkan dapat terus berlatih untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai dan kecepatan lari mereka, (2) Kepada para guru maupun pihak sekolah hendaknya memberikan pemahaman kepada siswa mengenai pentingnya melatih kekuatan otot dan kecepatan lari agar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam lompat jauh, (3) Kepada para peneliti diharapkan dapat melanjutkan atau memperbaiki penelitian ini. Penulis menyadari penelitian ini masih memiliki kekurangan. Dengan adanya penelitian yang lebih lanjut dan yang lebih baik, dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang atletik, khususnya nomor lompat jauh. Dengan demikian dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar siswa. DAFTAR RUJUKAN Charlim, dkk. 2009. Mengenal Lebih Jauh tentang Lompat Jauh. Jakarta: PT Multi Kreasi Satu Delapan. Cochran William G.. (2010). Teknik Penarikan Sampel, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Giriwijoyo, dkk. 2005. Ilmu Faal Olahraga Fungsi Tubuh Manusia Pada Olahraga. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI.

Khomsin. 2005. Atletik 1 Buku Petunjuk Umum Guru Penjas, Pelatih, Siswa, Mahasiswa dan Atlit. Semarang: UPT UNNES Press. Nurhasan. 2008. Tes Kemampuan Komponen Fisik Dasar Cabang-Cabang Olahraga. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung: CV. Alfabeta Wibowo, Daniel. 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Winendra, dkk. 2008. Seri Olahraga Atletik Lari-Lompat-Lempar. Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani. Wulan, Sri. 2005. Pengaruh Latihan Loncat Katak dan Loncat Naik Turun Bangku terhadap Kemampuan Lompst Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Putra Kelas V SD Negeri Kalirejo01 Kec. Ungaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005. Skripsi. Semarang: Unes. (Online). (http://www.pustakaskripsi.com, Juli 2011).