BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI HASIL PERANCANGAN

Bab V Konsep Perancangan

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCAAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB VI Konsep Perencanaan Dan Program Dasar Perancangan

BAB VI HASIL PERANCANGAN

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB V KONSEP. Gambar 5.1 gambar konsep bentuk bangunan (Sumber : analisis 2013)

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Dari pertimbangan diatas dibuat konsep tata ruang

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

Hotel Resort Di Gunungkidul

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB IV Konsep Perancangan

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Batu adala Trade Eco Tourism (TET). Trade Eco Tourism (TET) market merupakan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

lib.archiplan.ugm.ac.id

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

Perancangan Convention and Exhibition di Malang

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Perencanaan Berbasis Pendekatan Desain Ekologis 4.1.1. Konsep Kawasan Kawasan yang akan dipakai yaitu kawasan Sriwedari yang terletak di jalan arteri atau jalan utama kota Surakarta, yaitu Jalan Slamet Riyadi. Kawasan ini mempunyai aspek culture serta alam yang cukup kuat. Desain nantinya diharapkan mampu mengembalikan citra Sriwedari sebagai pusat wisata kota bagi turis kota, lokal, maupun interlokal melalui aktivitas MICE, dimana aspek budaya, alam, masyarakat, serta bangunan saling bersinergi. Gambar 4.1. Peta Lokasi Kawasan Sumber: Googlemaps.com dinduh tanggal 08 Januari 2013 dan Laporan Akhir RIP Bapeda Surakarta 124

Gambar 4.2. Konsep Zonasi Messo Sumber: Analisis penulis berdasar RIP Kawasan Sriwedari, Bappeda 4.1.2. Konsep Site Site ini berada di lahan Gedung Grha Wisata Niaga, pujasari, restoran boga, serta lahan bekas gedung Solo Theatre. Site ini cukup strategis karena terletak di Sriwedari. 125

Gambar 4.3. Konsep Site Sumber: Laporan Akhir RIP Bapeda Surakarta 4.1.3. Konsep Zoning Site Berdasarkan hasil analisa pada bab sebelumnya, dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: Tabel 4.1. Konsep Zoning Site Sirkulasi di luar tapak ke dalam tapak Sirkulasi dalam tapak Sirkulasi dalam tapak ke bangunan Pencahayaan tapak View tapak dan Orientasi bangunan Kebisingan Zona publik diterapkan dengan menggunakan pola pencapaian langsung dan tersamar, zona non-publik dan servis cenderung menerapkan pola pencapaian tersamar dan berputar Menerapkan pola gabungan antar radial dengan linier Melalui ruang-ruang dan menembus ruang-ruang, hal ini dikarenakan faktor pencahayaan dan penghawaan Pencahayaan terbaik dari barat ke timur, namun menghindari sinar cahaya matahari langsung Orientasi bangunan ditekankan terhadap arah-arah yang mempunyai potensi yang baik dalam hal view, penghawaan, maupun pencahayaan Dapat diredam dengan beberapa cara di antaranya vegetasi serta pengadaan silence zone. Serta untuk area yang dekat 126

Penghawaan Vegetasi dari sumber bising, digunakan sebagai area publik. Untuk memaksimalkan penghawaan alami, orientasi serta bentuk bangunan ditekankan pula terhadap aliran pergerakan angin Vegetasi diterapkan untuk menimbulkan lingkungan yang asri. Vegetasi juga digunakan untuk beberapa fungsi antara lain peredam kebisingan, sirkulasi, estetika, peneduh, RTH dan lain sebagainya. Sumber: Analisis Penulis 4.2. Konsep Perancangan Berbasis Pendekatan Desain Ekologis 4.2.1. Konsep Tata Massa dan Bentuk Bangunan Massa disusun atas lebih dari 1 massa bangunan, hal ini dilihat dari faktor efektivitas ruangan, struktur, lahan, bangunan serta culture sekitar, dan efisiensi energy. Selain itu, bangunan menggunakan sistem vertikalisme dengan ketinggian bangunan antara 1 hingga 3 lantai yang dapat menerapkan metode infill design mengingat terdapat beberapa bangunan konservasi di kawasan tapak, sistem vertikalisme dapat menambah ruang terbuka hijau sehingga dapat meminimalisir KDB. Gubahan massa dapat terkonfigurasi dari bentukan penggabungan dan pengurangan bentuk, serta penggabungan pola bangunan, dan mampu memberikan pencitraan yang baik dan kontekstual dengan sekitar. Kemudian bentukan bangunan ini nantinya mampu mendominasi kegiatan utama di Sriwedari yang menjadi sumber utama penarik wisatawan lokal dan interlokal melalui kegiatan konvensi dan ekshibisi, hal ini kemudian dapat diwujudkan melalui peletakan Zonasi secara messo di kawasan Sriwedari. 4.2.2. Konsep Organisasi dan Kebutuhan Ruang 1. Konsep Program Kebutuhan Ruang Ruang dikelompokkan ke dalam 4 kelompok kegiatan. a. Kegiatan Utama Konvensi 127

Tabel 4.2. Tabel Kebutuhan Ruang untuk Kegiatan Utama Konvensi Jenis Ruang Luas (m²) Ballroom/ Hall A 800 Ballroom/ Hall B 400 Auditorium 1200 Meeting Room 1 320 Meeting Room 2 160 Meeting Room 3 80 Interpreter Booth 60 Projection Booth 40 Operator Booth 12 Main Lobby 18 Pre-function Area 2500 R. Pendaftaran 10 Resepsionis 10 Public Lavatory 200 Sumber: Analisis Penulis Ekshibisi Tabel 4.3. Tabel Kebutuhan Ruang untuk Kegiatan Utama Ekshibisi Jenis Ruang Luas (m²) R.Pamer 180 Outdoor space 90 Workshop 32 Lobby penerimaan 13.5 Prre-function space 250 Sumber: Analisis Penulis b. Kegiatan Penunjang Tabel 4.4. Tabel Kebutuhan Ruang untuk Kegiatan Penunjang Jenis Ruang Luas (m²) Ruang Komersial 80 Public Lavatory 150 Kafetaria 255 Medical Room 20 Pelayanan Wartawan 60 Ruang ibadah (mushola) 33.6 Sumber: Analisis Penulis 128

c. Kegiatan Pengelolaan Tabel 4.5. Tabel Kebutuhan Ruang untuk KegiatanPengelolaan Jenis Ruang Luas (m²) R. Administrasi 20 R. Pimpinan 9 R. Tamu 50 R. Kepala Divisi 9 R. Rapat Staff 60 R. Istirahat 50 Kantin 60 Lavatory 60 Gudang 40 Sumber: Analisis Penulis d. Kegiatan Servis Tabel 4.6. Tabel Kebutuhan Ruang untuk Kegiatan Servis Jenis Ruang Luas (m²) R. MEE 60 R. Satpam 24 Dapur 150 Lavatory 120 Gudang 40 Sumber: Analisis Penulis 2. Konsep Jenis Ruang Jenis ruangan yang ada pada bangunan konvensi dan eksbisi ini antara lain: a. Zona Publik Zona publik terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan penunjang baik pada bangunan konvensi maupun ekshibisi, jenis ruangnya antara lain: 1) Ballroom/ Hall 2) Auditorium 3) Meeting Room 4) Interpreter Booth 5) Projection Booth 6) Operator Booth 7) Main Lobby 129

8) Pre-function Area 9) R. Pendaftaran 10) Resepsionis 11) Public Lavatory 12) Ruang Komersial 13) Kafetaria 14) Pelayanan Wartawan 15) Ruang ibadah (mushola) 16) R.Pamer 17) Outdoor space 18) Workshop 19) Lobby penerimaan b. Zona Privat Zona privat mewadahi kegiatan pengelolaan. 1) R. Administrasi 2) R. Pimpinan 3) R. Tamu 4) R. Kepala Divisi 5) R. Rapat Staff 6) R. Istirahat 7) Kantin 8) Lavatory 9) Gudang c. Zona Servis Pada zona ini, kegiatan servis dilakukan. 1) R. MEE 2) R. Satpam 3) Dapur 4) Lavatory 5) Gudang 130

3. Konsep Pola Ruang Berdasarkan hasil analisa pada bab sebelumnya, pola ruang yang cocok untuk diterapkan pada bangunan ini yaitu terpusat, linier, radial, serta cluster. 4. Konsep Organisasi Ruang Diagram 4.1. Organisasi Ruang Sumber: analisis penulis 4.2.3. Konsep Sistem Struktur dan Material Konsep sistem struktur yaitu dengan menggunakan struktur bentang panjang serta struktur balok tertutup dengan memperhatikan besaran serta massa dari tiap-tiap bangunan konvensi ini. Serta penggunaan material-material lokal dan alami di beberapa bagian. 4.2.4. Konsep Sistem Utilitas 1. Sistem Jaringan Air Bersih 131

Sistem pasokan air bersih menggunakan down-feed system karena sistem ini berdasarkan hasil analisa merupakan sistem yang paling efektif dibanding up-feed system. Untuk sumber air bersih berasal dari 2 sumber utama, yaitu PDAM serta pengolahan air bekas, dan menghindari penggunaan air tanah yang dapat mengganggu keseimbangan alam. Pada bangunan konvensi, air bersih digunakan pada kamar mandi, hydrant, menyiram tanaman, dan dapur, serta beberapa spot yang pada perancangannya kemungkinan juga membutuhkan air bersih, seperti kolam. 2. Sistem Jaringan Air Kotor Gambar 4.4. Jaringan Air kotor Sumber: Analisis Penulis Air kotor yang dapat diolah kembali dapat dimanfaatkan dalam penyiraman tanaman. Jenis air buangan yang dapat diolah kembali yaitu pembuangan air bekas kamar mandi (grey water) dan pembuangan air hujan (rain water). Untuk jenis air buangan yang tidak dapat diolah lagi menjadi sesuatu yang tidak bermanfaat, dapat dibuang langsung ke riol kota, atau disaring terlebih dahulu untuk kemudian dibuang. Bangunan konvesi ini memanfaatkan sistem pengolahan kembali air buangan. a. Grey Water System b. Rain Water System 132

Gambar 4.5. Rain Water System Sumber: Analisis Penulis 3. Sistem Jaringan Listrik Berdasarkan hasil analisa, sumber jaringan listrik pada bangunan konvensi dan ekshibisi yang utama berasal dari PLN, kemudian menggunakan energi tambahan berupa generator set. 4. Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan yang diterapkan ke dalam bangunan konvensi dan ekshibisi ini terbagi ke dalam 2 macam pencahayaan, yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. a. Alami Menggunakan cahaya matahari sebagai sumber cahaya utama, dengan menerapkan beberapa bukaan dinding. Selain itu, pencahayaan alami di dalam ruang juga dapat diwujudkan melalui perwujudan void yang dapat diterapkan pada bangunan konvensi, maupun melalui bentukan massa bangunan yang mendukung pencahayaan ini yang dapat diterpkan pada massa bangunan ekshibisi atatupun beberapa massa bangunan penunjang. 133

b. Buatan Pencahayaan ini digunakan pada ruang-ruang yang bersifat privat dan membutuhkan tingkat privasi yang tinggi, yang berakibat pada kurangnya bukaan, serta dipergunakan sebagai pencahayaan di malam hari dimana cahaya matahari sudah tidak tampak. Selain itu, pencahayaan ini juga diterapkan untuk pencahayaan stage yang berada di dalam ballroom serta auditorium. Berikut beberapa contoh jenis lampu yang diterapkan untuk stage. 1) Bohlam Tabel 4.6. Jenis Lampu Stage 2) Reflektor 3) Floodlight 4) Scooplight 5) Fresnellight 134

6) profilelight Sumber: http://id.scribd.com/doc/39335116/tata-cahaya, diunduh tanggal 08 Januari 2013 5. Sistem Penghawaan Konsep penghawaan juga menggunakan penghawaan yang berasal dari sumber alami serta buatan (artificial). a. Penghawaan Alami Sama halnya dengan pencahayaan, penghawaan alami dapat diwujudkan melalui bukaan dinding serta void. b. Penghawaan Buatan Diterapkan pada ruang-ruang yang mempunyai tingkar privasi, konsentrasi, serta keamanan yang tinggi. Di antaranya Ballroom, auditorium, ruang rapat, ruang administrasi, dan lain sebagainya. Penghawaan buatan dilakukan dengan Air Conditiong, Kipas Angin, serta exhaust fan tergantung dari kebutuhan masing-masing ruang. 6. Sistem Fire-protection Sistem pencegah kebakaran di bangunan konvensi dan ekshibisi ini menggunakan sistem proteksi aktif, misalnya fire extinguisher, hydrant, detektor asap, fire alarm. Untuk hydrant, sumber air berasal dari PDAM serta olahan air buangan. 7. Sistem Akustik Sistem akustik ruangan untuk ruang-ruang kegiatan utama, digunakan dengan langkah menaikan lantai bagian depan (panggung), lantai yang 135

miring, sumber bunyi dikelilingi oleh permukaan-permukaan pemantul bunyi, memberikan bahan penyerap suara untuk menghilangkan cacat bunyi. 8. Sistem Pembuangan Sampah Pembuangan sampah disediakan 2 kotak sampah yang berbeda dengan tujuan untuk memisahkan jenis-jenis sampah menjadi organik serta non organik agar memudahkan untuk proses daur ulang sampah. Diagram 4.2. Diagram Skema Pembuangan Sampah Sumber:Analisis Penulis 4.2.5. Konsep Vegetasi 1. Vegetasi sebagai barrier/ filter kebisingan Gambar 4.6. Vegetasi sebagai barrier kebisingan Sumber:Analisis Penulis 136

2. Vegetasi sebagai pengarah sirkulasi Gambar 4.7. Vegetasi sebagai pengarah sirkulasi 3. Vegetasi sebagai peneduh Sumber:Analisis Penulis Gambar 4.8. Vegetasi sebagai peneduh Sumber:Analisis Penulis 4. Vegetasi sebagai elemen estetika Gambar 4.9. Vegetasi sebagai elemen estetika Sumber:Analisis Penulis 137

5. Vegetasi sebagai ruang terbuka hijau Dalam ekologis, ruang terbuka hijau dapat bermanfaat untuk menurunkan tingkat pencemaran udara serta meningkatkan kandungan air tanah. Gambar 4.10. Vegetasi sebagai RTH Sumber:Analisis Penulis 6. Vegetasi sebagai atap Dapat diterapkan melalui 2 cara yaitu melalui perwujudan rooftop terrace ataupun green roof. Gambar 4.11. Vegetasi sebagai atap Sumber:Analisis Penulis 4.2.6. Konsep Tata Parkir Untuk parkir terdapat 2 alternatif utama, yaitu beberapa memanfaatkan dan mengolah kembali lahan parkir kawasan Sriwedari yang sudah ada sehingga didapatkan satu kesatuan bahwa gedung konvensi dan ekshibisi ini merupakan salah satu bagian dari Sriwedari yang saling berhubungan, serta parkir yang terletak di tapak bangunan itu sendiri untuk memudahkan sirkulas i pengunjung konvensi. Kemudian disediakan pula 138

space parkir bagi difable. Tata parkir menggunakan pola parkir menyudut yang mempunyai ruang parkir yang lebih efektif. Gambar 4.12. Konsep Tata Parkir Sumber:Analisis Penulis 139