-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang mempengaruhinya menjalankan kegiatan. Kondisi manusia dipengaruhi

PERANCANGAN MODEL PENILAIAN POTENSI PERSONAL PROTECTIVE CLOTHING (PPC) DALAM MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN DI LINGKUNGAN PANAS

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan dan kondisi fisik yang lain dapat mengakibatkan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

MODUL III LINGKUNGAN KERJA FISIK

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

PENGARUH PENCAHAYAAN, KEBISINGAN DAN TEMPERATUR TERHADAP PERFORMANSI KERJA

Bab V Hasil dan Pembahasan. Bab ini akan menampilkan data yang diperoleh selama penelitian beserta pengolahan dan pembahasannya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi termal tempat kerja merupakan suatu kondisi lingkungan kerja

ANALISIS KUISIONER LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI INDUSTRI GERABAH - JOGJAKARTA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN NASKAH SOAL HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikis terhadap tenaga kerja (Tarwaka, 2014). Dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Beban kerja fisik (physical workload) merupakan beban yang diterima

SEJARAH & PERKEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA UNTUK MENGURANGI STRESS PADA DEPARTEMEN QUALITY CONTROL PT PACIFIC PALMINDO INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. ribuan orang cedera setiap tahun (Ramli, 2009). (K3) perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan kadar yang melebihi nilai ambang batas (NAB), yang diperkenankan

BAB I PENDAHULUAN. bila berada dalam temperatur ekstrim selama durasi waktu tertentu. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.

5. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kota besar yang mengandalkan kepraktisan sehingga

BAB II LANDASAN TEORI

Kegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di

. II. TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN. Arang Sekam (C)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan udara dan radiasi perpindahan panas) dan pakaian yang digunakan.

IV-138 DAFTAR ISTILAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi :

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2016

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber-sumber bahaya (UU no. 1/

PENGUKURAN KERJA FISIOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja. manusia. Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan

STATISTIK DESKRIPTIF. Statistics. Strategi Membaca

Gambaran Karakteristik Partisipan Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unit dinding pembuluh darah. Jantung secara umum memberikan tekanan

BAB V PEMBAHASAN. A. Perbedaan tekanan darah pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan. di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

Pengertian Iklim Kerja Macam-Macam Iklim Kerja

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur

BAB I PENDAHULUAN. panas umumnya lebih banyak menimbulkan masalah dibanding iklim kerja dingin,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

KEDARURATAN LINGKUNGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dr.Kayadoe. RSUD Dr. M. Haulussy Ambon adalah rumah sakit negeri

Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

tidaknya hubungan negatif antara dukungan sosial rekan kerja dengan burnout pada

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

REKAP SAMPLING HEAT STRESS Tgl 23 juni 2008 PT. MULTISTRADA ARAH SARANA. 1 Line A Dekat Mesin BOM A

BAB VI PEMBAHASAN. Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dimana variabel

EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

-THESIS (TI - 092327)- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas Oleh : Irma Nur Afiah Dosen Pembimbing : Ir. Sritomo Wignjosoebroto, M.Sc Arief Rahman. ST., M.Sc Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Industri Bidang Keahlian Ergonomi & Keselamatan Industri Copyright Wondershare Softwar

Pendahuluan Environment Ergonomics (Parson, 2000) Reaksi manusia Lingkungan kerja Respon psikologis dan fisiologis Lingkungan Kerja temperatur kelembaban udara sirkulasi udara getaran (Wignjosoebroto, 2008)

Pendahuluan (cont ) Pakaian Kerja Lingkungan pekerjaan (Adams et al., 1994)

Pendahuluan (cont ) Permasalahan Sejauh mana hubungan antara tekanan panas dan denyut nadi di furnace area di workshop 1 Sejauh mana hubungan antara tekanan panas dan tingkat kenyamanan di furnace area di workshop 1 Sejauh mana hubungan antara denyut nadi dan tingkat kenyamanan di furnace area di workshop 1

Tinjauan Pustaka (Abbe et al, 2011)

Tinjauan Pustaka (cont..) (Nerdy, 2006) Risk Identification Ergonomics Assesment Risk Assesment Monitor and Evaluate Change Risk Control

Lingkungan Kerja Fisik Temperatur, kelembaban, siklus udara, pencahayaan, kebisingan, bau-bauan. (Manuaba, 1992) Gangguan Perilaku dan Performansi Kerja Dehidrasi : kekurangan cairan Heat rash : berkeringat Heat crash : kejang otot Heat syncope : aliran darah ke otak tidak cukup Heat exhaustion : tubuh kehilangan terlalu banyak cairan (Kroemer. 1994)

(Holmer, 2006)

Pengukuran Kerja Terkait Berat atau Ringannya Pekerjaan Laju detak jantung Tekanan darah Temperatur badan Laju pengeluaran keringat Konsumsi oksigen yang dihirup Kandungan kimiawi dalam darah (Wignjosoebroto, 2008) Kriteria Evaluasi Beban Fisiologis Denyut jantung Konsumsi oksigen Subjective rating of perceived index (Soetisna, 2009)

Kriteria Pengukuran (Soetisna, 2009) Denyut Jantung (HR) Konsumsi Oksigen Metabolisme Kapasitas Fisik Volume Oksigen Jumlah energi 1 liter O 2 ~ 5 kkal Hubungan HR dan EE (Kroemer dalam Soetisna, 2009)

Ergonomics Performance Ergonomi dan K3 adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sangat disayangkan, ergonomi hanya sering dikaitkan dengan dimensi tubuh manusia, akibatnya aplikasi ergonomi belum dianggap penting sehingga banyak sistem kerja yang tidak ergonomis, entah itu lingkungan kerja, beban kerja, bahkan pakaian (Yassierli, 2011) Tujuannya untuk peningkatan kualitas hidup pekerja. Sudah seharusnya perusahaan melakukan evaluasi sejauh mana kecocokan rancangan sistem kerja yang ada dengan para pekerjanya. Faktor yang mempengaruhi hasil kerja : Faktor utama : sikap,sistem, nilai, karakteristik, dll Faktor sistuasional : lingkungan fisik, mesin, metode kerja, dll (Manuaba dalam Tarwaka, 2004)

Penelitian yang Menjelaskan Keterkaitan faktor manusia, lingkungan panas, dan pakaian kerja

Metodologi Penelitian Bagian 1 (Metodologi telah dilakukan sebelum Bab tiga)

Metodologi Penelitian Bagian 2 (Metodologi akan dilakukan setelah Bab tiga)

Kerangka Acuan Penelitian

Gambaran Umum Perusahaan PT. Barata Indonesia (Persero) Workshop 1

Pattern Area Furnace Area

Identifikasi Variabel Tekanan Panas Variabel Pendahulu Denyut Nadi Variabel Independent Tingkat Kenyamanan Ketika Bekerja Variabel Dependent Umur dan Masa Kerja : Variabel Pengganggu

Hipotesa Ada hubungan antara tekanan panas dengan denyut nadi pekerja di workshop Pengecoran PT. Barata Indonesia (persero) Hipotesa Ada hubungan antara tekanan panas dengan kenyamanan selama bekerja menggunakan PPC di workshop Pengecoran PT. Barata Indonesia (persero) Ada hubungan antara denyut nadi dengan denyut nadi pekerja di workshop Pengecoran PT. Barata Indonesia (persero)

Proses Eksperimen Mempersiapkan peralatan pengukuran Melakukan simulasi pekerjaan Memastikan PPC telah digunakan Mencatat denyut jantung sesudah bekerja Mengukur denyut jantung sebelum bekerja Mengisi kuesioner

Identifikasi Bahaya Cause and Effect Diagram

Univariat Umur Rentang Umur Jumlah Persentase 26-30 2 16,67 31-35 1 8,33 36-40 0 0 41-45 3 25 46-50 3 25 51-55 3 25 Masa Kerja Jumlah Persentase 1-5 Tahun 1 8,33 6-10 Tahun 2 16,67 11-15 Tahun 0 0 16-20 Tahun 0 0 21-25 Tahun 4 33,33 26-30 Tahun 2 16,67 > 30 Tahun 3 25 Masa Kerja

Univariat Denyut Nadi Tekanan Panas No Lokasi Pengukuran Indeks Suhu Basah dan Bola ( o C) 1 Titik 1 32,42 2 Titik 2 32,65 3 Titik 3 34,73 4 Titik 4 33,55 Keterangan N Minimum Maximum Mean Standar Deviasi Melting & Ladle resting pulse 12 84 99 90,08 5,53 Working pulse 12 97 112 104,25 5,83 Pattern Resting pulse 12 71 81 77,25 2,93 Working pulse 12 77 89 83,17 4,99

Uji Beda Keterangan Melting & Ladle resting pulse Working pulse Pattern Resting pulse Working pulse t P- value Batas Kesalahan Kriteria -12,14 0,00 0,05 Signifikan -3,60 0,00 0,05 Signifikan Rentang Skor Kategori Frekuensi Persentase 0-5,0 Sangat Rendah 0 0% 6,0-11,0 Rendah 4 33,33% 12,0-17,0 Tinggi 8 66,33% 18,0-23,0 Sangat Tinggi 0 0% Distribusi Keluhan

Bivariat Keterangan Kolmogorov- Batas P-value Smirnov Kesalahan Kriteria Melting & Ladle resting pulse 1,021 0,053 Working pulse 0,925 0,18 0,05 Normal Pattern Resting pulse 0,748 0,128 Working pulse 0,744 0,132 0,05 Normal Tekanan Panas 0.301 1,346 0,05 Normal Keluhan 0,890 0,280 0,05 Normal Uji Normalitas menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov

Bivariat Keterangan r P-value Tekanan Panas Denyut Nadi Tekanan Panas Tingkat Kenyamanan Denyut Nadi Tingkat Kenyamanan 0,747 0,004 Uji Korelasi Pearson Batas Kesalahan Kriteria Normal -0,757 0,000 0,05 Normal -0,778 0,000 Normal

One-Way ANOVA HR Istirahat pada Paparan Panas yang Berbeda Sumber Sum of Squares df Mean Squares F Sig. Between 988,167 1 988,167 Groups Within Groups 431,167 22 19,598 50,421 0,000 1.419,333 23

One-Way ANOVA HR Bekerja pada Paparan Panas yang Berbeda Sumber Sum of Squares df Mean Squares Between 2.667,042 1 2.667,042 Groups Within 647,917 22 29,451 Groups 3.314,958 23 F 90,55 9 Sig. 0,000

One-Way ANOVA Paparan Panas Mempengaruhi Keluhan Selama Bekerja Sumber Sum of df Mean F Sig. Squares Squares Between 24 1 24 Groups Within Groups 50 22 2,273 10,56 0 0,004 74 23

Univariat Umur Rata-rata umur responden berada pada usia produktif dengan umur termuda 26 tahun dan umur tertua adalah 54 tahun. Umur dapat mempengaruhi denyut nadi karena pada usia yang lebih tua tekanan sistolik menjadi lebih tinggi, ini disebabkan perubahan arteriosklerotik di pembuluh darahnya,sehingga arteri menjadi kaku Masa Kerja Rata-rata masa kerja responden adalah 9 tahun dengan masa kerja terlama adalah 33 tahun dan masa kerja termuda adalah 6 tahun. Masa kerja dapat mempengaruhi tubuh dalam menerima panas lingkungan kerja karena semakin lama pekerja terpapar tekakanan panas di lingkungan tempat kerja maka tubuh sudah beradaptasi terhadap panas

Univariat Tekanan Panas menunjukkan bahwa dari tujuh titik pengukuran tekanan panas di lingkungan kerja furnace area di Workshop 1 pada PT. Barata Indonesia (Persero) seluruhnya berada jauh di atas NAB dengan kategori kerja berat yaitu 25,9 C. Kondisi ini tentunya akan berdampak negatif terhadap kondisi fisik maupun kesehatan pekerja yang secara langsung dapat diidentifikasi dari perubahan denyut nadinya. Denyut nadi sebelum kerja berada pada denyut normal orang dewasa yaitu antara 69-100 denyut per menit. Untuk pengukuran denyut nadi setelah kerja mengalami peningkatan Peningkatan frekuensi denyut nadi tersebut diperkuat dengan jawaban kuesioner responden yang sebagian besar responden mengatakan denyut nadi terasa cepat dan merasa cepat lelah dalam bekerja. Denyut Nadi

Univariat Keluhan Selama Bekerja Selama bekerja sebagian besar responden memiliki keluhan yang masuk dalam kategori Tinggi (66,33%). Kondisi ini menunjukkan bahwa lingkungan tempat kerja responden dirasakan cukup memberikan beban tambahan. Kondisi ini oleh sebagian besar responden berdampak pada meningkatnya denyut nadi, perasaan cepat lelah, perut terasa mual dan ingin muntah serta menimbulkan kekejangan pada otot tubuh serta mata.

Bivariat Hubungan tekanan panas dengan denyut nadi Besarnya hubungan tekanan panas dengan denyut nadi sebesar 0,747 yang berada pada indek korelasi antara 0,60-0,79 dan termasuk kategori kuat. Koefisien korelasi yang bertanda positif tersebut menunjukkan bahwa arah hubungan antara tekanan panas dengan denyut nadi adalah positif, dimana semakin tinggi tekanan panas di lingkungan kerja, maka akan semakin cepat pula denyut nadi pekerja dan sebaliknya semakin rendah tekanan panas di tempat kerja maka akan semakin lambat denyut nadi pekerja.

Bivariat Hubungan antara tekanan panas dan tingkat kenyamanan Harga koefisien korelasi antara tekanan panas dengan kenyamanan selama bekerja adalah 0,757. Harga koefisien korelasi yang diperoleh tersebut berada pada indek korelasi antara 0,60-0,79 dan termasuk kategori kuat. Harga koefisien korelasi yang bertanda negatif tersebut menunjukkan bahwa arah hubungan tekanan panas dengan tingkat kenyamanan merupakan hubungan yang negatif. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi denyut nadi maka akan semakin rendah tingkat kenyamanan selama bekerja menggunakan PPC.

Bivariat Hubungan antara denyut nadi dan tingkat kenyamanan Harga koefisien korelasi antara denyut nadi dengan kenyamanan selama bekerja adalah 0,778. Harga koefisien korelasi yang diperoleh tersebut berada pada indek korelasi antara 0,60-0,79 dan termasuk kategori kuat. Harga koefisien korelasi yang bertanda negatif tersebut menunjukkan bahwa arah hubungan tekanan panas dengan tingkat kenyamanan merupakan hubungan yang negatif. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi denyut nadi maka akan semakin rendah tingkat kenyamanan selama bekerja menggunakan PPC.

One-Way ANOVA HR resting pulse atau sebelum bekerja pada tekanan panas yang berbeda didapatkan nilai F hitung sebesar 50,421, nilai ini lebih besar dari nilai F tabel (4,30) dengan signifikansi 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak atau terdapat perbedaan antara denyut nadi (HR) pada saat sebelum bekerja pada kondisi lingkungan yang berbeda. 120 100 HR Istirahat Pada Paparan Panas yang Berbeda 80 60 40 HR Pada Pattern Area HR pada Furnace Area 20 0

One-Way ANOVA HR working pulse atau sesudah bekerja pada tekanan panas yang berbeda didapatkan nilai F hitung sebesar 90,559, nilai ini lebih besar dari nilai F tabel (4,30) dengan signifikansi 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak atau terdapat perbedaan antara denyut nadi (HR) pada saat sebelum bekerja pada kondisi lingkungan yang berbeda HR Bekerja Pada Paparan Panas yang Berbeda 112 110 108 106 104 102 100 98 96 94 92 1 HR pada Furnace Area HR pada Pattern Area

One-Way ANOVA Pengaruh paparan panas terhadap keluhan kenyamanan pekerja selama bekerja menggunakan PPC didapatkan nilai F hitung sebesar 10,560, yang mana nilai ini lebih besar dari nilai F tabel (4,30) dengan signifikansi 0,004 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak atau terdapat perbedaan antara denyut nadi (HR) pada saat sebelum bekerja pada kondisi lingkungan yang berbeda. Hubungan antara denyut nadi dan tingkat kenyamanan 112 110 108 106 104 102 100 98 96 94 92 1 HR pada Furnace Area HR pada Pattern Area

Tekanan Panas Masa Kerja Denyut Jantung Faktor Manusia Kondisi Lingkungan Kerja Umur PRODUKTIVITAS DAN PERFORMANSI Tingkat Keluhan Selama Bekerja Kenyamanan Pakaian yang Digunakan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai perancangan model evaluasi penggunaan PPC ini adalah sebagai berikut : 1. Ada hubungan antara tekanan panas dengan denyut nadi pada 12 pekerja di furnace area di workshop 1 PT. Barata Indonesia (persero). 2. Ada hubungan antara tekanan panas dan tingkat kenyamanan dari 12 pekerja di furnace area di workshop 1 PT. Barata Indonesia (persero). 3. Ada hubungan antara denyut nadi dan tingkat kenyamanandari 12 pekerja 12 pekerja di furnace area di workshop 1 PT. Barata Indonesia (persero).

4. Dalam penggunaan pakaian pelindung diri atau personal protective clothing (PPC) dirasa cukup untuk membantu untuk mengurangi panas yang dirasakan oleh pekerja. 5. Faktor-faktor ikut mempengaruhi kinerja terkait dengan kenyamanan dalam penelitian ini adalah : Faktor manusia yang terdiri dari : umur, masa kerja, dan fisiologi kerja. Kondisi lingkungan kerja : tekanan panas. Kenyamanan yang terdiri dari : tingkat keluhan selama bekerja dan jenis pakaian kerja yang digunakan

Dari kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran atau rekomendari sebagai berikut : 1. Perlu lebih detail dalam mengidentifikasi akar penyebab menurunnya kinerja pekerja khususnya di lingkungan panas, karena faktor keselamatan dan kesehatan kerja dari setiap lingkungan kerja bisa memberikan interpretasi yang cukup berbeda. 2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengkaji lebih mendalam tentang pengembangan model penilaian potensi PPC dalam mempengaruhi kinerja dengan menambahkan variabel waktu istrahat.

Thank you! Copyright Wondershare Softwar