HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk. meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan.

KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PEKERJA WANITA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu dengan memberikan

PENDAHULUAN Latar Belakang

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi proses pertumbuhan fisik dan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PURWOSARI KECAMATAN LAWEYAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi adalah anak yang baru lahir sampai berumur 12 bulan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

II. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. biskuit, bubur nasi dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru dimulai diberikan. berusia 2 tahun atau lebih. ( Weni, 2009 : 23 )

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditangani dengan serius. Ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi, terhadap kekurangan gizi (Hanum, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi,

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

Putri Kusumawati Priyono

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN. Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PAOMAN KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2012

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sibela Kota Surakarta yang terletak

BAB I PENDAHULUAN. obstetri di Indonesia adalah sebesar 23 per Kelahiran Hidup (KH)

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

OPTIMALISASI DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAGELANG UTARA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung

I. PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif sampai usia 6 bulan pertama

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan


BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Tri Wahyuni

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2012 yang sebesar 48,6%. Persentase pemberian ASI Eksklusif

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia

protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur.

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. suplemen,vitamin, mineral, dan atau obat obatan untuk keperluan medis

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

Suci Trisnawaty Djunu, Dian Saraswati, Vik Salamanja 1 Jurusan S1 Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo

TUTORIAL DAN PENDAMPINGAN ASI EKSKLUSIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN IMUN DAN KECERDASAN ANAK SEJAK DINI BAGI IBU-IBU PKK KECAMATAN BANDUNG TULUNGAGUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai persyaratan memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: AYU NURKHAYATI F 100 100 045 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh: AYU NURKHAYATI F 100 100 045 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 ii

iii

iv

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF AYU NURKHAYATI Dra. Zahrotul Uyun, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Memberikan ASI (Air Susu Ibu ) merupakan salah satu kewajiban seorang ibu yang baru saja melahirkan bayi. Bayi berhak mendapatkan ASI selama 6 bulan tanpa makanan maupun minuman tambahan, dimulai sejak bayi dilahirkan dan paling lama satu jam setelah bayi lahir. Untuk mendukung niat yang telah ada, maka seharusnya seorang ibu harus memperbanyak pengetahuan mengenai ASI dan menyusui terutama menyangkut keunggulan, komposisi, manfaat, dan keutamaannya. Pengetahuan tersebut diperlukan agar semakin memantapkan niat ibu untuk memberikan ASI (Nurani, 2013). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif terhadap motivasi pemberian ASI Eksklusif. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi pemberian ASI Eksklusif. Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan positif antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi pemberian ASI Eksklusif. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita (bayi dibawah lima tahun) di Kelurahan Talang, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, berjumlah 58 subjek. Metode pengumpulan data menggunakan skala pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan skala motivasi pemberian ASI Eksklusif. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi Kendall s Tau. Berdasarkan hasil analisis Kendall s Tau diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,868; p = 0,000 (p < 0,01) artinya ada hubungan positif yang sangat signifakan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi pemberian ASI Eksklusif. Sumbangan efektif antara variabel pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif terhadap motivasi pemberian ASI Eksklusif sebesar 83,8%. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 13,10 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 8 yang berarti pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif pada subyek tergolong sedang. Variabel motivasi memberikan ASI Eksklusif diketahui rerata empirik (RE) sebesar 55,70 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 45 yang berarti motivasi memberikan ASI Eksklusif pada subjek tergolong sedang. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan positif yang sangat signifikan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi pemberian ASI Eksklusif. Kata kunci : Pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif, Motivasi pemberian ASI Eksklusif. v

PENDAHULUAN Masalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi patut menjadi perhatian serius pemerintah dan masyarakat, mengingat bahwa ASI sangat penting bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang merupakan satu jenis makanan yang mencukupi unsur kebutuhan bayi. Pemberian ASI dapat membentuk perkembangan emosional karena dalam dekapan ibu selama disusui, bayi bersentuhan langsung dengan ibu sehingga mendapatkan kehangatan, kasih sayang dan rasa aman dibutuhkan untuk pertumbuhan dan (Maryunani, 2012). perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya (Departemen kesehatan Republik Indonesia [Depkes RI], 2004). ASI Eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi umur 0-6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan selain obat untuk terapi (pengobatan penyakit). ASI Mengingat begitu pentingnya ASI dan ASI Eksklusif bagi kesehatan bayi, maka para ahli sedunia membuat kesepakatan yang tertuang dalam Deklarasi Innocenti (innocenti declaration) 1990 yang membicarakan tentang kesehatan anak dan hubungannya dengan ASI. Di dalam deklarasi tersebut disepakati perlunya kampanye ASI melalui pekan ASI sedunia yang dilakukan pada setiap minggu pertama bulan Agustus 1

(World Breast-Feeding Week). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan pemberian ASI di Indonesia saat ini memprihatinkan, persentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3 persen dari 22,7 juta jiwa. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih untuk melihat pertumbuhan otak bayi. Peneliti menemukan bahwa pada umur 2 tahun, yang mendapat ASI Eksklusif setidaknya selama tiga bulan, mengalami perkembangan yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang hanya diberi susu formula atau kombinasi pemberian ASI dan susu formula. Menurut hasil penelitian, tambahan yang paling menonjol adalah relatif rendah. Tujuan dari (World pada bagian otak yang berhubungan Breast-Feeding Week) ini adalah dengan kemampuan bahasa, emosi, untuk menyadarkan kembali masyarakat betapa pentingnya ASI dan supaya para ibu mau menyusui bayinya (Maryunani, 2012). Sebuah penelitian dari Brown University menemukan beberapa bukti bahwa pemberian ASI baik untuk otak bayi. Penelitian tersebut menggunakan magnetic resonance imaging (MRI) dan kognitif (Putri, 2013). Selain bermanfaat bagi bayi, ASI juga bermanfaat bagi ibu dan negara. Beberapa manfaat pemberian ASI bagi ibu adalah: memberikan ASI Eksklusif adalah cara diet alami bagi ibu, mengurangi resiko terkena anemia, mencegah kanker, dan lebih ekonomis (Maryunani,2012). 2

Besarnya manfaat ASI, baik bagi bayi, ibu, maupun negara, beserta berbagai usaha untuk Tengah ternyata dirasakan masih sangat rendah dari status pencapaian target MDGs (Millenium Development meningkatkan penggunaannya, Goals) pada tahun 2014 sebesar 100% ternyata tidak cukup membuat banyak ibu termotivasi dan memutuskan untuk memberikan ASI kepada bayinya. Faktanya justru terjadi penurunan jumlah bayi yang menerima ASI dari tahun ke tahun (Natia, 2013). Data dari profil kesehatan Kabupaten atau kota di Provinsi Jawa Tengah pemberian ASI Eksklusif tahun 2008 adalah 28,96%, tahun 2009 pemberian ASI eksklusif sekitar 40,21%, pada tahun 2012 pemberian ASI Eksklusif sekitar 34,38%, dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2013 yaitu 30,2%. Berdasarkan data secara nasional maupun Jawa (Menteri Kesehatan Republik Indonesia [MENKES RI], 2012) dan hal ini dirasakan masih sangat rendah bila dibandingkan dengan target pencapaian ASI Eksklusif tahun 2014 sebesar 100%. Selanjutnya, survei yang pernah dilaksanakan pada tahun 2002 oleh nutrition & healt surveillance system (NSS) kerjasama dengan badan penelitian dan pengembangan kesehatan (Balitbangkes) dan Helen Keller International di 4 perkotaan (Jakarta, Surabaya, Semarang, Makassar) dan 8 pedesaan (Sumbar, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel), menunjukkan bahwa cakupan ASI Eksklusif 4-5 bulan di perkotaan 3

antara 14%-21% sedangkan di pedesaan 6%-19% (Kodrat, 2010). dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Roesli, 2005). Menurut Briawan (dalam Nuryanti 2008) banyak faktor yang menghambat seorang ibu termotivasi untuk menyusui bayinya yaitu: (1) faktor pengetahuan ibu tentang menyusui (2) faktor dukungan keluarga (3) faktor perubahan gaya hidup (4) faktor sosial dan budaya masyarakat (5) faktor ekonomi keluarga. Pengetahuan menjadi salah satu faktor yang dapat menimbulkan motivasi seorang ibu untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayi nya. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan menetap lebih lama Motivasi pemberian ASI diartikan sebagai suatu sikap penciptaan situasi yang merangsang kegairahan ibu-ibu untuk memberikan ASI pada bayinya, sehingga dapat terciptanya manusia yang berkualitas dan berdaya saing yang tinggi. Kedua faktor tersebut dimungkinkan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam motivasi pemberian ASI Eksklusif. Jika tingkat pendidikan ibu rendah maka pengetahuan ibu tentang ASI juga akan rendah sehingga pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan tidak akan tercapai. Apalagi ditambah dengan ketidaktahuan masyarakat tentang lama pemberian ASI Eksklusif yang benar sesuai dengan yang dianjurkan pemerintah (Roesli, 2005 ). 4

Untuk mendukung niat yang telah ada, maka seharusnya seorang ibu harus memperbanyak pengetahuan mengenai ASI dan menyusui terutama menyangkut keunggulan, komposisi, manfaat, dan keutamaannya. Pengetahuan tersebut diperlukan agar semakin memantapkan niat ibu untuk memberikan ASI (Nurani, 2013). Pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dapat mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Semakin baik pengetahuan Ibu tentang manfaat ASI Eksklusif, maka seorang ibu akan semakin ASI Eksklusif menurut Rulina (dalam Suryaningtyas, 2010). Hipotesis penelitian ini menyatakan terdapat hubungan positif antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan motivasi pemberian ASI Eksklusif. Semakin tinggi pengetahuan maka semakin tinggi motivasi ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah pengetahuan maka semakin rendah pula motivasi pemberian ASI Eksklusif. METODE Subjek yang diambil dalam termotivasi untuk memberikan ASI penelitian adalah ibu-ibu di kelurahan Eksklusif pada anaknya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah pengetahuan ibu tentang manfaat ASI Eksklusif, maka semakin sedikit pula motivasi ibu dalam memberikan Talang Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten yang memiliki bayi usia 0-5 tahun. Dengan menggunakan tehnik pengampilan sampel purposive random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala pengetahuan ibu tentang ASI 5

Eksklusif dan skala motivasi pemberian sangat perperan dalam meningkatkan ASI Eksklusif. Teknik analisis menggunakan korelasi Kendall s Tau. data motivasi kepada ibu-ibu menyusui dalam memberikan ASI selama 6 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan analisis Kendall s Tau diperoleh nilai koefisien korelasi r = 0,868; p = 0,000 (p < 0,01). Hasil ini menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi pemberian ASI Eksklusif. Artinya semakin tinggi pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif maka semakin tinggi pula motivasi pemberian ASI Eksklusif. Adanya pengetahuan tentang ASI Eksklusif dapat memberikan motivasi tersendiri kepada seorang ibu yang sedang atau akan memberikan ASI selama 6 bulan penuh. Pengetahuan adalah suatu hal yang bulan penuh. Dalam survey awal yang dilakukan peneliti terhadap beberapa ibu di kelurahan talang diketahui bahwa, ibu yang memberikan ASI Eksklusif mempunyai pengetahuan yang baik mengenai apa itu ASI Eksklusif dari penyuluhan bidan desa. Pengetahuan ibu yang diperoleh akan menambah rasa percaya diri dan memotivasi ibu untuk memberikan ASI secara Eksklusif. Hal ini sesuai dengan teori Yoga dalam Setyawati (2012) yang mengatakan bahwa pada seseorang yang berpengetahuan luas akan lebih bisa menerima alasan untuk memberikan ASI Eksklusif karena pola pikirnya yang lebih realistis informasi. 6

Hasil penelitian ini sejalan dengan Notoatmodjo (1996) yang mengatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior), perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada yang tidak. Dengan semakin tingginya tingkat pengetahuan ibu maka tentunya ibu akan mempunyai perilaku yang baik pula dalam pemberian ASI kepada anaknya. Hal ini didukung Rulina, Suradi suharyono (1992) yang mengatakan bahwa pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dapat mempengaruhi pengetahuan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Semakin baik pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif, maka seorang ibu akan memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif, maka semakin sedikit pula peluang ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Sumbangan efektif atau peranan pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif terhadap motivasi pemberian ASI Eksklusif adalah 83,3% yang ditunjukan oleh koefisien determinan (r 2 ) sebesar 0,838 ini berarti masih terdapat 16,2% faktor lain yang mempengaruhi motivasi pemberian ASI Eksklusif, seperti yang dikemukakan Briawan (2004) yaitu dukungan dari keluarga, perubahan gaya hidup, sosial dan budaya masyarakat, kondisi ekonomi keluarga. Hasil perhitungan variabel pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif 7

diperoleh rerata empirik (RE) = 13,10 dan rerata hipotetik (RH) = 8 dengan standar deviasi hipotetik = 2,6 menunjukkan pengetahuan tentang ASI Eksklusif pada subjek penelitian tergolong sedang. Kategori sedang di sini dapat diartikan bahwa subjek sudah mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai apa yang dimaksud dengan ASI Eksklusif, mengetahui kandungan gizi dalam ASI, manfaat pemberian ASI Eksklusif, mengetahui saat yang tepat memberikan MP-ASI, mengetahui teknik menyusui yang baik dan benar, mengetahui masalahmasalah yang dihadapi dalam menyusui sekaligus cara mengatasinya, mengetahui mitos-mitos dalam hal meyusui. Manakala individu mempunyai pengetahuan yang cukup maka individu akan lebih mempunyai kemantapan diri yang baik dalam menentukan pilihan, dapat mengembangkan kesadaran diri akan pentingnya memberikan ASI selama 6 bulan penuh, dan memiliki kemauan untuk memberikan ASI selama 6 bulan penuh. Rerata empirik (RE) variabel motivasi memberikan ASI Eksklusif = 55,70 dan rerata hipotetik (RH) = 45 dengan standar deviasi hipotetik = 9 hal ini menunjukkan motivasi ibu dalam memberikan ASI Eksklusif tergolong sedang. Kondisi sedang di sini dapat diinterpretasikan bahwa subjek penelitian secara umum memiliki kemampuan dalam aspek faktor individu yaitu minat, sikap seorang ibu untuk memberikan ASI selama 6 bulan penuh, aspek karakteristik perilaku yaitu perilaku yang memuaskan individu terkait 8

pencapaian hasil, pengakuan, kemajuan untuk memberikan ASI selama 6 bulan penuh dan aspek karakteristik situasi yang menyangkut lingkungan sosial terdekat dan tindakan organisasi yang mendorong keberhasilan memberikan ASI selama 6 bulan penuh. Aspek-aspek tersebut terintegrasi sebagai bagian dari karakter motivasi memberikan ASI Eksklusif yang dapat memotivasi seorang ibu untuk memberikan ASI selama 6 bulan penuh. 1. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi pemberian ASI Eksklusif. Namun, ada beberapa keterbatasan pada penelitian ini, antara lain a) generalisasi dari hasil-hasil penelitian ini terbatas pada subjek tempat penelitian dilakukan sehingga penerapan pada ruang lingkup yang lebih luas dengan karakteristik yang berbeda kiranya perlu dilakukan penelitian lagi dengan menggunakan atau menambah variabel-variabel lain yang belum disertakan dalam penelitian ini ataupun dengan menambah dan memperluas ruang lingkup penelitian. b) hanya melihat kondisi pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi memberikan ASI Eksklusif tanpa melihat faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi motivasi memberikan ASI Eksklusif seperti yang dikemukakan Briawan (2004) yaitu dukungan dari keluarga, perubahan gaya hidup, sosial dan budaya masyarakat, kondisi 9

ekonomi keluarga. c) alat ukur yang digunakan (skala pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif) ada dua aspek yang masing-masing hanya diwakili oleh 1 aitem. pemberian ASI Eksklusif adalah 83,3% yang ditunjukan oleh koefisien determinan (r 2 ) sebesar 0,838 ini berarti masih terdapat 16,2% faktor lain yang mempengaruhi motivasi pemberian SIMPULAN DAN SARAN a) Simpulan 1. Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi pemberian ASI Eksklusif. Artinya semakin tinggi pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif maka akan tinggi pula motivasi dalam memberikan ASI Eksklusif. Hasil ini ditunjukan oleh nilai r sebesar 0.868 dengan signifikansi 0.000 (p < 0,01). 2. Sumbangan efektif atau peranan pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif terhadap motivasi ASI Eksklusif seperti yang dikemukakan Briawan (2004) yaitu dukungan dari keluarga, perubahan gaya hidup, sosial dan budaya masyarakat, kondisi ekonomi keluarga. 2. Subjek penelitian memiliki pengetahuan yang tergolong sedang, ditunjukan dari hasil perhitungan rerata empirik pengetahuan sebesar 13,10 dan rerata hipotetik sebesar 8. 3. Motivasi memberikan ASI Eksklusif tergolong sedang, ditunjukan dari hasil perhitungan rerata empirik motivasi pemberian 10

ASI Eksklusif sebesar 55,70 dan rerata hipotetik sebesar 45. b) Saran Disarankan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai kajian dalam pengembangan ilmu variabel-variabel yang belum diungkap antara lain : dukungan sosial suami, lingkungan sekitar, perubahan gaya hidup, kondisi sosial budaya masyarakat, dan ekonomi keluarga. pengetahuan di bidang psikologi dan memberi kontribusi teoritis khususnya mengenai hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi pemberian ASI Eksklusif. Bagi peneliti selanjutnya untuk meningkatkan kualitas penelitian lebih lanjut khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dan motivasi pemberian ASI Eksklusif, disarankan menyempurnakan hasil penelitian ini dengan cara melibatkan 11

Daftar Pustaka Departemen kesehatan RI. (2004). Kebijakan Depkes tentang Peningkatan Pemberian ASI Pekerja Wanita, http:www.dinkes-kota semarang.go.id. diakses pada 3 desember 2013. Kodrat, L. (2010). Dahsyatnya ASI dan laktasi untuk buah hati anda. Yogyakarta: Media baca. Maryunani, A. (2012). Inisiasi menyusui dini, asi eksklusif dan manajemen laktasi. Jakarta: CV. Trans Info Media. Menkes RI. (2012). Banyak sekali manfaat ASI bagi bayi dan ibu. w.w.w.wepkes.go.id.com 2012. Diakses 25 april 2014. Natia, W, R. (2013). Asi dan panduan ibu menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika. Notoatmodjo, S. (1996). Ilmu kesehatan masyarakat prinsip-prinsip dasar. Jakarta: Rineka cipta. Nurani, A. (2013). 7 jurus sukses menyusui. Jakarta: PT Alex Media Komputindo. Putri, L. (2013). Studi MRI Menunjukkan Pemberian ASI Mendorong Pertumbuhan Otak Bayi. http://bocahmipa.wordpress.com. Diakses pada 25 april 2013. Roesli, U. (2005). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya Rulina,. & Suharyono, S. (1992). ASI Tinjauan dari Beberapa Aspek. Jakarta: Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Setyawati, K. (2012). Hubungan pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI Eksklusif di desa Tajuk kecamatan Getasan kabupaten Semarang. Skripsi. Universitas kristen satya wacana. Salatiga. Suryaningtyas, A. & Nur, A. W. (2010). Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku pemberian ASI dipuskesmas Nguter. Jurnal keperawatan FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta, 3, 112-119. 12