Stupid Love June 21 st, 2013 Sepasang mata biru terangnya menatapku lekat. Aku menggigit bibir bawahku, menahan kalimat yang tidak ingin aku katakan. Tapi aku harus. Aku harus mengatakannya. Emosiku sudah tak bisa kutahan lagi, segala kekecewaanku padanya, amarahku, rasa lelahku menjalani hubungan ini. Aku tidak bisa melanjutkannya lagi. I think we should break up. Akhirnya kata itu meluncur mulus dari bibirku. Tapi Tiffany!! Aku tidak bermaksud seperti itu! Alisnya bertaut, menatapku penuh dengan kekecewaan. Aku tahu semuanya akan menjadi seperti ini, aku tahu dia tak akan mampu untuk menerimanya. Tapi aku sudah tidak bisa lagi, tidak akan. Aku berjanji padamu, aku akan berubah. Maafkan aku. Okay? Dia tersenyum tipis tangannya bergerak ke arah wajahku, dengan cepat aku menepis tangannya, menghalangi tangannya menyentuh wajahku. Aku 3
menggeleng. Tidak Logan, aku tidak bisa. Aku lelah dengan semua ini, kau tidak akan pernah bisa berubah. Tidak akan. Aku berjanji padamu Tiffany, aku akan berubah. Kenapa kau tidak percaya padaku?!! Kita sudah menjalin hubungan ini hampir empat tahun! Dan kau menghancurkan semuanya! Logan berbicara dengan nada yang meninggi, aku tahu dia kecewa. Tapi aku sudah berada di titik jenuh, aku tidak bisa lagi bertahan. Kau bilang aku yang menghancurkan semuanya?! Kau tidak sadar dengan apa yang baru saja kau katakan! Logan memicingkan matanya menatapku. Aku sudah bersabar menghadapi sikapmu! Kau selalu melarangku untuk berpergian bahkan bersama sahabatku! Kau melarangku melakukan ini, kau melarangku melakukan itu! Kau terlalu mengekang kehidupan pribadiku! Apa? Mengekangmu?! Aku tidak mengekangmu, aku mengatakan semua itu karena aku sangat mencintaimu. Aku terlalu mencintaimu sampai aku tidak ingin ada orang lain yang menghabiskan waktumu jauh lebih banyak dariku! Terlalu mencintaiku kau bilang? Aku bertanya sinis. Logan bukan mencintaiku, dia merasa dia memiliki diriku. Dia melarangku pergi bersama sahabatku, dia melarangku pergi kerja kelompok mengerjakan tugas sekolah, dia melarangku pergi keluar rumah jika itu bukan bersama dengannya. 4
Kumohon jangan seperti ini, aku akan berubah. Aku akan berusaha. Kali ini dia memohon, sama seperti apa yang dia selalu lakukan. Ini bukan pertama kalinya kami seperti ini. Ini bukan pertama kalinya aku memutuskan untuk mengakhiri hubunganku dengannya. Logan selalu sama, dia tidak bisa berubah dia selalu mengulangi kesalahan yang sama. Begitupun denganku, aku selalu melakukan kesalahan yang sama karena aku selalu memberinya kesempatan. Tapi, tidak kali ini. No, Logan, I m sorry. I can t. Goodbye. Aku melangkah pergi, tak ingin berdebat lebih banyak dengannya lagi. Selamat tinggal cinta pertamaku, semoga kau mendapatkan cinta yang lebih baik dariku. Sesampainya dikamar aku melemparkan tas sekolahku ke sudut kamarku lantas melemparkan tubuhku keatas ranjang. Aku menghela nafas lelah, menatap langit-langit kamarku dengan pikiranku yang melayang-layang entah kemana. Hari ini hari terakhir aku menginjakkan kakiku di High School dan hari ini juga kisah cinta pertamaku telah berakhir. Rasa sesak menyelimuti dadaku, mataku perih menahan tangis. Tidak boleh, jangan menangis Tiffany! Aku menghapus dengan cepat air mata yang keluar, mengatur nafasku, aku tidak akan menyesali keputusan ini. Masih banyak laki-laki di bumi ini, 7 milyar manusia, 7 lautan, lima benua, puluhan ribu pulau, kau tidak perlu 5
menyesali ini Tiffany tidak perlu. Kau akan mendapatkan yang lebih baik darinya. Lagi pula kau masih memiliki banyak teman, mereka akan ada untukmu suka dan duka. Drrt drrt. Ponselku bergetar tanda pesan masuk, aku langsung meraih ponselku yang berada di atas meja. Tertera nama Grace sahabatku yang juga duduk sebangku bersamaku di sekolah. From Grace : Coba tebak, Logan akhirnya menyatakan cintanya padaku. Maaf Tiffany, bukan maksudku untuk bersenang senang diatas penderitaanmu. Aku sungguh bersedih atas apa yang terjadi denganmu dan Logan. Sontak tubuhku yang semula sedang berbaring langsung bangkit melihat isi pesan dari Grace. Aku baru mengakhiri hubunganku dengan Logan dua jam yang lalu dan sekarang? Apa-apaan ini?! Ternyata selama ini Grace memendam rasa pada kekasihku?! Ah ralat, maksudku mantan kekasihku?! Astaga dia ternyata tak lebih dari seekor rubah betina, semestinya aku tahu dari awal bahwa dia bukanlah teman yang baik. Sial. I hate this, I hate my life! Everything is a mess! Aku menggerutu kesal, tapi tidak akan ada artinya jika aku terus seperti ini. Lagi pula aku sudah lulus High School jadi aku tidak perlu bertemu dengan mereka lagi, 6
mereka tidak mungkin satu kampus denganku nantinya kan? Aku mengetik pesan balasan untuk Grace mantan sahabatku. It s okay Grace. Dia sudah bukan milikku, dia berhak bersama dengan gadis manapun yang diinginkannya. By the way, selamat atas hubungan kalian semoga kau bahagia. Send. Ya, berbahagialah dengan si tukang kekang itu jika kau bisa. Sudahlah mereka sudah bukan urusanku lagi, sekarang saatnya untuk kebahagiaanku sendiri. Aku kembali melempar tubuhku berbaring di atas ranjang. Mulai minggu depan akan ada kehidupan baru untukku, lingkungan baru, kampus baru, teman baru, mungkin belum saatnya untuk mencari sahabat baru, aku muak dengan sahabat yang ternyata memakai topeng. Well Tiffany, welcome to the cruel world. * * * Disinilah aku, di salah satu kampus terbesar di New York. Tak terasa sudah satu bulan menuntut ilmu disini, di New York University. Karena aku termasuk golongan orang yang mudah bergaul, aku mulai mendapatkan banyak teman disini. Tapi aku memutuskan untuk tidak terlalu menaruh harapan lebih kepada mereka, aku tidak mau dikecewakan lagi. 7