INDIGOFERA SEBAGAI SUBSTITUSI HIJAUAN PADA PAKAN SAPI POTONG DI KABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN. A. Nurhayu, dan Daniel Pasambe ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

PELEPAH DAN DAUN SAWIT SEBAGAI PAKAN SUBSTITUSI HIJAUAN PADA PAKAN TERNAK SAPI POTONG DI KABUPATEN LUWU TIMUR SULAWESI SELATAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGANTAR. Latar Belakang. Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia.

PENAMPILAN DOMBA LOKAL YANG DIKANDANGKAN DENGAN PAKAN KOMBINASI TIGA MACAM RUMPUT (BRACHARIA HUMIDICOLA, BRACHARIA DECUMBENS DAN RUMPUT ALAM)

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Metode

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

Pengaruh Pemberian Silase Jerami Jagung dan Konsentrat Pakan Murah Terhadap Kondisi Tubuh Induk Sapi Potong di Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

MATERI DAN METODE. Materi

PERUBAHAN MASSA PROTEN, LEMAK, SERAT DAN BETN SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Peternakan Rakyat di Ciater Peternakan rakyat di Ciater Kabupaten Subang merupakan peternakan yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

TEKNOLOGI PAKAN PROTEIN RENDAH UNTUK SAPI POTONG

MATERI. Lokasi dan Waktu

PAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

Keterangan: * = berbeda nyata (P<0,05)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Nutrien Silase dan Hay Daun Rami (%BK)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

MATERI DAN METODE. Materi

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus

EDIBLE PORTION DOMBA LOKAL JANTAN DENGAN PAKAN RUMPUT GAJAH DAN POLLARD

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

HASIL DAN PEMBAHASAN 482,91 55, ,01 67,22

BAB III MATERI DAN METODE. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Kambing sebagai Ternak Penghasil Daging

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

Kombinasi Pemberian Starbio dan EM-4 Melalui Pakan dan Air Minum terhadap Performan Itik Lokal Umur 1-6 Minggu

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2017, VOL. 17, NO. 2. Annisa Savitri Wijaya 1, Tidi Dhalika 2, dan Siti Nurachma 2 1

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN Indigofera sp. DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA JANTAN

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

dengan bakteri P. ruminicola (98-100%), B. fibrisolvens (99%), C. eutactus (99%) dan T. bryantii (94%). Bakteri-bakteri tersebut diduga sering

Transkripsi:

INDIGOFERA SEBAGAI SUBSTITUSI HIJAUAN PADA PAKAN SAPI POTONG DI KABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN A. Nurhayu, dan Daniel Pasambe Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5, Makassar 90242 Indonesia a_nurhayu@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh pemberian indogefera yang diberi pakan basal rumput gajah terhadap pertambahan bobot badan sapi potong Kajian dilaksanakan di Desa Bulo-bulo, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba. Menggunakan 12 ekor jantan sapi potong umur + 1,5 2 tahun yang dibagi dalam 3 perlakuan dengan masingmasing 5 ulangan. Ternak secara acak dialokasikan ke dalam perlakuan pakan yaitu perbandingan komposisi persentase rumput gajah : indigofera adalah (R1) 100 : 0; (R2) 60 : 40 dan (R3) 40 : 60. Pemberian pakan sebanyak 3% dari bobot badan berdasarkan bahan kering. Ternak sapi mendapat rumput dan indigofera selama penelitian yaitu 3,5 bulan yang dibagi masa adaptasi penelitian selama 2 minggu dan pengambilan data selama 3 bulan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan R2 memberikan pertambahan bobot badan paling tinggi sebesar 0,51 kg/ekor/hari, kemudian (R3) 0,45 kg/ekor/hari dan terendah (R1) 0,35 kg/ekor/hari. Konversi pakan pada (R2) 13,5 (T2) 17.5 dan (T0) 50. Disimpulkan bahwa pemberian indigofera pada pakan sapi potong pada tingkat 40 60% meningkatkan bobot badan ternak sapi potong dan menurunkan konversi pakan. Kata Kunci : Hijauan, indigofera, pakan,sapi potong PENDAHULUAN Salah satu permasalahan yang masih dialami oleh hampir semua peternak di pedesaan adalah rendahnya produktivitas ternak yang diakibatkan oleh kuantitas dan kualitas pakan yang rendah sehingga ternak tidak mampu memenuhi standar kebutuhan hidup pokok dan produksinya (Ibrahim, 2003).Ternak ruminansia seperti sapi potong akan berproduksi dengan baik jika tersedia pakan hijauan yang berkualitas secara cukup dan berkesinambungan. Kuantitas dan kualitas pakan yang berfluktuasi khususnya selama musim kemarau berakibat menurunnya tingkat produktivitas ternak seperti tingginya angka kematian dan rendahnya tingkat pertumbuhan ternak. Pakan hijauan yang merupakan kombinasi rumput dan legume dibutuhkan untuk saling melengkapi unsur nutrient yang diperlukan oleh ternak (Koten, et.al., 2014). Pemberian legum sebagai substitusi rumput pada pakan ternak sapi adalah untuk mencukupi kebutuhan protein ternak. Legum memiliki kadar protein kasar yang tinggi dan memiliki senyawa bioaktif saponin dan tannin yang dapat membantu ternak ruminansia dalam proses pencernaan, mengurangi gas metan pada ternak ruminansia, persentasi saponin dan tanin yang terdapat di legum sekitar 6-15% dan maksimal 10%, sehingga akan menghasilkan daging yang memiliki kolesterol rendah dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat. Sedangkan tanin berfungsi dalam melindungi protein dari degradasi mikroba rumen sehingga protein dapat dicerna langsung oleh ternak. Selain mempunyai kandungan protein yang tinggi, leguminosa juga mempunyai kandungan serat kasar yang cukup tinggi sehingga selain sebagai sumber protein juga sebagai sumber serat (Sinar Tani, 2012). Dan hal 52

Seminar Nasional Peternakan 2, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar, 25 Agustus 2016 ini akan meningkatkan efisiensi pakan dan meningkatkan pertumbuhan serta produktivitas ternak ruminania khususnya sapi potong lokal. Tanaman leguminosa pohon telah dikenal memiliki potensi sebagai sumber pakan berkualitas tinggi, terutama selama musim kering saat mana ketersediaan hijauan rumput menurun tajam. Salah satu jenis tanaman leguminosa pohon yang belum banyak dieksplorasi adalah Indigofera sp. Indigofera sp merupakan jenis leguminosa yang kaya akan protein, kalsium dan fosfor. Kandungan nutrisi tanaman Indigofera sp berumur 1 tahun dengan interval pemotongan 3 bulan terkandung protein kasar rata-rata 23,20%, bahan organik 90,68%, NDF 36,72%, fosfor 0,83% dan kandungan kalsium 1,23%. Dengan kandungan nutrisi tersebut, tanaman Indigofera sp sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak kambing sepanjang tahun Sinar Tani, 2011). Namun kendala dalam pemanfaatan indigofera sebagai pakan adalah tumbuhan ini kurang disukai ternak sehingga belum banyak direkomendasikan sebagai pakan ternak (Krisnan, et.al., 2012).Pemanfaatan tanaman Indigofera sp pada pakan sapi potong dapat diberikan dengan beberapa teknologi di antaranya pemberiaan tanaman Indigofera sp segar dicampur dengan rumput lapang atau jenis rumput yang diintroduksi. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh pemberian indogefera yang diberi pakan basal rumput gajah terhadap pertambahan bobot badan sapi potong MATERI DAN METODE Kajian dilaksanakan di Kelompok Tani Multi Agro Desa Bulo-bulo Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba. Menggunakan 12 ekor jantan sapi potong umur + 1,5 2 tahun yang dibagi dalam 3 perlakuan dengan masing-masing 5 ulangan. Ternak secara acak dialokasikan ke dalam perlakuan pakan yaitu perbandingan komposisi persentase rumput gajah : indigofera adalah (R1) 100 : 0; (R2) 60 : 40 dan (R3) 40 : 60. Pemberian pakan sebanyak 3% dari bobot badan berdasarkan bahan kering. Sebelum diberikan, indigofera dilayukan terlebih dahulu selama 2 jam. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pulul 7 pagi dan pukul 15 sore, Sementara air mium diberikan secara ad libitum. Ternak sapi mendapat rumput dan indigofera selama penelitian yaitu 3,5 bulan yang dibagi masa adaptasi penelitian selama 2 minggu dan pengambilan data selama 3 bulan. Desain percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dengan 5 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (ANOVA). Bila memberikan hasil nyata dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) (Steel and Torrie, 1991). Parameter yang dikumpulkan adalah adalah bobot badan,pertambahan bobot badan harian, konsumsi dan konversi pakan. Kandungan Nutrisi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Hijauan yang diberikan pada penelitian berupa rumput gajah dan legume Indigofera sebagai hijauan substitusimerupakan jenis leguminosa yang kaya akan protein, kalsium dan fosfor. Kualitas nutrisi dapat dilihat dari komposisi kimia suatu bahan pakan yang terdiri dari bahan kering (BK), protein Kasar (PK), serat kasar (SK), lemak kasar (LK), serat kasar (SK) dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (Creowde and Chheda, 1982). Komposisi kimia sangat penting diketahui karena dapat menggambarkan kandungan zat makanan yang dibutuhkan oleh ternak. Hasil analisa proksimat (Tabel 1) memperlihatkan kandungan nutrisi pakan yang diberikan ke ternak. 53

A. Nurhayu, dan Daniel Pasambe Tabel 1.Analisis proksimat pakan Jenis Bahan Kering Protein kasar Lemak kasar Serat Kasar ----------------------- % ----------------------- BETN Rumput Gajah 94 6,46 6,93 47,0 23,9 20,4 Indigofera 98 27,9 6,15 15,25 20,0 6,41 Abu Analisa proksimat rumput gajah yang diberikan pada ternak mempunyai kandungan protein yang cukup rendah hanya 6,46% dengan kandungan serat kasar 6,93%. Seperti yang dikemukakan oleh Ella, et.al., (2004) bahwa rumput sebagai bahan pakan utama dalam budidaya ternak sering terkendala oleh rendahnya kualitas nutrient,introduksi legumimosa dapat mengatasi kekurangantersebut. Kandungan nutrient indigofera sangat baik karena mengandung protein kasar 27,9% dengan serat kasar yang rendah 15,25%. Hal ini menunjukkan bahwa indigofera sangat baik dijadikan sebagai pakan ternak dan dapat dijadikan substitusi hijauan yang langka utamanya pada musim kemarau. Keunggulan indigofera dibandingkan dengan legume yang lain karena memiliki keunggulan dalam produksi dan kualitas hijauannya yang lebih baik (Abdullah, 2014). Pertumbuhan, Konsumsi dan Konversi Pakan Pertambahan bobot badan merupakan indikator untuk mengetahui laju pertumbuhan ternak dan efisiensi penggunaan pakan yang disaji.pertambahan bobot badan ternak sapi sangat tergantung pada pakan serta kemampuannya dalam memanfaatkan pakan. Rata-rata bobot hidup awal, bobot akhir dan PBHH ternak sapi yang diberi indigofera dan rumput gajah sebagai pakan basal ditunjukkan pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Rataan bobot badan dan PBBH sapi yang diberi substitusi indigofera di Kab. Bulukumba Parameter Perlakuan R1 R2 R3 Bobot awal (kg/ekor) 173 169 174 Bobot akhir (kg/ekor) 205 210 219 PBB (kg/ekor) 32 40 45 PBBH (kg/ekor/hari) 0,36 a 0,46 b 0,50 b Keterangan: abhuruf yang berbeda mengikuti nilai rataan pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05) Tabel 2 menunjukkan, perlakuan R3 yaitu ternak yang diberi pakan basal rumput gajah dan disubstitusi legum indigofera 60% memberikan pertambahan bobot badan harian pada ternak yang paling tinggi yaitu 0,50 kg/ekor/hari namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan R2 yaitu ternak diberi pakan basal rumput gajah dan disubstitusi legum indigofera 40% dengan PBBH sebesar 0,46 kg/ekor/hari. R1 yang hanya diberikan rumput gajah pertambahan bobot badan harian paling rendah 0,36 kg/ekor/hari. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian pakan basal rumput gajah dan disubtitusi dengan legume indigofera mampu meningkatkan bobot badan harian ternak, hal ini disebabkan karena 54

Seminar Nasional Peternakan 2, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar, 25 Agustus 2016 legume indigofera mempunyai kandungan nutrisi yang baik dengan kandungan protein kasar 27,9% sehingga dapat menyediakan berbagai zat nutrient yang dibutuhkan oleh ternak. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Ambisi, et.al., (2014) bahwa ketersediaan protein yang tinggi dari Indigofera falcata mengakibatkan pertumbuhan mikroba dalam rumen akan tumbuh optimal karena hasil degradasi protein pakan oleh mikroba rumen selain menghasilkan konsentrasi NH3 yang tinggi juga akan menjadi sumber makanan bagi mikroba dalam rumen. Pola pertumbuhan selama penelitian masing-masing diilustrasikan pada gambar 1. Rata-rata pertambahan bobot badan semua ternak tiap-tiap penimbangan mengalami peningkatan. Pada perlakuan yang disubstitusi dengan legum indigofera lebih tinggi dibandingkan dengan hanya diberi pakan basal rumput gajah. Gambar 1. Grafik Rata-rata Bobot Badan (kg) ternak yang diberi pakan basal rumput gajah dan substitusi indigofera Konsumsi dan konversi pakan Konsumsi adalah jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan produksi (Rosida, 2006). Konsumsi pakan merupakan faktor esensial untuk mengetahui kebutuhan pokok dan produksi. Tingkat konsumsi dapat mengambarkan palatabiltas. Mariam (2004) menyatakan bahwa jumlah konsumsi pakan merupakanfaktor penentu yang paling penting dalam menentukan jumlah zat-zat makanan yang didapat oleh ternak. Tabel 4. Rataan konsumsi dan konversi pakan Parameter Perlakuan R1 R2 R3 Konsumsi BK (kg/ekor/hari) 5,19 5,042 4,982 PBBH (kg/ekor/hari) 0,36 0,46 0,50 Konversi pakan 14,3 11,1 10,0 55

A. Nurhayu, dan Daniel Pasambe Konversi pakan merupakan kemampuan ternak dalam mengubah pakan menjadi daging. Jumlah pakan (bahan kering) yang dikonsumsi dibagi dengan pertambahan bobot badan per satuan waktu akan menghasilkan konversi pakan. Nilai ini akan semakin efisien jika jumlah pakan yang dikonsumsi lebih sedikit, tetapi menghasilkan PBBH yang lebih tinggi atau sama. Nilai konversi pakan terendah dari ketiga perlakuan tersebut dicapai oleh perlakuan (R3) yaitu 10, diikuti oleh perlakuan (R2) 11,1dan (R1)sebesar 14,3. ada indikasi bahwa semakin tinggi level indigoferz yang diberikan, konversi pakan semakin rendah,hal ini menunjukkan adanya pengaruh dari indigofera menurunkan konvers pakan. Nilai konversi hasil penelitian sesuai dengan pendapat Siregar (2008), yang menyatakan bahwa konversi pakan untuk sapi yang baik adalah 8,56-13,29. Angka konversi pakan yang tinggi menunjukkan proses pemanfaatan pakan yang diberikan kurang efisien. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian indigofera pada pakan sapi potong pada tingkat 40% - 60% meningkatkan bobot badan ternak sapi potong dan menurunkan konversi pakan. DAFTAR PUSTAKA Abdullah. 2014. Prospektif agronomi dan ekofisiologi indigofera zollingeriana sebagai tanaman penghasil hijauan pakan berkualitas tinggi. Jurnal pastura 3(2) : 79-83 Ambisi, G.N., T. Dhalika dan Mansyur. 2014. Pengaruh penggunaan indigofera falcata sebagai pengganti konsentrat dalam ransum sapi perah berbasis jerami padi terhadap produksi asam lemak terbang dan NH3. Pastura. 4 (1) : 11-15. Crowder, L.V. dan Chheda, H.R. 1982. Tropical Grassland Husbandry. London: Longman Ella, A., M. Sariubang, D. Baco and S. Saenong. 2002. Crop Livestock System di Sulawesi Selatan. Suatu Pendekatan Sistem Pertanian Secara Terpadu.[Essay] Makalah Disampaikan pada Appreciation Program Technical research and assessment system Usahatani Tanaman Ternak(Crop-Animal System). Pasuruan, Bogor. Ibrahim. 2013. Strategi penelitian hijauan mendukung pengembangan ternak kambing potong di Indonesia. Wartazoa. 13:22-29. Koten, B.B., R. Wea, R.D. Soetrisno, N. Ngadiyono dan B. Soewignyo. 2014. Konsumsi nutrien ternak kambing yang mendapatkan hijauan hasil tumpang sari arbila (Phaseolus lunatus) dengan sorghum sebagai tanaman sela pada jarak tanam arbila dan jumlah baris sorgum yang berbeda. Jurnal Ilmu Ternak Juni. 1 (8) : 38-45. Krisnan, R., J. Sirait, A. Tarigan, K. Simanuhuruk. 2012. Indigofera sebagai Pakan Ternak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Litbang Pertanian. Kementerian Pertanian. IAARD Press. Mariam, T. 2004. Perbedan Pertambahan Bobot Badan, Konsumsi dan Efisiensi Pakan Antara Sapi Jantan PO Dengan Fries Holand Dalam Kondisi Peternakan Rakyat. Skripsi. Universitas Padjajaran, Bandung. Rosida, I. 2006. Analisis Potensi Sumber Daya Peternakan Kabupaten Tasikmalaya Sebagai Wilayah Pengem Pengembangan Sapi Potong.Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Sinar Tani. 2011. Tanaman Indigofera sp untuk Ternak Kambing. Edisi 14-20 Desember 2011 No.3435 Tahun XLII. Badan Litbang Pertanian. Kementerian Pertanian. Siregar, S. B. 2008. Penggemukan Sapi. Penebar Swadaya. Jakarta Steel and Torrie, 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik (Terjemahan: Bambang Sumantri). Jakarta: PT. Gramedia 56