V. SIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
Keanekaragaman Arthropoda Di Gua Ngguwo Kawasan Kars Gunung Sewu Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta

SKRIPSI KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA DI GUA NGGUWO KAWASAN KARS GUNUNG SEWU KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

KEANEKARAGAMAN FAUNA GUA KARST DI PANGANDARAN JAWA BARAT

DAFTAR PUSTAKA. Balazs, D. (1968). Karst Region in Indonesia. Karszt es Barlangkutatas.Vol.V Budapest.

Keanekaragaman Jenis Arthropoda di Gua Putri dan Gua Selabe Kawasan Karst Padang Bindu, OKU Sumatera Selatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. km. Bentuk karsnya yang khas berupa conical hills yaitu berupa bentukan

Koleksi dan Pengenalan Biota Gua : Arthropoda Gua 1

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

BAB I PENDAHULUAN. terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman

EKOSISTEM KARST DAN GUA : Gudangnya keanekaragaman hayati yang unik 1

Diversitas Arthropoda Gua di kawasan Karst Gunung Sewu, Studi gua-gua di Kabupaten Wonogiri

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini menemukan empat jenis burung madu marga Aethopyga di

DAFTAR PUSTAKA. Blower, G.J. (1985). Milipedes. Synopses Of the British Fauna (new series), Doris M.K. and Barneo R.S.K. (Eds) (35). London.

Gambar 2.1. Peta Lokasi Penelitian

KAJIAN KOMUNITAS EKOR PEGAS (COLLEMBOLA) PADA PERKEBUNAN APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL.) DI DESA TULUNGREJO BUMIAJI KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. dunia, termasuk juga keanekaragaman Arthropodanya. 1. Arachnida, Insecta, Crustacea, Diplopoda, Chilopoda dan Onychophora.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

BAB III METODOLOGI PENELITAN

KOMPOSISI ARTHROPODA PERMUKAAN TANAH DI KAWASAN PENAMBANGAN BATUBARA DI KECAMATAN TALAWI SAWAHLUNTO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada

PENDAHULUAN. Latar Belakang

1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. peroleh dari lahan pertanian organik dan lahan pertanian intensif di Desa

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengatur keseimbangan alam. Perairan merupakan ekosistem yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dasar atau basic research yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

I. PENDAHULUAN. yang secara khas berkembang pada batu gamping dan/atau dolomite sebagai

JENIS ARTHROPODA GOA GUMBASALU KECAMATAN BAMBALAMOTU KABUPATEN MAMUJU UTARA DAN PENGEMBANGANNYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

JENIS-JENIS MAKROFAUNA GUA KARST SARIPA, KABUPATEN MAROS, SULAWESI SELATAN

SKRIPSI. KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI Collembola PERMUKAAN LANTAI GUA TEGOGUO DI KALIGESING, PURWOREJO, JAWA TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. kelembaban. Perbedaan ph, kelembaban, ukuran pori-pori, dan jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara disebut Mega Biodiversity setelah Brazil dan

BAB IV. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rimbo Panjang Kecamatan. Desa Rimbo Panjang merupakan salah satu Desa di Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Dampak penambangan yang paling serius dan luas adalah degradasi, kualitas

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

BAB I PENDAHULUAN. dan rawa) dan perairan lotik yang disebut juga perairan berarus deras (misalnya

KOMPOSISI DAN KEANEKARAGAMAN MIKROARTROPODA TANAH SEBAGAI BIOINDIKATOR KARAKTERISTIK BIOLOGI PADA TANAH GAMBUT ABSTRACT

SPESIES COLLEMBOLA PADA AREAL KEBUN KELAPA SAWIT DI DESA SALAREH AIA KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM JURNAL NOFTISA FATMA SARI NIM.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan

Analisis Keanekaragaman..I Wayan Karmana 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

STRUKTUR KOMUNITAS MESOFAUNA DAN MAKROFAUNA TANAH DI GUA GRODA, GUNUNGKIDUL THE STRUCTURE OF SOIL MESOFAUNA AND MACROFAUNA IN GRODA CAVE, GUNUNGKIDUL

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode observasi. odorata dilakukan pada 3 lokasi yang berbeda berdasarkan bentuk lahan,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif, yang merupakan suatu

SKRIPSI. Pemetaan Flora dan Pola Pemanfaatan Lahan Pertanian di. Sekitar Daerah Gua Ngguwo Gunungkidul Sebagai Daerah. Ekowisata

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak

KEANEKARAGAMAN SEMUT (Hymenoptera: Formicidae) DI SEKITAR KAMPUS PINANG MASAK UNIVERSITAS JAMBI

KEANEKARAGAMAN FAUNA GUA, GUA NGERONG, TUBAN, JAWA TIMUR : tinjauan khusus pada Arthropoda

Yustina Laboratorium Zoologi FKIP Universitas Riau

BAB III METODOLOGI PENELITAN

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Timur. Fenomena permukaan meliputi bentukan positif, seperti

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

Hubungan Keragaman Mesofauna Tanah dan Vegetasi Bawah pada Berbagai Jenis Tegakan di Hutan Jobolarangan

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sebesar jenis flora dan fauna (Rahmawaty, 2004). Keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia merupakan sumber daya alam yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bentanglahan (landscape ecosystem), yang selanjutnya dipakai sebagai dasar bagi

KOMUNITAS KELELAWAR DI GUA PUTRI DAN GUA SELABE KAWASAN KARST DESA PADANG BINDU KECAMATAN SEMIDANG AJI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yaitu mengadakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksplorasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap arthropoda

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

LAMPIRAN 2. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

PENDAHULUAN BAB I Pengertian Judul Pengertian Pusat Studi

METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

BAB I PENDAHULUAN. lainnnya yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Menurut Ummi (2007)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober tahun

PELESTARIAN EKOSISTEM GOA MELALUI PENDIDIKAN KONSERVASI FAUNA GOA DI GOA KELASI 2, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

ABSTRAK DIVERSITAS SERANGGA HUTAN TANAH GAMBUT DI PALANGKARAYA KALIMANTAN TENGAH

BAB VI PEMBAHASAN. Pencuplikan sampel dilakukan pada tanggal Juli 2014 di empat lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kumpulan tanaman pinus. Pinus yang memiliki klasifikasi berupa : Species : Pinus merkusii (van Steenis, et al., 1972).

TEKNIK PENGAMATAN POPULASI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DAN MUSUH ALAMI SERTA ANALISIS KERUSAKAN

Komunitas Collembola pada Hutan Konservasi dan Perkebunan Sawit di Kawasan PT. Tidar Kerinci Agung (TKA), Sumatera Barat

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

BAB III METODE PENELITIAN

SMP NEGERI 3 MENGGALA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Primak et al, tahun 1998 bahwa Indonesia merupakan daerah yang

Biodiversitas Hewan Permukaan Tanah Pada Berbagai Tegakan Hutan di Sekitar Goa Jepang, BKPH Nglerak, Lawu Utara, Kabupaten Karanganyar

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.1 No.4 (2015) : 56-60

STRUKTUR KOMUNITAS COLLEMBOLA DI LINGKUNGAN RHIZOSFER Chromolaena odorata PADA LAHAN VULKANIK, PANTAI BERPASIR, DAN KARST

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

POLA PENGGUNAAN RUANG BERTENGGER KELELAWAR DI GUA PUTIH HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI JAWA BARAT RIYANDA YUSFIDIYAGA

Transkripsi:

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan mengenai Keanekaragaman di Gua Ngguwo Kawasan Karst Gunung Sewu Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, maka dapat dihasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada 7 jenis gua yang ditemukan pada Gua Ngguwo, yaitu Charon (11) dari kelas Arachnida, Rhaphidophora (38), Evania (1) dan Chimarra (107) dari kelas Insecta, Isotomiella (3) dan Bromacanthus (1) dari kelas Collembola, dan Caridina (16) dari kelas Malacrostaca. 2. Indeks keanekaragaman pada tiap zona berturut-turut adalah zona terang 1.0496, zona remang-remang 0.8695, zona gelap 1.1653, zona gelap total 0.6365 B. Saran Penelitian mengenai keanekaragaman terutama di kawasan karst Gunung Sewu perlu dilakukan secara rutin, hal ini dikarenakan studi mengenai di kawasan karst masih sangat sedikit. Sedangkan masih ada banyak gua-gua karst yang ada di kawasan kasrt Gunung Sewu yang masih belum dieksplor, guna menambah pengetahuan mengenai unik kawasan karst. 47

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2014. Ekosistem Karst. http://ppejawa.com/ekoregion/ekosistem-karst/. Yogyakarta. 5 November 2014. Arif, K. 1995. Statistik 1. Karunika. Jakarta. Boror, D. J., Triplehorn, C. A., dan Jhonson, N, F. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga edisi ke-6. Terjemahan S. Partosoejono, M. Sc. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta. Culver, D. C., L. Deharveng, A. Bedos, J. J. Lewis, M. Madden, J. R. Redden, B. Sket, P. Trontelj, and D. White 2006. The mid-latitude biodiversity ridge in terrestrial cave fauna. Ecography. 29: 120-128. Deans, A. R., Matthew J. Y., and Krishna D. [Tue Jun 28 08:14:08-0500 2016]. Evanioidea Online - catalog of information about evanioid wasps (Hymenoptera). [http://evanioidea.info] Dindal, D. L. 1990. Soil Biology Guide. A Wiley-Interscience Publication. America. Fachrul, M. F. 2008. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta. Hadi, U. K. 2010. Pengenalan Dan Biologi Serangga. Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Hadi, H. M., Tarwotjo, U., dan Rahadian, R. 2009. Biologi Insecta ENTOMOLOGI. Graha Ilmu. Yogyakarta. Howarth, F.G. 1980. The Zoogeography of Spcialized Cave Animals: A Bio climatic Models. Evolution 34(2): 394-406. Ko, R. K. T. 2000. Keanekaragaman Hayati Kawasan Karst. Perhimpunan Eksokarstologi Indonesia. Madyana, A. P. 2008. Partisipasi Komunitas Warga Dalam Upaya Konservasi Kawasan Hutan Karst Di Gunungkidul. Indonesian Scientific Karst Forum. Page 7. Nurhadi dan Widiana, R. 2009. Komposisi Permukaan Tanah Di Kawasan Penambangan Batubara Di Kecamatan Talawi Sawahlunto. Jurnal Sains dan 1(2): 1-11. 48

49 Odum, E. P. 1971. Fundamentals of Ecology. Third Edition. Philadelphia: W. B. Sounders Co. Palawa. 2012. Penelitian TO (Try Out) Caving Palawa Tahun 2012 Kecamatan Purwosari Gunungkidul. Palawa Universitas Atmajaya Yogyakarta. Rahmadi, C., Suhardjono, Y. R., dan Subagja, J. 2002. Komunitas Collembola Guano Kelelawar di Gua Lawa Nusakambangan, Jawa Tengah. Biologi 2 (14): 861-875 Rahmadi, C. 2004. Koleksi dan Pengenalan Biota Gua: Gua. Disampaikan dalam Seminar Sehari: Biospeleologi dan Perannya dalam Konservasi Karst. Matalabiogama, Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta. 25 September 2004. Rahmadi, C. 2007. Ekosistem Karst dan Gua: Gudangnya Keanekaragaman Hayati yang Unik. Disampaikan dalam: Pelatihan Kader Lingkungan. KAPEDAL Gunung Kidul, Wonosari. 21 November 2007. Setyaningsih, M. 2011. Keanekaragaman Fauna Gua Karst Di Pangandaran Jawa Barat. Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta: 35-44. Suhardjono, Y. R., Deharveng, L., dan Bedos, A. 2012. COLLEMBOLA (ekor pegas). Veganedia. Bogor. Suhardjono, Y. R., dan Ubaidillah, R. 2012. Fauna karst dan Gua Maros, Sulawesi Selatan. LIPI press. Jakarta. Suin, N.M. 1991. Perbandingan Komunitas Hewan Permukaan Tanah Antara Ladang dan Hutan di Bukit Pinang-Pinang Padang. Laporan Penelitian Universitas Andalas, Padang. Suin dan Nurdin, M. 1997. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara. Jakarta. Sutherland, W. J. 1996. Ecologics Sensus Techniques. Cambridge University Press. Lambridge. Takeda, H. 1981. Effect of Shiffing Cultivation on The Soil Meso-Fauna with Special References to Collembolan Population in North-East Thailand. Memoir of College of Agriculture Kyoto University. 18: 44-60. Weygoldt, P. 2000. Whip Spiders (Chelicerata: Amblypygi) Their Biology, Morphology and Systematics. Appollo Books, 163pp.

Whriten, T., S. J. Damanik, J., Anwar, & Hisyam, 2000, The Ecology Of Indonesia Series Volume I : The Ecology Of Sumatra, Periplus Edition (HK) Ltd., Singapore, xxxi + 478 hlm. 50

52 LAMPIRAN 1 Gambar 15. Peta lokasi Gua Ngguwo 51

52 LAMPIRAN 2 Tabel 6. Jadwal Penelitian Kegiatan Survey Lokasi dan Penentuan titik sampling Pengukuran parameter lingkungan Sampling Identifikasi Analisis Data Agustus 2015 September 2015 Bulan Desember 2015 Januari 2016 Maret 2016 Tabel 7. Status Pada Zona Gua Ngguwo Charon Rhaphidophora Evania Chimarra Isotomiela Bromacanthus Caridina Tipe Troglosen Tabel 8. Hasil Penerapan Metode Sampling Jenis Yang Metode Sampling Didapat - Charon Koleksi Langsung - Rhaphidophora - Caridina - Charon Pitfall Trap - Rhaphidophora - Rhaphidophora Sugaring Trap - Chimarra - Evania Light Trap - Chimarra - Bromacanthus Sampling Tanah - Isotomiela 52

53 LAMPIRAN 3 Tabel 9. Samping Ke-1 Pada Tiap Zona di Gua Ngguwo Zona Sampling Total Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Charon 3 2 1-6 Rhaphidophora 4 2 9 1 16 Chimarra 18 15 12 3 48 Isotomiela 2 - - - 2 Caridina - - 6-6 Total 27 19 28 4 78 Tabel 10. Samping Ke-2 Pada Tiap Zona di Gua Ngguwo Zona Sampling Total Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Charon 1 1 1-3 Rhaphidophora 3 3 6 2 14 Chimarra 13 10 9 1 33 Isotomiela 1 - - - 1 Caridina - 1 4-5 Total 18 15 20 3 56 Tabel 11. Samping Ke-3 Pada Tiap Zona di Gua Ngguwo Zona Sampling Total Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Charon 2 - - - 2 Rhaphidophora 2 1 5-8 Evania 1 - - - 1 Chimarra 11 7 6 2 26 Bromacanthus 1 - - - 1 Caridina - 2 3-5 Total 17 10 14 2 43

54 LAMPIRAN 4 Tabel 12. Indeks Keanekaragaman Pada Zona Terang Jumlah Individu Indeks Keanekaragaman Charon 6-0.226004024 Rhaphidophora 9-0.280148198 Evania 1-0.066566684 Chimarra 42-0.263830971 Isotomiela 3-0.146541392 Bromacanthus 1-0.066566684 Jumlah 62 1.049657952 Tabel 13. Indeks Keanekaragaman Pada Zona Remang-remang Jumlah Individu Indeks Keanekaragaman Charon 3-0.183107546 Rhaphidophora 6-0.271695022 Chimarra 32-0.231602714 Caridina 3-0.183107546 Jumlah 44 0.869512829 Tabel 14. Indeks Keanekaragaman Pada Zona Gelap Jumlah Individu Indeks Keanekaragaman Charon 2-0.110773781 Rhaphidophora 20-0.364968423 Chimarra 27-0.362016662 Caridina 13-0.327554925 Jumlah 62 1.165313791 Tabel 15. Indeks Keanekaragaman Pada Zona Gelap Total Jumlah Individu Indeks Keanekaragaman Rhaphidophora 3-0.366204096 Chimarra 6-0.270310072 Jumlah 9 0.636514168

55 52 LAMPIRAN 5 Tabel 16. Hasil Pengukuran Parameter Lingkungan Pada Tiap Zona Parameter Zona Intensitas Cahaya Suhu Udara ( o C) SuhuTanah ( o C) Suhu Air ( o C) Terang Remangremang Gelap Gelap total Kelembaban Udara Kelembaban Tanah ph Tanah 125/50 30,7 25-66% 0 6,6-100/50 29,6 24-75% 1,5 6-100/50 29,4 26-79% 4 5,5 - - 29,3 24 24.3 80% 5 6 7-28,9 25 24.5 86% 8 6 7-30 24 24.3 90% >8 5 7-27,3 24 24 76 >8 6 7-28,6 25 24.5 55 >8 5,9 7-27,3 23 24.5 74 >8 4,5 7-29,4 24 24.5 67 >8 6,3 7-28,9 25 24.5 70 >8 6 7-28,7 24 24.5 70 >8 6,4 7 ph Air 55

56 52 LAMPIRAN 6 Gambar 16. Mulut Gua Ngguwo (kiri) dan Persiapan memasuki Gua Ngguwo (kanan) Gambar 17. Proses pemasangan perangkap Gambar 18. Corong Berlese (kiri) dan Light trap yang telah dimodifikasi (kanan) 51