BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor industri yang berpotensi untuk. dikembangkan terhadap perekonomian suatu daerah. Berkembangnya sektor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. Pendahuluan. terhadap perekonomian suatu daerah. Berkembangnya sektor pariwisata disuatu daerah akan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pendekatan biaya perjalanan (Travel Cost Method) sebesar

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seseorang (wisatawan) untuk mengunjungi tempat wisata di daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam industri pariwisata dan terbukanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan gejala sosial yang sangat kompleks yang tak

VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG

PERATURAN NAGARI SUNGAI KAMUYANG NOMOR : 01 TAHUN 2003 TENTANG PEMANFAATAN TANAH ULAYAT NAGARI

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

I. PENDAHULUAN. budaya. Upaya-upaya penemuan dan pengembangan potensi-potensi tersebut,

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT JULI 2014

BAB I PENDAHULUAN. sandang. Dalam menaikan industri pariwisata Indonesia, menteri pariwisata Arief

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi

III. KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Objek dan Daya Tarik Wisata

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT JUNI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai penyempurnaan Undang-undang Nomor 22

BAB I PENDAHULUAN. C I T Y H O T E L B I N T A N G 3 D I S E M A R A N G I m a n t a k a M u n c a r

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT JULI 2015

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Cirebon terletak di bagian timur Provinsi Jawa Barat dan merupakan

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT NOVEMBER 2013

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Risha Ramadhita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan ekonomi lokal wilayah tersebut. Pembangunan wilayah dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja,

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT MARET 2014

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT AGUSTUS 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata di Indonesia mendapat perhatian cukup besar dari

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT OKTOBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa pendapat yang mengartikan pendapatan yaitu, Sukirno (2006)

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh pantai bisa didapat secara langsung dan tidak langsung. Manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah hotel berbintang yang ada di Pantai Sorake sampai saat ini baru berjumlah

BAB I PENDAHULUAN. sektoral pembangunan di Provinsi ini akan tetap berpeluang cukup besar di masa

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT JANUARI 2014

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Wisata Alam di Kawasan Danau Buyan,Buleleng, Bali. BAB 1 PENDAHULUAN

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA ISTANO BASA PAGARUYUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: Nama : Heru Sudrajat NIM : D

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. objek wisata menjadi kebutuhan primer sebagai penyeimbang kesibukan. mereka tersebut. Tempat hiburan maupun objek wisata mampu

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT DESEMBER 2013

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT MARET 2015

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Selain sektor penggerak ekonomi yang lain, sektor pariwisata telah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti PBB, Bank Dunia, dan World Tourism Organization (WTO) telah mengakui

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT DESEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

BAB I PENDAHULUAN. tertarik di bidang bisnis selalu memikirkan dan berusaha untuk melakukan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. berupa produk jasa lingkungan yang manfaatnya secara langsung bisa di rasakan

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT NOVEMBER 2015

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor industri yang berpotensi untuk dikembangkan terhadap perekonomian suatu daerah. Berkembangnya sektor pariwisata disuatu daerah akan menarik sektor lain untuk berkembang pula karena produk-produknya diperlukan untuk menunjang industri pariwisata, seperti sektor pertanian, peternakan, perkebunan, kerajinan rakyat, peningkatan kesempatan kerja dan lain sebagainya (Irma dan Indah, 2004). Sektor pariwisata dapat membawa keuntungan bagi daerah yang memiliki aset berupa objek wisata yang diminati masyarakat. Objek wisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi daerah-daerah yang menerima kedatangan wisatawan. Dalam aspek ekonomi pembangunan pariwisata memiliki peran signifikan terutama seperti masyarakat yang berjualan di sekitar objek wisata tersebut bisa mendapatkan keuntungan yang cukup besar terutama pada hari libur, dan juga para wisatawan dapat lebih mengenal tentang kota yang dikunjungi. Secara otomatis pendapatan atau kas daerah dapat mengalami peningkatan seiring berkembangnya berbagai objek wisata di daerah tersebut. Berkembangnya objek wisata di suatu daerah akan mendorong permintaan pariwisata. Permintaan pariwisata adalah kesempatan wisata yang diinginkan oleh masyarakat atau partisipasi masyarakat dalam kegiatan wisata secara umum dengan tersedianya fasilitas yang memadai atau memenuhi keinginan masyarakat (Douglass dalam Sihombing, 2011). 1

Sumatera Barat adalah salah satu daerah yang memiliki tempat objek wisata yang menarik. Objek wisata di Sumatera Barat memang merupakan tempat surganya objek wisata yang tidak akan ada tandingannya, objek wisata yang ada disini begitu memanjakan mata para wisatawan yang mengunjunginya, terutama objek wisata yang ada di Payakumbuh ataupun Kabupaten Limapuluh Kota. Dimana wisatawan dapat menikmati keindahan alam yang memukau dan masih terjaga kealamiannya, tetapi selalu terjaga kebersihannya sehingga terciptalah kesan yang natural pada setiap objek pariwisatanya. Ini merupakan salah satu penunjang yang bisa menarik perhatian para wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Banyak wisatawan yang datang ke Sumatera Barat maupun ke Payakumbuh untuk berlibur dan ingin rekreasi bersama keluarga. Wisatawan yang datang bisa dari daerah lain atau wisatawan mancanegara. Tercatat jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Sumatera Barat melalui Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dan Pelabuhan Teluk Bayur bulan Oktober 2015 mencapai 3.956 orang, dan mengalami penurunan sebesar 7,83% dibandingkan September 2015 yang tercatat sebanyak 4.292 orang (BPS, 2015). Begitu juga dengan pariwisata yang ada di Payakumbuh yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan menjadi salah satu pendorong perekonomian Kota Payakumbuh dari sektor pariwisata. Selain Payakumbuh, di Kabupaten Limapuluh Kota juga memiliki objek wisata yang tidak kalah menarik salah satu objek wisata yang ada di Kabupaten Limapuluh Kota yaitu Batang Tabik. Sejauh ini sudah ada terdapat sejumlah tulisan tentang objek wisata Batang Tabik, namun belum ada kaajian yang mendalam tentang daya tarik objek 2

wisata Batang Tabik. Sehingga penulis tertarik untuk menganalisis dan mengkajinya lebih dalam lagi mengenai pemandian objek wisata Batang Tabik ini. Pemandian Batang Tabik merupakan objek wisata pemandian alam dengan air yang sangat jernih dan sejuk, dikelilingi hamparan sawah dan pemandangan alam yang indah. Lokasi ini telah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda sebagai satu-satunya pemandian di Kabupaten Lima Puluh Kota dan Payakumbuh. Selain sebagai tempat pemandian dan rekreasi, airnya juga dimanfaatkan sebagai salah satu sumber air PDAM Kota Payakumbuh untuk konsumsi masyarakat. Batang Tabik ini berada di Kenagarian Sungai Kamuyang Kecamatan Luhak Kabupaten Limapuluh Kota dan dikelola oleh Kerapatan Adat Nagari atau (KAN) setempat (Feby, 2016). Kerapatan Adat Nagari menyerahkan pengelolaan kepada pemuda yang ada di sembilan Jorong yaitu Jorong Madang Kadok, Rageh, XII Kampuang, VIII Kampuang, VI Kampuang, Kotobaru Batang Tabik, Tanjung Kaliang, Tabing, Subaladung dengan cara pengundian setiap tahun. Pemandian Batang Tabik merupakan salah satu potensi utama dalam perekonomian nagari, dengan diserahkannya pengelolaan kepada pemuda nagari sebagaimana diatur dalam peraturan nagari nomor 02 tahun 2003. Selain menambah pendapatan bagi nagari, juga bisa menjadi lapangan pekerjaan dan sumber pendapatan bagi pemuda nagari (Kantor Wali Nagari Sungai Kamuyang, 2015). Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) jumlah kunjungan wisata ke Batang Tabik di tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 46.172 orang, bila di bandingkan dengan tahun 2008 sebesar 40.400 orang. Jumlah 3

kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2008 sebesar 45 orang dan di tahun 2009 meningkat sebesar 78 orang. Sedangkan di tahun 2010 jumlah kunjungan mengalami kenaikan sebesar 55.468 orang dan pada tahun 2011 jumlah kunjungan mengalami peningkatan kembali walaupun tidak begitu signifikan sebesar 55.608 orang. Kemudian pada tahun 2012 terjadi kembali peningkatan jumlah pengunjung sebesar 56.537 orang namun di tahun 2013 terjadi peningkatan jumlah kunjungan melebihi tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 74.053 orang dan di tahun 2014 jumlah kunjungan sebesar 75.342 orang. Dari data di atas terlihat bahwa jumlah pengunjung dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan (BPS Kabupaten Lima Puluh Kota, 2015). Faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi kunjungan objek wisata Batang Tabik yaitu pendidikan, motivasi kunjungan, keindahan alam, dan biaya perjalanan. Biaya perjalanan juga menjadi pertimbangan seseorang untuk melakukan aktivitas wisata, biaya perjalanan meliputi biaya transportasi, biaya konsumsi, biaya sewa (yang termasuk didalam nya adalah biaya sewa ban, sewa kamar ganti), biaya tiket masuk atau biaya parkir, biaya souvenir dan biaya lainlain. Selain faktor-faktor di atas nilai ekonomi objek wisata Batang Tabik juga menjadi salah satu faktor penting dalam melakukan pengembangan objek wisata. Secara teori pengembangan objek wisata dapat ditentukan dari penilaian terhadap objek wisata tersebut. Menurut Ward et.al, 2000 (dalam Irma, 2004) metode yang paling banyak digunakan untuk mengukur nilai ekonomi wisata alam adalah Travel Cost Method (TCM). Metode ini menduga nilai ekonomi kawasan wisata berdasarkan penilaian yang diberikan dari masing-masing individu atau 4

masyarakat terhadap kenikmatan yang tidak ternilai (dalam Rupiah) dari biaya yang dikeluarkan untuk berkunjung ke sebuah objek wisata, baik itu biaya langsung yang dikeluarkan seperti biaya transportasi, konsumsi makanan, minuman, biaya sewa, tiket masuk dan sebagainya. Berdasarkan uraian di atas, Jika dilihat dari harga tiket masuk yang dibayar oleh pengunjung sebesar Rp 8000 untuk dewasa dan Rp 5000 untuk anakanak dan jumlah pengunjung objek wisata Batang Tabik yang banyak, diduga hal tersebut tidak sebanding dengan pengelolaan lingkungan dan pengembangan kawasan objek wisata Batang tabik yang masih kurang memadai, dan belum diketahui faktor mana yang paling berpengaruh terhadap kunjungan objek wisata Batang Tabik Kecamatan Luhak Kabupaten Limapuluh Kota, sehingga penulis tertarik menganalisisnya dalam bentuk skripsi yang berjudul Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Kunjungan Objek Wisata Batang Tabik Kecamatan Luak Kabupaten Limapuluh Kota Sumatera Barat. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan dari latar belakang di atas, dapat disimpulkan beberapa pertanyaan dari peneltian ini yaitu : 1. Seberapa jauh daya tarik objek wisata Batang Tabik terhadap : - Frekuensi kunjungan - Karakteristik orang yang berkunjung : pendidikan, pendapatan, waktu kunjungan, motivasi kunjungan, fasilitas, keindahan alam, jajanan, kepuasan terhadap fasilitas, kualitas sda, dan biaya perjalanan. 5

2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi permintaan terhadap objek wisata Batang Tabik di Kabupaten Limapuluh Kota? 3. Berapa nilai ekonomi lingkungan objek wisata Batang Tabik dengan menggunakan metode biaya perjalanan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penulis melakukan penelitian ini yaitu : 1. Untuk melakukan analisis deskriptif terhadap daya tarik objek wisata Batang Tabik di Kabupaten Limapuluh Kota. 2. Untuk melakukan analisis kuantitatif / chi-square dan analisis logistik. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi pada umumnya terutama mahasiswa/i jurusan Ekonomi Pembangunan. 2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber informasi bagi pengelola objek wisata Batang Tabik dalam melakukan pengembangan objek wisata. 3. Memperkaya dokumentasi (literatur) atau kepustakaan baik di Kota Payakumbuh maupun Sumatera Barat secara keseluruhan. 4. Bagi pembaca penelitian ini dapat menambah ilmu dan wawasan yang lebih luas. 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis seberapa jauh daya tarik objek wisata Batang Tabik terhadap pendidikan, motivasi kunjungan, keindahan alam dan biaya perjalanan. Serta mengetahui nilai ekonomi yang terdapat di dalam objek wisata Batang Tabik. Adapun peneliti memakai satu variabel terikat (dependen) yaitu kunjungan objek wisata dan empat variabel bebas (independen) yaitu pendidikan, motivasi kunjungan, keindahan alam dan biaya perjalanan. 1.5.1 Sistematika Penulisan Untuk kejelasan dan ketepatan arah pembahasan dalam skripsi ini maka dibutuhkan sistematika. Adapun sistematika dari penelitian adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang perlunya menganalisis pendidikan, motivasi, keindahan alam dan biaya perjalanan terhadap kunjungan objek wisata Batang Tabik di Kabupaten Limapuluh Kota. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan penelitian, penelitian terdahulu yang mendukung serta kerangka pemikiran yang memberikan gambaran alur penelitian ini. 7

BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan beberapa variabel yang digunakan, defenisi operasional variabel, model penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, serta metode analisis yang digunakan dalam penelitian. BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang gambaran umum dan perkembangan variabel-variabel penelitian di Kecamatan Luak, Kabupaten Limapuluh Kota. BAB V TEMUAN EMPIRIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Bab ini menjelaskan hasil analisis dari penelitian dan pembahasan penelitian serta implikasi kebijakan. BAB VI PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan yang merupakan ringkasan dari pembahasan pada bab sebelumnya, serta saran-saran yang diberikan dari penelitian tersebut. 8