BAB I PENDAHULUAN. salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan unggulan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utama penelitian ini, menurut ASOBAT yang merupakan singkatan dari A

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari Surya

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

SIARAN PERS KPU KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG

PEMBAHASAN UMUM DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH DENGAN PENDEKATAN AGROPOLITAN

KEBERLANJUTAN DAN PENATAAN KELEMBAGAAN PNPM MPd

BAB I PENDAHULUAN. yang terkena PHK (pengangguran) dan naiknya harga - harga kebutuhan

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

Sekapur Sirih. Purwokerto, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas. Ir. Suherijatno

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. keuangan mikro, diperlukan suatu sistem yang mengatur segala bentuk kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan yang semakin meningkat akhir-akhir ini dapat

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia yang mulai bangkit pasca krisis moneter 1997-

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh semua negara khususnya negara-negara yang sedang

MEKANISME PEMBANGUNAN GEDUNG / PUSAT PELAYANAN

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

LAMPIRAN. Panduan Pertanyaan dalam Wawancara Mendalam. Nama :... Peran di PNPM-MPd :...

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS. Oleh *) Rian Destiningsih

SOLUSI DANA AMANAH MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selalu memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional

ANGGARAN DASAR DAPM TOMPOBULU

BAB III GAMBARAN UMUM SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPP) DESA TUNGU KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian. yang didapatkan dapat digambarkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. mangadakan salah satu program adalahprogram Nasional Pemberdayaan

BAB IV IMPLEMENTASI SPP (SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: sangat ekonomis karena berada diatas rentang 100%.

PENJELASAN X PELESTARIAN KEGIATAN DANA BERGULIR

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 75 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2015

(PNPM-MP) adalah bagian dari upaya Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen. oleh RAHMATIKA PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PEMETAAN APOTEK DI KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

REKAPITULASI SEKOLAH PENERIMA DANA BOS DIKMEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 TAHUN ANGGARAN 2016 JUMLAH NO JENIS SEKOLAH JUMLAH DANA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM. laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan satu hal penting, yaitu arus kas. Laba perusahaan memang hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara berkembang akan selalu mengalami permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

Angka Insidensi T B Tahun 2011 (WHO, 2012)

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. sehat (Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998).

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

REKAPITULASI SEKOLAH PENERIMA DANA BOS DIKMEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 TAHUN ANGGARAN 2016 JUMLAH NO JENIS SEKOLAH JUMLAH DANA

BAB I PENDAHULUAN. dihindari. Untuk dapat bertahan hidup, sebuah organisasi harus mampu dengan

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG

PNPM MANDIRI PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan merupakan dampak yang cukup signifikan dalam. perkembangan usaha di era globalisasi dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. berusaha. Seiring dengan meningkatnya pembangunan nasional terutama dalam

HASIL-HASIL PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 DI KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

BAB I PENDAHULUAN. Agar semua tujuan tercapai pemilik dan manajemen memantau perkembangan

Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015

I. PENDAHULUAN. pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa-kota, sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Kemiskinan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan kepada seluruh warga bangsa dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PERMUKIMAN DALAM PEMENUHAN PERUMAHAN UNTUK MASYARAKAT DI KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia sendiri telah ditetapkan sebuah peraturan yang mewajibkan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah seni, ilmu (science) maupun

BAB I PENDAHULUAN. Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi kemampuan

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Banyumas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Perseorangan (Persero) adalah BUMN yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. yaitu perusahaan swasta, Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ), dan koperasi. Agar

Tema: pengelolaan wilayah kelautan, pesisir dan pedalaman ANALISIS TIPOLOGI DAN KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUMAS.

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang atau suatu badan lainnya yang kegiatannya melakukan produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV terdapat salah satu tujuan negara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditetapkan sebelumnya tercapai. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli.

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2016

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENJELASAN IX PENDANAAN DAN ADMINISTRASI KEGIATAN PNPM MANDIRI PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2015 dan sejalan dengan target pencapaian MDGs (Millennium Development

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. demikian, hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Hal tersebut dinyatakan dengan jelas dalam GBHN bahwa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan adalah salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan unggulan pemerintah yang memfokuskan pada pemberian kemudahan bagi masyarakat terutama masyarakat yang tergolong Rumah Tangga Miskin (RTM). Penyediaan akses yang mudah, efektif dan efisien bagi pemanfaat kemudian membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin. Modal awal kegiatan perguliran berasal dari Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Program Pengembangan Kecamatan (PPK) hingga PNPM-PPK (tahun 2000 s.d 2007) dan PNPM Mandiri Perdesaan (Tahun 2008 s.d 2013) dengan pagu pendanaan maksimal 25% dari total alokasinya. No Jenis Tahun Total Kegiatan 2009 2010 2011 2012 1 SPP 7.899.295.000 8.530.630.000 7.524.308.600 5.929.793.500 21.984.732.100 2 UEP 0 0 0 0 0 TOTAL 7.899.295.000 8.530.630.000 7.524.308.600 5.929.793.500 21.984.732.100 Sumber : Laporan Bulanan Fasilitator Kabupaten tahun 2010-2012 (Lampiran 1) Table 1.1.1. Alokasi pendanaan sesuai dengan jenis kegiatan

NO Alokasi pendanaan UEP sangat singkat periode penganggarannya, pada tahun 2004 berdasarkan data laporan keuangan hasil pendanaan UEP bila dibandingkan dengan pendanaan SPP menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Kec Σ DESA ALOKASI BLM KEGIATAN PNPM MANDIRI PERDESAAN 2000-2008 2009 2010 2011 2012 2007 TOTAL x 1 Jt x 1 Jt x 1 Jt x 1 Jt x 1 Jt x 1 Jt 1 Banyumas 12 3,750 0 0 0 0 0 3,750 2 Kembaran 16 5,000 0 0 0 0 0 5,000 3 Lumbir 10 3,750 1,500 2,000 2,000 600 1,050 10,900 4 Wangon 12 4,250 1,000 3,000 2,500 600 1,250 12,600 5 Jatilawang 11 0 0 2,000 3,000 3,000 3,000 11,000 6 Rawalo 9 0 0 2,000 2,000 2,000 1,050 7,050 7 Kebasen 12 0 0 2,000 2,000 2,000 1,050 7,050 8 Kemranjen 15 5,000 1,500 2,000 2,500 600 1,250 12,850 9 Sumpiuh 14 4,500 1,750 2,000 2,000 600 1,050 11,900 10 Tambak 12 0 0 2,000 2,000 2,000 1,050 7,050 11 Somagede 9 3,750 1,250 2,000 1,500 600 900 10,000 12 Kalibagor 12 0 0 2,000 2,000 2,000 1,050 7,050 13 Patikraja 13 0 0 2,000 2,000 2,000 1,050 7,050 14 Purwojati 10 2,250 0 2,000 1,500 1,500 900 8,150 15 Ajibarang 15 0 0 2,000 3,000 3,000 3,000 11,000 16 Gumelar 10 3,750 0 2,000 2,000 2,000 1,050 10,800 17 Pekuncen 16 5,000 2,000 3,000 3,000 3,000 3,000 19,000 18 Cilongok 20 0 2,000 2,000 3,000 3,000 3,000 13,000 19 Krnglewas 13 0 0 2,000 3,000 3,000 3,000 11,000 20 Sumbang 19 3,000 2,000 2,000 3,000 3,000 3,000 16,000 21 Kdngbntng 14 3,500 2,000 2,000 3,000 3,000 3,000 16,500 TOTAL 274 47,500 15,000 40,000 45,000 37,500 33,700 218,700 Sumber : Laporan Bulanan Fasilitator Kabupaten tahun 2010-2012 (Lampiran 2) Table 1.1.2. Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat secara keseluruhan Dari data diatas ada dua kecamatan lokasi yang tidak mendapatkan alokasi anggaran atau disebut lokasi pasca yaitu Kecamatan Kembaran dan Kecamatan Banyumas dimana kedua kecamatan tersebut telah mendapat alokasi dari PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP). Seluruh BLM tersebut teralokasi di beberapa jenis kegiatan seperti yang tertuang di Surat Perintah Camat (SPC) yaitu kegiatan sarana prasarana umum, kegiatan SPP, kegiatan

UEP (tahun 2000 s.d 2004), kegiatan pendidikan, kegiatan kesehatan, operasional UPK (2%) dan operasional TPK (3%). Perolehan hasil pengelolaan dana perguliran dimasing-masing kecamatan menunjukkan hasil yang cukup signifikan, rata-rata pertumbuhan modal di masing-masing kecamatan meningkat hingga mencapai angka diatas tiga milyar rupiah. Oleh sebab itu dengan data tersebut menunjukkan bahwa kekuatan perekonomian mikro terutama ekonomi kelompok usaha mulai tumbuh dan berkembang, hal tersebut juga menjadi salah satu dasar penelitian ini diambil. Pengelolaan dana bergulir dalam bentuk kelompok adalah akses permodalan yang disediakan oleh UPK dalam bentuk kegiatan SPP (Simpan Pinjam khusus Perempuan) maupun Usaha Ekonomi Produktif (UEP) yang menekankan bentuk kerjasama dari anggotanya dalam bentuk tanggung renteng. Hingga tahun berjalan saat ini perkembangan dana perguliran sangat meningkat efektif dibuktikan dengan tingginya penyerapan modal dan penerimaan jasa yang dikelola oleh seluruh UPK. Hasil laporan konsolidasi keuangan UPK menunjukkan hasil yang cukup signifikan dalam hal keuntungan, awal mulanya kelompok yang dilayani oleh seluruh UPK sebanyak 2.069 hingga saat ini tumbuh menjadi 4.192 atau meningkat 202,61%. Hal tersebut menjadi titik tolak pertumbuhan ekonomi mikro usaha bersama. Dana perguliran merupakan salah satu bagian dari pelestarian dan pengembangan dari dana yang dialokasikan melalui Bantuan Langsung Masyarakat (BLM).

Kelembagaan Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Unit Pengelola Kegiatan (UPK) kini kedudukannya sudah dapat disejajarkan dengan lembaga keuangan non-bank dengan berbagai perangkat system dan mekanisme yang telah tersusun sedemikian rupa meskipun belum memiliki badan hukum tetap. Namun pengelolaan dana bergulir untuk kelompok usaha mikro menggunakan ketentuan kelembagaan yang sesuai dengan aturan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri perdesaan. Unit Pengelola Kegiatan (UPK) adalah salah satu unit dari kelembagaan BKAD yang mengelola operasional kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di kecamatan dan mengkordinasikan pertemuan-pertemuan di kecamatan seperti yang tertuang di PTO: Penjelasan V. Mekanisme Perguliran (2012). Penelitian ini sangat menarik karena lebih aplikatif, akuntansi yang digunakan adalah akuntansi terapan untuk pelaporan keuangannya, kandungannya sederhana namun sarat pengaruhnya terhadap tingkat profitabilitas yang sudah didapat oleh Unit Pengelola Kegiatan sejak tahun 2003 hingga saat ini. Arah penelitian ini ingin menunjukkan bahwa dengan menganalisa elemen-elemen yang terkandung di arus kas mempunyai pengaruh secara signifikan atau tidak terhadap peningkatan alokasi keuntungan atau laba yang diperoleh selama beberapa kurun waktu terakhir, sehingga didapat hasil kegiatan pengelolaan dana yang tepat dan efisien dalam merancang perencanaan keuangan di tahun berikutnya.

Penelitian ini selaras dengan penelitian terdahulu mengenai UMKM, koperasi maupun lembaga keuangan informal. Agustin Rahayu (2012) meneliti pengaruh arus kas operasi, investasi, dan pendanaan terhadap likuiditas dan rentabilitas pada KPRI Kota Malang dengan hasil tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi, investasi, dan pendanaan terhadap likuiditas serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi dan investasi terhadap rentabilitas serta terdapat pengaruh yang negatif signifikan antara arus kas pendanaan terhadap rentabilitas. Pada arus kas operasi, investasi, dan pendanaan cenderung mengalami peningkatan dan penurunan secara drastis sedangkan likuiditas dan rentabilitas cenderung mengalami peningkatan. Rani Mahadhi (2011) menguji analisis laporan arus kas untuk menilai kinerja keuangan pada Koperasi Unit Desa Batu dengan hasil KUD Batu mengalami perkembangan kinerja keuangan meskipun ada penurunan dari aktivitas pendanaan. Sedangkan Ulfi Widyartini (2009) menguji pengaruh informasi akuntansi terhadap keberhasilan perusahaan pada usaha kecil dan menengah di Yogyakarta dengan hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh informasi akuntansi terhadap keberhasilan perusahaan pada Usaha kecil dan Menengah. Penelitian terdahulu yang mengambil tema bidang pemberdayaan atau lebih spesifik mengarah ke PNPM Mandiri Perdesaan cukup banyak dan bervariatif, Fikanti Zuliastri (2012) mengkaji dampak perguliran dana simpan pinjam khusus perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan terhadap perkembangan UMKM cukup signifikan. Arif Sofianto, dkk (2009) mengkaji kapasitas dan keberlanjutan kelembagaan PNPM Mandiri Perdesaan dan

pengelolaan keuangan di UPK dengan hasil kelembagaan BKAD statusnya perlu ditingkatkan menjadi lembaga resmi, sistem yang diperkuat dan peningkatan kemampuan personilnya. Rahmatika (2011) menganalisa efektifitas program pinjaman dana bergulir pada UPK PNPM Mandiri Perdesaan dan kelompok simpan pinjam perempuan (SPP) di Kecamatan Situjuh Limo Nagari Kabupaten Lima Puluh Kota dengan hasil sangat efektif. Sari Surya (2011) menganalisis kinerja dana bergulir PNPM Mandiri di Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang dengan hasil rasio likuiditas pada usaha mikro dan kecil anggota KSM yang mendapatkan bantuan dana bergulir sebagian besar tidak memperlihatkan perubahan yang signifikan sedangkan rasio profitabilitas menunjukkan hasil yang sebaliknya. Perkembangan keuangan yang dikelola oleh UPK melalui laporan keuangan per bulan akan dipertanggungjawabkan melalui musyawarah antar desa pertanggungjawaban kelembagaan BKAD (MAD LPJ BKD) setiap akhir tahun anggarannya. Hasil pelaporan keuangan tersebut dapat menentukan kebijakan peningkatan kinerja tahun berikutnya, arus kas yang digunakan relevan sekali untuk dapat diuji dengan teori yang ada. Prinsip PNPM Mandiri Perdesaan yang mengusung konsep berorientasi pada masyarakat miskin; partisipatif; kesetaraan gender; open menu (pilihan terbuka); sederhana; prioritas; kolaborasi dan keberlanjutan juga transparansi dan akuntabilitas; menunjukkan bahwa penelitian ini sangat besar manfaatnya dan juga tujuan penelitian ini kedepannya diharapkan bisa membantu masyarakat

umum, peneliti, objek yang diteliti atau pelaku pelaku yang terlibat di PNPM Mandiri Perdesaan itu sendiri dalam proses kebijakan pengambilan keputusan dalam arti yang luas. Besar harapan proses penelitian ini beserta hasilnya dapat berperan besar dalam perkembangan dunia pendidikan pada umumnya dan perkembangan pemberdayaan masyarakat pada khususnya, apalagi dengan banyaknya manfaat yang terkandung di laporan arus kas. Laporan arus kas dapat memberikan informasi mengenai perubahan aktiva bersih, struktur keuangan, mengembangkan model untuk menilai juga membadingkan nilai sekarang, arus kas masa depan juga digunakan untuk meneliti kecermatan taksiran arus kas masa depan, kemudian hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga seperti yang disebut oleh Dwi Prastowo Darminto (2002) maka diharapkan penelitian ini sangat besar peranannya untuk menyeleksi elemen yang memiliki pengaruh paling positif yang terkandung di arus kas sehingga bisa meningkatkan laba di masa depan. Idealnya laporan arus kas yang ada di PNPM Mandiri Perdesaan sesuai dengan aturan baku seperti yang tertuang di Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Standar Akuntansi Pemerintahan, SAK-ETAP, Financial statements of not for profit organization atau aturan pelaporan yang lainnya. Namun faktanya laporan keuangan yang diterapkan di PNPM Mandiri Perdesaan mengalami penyesuaian dalam penerapan akuntansinya sehingga agak berbeda perlakuannya karena program tersebut awal kegiatannya didanai dari pihak

ketiga yang kemudian dikembangkan melalui sistem yang sudah ditentukan sehingga menghasilkan profitabilitas yang cukup tinggi, namun laporan tersebut juga dapat digunakan untuk menilai rasio, risiko, ukuran dan waktu keputusan pinjaman seperti halnya laporan di lembaga keuangan lainnya. Pada penelitian sebelumnya yang terkait dengan analisa laporan keuangan khususnya arus kas lebih banyak digunakan diperusahaan profit oriented yang rata-rata sudah go public, bila dibandingan dengan penelitian di lembaga keuangan informal penerapan secara dasar hukum tetap sangat jauh berbeda karena PNPM Mandiri Perdesaan adalah program yang mengutamakan pemberdayaan dan belum memiliki dasar hukum tetap, dari penjelasan tersebut maka akan lebih tepat bila PNPM Mandiri Perdesaan disejajarkan dengan lembaga UKM dan koperasi atau Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Laporan arus kas yang diterapkan di PNPM Mandiri Perdesaan telah digunakan sebagai acuan untuk menilai kinerja keuangan UPK, kinerja personil kelembagaan BKAD dan sebagai acuan keputusan rencana alokasi anggaran akhir tahun juga untuk pemanfaatan maksimal dana sosial untuk rumah tangga miskin yang dialokasikan dari surplus UPK. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian tersebut, maka rumusan masalahnya adalah: 1.2.1 Apakah elemen-elemen yang terdapat di arus kas mempengaruhi alokasi keuntungan yang didapat oleh Unit Pengelola Kegiatan?

1.2.2 Apakah elemen Bantuan Langsung Masyarakat yang terdapat di arus kas pendanaan berpengaruh positif terhadap alokasi keuntungan yang didapat oleh Unit Pengelola Kegiatan? 1.2.3 Apakah elemen Dana Operasional Kegiatan yang terdapat di arus kas pendanaan berpengaruh positif terhadap alokasi keuntungan yang didapat oleh Unit Pengelola Kegiatan? 1.2.4 Apakah elemen operasional UPK yang terdapat di arus kas microfinance berpengaruh positif terhadap alokasi keuntungan yang didapat oleh Unit Pengelola Kegiatan? 1.2.5 Apakah elemen perguliran dana Simpan Pinjam (khusus) Perempuan yang terdapat di arus kas microfinance berpengaruh positif terhadap alokasi keuntungan yang didapat oleh Unit Pengelola Kegiatan? 1.2.6 Apakah elemen perguliran dana Usaha Ekonomi Produktif yang terdapat di arus kas microfinance berpengaruh positif terhadap alokasi keuntungan yang didapat oleh Unit Pengelola Kegiatan? 1.3 Pembatasan Masalah Banyak sekali faktor faktor yang mempengaruhi keuntungan UPK untuk dikelola kembali baik dalam bentuk asset ekonomi maupun asset nonekonomi, namun fokus yang diambil oleh peneliti untuk dikaji lebih dalam adalah menganalisa elemen-elemen yang ada di arus kas seberapa besar pengaruhnya terhadap kualitas perolehan laba yang didapat. Keterkaitan langsung inilah yang besar pengaruhnya terhadap keberlanjutan UPK, keterbukaan program dan transparansi ke masyarakat umum.

1.4 Tujuan Penelitian Penerapan laporan keuangan arus kas di Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan tersusun dalam dua komponen arus kas yaitu microfinance dan pendanaan sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk : 1.4.1 Menguji seluruh elemen-elemen di arus kas dalam mempengaruhi alokasi keuntungan yang didapat oleh Unit Pengelola Kegiatan. 1.4.2 Menguji elemen Bantuan Langsung Masyarakat yang terdapat di arus kas pendanaan berpengaruh terhadap alokasi keuntungan yang didapat oleh Unit Pengelola Kegiatan. 1.4.3 Menguji elemen Dana Operasional Kegiatan yang terdapat di arus kas pendanaan berpengaruh terhadap alokasi keuntungan yang didapat oleh Unit Pengelola Kegiatan. 1.4.4 Menguji elemen operasional UPK yang terdapat di arus kas microfinance berpengaruh terhadap alokasi keuntungan yang didapat oleh Unit Pengelola Kegiatan. 1.4.5 Menguji elemen perguliran dana Simpan Pinjam (khusus) Perempuan yang terdapat di arus kas microfinance berpengaruh terhadap alokasi keuntungan yang didapat oleh Unit Pengelola Kegiatan. 1.4.6 Menguji elemen perguliran dana Usaha Ekonomi Produktif yang terdapat di arus kas microfinance berpengaruh terhadap alokasi keuntungan yang didapat oleh Unit Pengelola Kegiatan.

1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh beberapa pihak seperti berikut ini: 1.5.1 Bagi pengambil kebijakan program bisa digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk mengambil suatu keputusan mengenai hasil yang didapat, dengan meningkatnya alokasi keuntungan diharapkan mampu meningkatkan kelompok yang akan didanai dengan dana bergulir sehingga target pengentasan kemiskinan dapat tercapai. 1.5.2 Untuk investor bisa mempengaruhi perkembangan keuangan UPK dimasa yang akan datang dengan cara terjadinya kerjasama yang menguntungkan dan membuka peluang jejaring usaha bagi kelompokkelompok peminjam. 1.5.3 Diharapkan juga hasil penelitian ini berdampak besar bagi peneliti peneliti selanjutnya untuk lebih dalam lagi menganalisis laporan keuangan UPK dari sisi yang lainnya sehingga memperkaya khasanah pengetahuan ekonomi di program pengentasan kemiskinan selanjutnya. Juga untuk peneliti-peneliti berikutnya dapat digunakan sebagai referensi pembanding dan sebagai rujukan studi komparatif yang akan datang.