BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode observasi. odorata dilakukan pada 3 lokasi yang berbeda berdasarkan bentuk lahan,

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif dan dilakukan dengan menggunakan metode observasi. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Pengambilan sampel Collembola di zona rizhosfer Chromolaena odorata dilakukan pada 3 lokasi yang berbeda berdasarkan bentuk lahan, yaitu : 1) Lahan Vulkanik di Cangkringan, Sleman, Yogyakarta 2) Lahan Pantai Berpasir di Depok, Kretek, Bantul, Yogyakarta 3) Lahan Karst di Kalidadap, Imogiri, Bantul, Yogyakarta Tumbuhan yang dipilih sebagai sampel adalah C. odorata yang sudah berbunga dan berpangkal kayu, sehingga dapat diperkirakan telah memiliki perakaran yang baik. Pemilahan dan identifikasi sampel Collembola dilakukan di Laboratorium Biologi FMIPA UNY. Analisis kandungan tanah dilakukan di Balai Penelitian Teknologi Pertanian (BPTP) Maguwoharjo. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2016 sampai bulan Juni

2 C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi penelitian meliputi seluruh individu Collembola di lingkungan rizhosfer Chromolaena odorata pada lahan vulkanik, pantai berpasir, dan karst 2. Sampel Sampel penelitian meliputi individu Collembola yang diambil pada lima titik di lingkungan rizhosfer C. odorata pada lahan vulkanik, pantai berpasir, dan karst. D. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi thermometer, soil tester, mistar, cetok, kantung belacu, corong Berlese, aspirator, mikroskop stereo, mikroskop cahaya, cawan petri, botol sampel, kuas halus, dan buku identifikasi, sedangkan bahan yang digunakan adalah, alkohol 70%, alkohol 95 %, dan gliserin. E. Metode Pengambilan data 1. Pencuplikan Contoh Tanah (PCT) Pengambilan sampel dilakukan pada lima titik di setiap lokasi. Sampel Collembola diambil dengan metode pencuplikan contoh tanah/pct (soil sampling). Volume tanah yang diambil untuk PCT adalah 10 x 10 x 10 cm (Suhardjono et al, 2012) menggunakan cetok, dan Chromolaena odorata yang sudah dipilih berada di titik pusatnya. Tanah yang telah diambil, dimasukkan ke dalam kantung belacu. 29

3 2. Pemisahan Collembola Pemisahan Collembola dari tanah dilakukan menggunakan corong Berlese yang dimodifikasi dan dilengkapi dengan lampu listrik, saringan tempat seresah/ tanah, dan botol penampung spesimen berisi alkohol 70% ditambah tiga tetes gliserin. Kemudian, Collembola yang didapat dari tiap PCT dituang pada cawan petri untuk dipisah dari fauna lain. Setelah dituang, botol koleksi dibilas kembali menggunakan alkohol 70% untuk memastikan tidak ada Collembola yang tertinggal di dinding botol. Pemisahan dilakukan menggunakan mikroskop stereo atau kaca pembesar. Collembola dimasukkan ke dalam botol sampel berisi alkohol 95% untuk kemudian diidentifikasi (Suhardjono et al, 2012; Susanti, 2015). 3. Identifikasi Collembola Identifikasi Collembola dilakukan berdasarkan morfologinya dengan mengacu pada kunci identifikasi dari Suhardjono et al (2012) sampai tingkat genus. Karakter yang diamati pada tingkat ordo adalah bentuk tubuh dan ruas abdomen. Karakter yang diamati pada tingkat famili adalah panjang ruas abdomen, permukaan dorsal dens, dan mukro. Dens dan mukro merupakan bagian dari furkula. Pengenalan sampai tingkat famili dapat dilihat dari permukaan dorsal dens yang krenulat atau tidak, serta panjang pendeknya mukro. Pada tingkat genus karakter diamati bentuk dan panjang ruas toraks, ukuran seta, perbandingan panjang ruas antena I- IV, ukuran ruas abdomen kecil (ruas abdomen V-VI), dan pola warna tubuh (Susanti 2015:1, Suhardjono et al 2012: 192). 30

4 4. Pengumpulan Data Penunjang Data penunjang berupa faktor abiotik yaitu sifat fisik tanah meliputi suhu, kelembapan, tekstur tanah, dan ketebalan seresah, serta sifat kimia tanah meliputi kandungan C-organik, N, P, dan ph dalam tanah. Suhu, kelembapan dan ph tanah diukur pada saat proses pengambilan sampel disetiap titik pada masing-masing bentuk lahan. Analisis tekstur tanah, kandungan C-organik, N, dan P dalam tanah dilakukan di BPTP Maguwoharjo. F. Analisis Data Data identifikasi Collembola sampai tingkat genus dianalisis secara deskriptif. Keanekaragaman Collembola dihitung menggunakan indeks Shannon-Wiener, kemerataan menggunakan indeks Pielou (Magurran, 1988 dalam Susanti, 2015) dan nilai kelimpahan relatif mengacu Husamah et al. (2015), sebagai berikut: H = -Σ (Pi ln Pi) Keterangan: H = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener Pi = ni/n ni = jumlah individu genus ke-i N = jumlah total individu Keterangan: E = indeks kemerataan Pielou H = indeks keanekaragaman Shannon-Wiener S = kekayaan spesies (jumlah spesies) 31

5 Keterangan: KR= Kelimpahan Relatif Indeks Shannon-Wiener dibagi dalam 5 kategori, yaitu H <1 sangat rendah, 1 H <2 rendah, 2 H <3 sedang, 3 H <4 tinggi dan H 4 sangat tinggi (Odum, 1998; Maharadatunkamsi, 2011). Sementara Krebs (1989) mengelompokkan indeks kemerataan, yaitu 0,6 E 1 tinggi, 0,4<E 0,6 sedang, dan E 0,4 rendah (Husamah et al, 2015). 32