Fitur bentuk merupakan fitur dasar dalam visual content

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI uji coba terhadap program aplikasi pengenalan plat nomor kendaraan roda empat ini,

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME

IMPLEMENTASI METODE FUZZY UNTUK KLASIFIKASI USIA JERUK NIPIS

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION

BAB 2 LANDASAN TEORI. metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan yang menggunakan pengenalan

Pengantar PENGOLAHAN CITRA. Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007

Implementasi VB 6.0 pada Face Detection Berbasis Image Processing untuk Sistem Identifikasi

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

BAB IV ANALISA. 4.1 Analisa teknik pengolahan citra

APLIKASI ABSENSI KULIAH BERBASIS IDENTIFIKASI WAJAH MENGGUNAKAN METODE GABOR WAVELET

BAB 4. Implementasi dan Evaluasi. Setelah dibuatnya alat pengangkat dan pengelompokan benda yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TRACKING ARAH GERAKAN TELUNJUK JARI BERBASIS WEBCAM MENGGUNAKAN METODE OPTICAL FLOW

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari

BAB III METODE YANG DIUSULKAN

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM)

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

BAB 4 PENGUJIAN DAN EVALUASI. teknik pemrosesan citra dengan menggunakan logika samar dan dengan teknikteknik

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. MOTO DAN PERSEMBAHAN... v. DAFTAR ISI...

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB III METODE PENELITIAN Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem. Model penelitian yang akan dilakukan adalah model penelitian

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. koordinat pada tiap-tiap area, akses pixel, contrast streching, histogram. yang

ALAT PENGANGKAT DAN PENGELOMPOKAN BENTUK BENDA MENGGUNAKAN PLC DAN COMPUTER VISION SKRIPSI. Oleh : Sri Maria Ulfa

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Rancang Bangun Sistem Pelacakan Obyek Menggunakan CCTV dan Webcam. Kampus ITS, Surabaya

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. mendapatkan input, melakukan proses, dan menghasilkan output yang diinginkan oleh

BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER

PENERAPAN GRABBER PADA OPTICAL FLOW UNTUK MENGGERAKKAN CURSOR MOUSE MENGGUNAKAN BOLPOIN

Aplikasi Deteksi Tepi pada Realtime Video menggunakan Algoritma Canny Detection

Perancangan Sistem Identifikasi Barcode Untuk Deteksi ID Produk Menggunakan Webcam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM

PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA

BAB III METODE PENELITIAN. tracking obyek. Pada penelitian tugas akhir ini, terdapat obyek berupa bola. Gambar 3.1. Blok Diagram Penelitian

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

Dr. Ir. Endra Pitowarno, M.Eng PENS-ITS. Seminar New Concept Robotics: Robot Vision 22 Februari 2007 Universitas Gunadarma - Jakarta.

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. mendeteksi tempat parkir yang telah selesai dibuat. Dimulai dari pengambilan

Fitur Bentuk Pada Citra. Achmad Basuki, Nana R PENS-ITS, 2008

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PERANCANGAN PENGENALAN PLAT NOMOR MELALUI CITRA DIGITAL DENGAN OPENCV

Desain Augmented Reality Origami Berbasis Logika Fuzzy

Sistem Pembaca Teks Bahasa Indonesia Otomatis Menggunakan Kamera Web Dengan Metode Integral Proyeksi

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature

BAB 1 PENDAHULUAN. Keunggulan dalam teknologi robotika tidak dapat dipungkiri telah lama

Jobsheet II. OpenCV untuk Processing Filter

Image Processing. Nana Ramadijanti Laboratorium Computer Vision Politeknik Elekltronika Negeri Surabaya PENS-ITS 2010

PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR

Bab III ANALISIS&PERANCANGAN

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PENGENALAN UANG KERTAS DOLLAR AMERIKA DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan

BAB 2 2. LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain:

PERBAIKAN KUALITAS CITRA DIGITAL BERDASARKAN HISTOGRAM EQUALIZATION DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

Cb Cb. jarak = x = w b. SNR(dB) = log( I N ) (1) (y y k) 2 n MSE = Y = 0.59G R B Cr = (R Y ) (3) Cb = 0.

Aplikasi Metoda Random Walks untuk Kontrol Gerak Robot Berbasis Citra

Pengenalan Plat Nomor Berdasarkan Klasikasi K-Nearest Neighbor (KNN)

Gambar 15 Contoh pembagian citra di dalam sistem segmentasi.

PERANCANGAN PENDETEKSI WAJAH DENGAN ALGORITMA LBP (LOCAL BINARY PATTERN) BERBASIS RASPBERRY PI

1. PENDAHULUAN Bidang perindustrian merupakan salah satu bidang yang juga banyak menggunakan kecanggihan teknologi, walaupun pada beberapa bagian, mas

BAB III METODE PENELITIAN. pada blok diagram tersebut antara lain adalah webcam, PC, microcontroller dan. Gambar 3.1 Blok Diagram

Human Detection Menggunakan Metode Histogram Of Oriented Gradients

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter

IMPLEMENTASI METODE RETINEX UNTUK PENCERAHAN CITRA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Fuzzy Expert Sistem. Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2015

BAB 1 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI. Pada bab ini kita akan melihat masalah apa yang masih menjadi kendala

pengambilan citra video, pemrosesan citra pada setiap frame,, pendeteksian objek

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY

PENGENDALIAN MOBILE ROBOT VISION MENGGUNAKAN WEBCAM PADA OBJEK ARAH PANAH BERBASIS RASPBERRY PI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

KONTROL ROBOT MOBIL PENJEJAK GARIS BERWARNA DENGAN MEMANFAATKAN KAMERA SEBAGAI SENSOR

OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR

Bab III Perangkat Pengujian

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti suhu udara, keindahan, kecantikan adalah hal-hal yang samar, yang

DESAIN AUGMENTED REALITY ORIGAMI BERBASIS METODE LOGIKA FUZZY

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

PENINGKATAN KUALITAS CITRA DENGAN METODE FUZZY POSSIBILITY DISTRIBUTION

PENERAPAN LOGIKA SAMAR DALAM PEMROSESAN CITRA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel pengujian menggunakan sebanyak 1 buah sampel beras A, 7 buah

BAB III METODE PENELITIAN. yang didapatkan dari hasil analisis. Berikut adalah tahapan desain penelitian yang

Transkripsi:

7407030059 1 KLASIFIKASI CIRI BENTUK MENGGUNAKAN METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM Mala Alfiyah Ningsih; Setiawardhana, S.T; Nana Ramadijanti, S.Kom,M.Kom Abstract Fitur bentuk merupakan fitur dasar dimana setiap obyek gambar dapat dibedakan berdasarkan bentuk dari obyek tersebut. Bentuk-bentuk dasar dalam geometri seperti segiempat, segitiga, dan lingkaran. Berdasarkan masalah ini, proyek akhir ini mencoba untuk membuat suatu sistem yang dapat mengklasifikasikan kemiripan suatu objek berdasarkan bentuk dasar dalam geometri. Untuk pengklasifikasian bentuk objek menggunakan metode Fuzzy Inference System dengan menggunakan parameter jumlah vertex point dan besar sudut dari objek yang didapat dengan cara memanfaatkan hasil dari edge detection dan corner detection dari objek. Uji coba dilakukan pada delapan objek dengan emapat perbedaan kondisi cahaya pada tiap objek. Dengan menggunakan metode ini didapatkan prosentase keberhasilan dari klasifikasi objek sebesar 75 %. Index Terms Klasifikasi bentuk, Jumlah vertex point, Besar sudut, Metode Fuzzy Inference System I. INTRODUCTION Fitur bentuk merupakan fitur dasar dalam visual content pada citra. Dimana setiap gambar dapat dibedakan berdasarkan bentuk dari obyek tersebut. Dalam industri elektronika kadang kala dibutuhkan kemampuan untuk mendeteksi bentuk-bentuk dari PCB (printed circuit board) seperti mendeteksi bentuk-bentuk segi-empat atau lingkaran untuk memisahkan bagian-bagian dari PCB. Dengan keberhasilan metode matematika morfologi, maka penulis mencoba untuk mamanfaatkan metode Fuzzy Inference System yang dimana ditemukan sukses dalam aplikasi pada bidang yang luas, seperti automatic control, klasifikasi data, analisa kesimpulan, sistem pakar, prediksi waktu, robotika dan pengenalan pola. Pada proyek akhir ini saya mencoba untuk mengaplikasikan image processing untuk mengklasifikasikan suatu objek berdasarkan ciri bentuknya mengunakan metode Fuzzy Inference System. Objek yang diklasifikasikan akan di-load dari gambar kemudian akan dilakukan proses peng-klasifikasian menggunakan metode Fuzzy Inference System. Pengambilan keputusan dengan metode Fuzzy Inference System dengan parameter inputan jumlah vertex point dari objek yang didapat dengan cara memanfaatkan hasil dari edge detection dan corner detection dari objek. Sehingga diharapkan sistem dapat secara tepat mengklasifikasikan suatu bentuk objek antara gambar query dan gambar dan mengurangi waktu komputasi.[1] II. METHODOLOGY Gambaran umum dari proyek akhir ini adalah sebagai berikut : Jurusan Teknik Informatika, PENS-ITS Gambar 2.1 : Gambaran Umum Proyek Akhir Secara global sistem klasifikasi bentuk menggunakan metode Fuzzy Inference System dapat dilihat pada gambar di atas. Gambar diambil melaui proses capture dari webcam. Kemudian akan dilakukan proses ekstraksi fitur yang hasilnya dari proses ini selanjutnya akan diproses dalam proses klasifikasi menggunakan metode Fuzzy Inference System. Akhirnya, objek dapat terklasifikasikan sesuai dengan bentuknya. Berikut penjelasan dari tahapan - tahapan dari keseluruhan sistem : 2.1. Proses Pengembilan Gambar (capture) Pada proses ini akan menjelaskan bagaimana teknis mendapatkan gambar yang nantinya akan diproses lebih lanjut sebagai objek yang akan diklasifikasikan. Untuk proses pengolahan citra akan digunakan library OpenCV yang telah tersedia secara grafis yaitu dengan menggunakan fungsi cvcapture- FromCAM. CvCapture* capture; capture = cvcapturefromcam( CV_CAP_ANY ); Rincian informasi dari program di atas adalah inisialisasi pengambilan gambar dari kamera menggunakan cvcapture- FromCAM dengan parameter CV_CAP_ANY yang berarti capture melalui kamera webcam, jika parameternya bernilai 0 jika capture dari video pada device #0. 2.2 Ekstraksi Fitur Pada proses ini dilakukan pen-deteksian dimana area obyek yang akan dicapture dengan cara ekstraksi fitur yang melingkupi ekstraksi ciri berdasarkan bentuk. Proses ini melingkupi proses gray scale, edge detection, cropping lokasi objek, corner detection,seleksi corner dan mendapatkan nilai derajat tiap tiap sudut. Pada proses tahap ini dilakukan proses terhadap hasil capture yang telah didapatkan dari proses pengambilan gambar yang akan diklasifikasikan untuk menjadi

7407030059 2 input pada proses pengklasifikasian dengan metode Fuzzy Inference System pada proses berikutnya. Berikut flowchart dari proses ekstraksi fitur : Gambar 2.2 : Flowchart Ekstraksi Fitur Berikut akan dijelaskan secara berurutan tentang proses ekstraksi fitur : 2.2.1 Grayscale Setelah dilakukan proses capture terhadap objek yang akan diklasifikasikan, langkah pemrosesan terhadap gambar adalah grayscale yang berguna untuk menyederhanakan model citra. Berikut ini potongan dari program grayscale dengan menggunakan fungsi cvcvtcolor pada library OpenCV : cvcvtcolor(result2, gray, CV_BGR2GRAY); 2.2.2 Canny Edge Detection Setelah dilakukan prose grayscale pada gambar, maka langkah selanjutnya adalah melakukan proses deteksi tepi dengan mengunakan menggunakan Canny. Dalam mendapatkan deteksi tepi Canny digunakan fungsi cvcanny yang ada pada library OpenCV. cvcanny(gray, edge, 20, 100, 3); 2.2.3 Cropping Lokasi Objek Setelah dilakukan proses deteksi tepi canny, maka akan didapatkan nilai dari batas atas, bawah, kanan dan kiri dari objek yang akan diklasifikasikan. Sehingga, dapat dilakukan proses cropping lokasi objek berdasarkan bata batas objek yang telah di dapatkan. Gambar 2.3 : Flowchart Proses Cropping Lokasi Objek Berikut ini penjelasan tentang urutan proses cropping lokasi objek : Mendapatkan nilai height, width, widthstep, nchannels, imagedata pada gambar, merupakan data data dari gambar. Data data ini akan dibutuhkan pada tahapan tahapan proses cropping selanjutnya. Mendapatkan batas atas dari objek, dilakukan dengan cara melakukan proses pengecekan dari unsur height gambar secara increment sampai ditemukan unsur pixel yang berwarna putih. Mendapatkan batas bawah dari objek, prosesnya hampir sama dengan mendapatkan batas atas objek, hanya saja proses pengecekan dilakukan secara decrement. Mendapatkan batas kanan dari objek, berbeda dengan mencari batas atas dan bawah, pada tahap ini dilakukan pengecekan dari unsur width gambar secara decrement sampai ditemukan unsure pixel yang berwarna putih. Mendapatkan batas kiri dari objek, pada tahap ini prosesnya hampir sama dengan mendapatkan batas kanan objek, hanya saja proses pengecekan dilakukan secara increment. Mendapatkan panjang dan lebar cropping, merupakan tahapan yang bisa dilakukan setelah didapatkan batas atas, bawah, kanan, dan kiri. Panjang cropping didapat dari selisih antara batas kanan dan batas kiri. Sedangkan lebar cropping didapat dari selisih antara batas bawah dan batas atas. Proses cropping, dilakukan setelah didapatkan titik titik koordinat x dan y dari tiap batas, maka proses selanjutnya adalah proses cropping objek sesuai dengan

7407030059 3 batas batasnya. Untuk proses cropping digunakan fungsi cvsetimageroi yang juga ada pada library OpenCV. Berikut potongan program dari proses cropping : CvRect rect = cvrect(ki, at, hc, wc); cvsetimageroi(crop, rect); 2.2.4 Corner Detection Proses corner detection dilakukan setelah dilakukan proses cropping objek. Dalam mendeteksi corner ini menggunakan fungsi cvgoodfeaturestotrack yang juga ada pada library OpenCV. Berikut ini potongan program dari proses deteksi cvgoodfeaturestotrack(crop, eig_img, temp2_img, corners,&corner_count, quality_level, min_distance, NULL,eig_block_size, use_harris); dua sudut, sehingga setiap objek maksimal mempunyai delapan sudut yang akan diproses selanjutnya. Mendapatkan corner_count tiap area, merupakan tahapan yang sangat berguna dalam proses mendapatkan sudut terluar dari tiap bagian. Mendapatkan posisi sudut terluar pada tiap area, yaitu mencari satu sudut pertama terluar dari tiap bagian. Mendapatkan posisi sudut terluar kedua pada tiap area, yaitu mencari sudut kedua yang diperhitungkan berdasarkan jarak antara sudut pertama terluar. 2.2.6 Mendapatkan Nilai derajat Sudut Setelah ditemukan sudut sudut pada proses seleksi corner, maka tahap selanjutnya adalah menghitung besar dari tiap tiap sudut. Berikut ini flowchart mendapatkan nilai derajat sudutnya : 2.2.5 Seleksi Corner Dalam mendapatkan sudut sudut dari proses corner detection, tidak semua sudut sudut yang didapat akan diklasifikasikan. Atau dengan kata lain sudut tersebut merupakan noise corner. Oleh karena itu, penulis melakukan proses seleksi corner untuk mendapat sudut yang layak untuk diklasifikasikan atau dilakukan proses selanjutnya. Proses seleksi corner tergambar dalam flowchart di bawah ini : Gambar 2.5 : Flowchart Proses Mendapatkan Nilai derajat sudut Gambar 2.4 : Flowchart Proses Seleksi Corner Berikut ini penjelasan tentang urutan urutan proses seleksi Mendapatkan nilai height, width, corner_count pada gambar, merupakan data data dari gambar. Data data ini akan dibutuhkan pada tahapan tahapan proses seleksi corner selanjutnya. Bagi menjadi empat area, dimana pembagian area ini dengan maksud tiap bagian akan mempunyai maksimal Berikut ini penjelasan tentang urutan urutan proses seleksi Mengurutkan sudut sudutnya, yaitu mengurutkan sudutnya dari bagian satu ke bagian dua ke bagian tiga serta ke bagian 4. Proses pada tahap ini bertujuan agar bisa mendapatkan rusuk rusuknya sehingga juga bisa ditentukan letak dari tiap tiap sudut. Mendapatkan nilai dari sisi sisi antar sudut, yaitu mendapatkan panjang dari tiap tiap sisi atau rusuknya yang kemudian akan digunakan dalam proses mendapatkan besar sudut. Mendapatkan nilai dari sisi miring antar dua sisi, karena perhitungan sudut menggunakan rumus segita sembarang, maka harus didapatkan sisi yang ketiga yaitu sisi miringnya. Mendapatkan besar sudut : Cos 1 (b 2 +c 2 a 2 ) 2bc, yaitu rumus aturan cosines pada segitiga sembarang dimana b dan c adalah dua sisi antara dua sudut dan a adalah sisi miring dari kedua sisi. 2.3 Klasifikasi menggunakan metode Fuzzy Inference System Metode Fuzzy Inference System adalah metode yang digunakan untuk klasifikasi ciri bentuk. Konsentrasi metode Fuzzy

7407030059 4 Inference System adalah pada metode Sugeno Fuzzy Inference System. Dengan metode ini akan didapatkan besarnya prosentase kemiripan bentuknya. Pada proses pengambilan keputusan untuk klasifikasi bentuk dengan metode Sugeno Fuzzy Inference System terdapat beberapa proses utama, meliputi : Fuzzyfication Definisi dari himpunan fuzzy dan penentuan derajat keanggotaan dari crips input pada sebuah himpunan fuzzy. Pada klasifikasi bentuk, parameter input berupa besarnya sudut. Pada bab sebelumnya telah dibahas tentang metodologi dari proses pembuatan sistem hingga penjelasan proses pertahapnya. Pada bab ini akan direpresentasikan tentang hasil sistem berdasarkan tahapan - tahapan dari metodologi yang telah dipaparkan sebelumnya, serta hasil percobaan dari sistem yang telah dibuat. terhadap bentuk segitiga: Gambar 2.6 : Diagram Fuzzification Diagram Fuzzyfication Tabel 3.1 : Hasil Percobaan Segitiga terhadap bentuk segiempat: Inferensi Evaluasi fuzzy rule untuk menghasilkan output pada tiap rule. Berikut ini beberapa rule yang akan didapatkan : IF x is 3 AND s is 60 THEN segitiga 100% IF x is 4 AND s is 90 THEN segiempat 100% IF x is 5 AND s is 108 THEN segilima 100% IF x is 6 AND s is 120 THEN segienam 100% IF x is 4 AND s is 94.3 THEN segiempat 76.11%, segilima 23.89% Defuzzyfication Perhitungan Crips Out. Dimana di sini akan didapatkan output akhir prosentase kemiripan bentuknya yang berfokus pada jumlah sudut yang terklasifikasi. Hasil pada tiap tiap index akan dikalan 100 persen. F = {segitiga, segiempat, segilima, segienam} Misal : Jumlah sudut = 3 dan F = {0.12, 0.08, 0.0, 0.0} Maka hasilnya : SEGITIGA 12 %, SEGIEMPAT 8 %, SEGILIMA 0 %, SEGIENAM 0 % III. RESULTS Tabel 3.2 : Hasil Percobaan Segiempat

7407030059 5 terhadap bentuk segilima: IV. CONCLUSIONS Berdasarkan hasil pengujian dan analisa yang telah di bahas pada bab sebelumnya maka dapat diberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1) Rata rata persentase keberhasilan proses klasifikasi bentuk menggunakan metode Fuzzy Inference System untuk sample di atas adalah sebesar 87.5%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa metode Fuzzy Inference System sudah dapat meng-klasifikasi-kan bentuk dengan baik. 2) Perhitungan sudut dengan menggunakan aturan cosines pada segitiga sembarang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan bentuk. 3) Intensitas cahaya di sekitar objek yang di -capture berpengaruh terhadap proses ekstraksi fitur dan klasifikasi pada objek. REFERENCES Tabel 3.3 : Hasil Percobaan Segilima terhadap bentuk segienam: [1] Jang, JSR; Sun, CT dan Mizutani, E. 2004. Neuro-Fuzzy and Soft Computing. Singapore. Pearson Education. [2] Sigit, Ryanto. Modul Praktikum Image Processing. PENS-ITS. 2005. [3]. Open Source Computer Vision Library. [4]. Bentuk Geometri. http://id.wikipedia.org/wiki/grup_simetri [5]. Teorema Phytagoras. http://id.wikipedia.org/wiki/teorema_pythagoras [6]. Sudut Geometri. http://id.wikipedia.org/wiki/sudut_(geometri) [7]. Trigonometri. http://id.wikipedia.org/wiki/trigonometri [8]. Klasifikasi Online Citra Daun berdasarkan Fitur Bentuk dan Ruas Daun. http://viplab.if.its.ac.id/wp-content/uploads/2010/05/c15- agus-zainal-arifin-klasifikasi-online-citra-daun-ber.pdf [diakses pada 21 Juli 2010] Tabel 3.4 : Hasil Percobaan Segienam Keterangan : UJI COBA I : pada siang hari dan cahaya kurang UJI COBA II : pada siang hari dan cahaya normal UJI COBA III : pada malam hari dan cahaya kurang UJI COBA IV : pada malam hari dan cahaya normal Analisa : Dari keempat percobaan didapatkan rata - rata prosentase keberhasilan dari semuanya adalah 75 % menghasilkan output yang sempurna.