Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian No. Kegiatan Bulan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri Kebakkramat pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

*Keperluan korespondensi, telp/fax: ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MODEL PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan peneliti dengan menggunakan metode kuantitatif. Sugiyono (2014:14)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

BAB III METODE PENELITIAN

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

* Keperluan korespondensi, Telp: ,

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes dan postes kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 13

BAB III METODE PENELITIAN. pengelompokkan secara acak. Pembentukan kelas baru hanya akan menyebabkan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan menyelidiki pengaruh

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Dalam implementasinya di lapangan, penelitian ini menggunakan dua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN X O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen pada umumnya dilakukan untuk membandingkan dua kelompok atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen atau eksperimen

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Korelasional adalah suatu alat statistik, yang dapat digunakan untuk. menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel ini.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

III. METODE PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. postes (post-test only control group), sebanyak 3 kelompok. Kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Gajah Mada

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Boyolali yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Gondangrejo yang berlokasi di Jl. Solo-Purwodadi Km 11, pada kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 semester gasal tahun pelajaran 2015/2016. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester gasal tahun pelajaran 2015/2016, yaitu pada bulan Agustus 2015 s/d Maret 2016. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan alokasi waktu yang sudah direncanakan. Tabel 3.1 berikut menjelaskan mengenai jadwal penelitian: Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian No. Kegiatan Bulan 1. Pengajuan Judul dan Survei Sekolah 2. Penyusunan Proposal dan Instrumen Penelitian 3. Revisi Proposal dan Instrumen Penelitian 4. Seminar Proposal 5. Pengumpulan Data 6. Pengolahan Data 7. Penyusunan Laporan Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar B. Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan merupakan metode eksperimen yang melibatkan dua kelompok, yaitu kelas pertama sebagai kelompok eksperimen pertama dan kelas kedua sebagai kelompok eksperimen kedua. Kedua kelompok eksperimen ini diuji keseimbangannnya terlebih dulu (uji matching). Uji ini dilakukan sebelum kedua kelas diberi perlakuan untuk mengetahui tingkat keseimbangan kedua kelompok tersebut. 48

Kedua kelas eksperimen tersebut diberikan perlakuan berbeda sebagai berikut: (1) kelas eksperimen pertama menjalani pembelajaran Joyful Learning disertai media pembelajaran Infografis; (2) kelas eksperimen kedua menjalani pembelajaran Joyful Learning disertai media pembelajaran Poster. Penelitian ini juga meninjau prestasi belajar siswa dari kemampuan logika. Kedua kelompok eksperimen diberikan uji kemampuan logika untuk membagi masing-masing kelas ke dalam kelompok siswa dengan kemampuan logika tinggi dan kelompok siswa dengan kemampuan logika rendah. Pengujian kemampuan logika ini menggunakan instrumen TOLT (Test Of Logical Thinking) yang dikembangkan oleh Kenneth Tobin (1981) dari Florida State University yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Prestasi belajar berupa aspek afektif, kognitif, dan psikomotor. Nilai aspek afektif diperoleh dari angket penilaian diri. Data tersebut juga didukung dengan adanya observasi langsung oleh observer saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. Apabila data yang diperoleh tidak sesuai antara angket penilaian diri dengan observasi, dilakukan wawancara. Nilai aspek kognitif diperoleh dari uji kompetensi berupa ulangan harian materi Kesetimbangan Kimia. Nilai aspek psikomotor diperoleh dari observasi langsung oleh observer ketika praktikum Kesetimbangan Kimia. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara parametrik dengan ANAVA dua jalan atau non parametrik dengan Kruskal Wallis. Rancangan penelitian yang digunakan adalah desain faktorial 2x2. Desain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Desain Penelitian Kelas Pembelajaran Kemampuan Logika Joyful Learning Tinggi (B 1 ) Rendah (B 2 ) Eksperimen I Infografis (A 1 ) A 1 B 1 A 1 B 2 Eksperimen II Poster (A 2 ) A 2 B 1 A 2 B 2 Keterangan: A 1 A 2 B 1 : Pembelajaran Joyful Learning menggunakan media Infografis : Pembelajaran Joyful Learning menggunakan media Poster : Kemampuan logika tinggi 49

B 2 A 1 B 1 A 1 B 2 A 2 B 1 A 2 B 2 50 : Kemampuan logika rendah : Pembelajaran Joyful Learning menggunakan media Infografis pada siswa yang memiliki kemampuan logika tinggi : Pembelajaran Joyful Learning menggunakan media Infografis pada siswa yang memiliki kemampuan logika rendah : Pembelajaran Joyful Learning menggunakan media Poster pada siswa yang memiliki kemampuan logika tinggi : Pembelajaran Joyful Learning menggunakan media Poster pada siswa yang memiliki kemampuan logika rendah 2. Variabel Penelitian a. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini variabel bebasnya berupa model pembelajaran Joyful Learning dengan media Infografis dan Poster. b. Variabel Terikat Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini varibel terikatnya adalah prestasi belajar. c. Variabel Moderat Variabel moderat atau moderator dalam Sugiyono (2013) didefinisikan sebagai variabel yang memengaruhi hubungan antara variabel bebas dan terikat. Variabel moderat dalam penelitian ini adalah kemampuan logika. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi dalam statistika merujuk pada sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian atau pengamatan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri Gondangrejo tahun pelajaran 2015/2016.

51 2. Sampel Penelitian Sampel yang digunakan sebagai kelas eksperimen merupakan 2 kelas dari populasi kelas XI IPA SMA Negeri Gondangrejo tahun ajaran 2015/2016 yang dipilih secara acak dengan teknik cluster random sampling, yaitu kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen I dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen II. D. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster random sampling. Dalam teknik ini, dikolaborasikan dua macam teknik sampling, yakni cluster sampling dan stratified random sampling. Selanjutnya, gabungan keduanya disebut dengan cluster random sampling. Teknik ini dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama menentukan sampel daerah dan tahap berikutnya menentukan elemen yang ada pada daerah tersebut secara sampling juga. Hasil uji homogenitas dan normalitas populasi kelas XI IPA di SMA N Gondangrejo menunjukkan bahwa semua H 0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga kelas populasi memiliki distribusi yang normal dan variansi dari ketiga kelas tersebut sama (homogen). E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data bermanfaat dalam proses pengujian hipotesis. Pengumpulan data pada penelitian ini terlebih dulu dilakukan dengan memberikan try out kepada siswa lalu dilakukan pengujian data. Data yang memenuhi kriteria perangkat tes akan dijadikan sebagai instrumen penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, tes, non tes, dan wawancara. 1. Metode Dokumentasi Arikunto (2012) mengutarakan bahwa dokumentasi adalah metode pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan merupakan data nilai UTS Kimia Kelas XI IPA semester gasal tahun pelajaran 2015/2016.

52 2. Metode Tes Tes merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan dalam bentuk tertulis yang digunakan untuk mengukur aspek kognitif secara individual. Tes dalam penelitian ini terdiri dari tes kognitif dan tes kemampuan logika. Metode tes kognitif digunakan untuk memeroleh nilai prestasi belajar aspek kognitif siswa pada materi pokok Kesetimbangan Kimia kelas XI IPA yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. Sedangkan tes kemampuan logika dilaksanakan sebelum siswa dikenai model pembelajaran. 3. Metode Non Tes a. Angket Metode angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan sejumlah daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Angket yang digunakan adalah jenis angket langsung tertutup karena daftar pertanyaan diberikan langsung kepada responden dan jawabannya sudah tersedia, sehingga responden tinggal memilih jawaban pada lembar tersebut. Angket yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis. Angket yang pertama digunakan untuk memperoleh data skor tentang aspek afektif siswa. Angket yang kedua merupakan angket balikan yang digunakan untuk memperoleh data tentang respons siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. b. Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertolongan panca indra untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab permasalahan pada penelitian (Sukardi, 2012). Pada penelitian ini observasi digunakan untuk mengukur aspek afektif siswa terhadap materi Kesetimbangan Kimia dan aspek psikomotor pada praktikum Kesetimbangan Kimia. 4. Metode Wawancara Wawancara dilakukan jika data yang diperoleh antara angket penilaian diri dengan hasil observasi tidak sesuai. Wawancara dalam penelitian merupakan jenis wawancara terstruktur yang sudah disediakan jawabannya.

53 Narasumber wawancara adalah siswa. Hasil wawancara menentukan data yang akan diolah sebagai hasil penelitian. F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: (1) Instrumen dalam pelaksanaan pembelajaran yang berupa Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Media Infografis, dan Media Poster; dan (2) Instrumen dalam pengambilan data pokok atau instrumen penilaian, yaitu tes Kognitif, Angket Afektif, Observasi Afektif, Observasi Psikomotor, dan tes Kemampuan Logika. 1. Instrumen Pembelajaran a. Silabus Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Depdiknas, 2008b). Silabus yang digunakan dalam penelitian ini merupakan silabus yang mengacu pada Kurikulum 2006 (KTSP) yang dapat dilihat pada Lampiran 1. Silabus ini telah divalidasi oleh Dr. Suryadi Budi Utomo, M. Si dan Prof. Dr. Ashadi, selaku panelis sekaligus dosen Pendidikan Kimia FKIP UNS. Hasil validasi dihitung menggunakan formula Gregory: ( ) ( ) A B C D Keterangan: : Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis : Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II : Jumlah item yang kruang relevan menurut panelis II dan relevan menurut panelis I : Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis (Gregory, 2007).

Kriteria yang digunakan adalah jika CV 54 0,700 maka analisis dapat dilanjutkan. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen ini relevan untuk mengukur variabel yang diteliti. Perhitungan lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2. Sedangkan rangkuman hasil validasi disajikan dalam Tabel 3.3. Tabel 3.3 Rangkuman Hasil Perhitungan Content Validity (CV) Silabus Instrumen A B C D CV Kriteria Silabus 0 0 0 6 1,000 Analisis dapat dilanjutkan Berdasarkan data pada Tabel 3.3 diketahui bahwa nilai CV untuk silabus sudah memenuhi kriteria, yaitu 0,700 sehingga analisis dapat dilanjutkan. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP merupakan instrumen yang wajib dikembangkan oleh guru sebagai bekal pelaksanaan pembelajaran di kelas. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar dalam upaya pencapaian Kompetensi Dasar. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam sekali pertemuan atau lebih. RPP selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 (kelas eksperimen I) dan Lampiran 4 (kelas eksperimen II). RPP yang digunakan dalam penelitian ini telah divalidasi oleh Dr. Suryadi Budi Utomo, M. Si dan Prof. Dr. Ashadi. Hasil validasi kedua panelis dihitung dengan formula Gregory seperti yang tertulis pada persamaan (1). Perhitungan Content Validity (CV) RPP selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5. Sedangkan rangkuman hasil perhitungan Content Validity (CV) RPP disajikan pada Tabel 3.4. Tabel 3.4. Rangkuman Hasil Perhitungan Content Validity (CV) RPP Instrumen A B C D CV Kriteria RPP Kelas Eksperimen I dan II 0 0 3 18 0,857 Analisis dapat dilanjutkan

Berdasarkan data pada Tabel 3.4 diketahui bahwa nilai CV RPP sudah memenuhi kriteria, yaitu 0,700 sehingga analisis dapat dilanjutkan. c. Media Infografis dan Poster Media infografis dan poster dibuat dan didesain menggunakan software CorelDRAW X5 dan dicetak pada kertas ukuran A3. Sebelum digunakan dalam pembelajaran, media infografis dan poster diuji validitas isinya oleh oleh Dr. Suryadi Budi Utomo, M. Si dan Prof. Dr. Ashadi. Hasil validasi kedua panelis dihitung dengan formula Gregory seperti yang tertulis pada persamaan (1). Perhitungan Content Validity (CV) media Infografis dan Poster selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 31 dan 32. Sedangkan rangkuman hasil perhitungan Content Validity (CV) Media disajikan pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Rangkuman Hasil Perhitungan Content Validity (CV) Media Pembelajaran Instrumen A B C D CV Kriteria Media Infografis 0 0 0 10 1,000 Analisis dapat dilanjutkan Media Poster 0 0 0 10 1,000 Analisis dapat dilanjutkan Berdasarkan data pada Tabel 3.4 diketahui bahwa nilai CV RPP sudah memenuhi kriteria, yaitu 0,700 sehingga analisis dapat dilanjutkan. 2. Intrumen Penilaian a. Instrumen Penilaian Kognitif Instrumen yang digunakan dalam penilaian aspek kognitif berupa soal-soal obyektif materi Kesetimbangan Kimia. Perangkat terdiri dari 25 soal dengan 5 alternatif jawaban. Jawaban benar diberikan skor 1 dan jawaban salah diberikan skor 0. Untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal, dan daya pembeda maka instrumen yang akan digunakan perlu diujicobakan terlebih dahulu kepada sekelompok siswa yang telah menerima materi pokok tersebut. 55

56 Uji coba instrumen dilakukan pada kelas XI IPA 3 SMA Negeri Gondangrejo dengan pertimbangan bahwa kelas tersebut sudah menerima materi Kesetimbangan Kimia. Instrumen penilaian kognitif yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 13. 1) Uji Validitas Instrumen penilaian kognitif diuji validitasnya oleh Dr. Suryadi Budi Utomo, M. Si dan Prof. Dr. Ashadi. Hasil validasi dari kedua panelis dihitung dengan formula Gregory seperti yang tertulis pada persamaan (1). Perhitungan Content Validity (CV) soal kognitif selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10, sedangkan rangkuman hasil perhitungan Content Validity (CV) soal kognitif disajikan pada Tabel 3.6. Tabel 3.6. Rangkuman Hasil Perhitungan Content Validity (CV) Soal Kognitif Instrumen A B C D CV Kriteria Soal Kognitif 0 0 1 24 0,960 Analisis dapat dilanjutkan Berdasarkan Tabel 3.6 diketahui bahwa nilai CV untuk soal kognitif sudah memenuhi kriteria, yaitu 0,700 sehingga analisis dapat dilanjutkan. 2) Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya seseuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil ayang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda (Arifin, 2012). Untuk uji reliabilitas secara keseluruhan digunakan rumus Kuder-Richardson (KR-20) sebagai berikut: [ ] [ ]

57 Keterangan: r 11 n : Koefisien reliabilitas tes : Banyaknya butir item 1 : Bilangan konstan 2 S t p i q i : Varian total : Proporsi siswa yang menjawab benar butir item : Proporsi siswa yang menjawab salah, atau q i = 1 p i : Jumlah dari hasil perkalian antara p i dengan q i Kriteria Pengujian: Jika r 11 0,70 maka tes prestasi belajar yang sedang diuji dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable). Jika r 11 < 0,70 maka tes prestasi belajar yang sedang diuji dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-reliable) (Sudijono, 2008). Perhitungan hasil uji reliabilitas try out soal kognitif selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12, sedangkan rangkuman hasil uji reliabilitas soal kognitif disajikan pada Tabel 3.7. Tabel 3.7. Rangkuman Reliabilitas Try Out Soal Kognitif Variabel Jumlah soal Reliabilitas Kriteria Soal Kognitif 25 0,721 Tinggi 3) Taraf Kesukaran Taraf Kesukaran atau tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasa dinyatakan dengan indeks (Arifin, 2012). Soal yang baik adalah soal yang taraf kesukarannya sedang, artinya soal tersebut tidak terlalu sukar tapi tidak terlalu mudah. Angka yang dapat memberikan petunjuk mengenai tingkat kesukaran item disebut angka indeks kesukaran item (difficulty index). Angka indeks kesukaran item berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Semakin besar angka indeks kesukaran yang diperoleh dari hasil perhitungan, berarti semakin mudah soal itu (Arikunto, 2008).

Untuk menentukan indeks kesukaran item digunakan rumus sebagai berikut: 58 Keterangan: P : Indeks kesukaran item (difficulty index) B : Banyaknya siswa yang menjawab dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa Pada penelitian ini, analisis taraf kesukaran item soal dilakukan dengan software ITEMAN. Klasifikasi angka indeks kesukaran item adalah sebagai berikut: 0,00 0,30 : soal tergolong sukar 0,31 0,70 : soal tergolong sedang 0,71 1,00 : soal tergolong mudah (Yamtinah, 2009: 74). Hasil analisis uji tingkat kesukaran try out soal kognitif selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23, sedangkan rangkuman hasil analisis uji tingkat kesukarannya disajikan pada Tabel 3.8. Tabel 3.8. Rangkuman Hasil Uji Tingkat Kesukaran Try Out Soal Kognitif Menggunakan ITEMAN Taraf Kesukaran Soal Jumlah Soal Sukar Sedang Mudah 25 3 14 8 4) Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan butir soal untuk membedakan antara siswa berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah atau membedakan siswa yang paham dengan yang kurang paham terhadap materi yang diajarkan. Pada penelitian ini, untuk mengetahui daya pembeda item digunakan bantuan software ITEMAN. Klasifikasi daya pembeda item sebagai berikut:

0,20 = jelek (J) 0,21-0,40 = cukup (C) 0,41 0,70 = baik (B) 0,71 1,00 = baik sekali (BS) Bertanda (-) = jelek sekali (Sudijono, 2008: 385-389). Perhitungan hasil uji daya pembeda try out soal kognitif selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12, sedangkan rangkuman hasil uji daya pembeda soalnya disajikan pada Tabel 3.9. Tabel 3.9. Rangkuman Daya Pembeda Try Out Soal Kognitif Menggunakan ITEMAN Daya Pembeda Jumlah Soal Baik Cukup Jelek Jelek Sekali 25 9 12 1 3 Berdasarkan hasil try out diputuskan bahwa terdapat 4 butir soal yang dibuang, yaitu soal nomor 3, 10, 13, dan 18. Soal nomor 3 memiliki daya beda yang sangat jelek sehingga dibuang. Soal nomor 10 memiliki daya beda yang jelek dan tergolong soal yang sukar sehingga dibuang. Soal nomor 13 daya bedanya sangat jelek dan tergolong soal yang mudah karena indeks kesukarannya sebesar 1 atau semua responden dapat menjawab dengan benar sehingga harus dibuang. Soal nomor 18 daya bedanya negatif atau sangat jelek sehingga harus dibuang. b. Instrumen Penilaian Diri (Angket Afektif) Instrumen penilaian aspek afektif yang digunakan dalam penelitian ini salah satunya berupa angket penilaian diri. Jenis angket ini adalah angket langsung dengan menyediakan alternatif pilihan jawaban yang mencerminkan diri peserta didik. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert, skor tertinggi tiap butir adalah 4 dan yang terendah adalah 1. Dalam pengukuran skala Likert menggunakan 4 pilihan agar jelas sikap responden, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. 59

Konsep alat ukur ini berisi indikator yang disesuaikan dengan tujuan penilaian yang hendak dicapai, selanjutnya indikator ini digunakan sebagai pedoman dalam menyusun butir-butir angket. Dalam menjawab pertanyaan responden hanya dibenarkan dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Angket penilaian diri dapat dilihat pada Lampiran 21. Kriteria penilaian afektif disajikan dalam Tabel 3.10. Tabel 3.10. Kriteria Skor Penilaian Aspek Afektif Skor Untuk Aspek Yang Dinilai SS (Sangat Setuju) S (Setuju) TS (Tidak Setuju) STS (Sangat Tidak Setuju) (Sumber: Depdiknas, 2008: 15-16). 1) Uji Validitas Angket 60 Skor Pernyataan Positif (+) Pernyataan Negatif (-) 4 3 2 1 Validasi dilakukan oleh Dr. Suryadi Budi Utomo, M. Si dan Prof. Dr. Ashadi. Hasil validasi dari kedua panelis dihitung dengan formula Gregory seperti yang tertulis pada persamaan (1). Perhitungan Content Validity (CV) angket penilaian diri selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 19, sedangkan rangkuman hasil perhitungannya disajikan pada Tabel 3.11. Tabel 3.11. Rangkuman Hasil Perhitungan Content Validity (CV) Angket Instrumen A B C D CV Kriteria Angket Penilaian Diri 0 0 0 24 1,000 Analisis dapat dilanjutkan Berdasarkan data pada Tabel 3.11, diketahui bahwa nilai CV angket penilaian diri sudah memenuhi kriteria, yaitu 0,700 sehingga analisis dapat dilanjutkan. 1 2 3 4

2) Uji Reliabilitas Angket Untuk mengetahui tingkat reliabilitas tes digunakan rumus Alfa (digunakan untuk mencari reliabilitas yang skornya bukan 1 dan 0) dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika r 11 0,70 maka tes prestasi belajar yang sedang diuji dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable). Jika r 11 < 0,70 maka tes prestasi belajar yang sedang diuji dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-reliable) (Sudijono, 2008: 208). Perhitungan uji reliabiltas try out angket penilaian diri menggunakan software SPSS version 20 dapat dilihat pada Lampiran 23 yang kemudian dirangkum pada Tabel 3.12. Tabel 3.12. Rangkuman Reliabilitas Angket Variabel Jumlah soal Reliabilitas Kriteria Angket Penilaian Diri 24 0,816 Tinggi c. Observasi Afektif Instrumen penilaian aspek afektif yang digunakan selain angket adalah lembar observasi yang diisi oleh observer ketika pembelajaran sedang berlangsung. Instrumen menggunakan penilaian rating scale dengan skor 1-4 tiap indikator. Instrumen observasi untuk penilaian afektif selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 18. Instrumen observasi afektif telah divalidasi kemudian hasil uji validasi dari kedua panelis dihitung dengan formula Gregory. Perhitungan CV lembar observasi afektif selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20 yang dirangkum pada Tabel 3.13. 61 Tabel 3.13. Rangkuman Hasil Perhitungan Content Validity (CV) Lembar Observasi Afektif Instrumen A B C D CV Kriteria Observasi 0 0 0 12 1,000 Analisis dapat dilanjutkan

Berdasarkan data pada Tabel 3.13, diketahui bahwa nilai CV lembar observasi afektif sudah memenuhi kriteria, yaitu 0,700 sehingga analisis dapat dilanjutkan. d. Instrumen Penilaian Psikomotor Instrumen penilaian psikomotor dalam penelitian ini merupakan penilaian pengamatan yang dilakukan oleh observer secara langsung ketika kegiatan praktikum. Lembar penilaian psikomotor berisi indikatorindikator yang dapat diamati oleh panca indera dengan skala skor 1 sampai 3. Masing-masing skor memiliki deskriptor tentang hal-hal yang dilakukan oleh praktikan atau hal-hal yang tidak dilakukan. Instrumen observasi psikomotor dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 25, seperti yang dirangkum pada Tabel 3.14. Tabel 3.14. Rangkuman Hasil Perhitungan Content Validity (CV) Lembar Observasi Psikomotor Instrumen A B C D CV Kriteria Lembar Observasi Praktikum Kesetimbangan Kimia 0 0 0 8 1,000 Analisis dapat dilanjutkan Berdasarkan data pada Tabel 3.14 diketahui bahwa CV lembar observasi psikomotor sudah memenuhi kriteria, yaitu 0,700 sehingga analisis dapat dilanjutkan. e. Tes Kemampuan Logika Instrumen penilaian kemampuan logika digunakan untuk membagi siswa ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama merupakan siswa dengan kemampuan logika tinggi dan kelompok kedua adalah siswa dengan kemampuan logika rendah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian merupakan Test of Logical Thinking (TOLT) yang dikembangkan oleh Kenneth Tobin dari Florida State University pada tahun 1981. Instrumen ini telah banyak digunakan dalam berbagai penelitian untuk mengukur kemampuan logika siswa. Dalam penelitian ini, digunakan instrumen dengan versi bahasa Indonesia. 62

Instrumen kemampuan logika dilakukan validasi dengan hasil perhitungan CV pada Lampiran 29 dan dirangkum hasilnya pada Tabel 3.15. Tabel 3.15. Rangkuman Hasil Perhitungan Content Validity (CV) Instrumen Kemampuan Logika Instrumen A B C D CV Kriteria Tes Kemampuan 0 0 0 10 1,000 Analisis dapat Logika dilanjutkan Berdasarkan data pada Tabel 3.15 diketahui bahwa CV instrumen kemampuan logika sudah memenuhi kriteria, yaitu 0,700 sehingga analisis dapat dilanjutkan. Sebelum digunakan, instrumen ini perlu diuji reliabilitasnya. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen ini, dilakukan uji terlebih dahulu pada kelompok lain yang memiliki kemampuan yang setara dengan kelompok eksperimen. Perhitungan uji reliabiltas intrumen kemampuan logika dilakukan dengan formula Spearman-Brown. Formula Spearman-Brown digunakan untuk melakukan estimasi terhadap reliabilitas tes yang telah dibelah menjadi dua bagian yang relatif paralel satu dengan lainnya. Formula ini dapat digunakan pada tes yang respon terhadap item-itemnya diberi skor dikotomi (skor 0 atau 1) maupun skor bukan dikotomi (misalkan skor 1 s/d skor 4), dan merupakan rumusan koreksi terhadap koefisien korelasi antara dua bagian tes yang paralel (Azwar, 2014: 64). Perhitungan hasil uji reliabilitas instrumen kemampuan logika menggunakan software SPSS version 20 dapat dilihat pada Lampiran 30, sedangkan rangkumannya disajikan pada Tabel 3.16. 63 Tabel 3.16. Rangkuman Reliabilitas Try Out Kemampuan Logika Variabel Jumlah soal Reliabilitas Kriteria Try Out Tes Kemampuan Logika 10 0,875 Tinggi

64 G. Teknik Analisis Data Sebagai uji prasyarat analisis dilakukan uji t dua pihak, uji normalitas, dan homogenitas. Kemudian data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisis Variansi (ANAVA) Dua Jalan dengan sel tak sama. 1. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan software IBM SPSS version 20. 1) Prosedur penentuan hipotesis: H 0 : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H 1 : data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2) Statistik uji: Statistik uji yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk. Pengujian menggunakan Shapiro-Wilk ini dikarenakan jumlah subjek kurang dari 50. Taraf signifikansi (α) = 5%. Apabila nilai Sig. > α maka kelompok tersebut berdistribusi normal. Distribusi tidak normal apabila nilai Sig. α (Trihendradi, 2013: 86). b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansivariansi dari sejumlah populasi sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan software IBM SPSS version 20. Statistik yang digunakan adalah Levene statistic. 1) Prosedur penentuan hipotesis: H 0 : kelompok-kelompok memiliki varians yang sama (homogen) H 1 : kelompok-kelompok memiliki varians yang berbeda 2) Statistik uji: Statistik uji yang digunakan adalah Levene s Test. Taraf signifikansi (α) = 5%. Apabila nilai Sig. > α maka H 0 diterima, artinya data populasi memiliki varian yang sama. Sebaliknya, apabila nilai Sig. < α

65 maka H 0 ditolak, artinya data populasi tidak memiki varian yang sama (Trihendradi, 2013: 126). c. Uji t Dua Pihak Uji ini digunakan untuk mengetahui kesetaraan antara dua sampel dalam penelitian. Dalam penelitian ini digunakan uji t dua pihak terhadap nilai UTS antara siswa kelas XI IPA 1 (eksperimen I) dan kelas XI IPA 2 (eksperimen II). Pengujian kesamaan rata-rata dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS version 20. 1) Prosedur Penentuan Hipotesis: H 0 : tidak ada perbedaan rata-rata nilai antara kedua kelas eksperimen H 1 : ada perbedaan rata-rata nilai antara kedua kelas eksperimen 2) Statistik Uji Statistik uji menggunakan independent samples t test karena termasuk uji dua sampel di mana kedua sampel yang akan diuji tersebut tidak ada hubungan. Ketentuan pengambilan kesimpulan, jika nilai Sig. (2- tailed) > 0,05 maka H 0 diterima (Trihendradi, 2013: 116). 2. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis menggunakan software IBM SPSS version 20. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis variansi dua jalan. Analisis variansi ini digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan efek dua faktor A dan B serta interaksi AB terhadap variabel terikat. Persyaratan analisis yang harus dipenuhi oleh anava dua jalan adalah: a. Setiap sampel diambil secara random dari populasinya. b. Masing-masing populasi saling independen dan masing-masing data amatan saling independen di dalam kelompoknya. c. Setiap populasi berdistribusi normal. d. Populasi-populasi mempunyai variansi yang sama (sifat homogenitas variansi populasi) (Budiyono, 2005: 206). Adapun langkah-langkah dalam uji anava dua jalan sebagai berikut: a. Penyusunan Hipotesis:

66 Hipotesis yang akan diuji dirumuskan dalam hipotesis nol (H 0 ) dan hipotesis alternatif (H 1 ). Adapun hipotesis tersebut adalah sebagai berikut: 1) H 0A : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Joyful Learning dengan media Infografis dan Poster terhadap prestasi belajar siswa. 2) H 1A : Terdapat pengaruh model pembelajaran Joyful Learning dengan media Infografis dan Poster terhadap prestasi belajar siswa. 3) H 0B : Tidak terdapa pengaruh kemampuan logika tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa 4) H 1B : Terdapat pengaruh kemampuan logika tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. 5) H 0AB : Tidak terdapat interaksi model pembelajaran Joyful Learning berbantuan media Infografis dan Poster dengan kemampuan logika terhadap prestasi belajar siswa. 6) H 1AB : Terdapat interaksi model pembelajaran Joyful Learning berbantuan media Infografis dan Poster dengan kemampuan logika terhadap prestasi belajar siswa. b. Statistik Uji Statistik uji menggunakan One-Way ANOVA dan Non-parametric Statistic (Kruskal Wallis). Ketentuan pengambilan kesimpulan, H 0 ditolak apabila nilai Sig. < α. Sebaliknya, H 0 diterima apabila nilai Sig. > α. Taraf signifikansi (α) yang digunakan 5%. H. Prosedur Penelitian 1. Memberikan tes kemampuan logika dengan instrumen TOLT (Test of Logical Thinking) pada ketiga kelas. 2. Memberikan try out aspek kognitif pada kelas yang telah menerima materi Kesetimbangan Kimia, yaitu kelas XI IPA 3. 3. Memberikan try out angket afektif pada kelas XI IPA 3 4. Memberikan perlakuan A 1 berupa pembelajaran Joyful Learning menggunakan media Infografis pada kelas XI IPA 1 (eksperimen I) dan

67 perlakuan perlakuan A 2 berupa pembelajaran Joyful Learning menggunakan media Poster pada kelas XI IPA 2 (eksperimen II). 5. Memberikan uji kompetensi pada kelas eksperimen II dan kelas eksperimen II untuk mengukur rata-rata aspek kognitif setelah diberi perlakuan A 1 dan A 2. 6. Memberikan angket afektif untuk penilaian diri siswa serta angket balikan untuk mengetahui respons siswa terhadap model dan media pembelajaran yang digunakan.