GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PATIENT SAFETY PADA MAHASISWA PROFESI KEPERAWATAN ANGKATAN XXII UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGETAHUAN MAHASISWA TENTANG PATIENT SAFETY DAN KESALAHAN MEDIS YANG DILAKUKAN MAHASISWA PROFESI PSIK UMY DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. dibahas dalam pelayanan kesehatan. Menurut World Health Organization

GAMBARAN KOMPETENSI MAHASISWA KEPERAWATAN TERHADAP PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PATIENT SAFETY PADA MAHASISWA PROFESI KEPERAWATAN ANGKATAN XXII UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat. Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi risiko, identifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan kesehatan, semakin besar pula tuntutan layanan

PENGETAHUAN MAHASISWA TENTANG PATIENT SAFETY DAN KESALAHAN MEDIS YANG DILAKUKAN MAHASISWA PROFESI PSIK UMY DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) menjadi suatu prioritas utama dalam setiap

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS KESEHATAN UPT.PUSKESMAS MENGWI II Alamat : Jl. Raya Tumbak Bayuh

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM PENERAPAN PROGRAM PATIENT SAFETY

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. citra perumahsakitan (Depkes, 2011). Pada tahun 2004 World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan

PROGRAM KERJA BIDANG KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya. Menurut

KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Pada November 1999, the American Hospital Asosiation (AHA) Board of

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun

Anna Ngatmira,SPd,MKM ( Jogjakarta, 25 November 2014)

ABSTRACT. Ranti Susanti 1), Wahyuningsih Safitri 2), Anissa Cindy Nurul Afni 3) ABSTRAK

Peran Perawat dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. T. Mansyur Tanjungbalai

BAB I PENDAHULUAN. hampir semua aspek atau tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan

BAB I PENDAHULUAN. yang berawal ketika Institute of Medicine menerbitkan laporan To Err Is

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KINERJA TIM PATIENT SAFETY BERDASARKAN STANDAR SIX GOAL INTERNATIONAL PATIENT SAFETY DARI JOINT COMMISSION INTERNATIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keselamatan pasien telah menjadi isu global yang sangat penting dilaksanakan oleh setiap rumah sakit, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dipisah-pisahkan. Keselamatan pasien adalah bagian dari mutu. Diantara enam sasaran mutu,

EVALUASI PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN PADA PROSES PEMBERIAN OBAT ORAL DI RSUD PANGLIMA SEBAYA KABUPATEN PASER

Winarni, S. Kep., Ns. MKM

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDG s) yang dipicu oleh adanya tuntutan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keselamatan ( safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Keselamatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3)

RUS DIANA NOVIANTI J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variabel untuk

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya kekhawatiran mengenai keselamatan pasien, telah meningkat secara

KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

Identifikasi Komunikasi Efektif SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation) Di RSUD Kota Mataram ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang bertujuan

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

Komunikasi penting dalam mendukung keselamatan pasien. Komunikasi yang baik akan meningkatkan hubungan profesional antarperawat dan tim kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) adalah sistem dimana Rumah Sakit

repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Diharapkan) dengan rentang 3,2 16,6 %. Negara Indonesia data tentang KTD

BAB I PENDAHULUAN. (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien (patient safety),

KEPATUHAN CUCI TANGAN PETUGAS KESEHATANDI RUANG RAWAT INAP RSUP HAJI ADAM MALIKMEDAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan puskesmas maka pelayanan rumah sakit haruslah yang. berupaya meningkatkan mutu pelayanannya (Maturbongs, 2001).

: PAMBUDI EKO PRASETYO

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperhatikan masalah keselamatan. Kementerian Kesehatan Republik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Keselamatan Pasien (Patient Safety)

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

PENGETAHUAN TENAGA KESEHATAN DALAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I.Pengertian II. Tujuan III. Ruang Lingkup IV. Prinsip

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

GAMBARAN PELAKSANAAN CUCI TANGAN OLEH PERAWAT SEBELUM DAN SETELAH MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu

LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian. Universitas Sumatera Utara

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

PaEVALUASI PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN PADA PROSES PEMBERIAN OBAT ORAL DI RSUD PANGLIMA SEBAYA KABUPATEN PASER

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi upaya promotif, pelayanan kesehatan (Permenkes No.147, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENELITIAN PENGETAHUAN KELUARGA PASIEN TENTANG INFEKSI NOSOKOMIAL. Di RSUD Dr. Harjono Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. mampu melaksanakan fungsi manajemen keperawatan (Sitorus, R & Panjaitan,

A. `LAPORAN VALID INDIKATOR AREA KLINIS 1. Asesment pasien: Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medik Triase dan Pengkajian IGD

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga

Artikel Komunikasi Efektif SBAR

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang termasuk bidang kesehatan. Peralatan kedokteran baru banyak

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Description of Patient Safety Culture in Inpatient Installation Ajjapange Hospital

HUBUNGAN PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN KESELAMATAN PASIEN RSUD HAJI MAKASSAR

PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMAL (Studi di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Sayidiman Magetan)

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk. Rumah Sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety)

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global. World Health Organization. pembedahan pada tahun Di negara bagian AS yang hanya berpopulasi

Patient Safety Implementation In Ward Of Dr. Zainoel Abidin General Hospital

GAMBARAN PENERAPAN TINDAKAN KESELAMATAN PASIEN OLEH PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD TUGUREJO SEMARANG ABSTRAK

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PERAWAT IGD DALAM MENGIDENTIFIKASI KESELAMATAN PASIEN. Di RSUD Dr. Harjono dan RSU AisyiyahPonorogo

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat. darurat (Permenkes RI No. 147/ Menkes/ Per/ 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keselamatan pasien merupakan salah satu dari sekian banyak persoalan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan.

Transkripsi:

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PATIENT SAFETY PADA MAHASISWA PROFESI KEPERAWATAN ANGKATAN XXII UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Oleh Nurul Fitriani 20110320035 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015

HALAMAN PENGESAHAN Naskah Publikasi GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PATIENT SAFETY PADA MAHASISWA PROFESI KEPERAWATAN ANGKATAN XXII UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Disusun oleh: Nurul Fitriani NIM: 20110320035 Telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal 11 Juli 2015 Dosen pembimbing Dosen penguji Lisa Musharyanti, S.Kep., Ns., M.Med.ED Novita Kurnia Sari, S.Kep., Ns., M.Kep NIK: 19801125201104173152 NIK: 19811117200501173075 Mengetahui Kaprodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat.,HNC NIK: 19770313200104173046

PERNYATAAN Dengan ini selaku pembimbing karya tulis ilmiah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Nama : Nurul Fitriani NIM : 20110320035 Judul : Gambaran Pengetahuan tentang Patient Safety pada Mahasiswa Profesi Keperawatan Angkatan XXII Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Setuju/tidak setuju*) naskah ringkasan penelitian yang disusun oleh yang bersangkutan dipublikasikan dengan/tanpa*) mencantumkan nama pembimbing sebagai co-author. Demikian harap maklum. Yogyakarta, Juli 2015 Pembimbing Mahasiswa Lisa Musharyanti, S.Kep., Ns., M.Med.ED Nurul Fitriani *) Coret yang tidak perlu

NASKAH PUBLIKASI Gambaran Pengetahuan tentang Patient Safety pada Mahasiswa Profesi Keperawatan Angkatan XXII Universitas Muhammadiyah Yogyakarta The Knowledge of the XXII Nursing Profession Students in Muhammadyah University of Yogyakarta about Patient Safety Nurul Fitriani 1, Lisa Musharyanti 2 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMY, 2 Dosen Ilmu Keperawatan UMY Abstract Patient safety is a program held by hospitals to give safer care to the patients, prevent patients injury during medical treatment and errors during medication. The reports of incidents concerning patient safety are still high, including the issues that are currently happening in Indonesia, such as some cases called Advers event performed by profession Nursing students. This study aimed to find the Nursing profession students knowledge about patient safety. The type of this research was quantitative descriptive, with a non experimental. These research samples were 104 nursing student profession batch XXII, conducted on March to May 2015. Used simple random sampling technique. The data analysis used univariate analysis. The result of the study indicated that the Nursing profession students knowledge about 6 principles of patient safety, such as identification exactness, effective communication, the safety of medication use, and fall prevention, is good. However, the Nursing profession students are lack of knowledge about specifying the exact location surgery, performing precise procedures surgery and preventing infection risk. The conclusion of this study showed that 80,8% of the Nursing profession students had sufficient knowledge about patient safety. Keywords: Knowledge, Patient Safety, Nursing Profession Students Abstrak Patient safety merupakan suatu program yang dibuat oleh rumah sakit untuk pmemberikan asuhan yang lebih aman, menghindarkan cedera pada pasien selama perawatan medis dan kesalahan selama pengobatan. Pelaporan insiden terkait dengan keselamatan pasien masih cukup tinggi, termasuk isu yang sedang berkembang di Indonesia yaitu terdapat beberapa kasus Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang dilakukan oleh mahasiswa profesi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa profesi keperawatan tentang patient safety. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan deskriptif non eksperimental. Sampel penelitian ini adalah 104 mahasiswa profesi keperawatan angkatan XXII. Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan mahasiswa profesi terkait dengan 6 prinsip patient safety sudah baik mengenai ketepatan identifikasi, komunikasi efektif, meningkatkan keamanan menggunakan obat, dan pengurangan resiko jatuh. Sedangkan pengetahuan mahasiswa profesi kurang mengenai kepastian tepat lokasi operasi, prosedur pasien operasi, serta mengurangi resiko infeksi. Kesimpulan dari penelitian tersebut 80,8% mahasiswa profesi memiliki tingkat pengetahuan dengan kriteria cukup. Kata Kunci: Pengetahuan, Patient Safety, Mahasiswa Profesi Keperawatan

Pendahuluan Patient safety merupakan suatu topik isu yang sedang berkembang yang menjadi perhatian dunia dalam sistem pelayanan dan perawatan kesehatan di rumah sakit. Pelayanan kesehatan yang komprehensif merupakan bentuk pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan sesuai kebutuhan pasien. Jaminan mutu suatu pelayanan kesehatan salah satunya dengan meningkatkan keselamatan pasien, mengurangi kejadian infeksi nosokomial, resiko jatuh, dan resiko cidera karena kelalaian dari petugas kesehatan itu sendiri 1. Rumah Sakit harus mampu memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit, serta sumber daya manusia yang ada. Keselamatan pasien merupakan sistem yang dibentuk rumah sakit untuk mencegah dan mengurangi kesalahan dalam perawatan terhadap pasien akibat dari kelalaian atau kesalahan asuhan yang diberikan 2. Tenaga kesehatan secara umum merupakan satu kesatuan yang saling terikat terdiri dari tenaga medis, tenaga perawat, tenaga paramedis non perawatan dan tenaga non medis. Dari semua kategori tenaga kesehatan tersebut, tenaga perawat merupakan tenaga kesehatan yang kontak langsung atau berinteraksi langsung dengan pasien, sehingga mereka memiliki peranan penting dalam menentukan baik buruknya suatu pelayanan kesehatan 3. Mahasiswa profesi merupakan calon perawat yang akan berinteraksi langsung dengan pasien nantinya dan ikut andil dalam memberikan asuhan keperawatan, maka dari itu mahasiswa yang sedang menempuh proses pendidikan di bidang keperawatan terutama yang berada pada tahap profesi tentu saja harus dibekali kemampuan dalam perawatan pasien sedini mungkin untuk mencegah kesalahan kedepannya 4. Tingkat kesuksesan pada saat ini sangat menentukan kualitas pelayanan kesehatan dalam masyarakat sekarang dan yang akan datang. Di Indonesia terdapat beberapa kasus Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang dilakukan oleh mahasiswa profesi, seperti yang dikemukakan oleh Khasanah (2011) kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa profesi adalah kesalahan dalam memberikan obat (44,5%) dan kesalahan dalam prosedur tindakan (75%) 5. Berdasarkan kejadian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dalam program patient safety selain perawat, mahasiswa profesi juga berperan penting dalam pelaksanaannya. Metode penelitian Jenis penelitian ini menggunakan kuantitatif, dengan deskriptif non eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah 142 mahasiswa profesi keperawatan angkatan XXII Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sampel penelitian ini berjumlah 104 mahasiswa profesi keperawatan angkatan XXII.

Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling dengan mengacak nama. Tempat penelitian di Rumah sakit pendidikan profesi keperawatan yang dilakukan bulan Maret-Mei 2015. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti berupa kuesioner multiple choice question (MCQ). Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan univariat melalui gambaran distribusi frekuensi atau besarnya presentase. Hasil Penelitian 1. Gambaran Karakteristik Responden Tabel 1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan sosialisasi patient safety mahasiswa profesi keperawatan angkatan XXII UMY (n= 104) Karakteristik Batasan Karakteristik f (%) Jenis Kelamin Sosialisasi Patient Safety Perempuan 73 70.2 Laki-laki 31 29.8 Total 104 100.0 Pernah 103 99.0 Tidak pernah Total 104 100.0 Usia 21 6 5.8 22 48 46.2 23 41 39.4 >24 9 8.7 21 6 5.8 Total 104 100.0 Sumber: Data primer 2015 Berdasarkan tabel 1. menunjukkan bahwa mayoritas jenis kelamin mahasiswa profesi angkatan XXII adalah mahasiswa perempuan (70%), mayoritas berusia 22 tahun (46%), sedangkan untuk pengalaman sosialisasi tentang patient safety 103 mahasiswa profesi mengatakan pernah mengikuti sosialisasi (99%). 2. Gambaran pengetahuan mahasiswa Secara umum gambaran pengetahuan mahasiswa profesi tentang patient safety memiliki pengetahuan dengan kriteria cukup (80,8 %). Tabel 2 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan mahasiswa profesi tentang patient safety (Maret- Mei 2015; n=104) Tingkat Pengatahuan f % Baik 13 12.5 Cukup 84 80.8 Kurang 7 6.7 Total 104 100.0 Sumber: Data primer 2015 Tabel berikutnya peneliti paparkan secara detail pada setiap pertanyaan yang dijawab oleh mahasiswa profesi keperawatan angkatan XXII terkait dengan definisi, tujuan, KTD dan KNC, dan 6 prinsip patient safety. a. Definisi, tujuan, serta KTD dan KNC Tabel 3 Distribusi frekuensi jawaban mahasiswa profesi pada aspek-aspek definisi, tujuan, KNC dan KTD patient safety (Maret- Mei 2015; n=104) NO Pertanyaan Benar Salah 1 Definisi Patient Safety 55 49 (53%) 2 Tujuan Patient Safety 55 (53%) KTD dan KNC 4 Tindakan yang harus 28 dilakukan saat KTD tidak (27%) bisa dicegah dan kurun waktu pelaporan KTD 5 Contoh kejadian nyaris cedera dan macam-macam kejadian nyaris cedera Sumber: Data primer 2015 34 (33%) (47%) 49 (47%) 72 (73%) 66 (67%) Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa mayoritas mahasiswa profesi menjawab benar terkait dengan pertanyaan definisi dan tujuan patient safety. Sedangkan untuk pertanyaan terkait dengan KTD

dan KNC mayoritas mahasiswa profesi belum tepat dalam menjawab pertanyaan tersebut. b. 6 prinsip patient safety Tabel 4 Distribusi frekuensi jawaban mahasiswa profesi tentang 6 prinsip patient safety (Maret-Mei 2015; n=104) NO Pertanyaan Benar Salah Ketepatan Identifikasi Pasien 1 Waktu yang tepat untuk identifikasi pasien 53 (51%) 51 (49%) 2 Standar gelang identitas pasien 52 52 (50%) 53 (51%) 3 Cara yang tepat mengidentifikasi pasien Peningkatan Komunikasi Yang Efektif 4 Tujuan komunikasi antar staff 28 (27%) 5 Komunikasi yang sering 46 menimbulkan kesalahan (44%) 6 Kapan waktu untuk 62 menyampaikan kondisi pasien (60%) Meningkatkan Keamanan Menggunakan Obat 7 Tindakan dalam mencegah 60 medication error (58%) 8 Peran perawat dalam 57 pemberian obat (55%) 9 6 benar dalam pemberian obat 65 (63%) 10 Hal yang disampaikan pada 54 pasien dan keluarga terkait (52%) terapi pengobatan Kepastian Tepat Lokasi, Prosedur Dan Pasien Operasi 11 Upaya mencegah peralatan tertinggal saat operasi 64 (62%) 15 (14%) 26 (25%) 12 Verifikasi sebelum tindakan operasi 13 Indikator patient safety dalam operasi Mengurangi Risiko Infeksi 14 5 moment cuci tangan 59 (57%) 15 Standar waktu infeksi 11 (11%) 16 Pentingnya penggunaan 27 personal precaution (26%) 17 Jenis infeksi yang didapat saat di rawat di Rumah Sakit 24 (23%) (50%) 51 (49%) 76 (73%) 58 (56%) 42 (40%) 44 (42%) 47 (45%) 39 (47%) 50 (48%) 40 (38%) 89 (86%) 78 (75%) 45 (43%) 93 (89%) 77 (74%) 80 (77%) Pengurangan Resiko Pasien Jatuh 18 Tindakan untuk mengurangi pasien jatuh 19 Definisi dari resiko pasien jatuh 20 Evaluasi pada pasien resiko jatuh Sumber: Data primer 2015 65 (63%) 66 (63%) 18 (17%) 39 (37%) 38 (37%) 77 (83%) Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 20 pertanyaan kuesioner (lampiran) tentang 6 prinsip patient safety, bahwa mayoritas mahasiswa profesi sudah benar dalam menjawab mengenai topik ketepatan identifikasi pasien, komunikasi efektif, meningkatkan keamanan menggunakan obat, dan pengurangan resiko pasien jatuh. Namun untuk topik mengenai kepastian tepat lokasi operasi, prosedur operasi dan pasien operasi, serta pengurangan resiko infeksi masih belum tepat. Diskusi Dari hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa profesi keperawatan angkatan XXII didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa profesi memiliki pengetahuan yang cukup terkait dengan patient safety. Mayoritas yang mendapatkan pengetahuan cukup adalah mahasiswa perempuan, berusia 22 tahun dan pernah mendapatkan sosialisasi pengetahuan patient safety. Faktor yang mungkin mempengaruhi hasil dari penelitian ini adalah karena faktor pengalaman dan budaya. Pengalaman seseorang yang bersifat nonformal akan menambah pengetahuan yang dimiliki seperti sosialisasi yang dilakukan oleh institusi sebelum mahasiswa mengikuti pendidikan profesi. Sedangkan budaya

juga dapat mempengaruhi hasil tingkat pengetahuan dari mahasiswa profesi karena tidak semua rumah sakit yang menjadi home base mengadakan kembali seminar terkait dengan patient safety, sehingga mahasiswa profesi yang mendapatkan pengetahuan patient safety di rumah sakit menjadi lebih tahu dan lebih terpapar, daripada mahasiswa profesi yang tidak mendapatkan kembali seminar terkait patient safety. Kontras dengan penelitian yang dilakukan oleh WHO tentang standar edukasi patient safety untuk mahasiswa profesi keperawatan dan bidan, menunjukkan bahwa mahasiswa profesi keperawatan strata satu (S1) dianggap sebagai mahasiswa tertinggi dalam tingkatan pendidikannya, sehingga mahasiswa profesi keperawatan (S1) memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang menerima tingkat pendidikan yang lebih rendah 6. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas mahasiswa profesi sudah tepat dalam menjawab pertanyaan terkait dengan definisi dan tujuan dari patient safety, karena mahasiswa profesi umumnya sudah mendapatkan materi terkait patient safety pada saat menempuh pendidikan akademik, sehingga mahasiswa profesi mengetahui definisi dari patient safety. Sejalan dengan penelitian pada mahasiswa profesi yang menyatakan bahwa mahasiswa profesi harus memiliki pemahaman mengenai prinsip-prinsip patient safety termasuk dengan definisi dari konsep patient safety itu sendiri. Sehingga akan memunculkan pemahaman dalam patient safety, bukan hanya pasien saja yang menjadi pusat dari konsep pasient safety tersebut, tetapi keluarga, dan semua pemberi pelayanan di rumah sakit juga harus terbebas dari injuri aksidental dimana rumah sakit menjadi penyebabnya 7. Pada pertanyaan terkait dengan pengetahuan mahasiswa profesi tentang KTD dan KNC didapatkan hasil belum tepat, Sebagian besar mahasiswa profesi masih belum familiar atau belum mengetahui secara detail terkait dengan Kejadian Nyaris Cedera (KNC) dan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), padahal pengetahuan tentang KNC dan KTD penting diketahui oleh mahasiswa profesi karena hal tersebut merupakan kejadian yang bisa saja terjadi saat melakukan tindakan di rumah sakit. Berdasarkan laporan dari KKP-RS didapatkan bahwa KTD merupakan penyebab cedera lain pada pasien hospitalisasi dan merupakan cedera yang sering terjadi pada pasien, untuk itu seluruh tenaga kesehatan bertanggung jawab terhadap pencegahan KTD 8. Pelaporan kejadian KTD akan dijamin kerahasiaan dan adanya perlindungan terhadap pelapor KTD berupa keamanan, rahasia, anonim, dan berfokus kepada penyelesaian insiden, pengoreksian error dan peminimalisiran cedera, dan tidak untuk menyalahkan (non blaming) 9. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan di UIN bahwa mahasiswa profesi banyak melakukan kesalahan/ error dikarenakan beberapa faktor yaitu faktor diri sendiri diantaanya kurang

percaya diri, grogi karena baru pertama kali melakukan prosedur dan merasa kurang latihan 5. Pada pertanyaan terkait dengan 6 prinsip patient safety mahasiswa profesi memiliki pengetahuan baik mengenai aspek ketepatan identifikasi pasien, komunikasi efektif, meningkatkan keamanan menggunakan obat, dan pengurangan resiko pasien jatuh. Namun untuk topik mengenai kepastian tepat lokasi operasi, prosedur operasi dan pasien operasi, serta pengurangan resiko infeksi masih belum tepat. Ketepatan dalam mengidentifikasi pasien merupakan pengetahuan yang harus diketahui oleh semua mahasiswa profesi, untuk itu mahasiswa sudah dibekali pengetahuan tersebut dimulai sejak menempuh pendidikan akademik, mahasiswa dibiasakan untuk mengidentifikasi pasien secara lengkap dan akurat agar terbiasa melakukannya. Penelitian lainnya bahwa dalam prinsip pencegahan terjadinya kesalahan dalam proses mengidentifikasi pasien, perlunya melibatkan secara aktif pasien dan keluarga dengan meminta pasien dan keluarga untuk mencocokkan identitas pasien saat dilakukan pemeriksaan, tindakan medis, saat pemberian obat dan saat pengambilan spesimen pasien 10. Peningkatan komunikasi efektif meliputi: tujuan adanya komunikasi efektif, kesalahan yang sering terjadi dalam komunikasi dan waktu penyampaian perkembangan pasien dalam setiap pergantian shift. Mayoritas mahasiswa profesi belum tepat menjawab mengenai aspek peningkatan komunikasi efektif padatujuan adanya komunikasi efektif dan kesalahan yang sering terjadi dalam komunikasi. Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Join Commission International (JCI, 2011) dalam meningkatkan komunikasi setiap staff yang terlibat dalam penanganan pasien yang paling utama adalah mendapatkan atau meminta informasi terkait kondisi pasien dengan prinsip tepat orang dan tepat waktu. Komunikasi antar staff bisa dilakukan secara lisan maupun tulisan ataupun melalui telepon, secara langsung kepada penerima order tanpa perantara orang ketiga, komunikasi antar staff yang paling sering menimbulkan kesalahan adalah komunikasi telepon dan catatan. Pencatatan komunikasi yang dilakukan dalam komunikasi antar staff dengan telepon, elemen yang harus dilakukan adalah dengan mencatat orderan secara lengkap oleh penerima, membacakan order kepada pemberi orderan, melaksanakan order setelah pemberi order mengkonfirmasi, dan menyampaikan kembali hasil tindakan kepada pemberi order untuk dievaluasi 9. Komunikasi dalam pergantian shift akan terjadi alih tanggung jawab melalui pertukan informasi mengenai kondisi pasien antara perawat yang selesei menjalankan tugas dan perawat yang akan menggantikannya. Perkembangan teraktual kondisi pasien tersebut, disampaikan secara aktif dan terus menerus untuk memastikan keamanan dan kualitas pelayanan, sehingga penyampaian kondisi pasien perlu dilakukan di setiap pergantian shift kerja.

Pada peningkatan keamanan menggunakan obat mahasiswa profesi mayoritas sudah mengetahui bagaimana cara pencegahan medication error, prinsip 6 benar dalam pemberian obat, serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang terapi pengobatan seperti nama dokter, dosis, waktu, tujuan, reaksi dan efek samping pengobatan. Selain perawat, mahasiswa profesi juga bertanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek samping yang ditimbulkan, memberikan obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu klien menggunakannya dengan benar dan memberikan informasi kepada klien. Mahasiswa profesi dalam melakukan pemberian obat yang sesuai harus mengetahui pengetahuan tentang 6 prinsip benar yaitu benar obat, benar paien, benar dosis, benar rute, benar waktu dan benar dokumentasi 11. Pengurangan resiko pasien jatuh perlu diketahui juga oleh mahasiswa profesi saat melakukan asuhan keperawatan. Mayoritas mahasiswa sudah mengetahui prinsip patient safety: identify patient safety risk, mengurangi resiko pasien jatuh dan definisi serta identifikasi resiko keselamatan pasien terkait resiko jatuh. Evaluasi pengurangan resiko pasien jatuh meliputi riwayat jatuh, konsumsi alkohol, gaya berjalan dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien. Perawat maupun mahasiswa profesi penting dalam mengetahui pengetahuan Reduce the Risk of Patient Harm Resulting from Falls dan mengkaji resiko pasien jatuh agar dapat mengurangi resiko cedera pada pasien karena jatuh 12. Memastikan tepat lokasi operasi, prosedur operasi dan pasien operasi merupakan upaya mencegah peralatan tertinggal saat pelaksanaan operasi, serta diperlukan juga ceklist berisi konten inti yang diperlukan untuk prosedur pembedahan dimulai dari pasien sebelum masuk ruang operasi, petugas anestesi bertugas mengisi ceklist untuk alat apa saja yang dibutuhkan, saat proses pembedahan dokter dan perawat bertugas dalam mencatat jumlah alat yang digunakan dengan jumlah alat setelah digunakan harus sama jumlahnya, terakhir setelah dilakukan operasi diruang pemantauan kondisi pasien dipantau dan dicek kembali terkait prosedur pembedahan. Mayoritas mahasiswa profesi masih belum mengetahui terkait dengan prinsip tersebut dikarenakan mahasiswa profesi belum terpapar secara detail tentang prosedur tersebut. Pengurangan resiko infeksi seperti, penggunaan personal precaution yang tepat dan jenis infeksi yang didapatkan saat perawatan di rumah sakit mayoritas mahasiswa belum mengetahui tentang prinsip tersebut, sedangkan untuk pengetahuan mencuci tangan dengan 6 benar dan 5 moment cuci tangan mahasiswa profesi memiliki pengetahuan yang baik karena mahasiswa profesi saat mengikuti pendidikan skill lab di institusi selalu dibiasakan untuk melakukan cuci tangan 6 langkah dan 5 moment, sehingga mahasiswa profesi mengetahui dengan baik pentingnya cuci tangan.

Infeksi umumnya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran kemih-terkait kateter, infeksi aliran darah (blood stream infections) dan pneumonia (ventilasi mekanis). Pokok dari terjadinya infeksi antara lain adalah karena cuci tangan (hand hygiene) yang tidak tepat, dalam proses pengendalian tersebut diharapkan rumah sakit mengembangkan kebijakan dan prosedur yang sesuai dalam pedoman hand hygien 13. Patient safety merupakan upaya yang telah dipromosikan dan diperjuangkan selama ini oleh berbagai organisasi kesehatan dunia, terutama Joint Comission International untuk menjamin keselamatan setiap pasien. Mahasiswa profesi keperawatan merupakan tenaga kesehatan yang ikut terlibat dalam memberikan perawatan kepada pasien, untuk itu mahasiswa profesi perlu mendapatkan pengetahuan yang baik terkait dengan patient safety. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan patient safety pada mahasiswa profesi keperawatan angkatan XXII, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tingkat pengetahuan mahasiswa profesi tentang patient safety adalah cukup. 2. Pengetahuan mahasiswa profesi terkait dengan definisi dan tujuan patient safety mayoritas menjawab benar. 3. Pengetahuan mahasiswa profesi terkait dengan 6 prinsip patient safety mayoritas sudah tepat dalam menjawab mengenai ketepatan identifikasi pasien, komunikasi efektif, meningkatkan keamanan menggunakan obat, dan pengurangan resiko pasien jatuh. Namun untuk topik mengenai kepastian tepat lokasi operasi, prosedur operasi dan pasien operasi, serta pengurangan resiko infeksi mahasiswa profesi masih belum tepat. 4. Pengetahuan mahasiswa profesi terkait dengan KTD dan KNC, mayoritas pengetahuan mahasiswa profesi masih kurang. Saran Hasil penelitian ini bisa dijadikan Hasil penelitian ini dijadikan evaluasi bagi setiap mahasiswa profesi untuk terus meningkatkan pengetahuan tentang patient safety, serta dapat membantu institusi dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa profesi terkait patient safety dan menjadi acuan untuk menambah materi tentang patient safety baik diakademis maupun klinis. Pembimbing 1. Lisa Musharyanti, S.Kep., Ns., M.Med.Ed Daftar Pustaka 1. Depkes RI. (2006). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta 2. Sumarianto Arif, Maidin Alimin, Sidin Indahwati. (2013). Hubungan Pengetahuan Dan Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Penerapan Program Patient Safety Di Ruang Perawatan Inap Rsud Andi Makkasau Kota Parepare. Universitas Hasanudin. Makasar. 3. Sitorus, R. (2004). Model Praktik Keperawatan Profesional Di Rumah Sakit. Jakarta: EGC.

4. Bilings, D.M., Halstead, J.A. (2009). Teaching in Nursing: A Guide for Faculty. St.Loius: Alsevier. 5. Khasanah, U. (2011). Tindakan Eror Prosedur Keperawatan: Jenis dan Faktor Penyebabnya pada Mahasiswa Profesi Ners Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Uin Syarif Hidayatullah Jakarta. Unair Jurnal. Diakses tanggal 26 Oktober 2014, dari http://journal.unair.ac.id/article4906 media 37category3.html 6. World Health Organization (WHO). (2009). Global standards for the initial education of professional nurses and midwives. World Health Organization. 7. Amy, A., Kevin, T., Kimberly, A., Karen, A. (2012). How Baccalaureate Nursing Students Value an Interprofessional Patient Safety Course for Professional Development. ISRN Nursing. California. 8. Join Comission International. (2014). Hospital Patient Safety Goals. 4th edition. Oarkbrook Terrace-Illinois: Department of Publication Joint Comission Resources. 9. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia (PMK-RI). (2011). Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 10. Dewi, A., Lukman, H., Cecilia, W.I. (2014). Evaluasi Pelaksanaan Sistem Identifikasi Pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit. Jurnal Kedokteran Brawijaya. Malang. 11. Lydya, P. A.S. (2012). Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Mahasiswa Profesi Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam melakukan pemberian obat. Strata Satu Program Studi Ilmu Keperawatan, UIN Syarif Hidayatulloh. Jakarta. 12. Aprilia, S. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perawat dalam Penerapan IPSG (Internasional Patient Safety Goals) pada Akreditasi JCI (Joint Comission International) di Instalasi Rawat Inap RS Swasta X Tahun 2011. Skripsi Strata Satu Program Sarjana Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok. 13. Standar Akreditasi Rumah Sakit (SARS). (2011). Standar Akreditasi Rumah Sakit edisi 1. Jakarta