BAB 4. Implementasi dan Evaluasi. Setelah dibuatnya alat pengangkat dan pengelompokan benda yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4. Implementasi dan Evaluasi. Setelah dibuatnya alat pengangkat dan pengelompokan benda yang"

Transkripsi

1 BAB 4 Implementasi dan Evaluasi Setelah dibuatnya alat pengangkat dan pengelompokan benda yang memperlihatkan gerakan sekuensial yang terintergrasi dengan vision secara real time maka diperlukan analisis tentang seberapa tingkat keberhasilan intergrasi antara plc dengan vision. 4.1 Speksifikasi Sistem Sistem alat pengangkat dan pengelompokan bentuk benda menggunakan plc dan computer vision mempunyai berbagai bagian dengan spesifikasi system sebagai berikut: 1. Komputer Pada penelitian, komputer digunakan untuk membuat program vision dan program pada plc. Komputer tersebut mempunyai spesifikasi sebagai berikut: Tabel 4.1 Spesifikasi Komputer SPESIFIKASI KOMPUTER Intel Pentium 4 3 GHz 800 MHz Processsor Socket LGA 775 L2 Cache 1 Mb Motherboard Asus P5PE-VM

2 73 Chipset Motherboard Intel ICH5 Memori 1 GigaByte RAM DDR 1 Media penyimpanan Kartu Grafis Monitor Hard disk seagate 80 giga. Onboard Intel Extreme Graphics 2 (865G) LCD Winsonic Standard USB port Ver Kamera digital Kamera digital yang digunakan berupa webcam. Webcam dipakai untuk mengambil input berupa citra lalu diproses secara vision dengan realtime. Webcam yang digunakan pada penelitian ini adalah QuickCam Communicate Deluxe yang dibuat dari Logitech dengan resolusi 640 x 480 (VGA). 3. Object / benda Menggunakan object berbentuk lingkaran, segitiga, segiempat, segilima, segienam dan segidelapan dengan diameter 5cm. Benda berwarna putih terbuat dari nilon. 4. Sistem perangkat lunak yang digunakan Pada penelitian ini menggunakan system operasi Microsoft Windows XP SP2, opencv (open source) dengan Microsoft visual studio 2005 untuk vision, dan FST 4.10 untuk PLC.

3 Spesifikasi PLC secara menyeluruh Prosedur Sistem Sistem pneumatik ini dengan aplikasi untuk mengangkat benda dan mengelompokkan bentuk benda yang mempunyai karakteristik antara lain: Menggunakan sebuah PLC (Programmable Logic Controller) sebagai kontroler. Memiliki tegangan catu daya yang digunakan untuk mengaktifkan PLC adalah sebesar +24 VDC. Menggunakan tekanan udara mampat sebesar 4-6 bar yang dihasilkan oleh kompresor sebagai energi penggerak. Modul pneumatik terdiri dari tiga buah silinder pneumatik kerja ganda dan dua buah silinder pneumatic kerja single tunggal, lima buah katup pneumatik 5/2(single solenoid), dan satu buah PLC. Setiap silinder yang ada menggunakan sebuah katup pneumatik. Menggunakan mika (acrylic) pada bagian permukaan benda untuk jalur bendanya. Sistem secara keseluruhan terdiri dari 3 modul utama, yaitu modul pneumatik, modul relay, dan inputan dari kamera. Menggunakan dua jenis sensor, yaitu sensor magnetik dan limit switch. Selain itu dengan menggunakan time delay sebagai pengganti sensor yang kurang karena keterbatasan jumlah sensor.

4 75 Menggunakan pemisah dengan dua jalur, yaitu jalur A dan jalur B. System ini menggunakan enam bentuk benda, yaitu segitiga, segiempat, segilima, segienam, segidelapan, dan lingkaran. Berat benda pada system pneumatic adalah sekitar 3 ons Satu buah kamera yang digunakan untuk mengambil foto bentuk benda. 4.3 Komponen Sistem Komponen-komponen yang digunakan dalam sistem, dikelompokkan berdasarkan modul-modul yang ada, antara lain: 1. Komponen sistem pneumatik. 3 buah silinder pneumatik FESTO tipe DSN PPV dan 1 buah silinder pneumatik FESTO tipe DSN PPV-A 1 buah silinder CYC 3 buah katup pneumatik 5/2 SNS tipe MVSC-260-4E1 2 buah katup pneumatic 5/2 FESTO 2 buah sensor magnetik dari FESTO tipe SMEO-1-LED-24-SA dan 2 buah sensor magnetik dari FESTO tipe SME-8. 3 buah speed control SNS.

5 76 6 buah fitting elbow SNS 6 mm. 6 buah sumbat angin SNS. 6 buah fitting angin SNS. Selang angin secukupnya. Mika dengan lebar 7 mm dan ketebalan 0,5 mm secukupnya. 1 buah PLC FEC-FC34-FST. 1 buah kabel serial untuk loading program dari PC. 1 buah switch on/off untuk catu daya PLC. Kabel secukupnya. Terminal kabel secukupnya. Mika secukupnya. 2. Komponen sistem kamera 1 buah kamera dengan tipe logitech 6 buah benda dengan berat sekitar 3 ons. 1 kabel USB kamera yang dihubungkan pada PC

6 Evaluasi Hasil Percobaan Evaluasi Pneumatic PLC akan bekerja dengan baik jika pemasangan kabel pada input dan output PLC dilakukan dengan baik. Dalam pengaplikasiannya sistem pneumatic dapat berfungsi dengan baik. System pneumatic akan berjalan sesuai dengan inputan yang diterima dan mengelompokan sesuai benda yang dibutuhkan pada diagram alir. Dalam system pneumatik mempunyai kelemahan disebabkannya terlalu keras tekanan angin pada silinder awal saat mengangkat benda. Oleh karena itu, untuk tidak terjadi yang diinginkan seperti benda terlempar dari jalur, maka tepat diatas mika tersebut diberikan kertas karton untuk menahan benda untuk tidak terlempar keluar jalur Evaluasi Alat Pengangkat dan Pengelompokan Benda Setelah melakukan perancangan alat pengangkat dan pengelompokan benda dan melakukan percobaan intergrasi alat terhadap bagian-bagian alat (plc dan vision) maka perlu melakukan pengujian terhadap alat. Alat terdiri dari 2 bagian yaitu bagian PLC dan bagian vision. Ketika penggabungan sistem antara PLC dengan vision, perlu di coba pada kedua bagian tersebut. Kedua bagian tersebut perlu dicoba, untuk mengetahui ketika terjadi error yang disebabkan oleh alat (PLC) atau error yang disebabkan oleh vision. Untuk mengurangi error pada vision, dilakukan percobaan dengan jarak. Hal ini bertujuan untuk mengurangi error dan untuk mengetahui jarak yang baik untuk vision tersebut. Pada vision digunakan Peephole untuk menghasilkan capture setiap 2s. Capture yang dihasilkan akan diproses menggunakan opencv. Waktu yang diperlukan

7 78 agar benda dikenali dan setelah dikenali akan dikirim logic berupa nilai 0 atau 1 adalah 1s. Waktu yang dihasilkan untuk vision konstant karena sudah di set pada program. Percobaan yang dilakukan yaitu jarak kamera terhadap vision. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui jarak yang baik buat vision. Pada sistem pneumatik juga diuji dengan melihat arah dari pergerakan silinder, serta menentukan posisi mula-mula silinder dengan mengatur valvenya. Sistem pneumatik pada penelitian ini menghasilkan tenaga angin yang cukup keras. Apabila tekanan angin masuk ke silinder akan membuat silinder langsung bergerak cepat sehingga dapat membuat benda keluar dari jalur. Untuk itu digunakan fitting angin, untuk mengatur kecepatan gerak angin, dengan begitu silinder bergerak pelan, dan membuat benda jatuh pada tempat vision. Pada penelitian ini digunakan CCU utnuk tempat program PLC. CCU ini akan diprogram sesuai dengan pergerakan silinder yang diinginkan. CCU akan aktif bila mendapaklan tegangan 24Volt. Penelitian ini menggunakan 6 jenis objek yaitu lingkaran, segitiga, segiempat, segilima, segienam, dan segidelapan. Benda terdebut digunakan untuk mewakili bendabenda yang mungkin digunakan dalam dunia industri. Benda benda tersebut akan dipisahkan menjadi 2 kelompok. Benda lingkaran, segienam dan segidelapan merupakan satu kelompok dan kelompok yang lain yaitu segitiga, segiempat, segilima.

8 79 PERCOBAAN DENGAN JARAK 10 CM. Tabel 4.2 Hasil Detect Lingkaran Jarak 10 cm Kejadian Hasil output vision sistem Keterangan Dari tabel 4.2 di atas, benda dapat terdeteksi dengan baik karena benda tepat berada di bawah kamera (benda tidak terpotong). Peephole setiap 2 s akan mengambil gambar. Gambar kemudian diproses melalui beberapa tahapan. Gambar akan di grayscale terlebih dahulu sehingga menghasilkan gambar keabu-abuan. Dilanjutkan dengan proses threshold yang membuat gambar menjadi hitam dan putih sesuai dengan parameter yang digunakan. Setelah itu digunakan canny edge detection untuk mendeteksi tepi. Gambar yang dihasilkan dari benda yang tepat berada di bawah kamera yang melalui proses canny, membuat seluruh tepi dari benda terlihat dengan jelas, sehingga saat proses hough circle diterapkan benda lingkaran dapat terdeteksi dengan baik.

9 80 Tabel 4.3 Hasil Detect Segitiga Jarak 10 cm Hasil output vision sistem 7 Tidak Terdeteksi Vision tidak terdetek karena benda berdiri tegak 9 Tidak Terdeteksi Vision tidak terdetek karena benda berdiri tegak Dari table 4.3 di atas, ada benda segitiga yang tidak dapat di deteksi akibat benda berdiri tegak. Benda dapat berdiri tegak karena bendanya ringan dan terdapat sedikit celah antara bidang miring dengan vision. Sehingga saat didorong oleh silinder, benda segitiga langsung berdiri tegak. Vision yang digunakan hanya untuk mendeteksi jumlah vertek. Ketika proses canny, benda segitiga yang berdiri tegak tersebut tidak menghasilkan sisi tepi yang utuh (tepi tidak saling terhubung). Sehingga saat chain code, benda tersebut tidak dapat terdeteksi karena algoritma chain code akan bekerja apabila terdapat tepi yang membentuk chain atau sisi tepi saling berhubungan.

10 81 Tabel 4.4 Hasil Detect Segiempat Jarak 10 cm Hasil output vision sistem Tidak 6 Terdeteksi Vision gagal terdeteksi karena gambar benda terpotong. Dari Tabel 4.4 di atas, benda segi empat ada yang tidak terdeteksi. Hal ini dikarenakan saat benda jatuh tidak benar benar dibawah kamera, sehingga hasil capture yang di dapat terpotong. Benda tidak dapat terdeteksi karena saat proses canny selesai, hasil deteksi tepi yang didapat tidak membentuk chain. Sehingga saat diterapkan algoritma chain kode dengan kode arah, benda tidak dianggap sebagai suatu objek dikarenakan sisi tidak berhubungan. Tabel 4.5 Hasil Detect Segilima Jarak 10 cm Hasil output vision sistem Vision gagal terdeteksi karena gambar benda terpotong. 3 Tidak Terdeteksi

11 82 Dari Tabel 4.5 di atas, benda segilima ada yang tidak terdeteksi. Hal ini dikarenakan saat benda jatuh tidak benar benar dibawah kamera, sehingga hasil capture yang di dapat terpotong. Peephole menghasilkan image yang akan diproses oleh komputer. Pertama tama dilakukan grayscale yang membuat gambar menjadi keabuabuan. Dilanjutkan dengan proses threshold yang membuat gambar menjadi hitam dan putih. Selanjutnya proses Canny utnuk deteksi tepi. Benda tidak dapat terdeteksi karena saat proses canny selesai, hasil deteksi tepi yang didapat tidak membentuk chain. Sehingga saat diterapkan algoritma chain kode dengan kode arah, benda tidak dianggap sebagai suatu objek dikarenakan sisi tidak berhubungan. Tabel 4.6 Hasil Detect Segienam Jarak 10 cm Hasil output vision sistem Keterangan

12 83 Tabel 4.7 Hasil Detect Segidelapan Jarak 10 cm Hasil output vision sistem Tabel 4.8 Hasil Detect Lingkaran Jarak 20 cm Hasil output vision sistem Vision gagal terdeteksi karena benda berdiri tegak. 8 Tidak Terdeteksi Dari table 4.3 di atas, ada benda lingkaran yang tidak dapat di deteksi akibat benda berdiri tegak. Benda dapat berdiri tegak karena bendanya ringan dan terdapat sedikit celah antara bidang miring dengan vision. Sehingga saat didorong oleh silinder, benda lingkaran langsung berdiri tegak. Sehingga saat proses canny berlangsung, tepi

13 84 yang terdetek tidak berupa lingkaran, tetapi berupa elips. Sehingga saat penggunaan hough circle, benda tidak terdeteksi. Tabel 4.9 Hasil Detect Segitiga Jarak 20 cm Hasil output vision sistem Keterangan 4 Tidak terdeteksi Vision gagal terdeteksi karena benda berdiri tegak 7 Tidak Terdeteksi Vision tidak terdeteksi karena benda berdiri tegak Dari table 4.3 di atas, ada benda segitiga yang tidak dapat di deteksi akibat benda berdiri tegak. Benda dapat berdiri tegak karena bendanya ringan dan terdapat sedikit celah antara bidang miring dengan vision. Sehingga saat didorong oleh silinder, benda segitiga langsung berdiri tegak. Vision yang digunakan hanya untuk mendeteksi jumlah vertek. Ketika proses canny, benda segitiga yang berdiri tegak tersebut tidak menghasilkan sisi tepi yang utuh (tepi tidak saling terhubung). Sehingga saat chain code, benda tersebut tidak dapat terdeteksi karena algoritma chain code akan bekerja apabila terdapat tepi yang membentuk chain atau sisi tepi saling berhubungan.

14 85 Tabel 4.10 Hasil Detect Segi Empat Jarak 20 cm Hasil output vision sistem - Vision gagal terdeteksi karena benda vision mendeteksi segienam 4 Tidak terdeteksi Dari tabel 4.10 di atas, ada benda yang tidak terdeteksi dengan baik karena saat pengambilan gambar benda masih dalam keadaan bergerak. Peephole setiap 2 s akan mengambil gambar. Gambar kemudian diproses melalui beberapa tahapan. Gambar akan di grayscale terlebih dahulu sehingga menghasilkan gambar keabu-abuan. Dilanjutkan dengan proses threshold yang membuat gambar menjadi hitam dan putih sesuai dengan parameter yang digunakan. Setelah itu digunakan canny edge detection untuk mendeteksi tepi. Gambar yang dihasilkan dari benda yang tepat berada di bawah kamera yang melalui proses canny, membuat seluruh tepi dari benda terlihat dengan jelas. Hasil Canny bisa salah apabila pencahayaan untuk objek tidak merata (lampu tidak terletak di tengah vision), ada bagian benda yang terang ada bagian yang gelap. Proses canny ini selanjutnya akan mempengaruhi chain code, sehingga salah menafsirkan jumlah titik pada objek yaitu benda segi empat dikenali sebagai segi lima.

15 86 Tabel 4.11 Hasil Detect Segilima Jarak 20 cm Hasil output vision sistem Keterangan - Vision gagal terdeteksi karena benda vison mendeteksi segienam 4 Tidak terdeteksi Tidak 9 Terdeteksi Vision gagal terdeteksi karena benda vison mendeteksi segienam Dari tabel 4.11 di atas, vision salah mendeteksi benda akibat pengambilan gambar benda saat benda bergerak. Peephole setiap 2 s akan mengambil gambar. Gambar kemudian diproses melalui beberapa tahapan. Gambar akan di grayscale terlebih dahulu sehingga menghasilkan gambar keabu-abuan. Dilanjutkan dengan proses threshold yang membuat gambar menjadi hitam dan putih sesuai dengan parameter yang digunakan. Setelah itu digunakan canny edge detection untuk mendeteksi tepi. Gambar yang dihasilkan dari benda yang tepat berada di bawah kamera yang melalui proses canny, membuat seluruh tepi dari benda terlihat dengan jelas. Hasil Canny bisa salah apabila pencahayaan untuk objek tidak merata (lampu tidak terletak di tengah vision), ada bagian benda yang terang ada bagian yang gelap. Proses canny ini selanjutnya akan mempengaruhi chain code, sehingga salah menafsirkan jumlah titik pada objek yaitu benda segilima dikenali sebagai segieam.

16 87 Tabel 4.12 Hasil Detect Segienam Jarak 20 cm Hasil output vision sistem Keterangan 9 Tierdeteksi - Tabel 4.13 Hasil Detect Segidelapan Jarak 20 cm Hasil output vision sistem

17 88 Tabel 4.14 Hasil Detect Lingkaran Jarak 30 cm Hasil output vision sistem Vision gagal terdeteksi karena benda keluar dari jalur 8 Tidak Terdeteksi Pada tabel 4.14, ada benda yang tidak terdeteksi karena benda keluar dari jalur. Hal ini dikarenakan dorongan silinder yang terlalu keras sehingga benda jatuh melewati tempat vision (tempat pemrosesan image), dan menggelinding ke bawah. Tabel 4.15 Hasil Detect Segitiga Jarak 30 cm Hasil output vision sistem Tidak 5 Terdeteksi Vision gagal terdeteksi karena benda vison mendeteksi segienam

18 89 Dari tabel 4.15 di atas, vision salah mendeteksi benda akibat pencahayaan yang tidak merata. Peephole setiap 2 s akan mengambil gambar. Gambar kemudian diproses melalui beberapa tahapan. Gambar akan di grayscale terlebih dahulu sehingga menghasilkan gambar keabu-abuan. Dilanjutkan dengan proses threshold yang membuat gambar menjadi hitam dan putih sesuai dengan parameter yang digunakan. Setelah itu digunakan canny edge detection untuk mendeteksi tepi. Gambar yang dihasilkan dari benda yang tepat berada di bawah kamera yang melalui proses canny, membuat seluruh tepi dari benda terlihat dengan jelas. Hasil Canny bisa salah apabila pencahayaan untuk objek tidak merata (lampu tidak terletak di tengah vision), ada bagian benda yang terang ada bagian yang gelap. Proses canny ini selanjutnya akan mempengaruhi chain code, sehingga salah menafsirkan jumlah titik pada objek yaitu benda segitiga dikenali sebagai segieam. Tabel 4.16 Hasil Detect Segiempat Jarak 30 cm Hasil output vision sistem

19 90 Tabel 4.17 Hasil Detect Segilima Jarak 30 cm Hasil output vision sistem Vision gagal terdeteksi 5 Tidak terdeteksi karena gambar benda blur. Vision gagal terdeteksi karena gambar benda blur. 6 Tidak terdeteksi Dari tabel 4.17 di atas, ada benda yang tidak terdeteksi dengan baik karena benda bergerak saat pengambilan gambar, sehingga blur. Peephole setiap 2 s akan mengambil gambar. Gambar kemudian diproses melalui beberapa tahapan. Gambar akan di grayscale terlebih dahulu sehingga menghasilkan gambar keabu-abuan. Dilanjutkan dengan proses threshold yang membuat gambar menjadi hitam dan putih sesuai dengan parameter yang digunakan. Setelah itu digunakan canny edge detection untuk mendeteksi tepi. Gambar yang dihasilkan dari benda yang tepat berada di bawah kamera yang melalui proses canny, membuat seluruh tepi dari benda terlihat dengan jelas. Akibar blur, proses pendeteksian sisi terlihat tidak jelas (tepi putus putus).

20 91 Tabel 4.18 Hasil Detect Segienam Jarak 30 cm Hasil output vision sistem Tabel 4.19 Hasil Detect Segidelapan Jarak 30 cm Hasil output vision sistem Secara umum dari keseluruhan percobaan di atas, dapat disampaikan hal sebagai berikut: Kesalahan 1 : Vision system gagal mendeteksi karena benda berdiri tegak dikarenakan pada saat benda di dorong oleh silinder b yang merupakan silinder untuk mendorong benda melewati bidang miring dan sampai ke tempat vision, benda sudah berdiri tegak akibat

21 92 dari bendanya terlalu ringan. Contoh pada tabel 4.8 Object lingkaran dengan jarak 20cm. Kesalahan 2: Vision system gagal mendeteksi karena saat benda meluncur di tempat vision maka posisi benda tidak pas di posisi vision (tidak tepat di bawah webcam) sehingga saat proses pendeteksian, adanya gambar terpotong yang mengakibatkan tidak terdeteksi. Contoh pada tabel 4.5 Object segilima dengan jarak 10cm. Kesalahan 3 : Vision sistem salah mendeteksi benda karena benda vision mendeteksi bentuk segienam atau benda yang tidak sesuai di harapkan disebabkan karena adanya cahaya pada ruang yang tidak merata sehingga pada saat melakukan pendeteksian objek, program vision mendeteksi adanya noise yang menempel pada bidang benda yang dideteksi (menjadi satu kesatuan gambar yang membentuk benda lain. Salah satunya segienam). Contoh pada tabel 4.15 Object segitiga dengan jarak 30cm. Kesalahan 4 : Vision system gagal terdeteksi karena benda keluar dari jalur disebabkan saat benda berada di system pengumpan, benda sudah mental keluar dari alat. Sehingga saat akan melakukan pendeteksian, tidak adanya benda yang datang di tempat vision dan tetap menunggu inputan dari hasil vision. Contoh pada tabel 4.14 Object lingkaran dengan jarak 30cm.

22 93 Dari data diatas di buat suatu grafik untuk mempresentasikan error yang terjadi secara keseluruhan: Grafik besar eror pada jarak 10 cm Gambar 4.1 Grafik eror pada jarak 10 cm 25 toleransi eror % cm lingkaran segitiga segiempat segilima segienam segidelapan jarak Grafik besar eror pada jarak 20 cm yaitu Gambar 4.2 Grafik eror pada jarak 20 cm 25 Jarak lingkaran segitiga segiempat segilima segienam segidelapan 0 20 cm

23 94 Grafik besar eror pada jarak 30 cm yaitu Gambar 4.3 Grafik eror pada jarak 30 cm lingkaran segitiga segiempat segilima segienam segidelapan 0 30 cm Dari grafik di atas, dapat diperoleh rata rata setiap besar error untuk jarak 10 cm adalah %. Untuk jarak 20, besar erornya adalah 0.1%. untuk jarak 30, besar eror adalah 0.067%. Hasil perhitungan di dapat dari jumlah error pada jarak / 60 * 100 %. Pada vision, pengambilan gambar sampai proses benda terdeteksi membutuhkan waktu 3s. Eror yang terjadi disebabkan karena : 1. Efek dari pencahayaan yang tidak merata sehingga menggangu vision. 2. Kurangnya sinkronisasi antara waktu pengambilan gambar oleh kamera menggunakan program peephole dengan program vision 3. alas tempat meluncurnya benda tidak sama rata dengan tinggi tempat vision sehingga benda yang akan melewatinya dapat berdiri tegak 4. Bahan bentuk benda yang tidak mulus atau rata sehingga menimbulkan error kecil yang mengakibatkan pada saat pendeteksian dianggap suatu kesatuan benda atau noise pada benda.

24 95 5. Algoritma vision yang sensitif terhadap cahaya membuat vision sering terjadi error, karena pada penelitian ini menggunakan cahaya ruangan. Faktor kegagalan di atas dapat dikurangi dengan : membentuk tempat khusus yang berdinding alas warna hitam yang rapat pada vision memberikan alas yang sedikit tebal berwarna hitam pada sekitar alas tempat meluncurnya benda sampai tempat vision pembentukan bentuk benda diberi bahan aluminium padat yang dilapisi bahan berwarna hitam

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Alat pengangkat dan pengelompokan bentuk benda dirancang untuk

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Alat pengangkat dan pengelompokan bentuk benda dirancang untuk BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Alat pengangkat dan pengelompokan bentuk benda dirancang untuk memudahkan dalam pengelompokan. Alat tersebut dirancang untuk dunia industri dengan menggunakan tenaga angin untuk

Lebih terperinci

ALAT PENGANGKAT DAN PENGELOMPOKAN BENTUK BENDA MENGGUNAKAN PLC DAN COMPUTER VISION SKRIPSI. Oleh : Sri Maria Ulfa

ALAT PENGANGKAT DAN PENGELOMPOKAN BENTUK BENDA MENGGUNAKAN PLC DAN COMPUTER VISION SKRIPSI. Oleh : Sri Maria Ulfa ALAT PENGANGKAT DAN PENGELOMPOKAN BENTUK BENDA MENGGUNAKAN PLC DAN COMPUTER VISION SKRIPSI Oleh : Ricky 0900792354 Devy Angelia 0900821360 Sri Maria Ulfa 0900829003 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA 2009

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan 96 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan menuruni tangga yang dirancang mempunyai spesifikasi/karakteristik antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keunggulan dalam teknologi robotika tidak dapat dipungkiri telah lama

BAB 1 PENDAHULUAN. Keunggulan dalam teknologi robotika tidak dapat dipungkiri telah lama BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keunggulan dalam teknologi robotika tidak dapat dipungkiri telah lama dijadikan icon kebanggaan negara-negara maju di dunia. Begitu juga dalam dunia industri, belumlah

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Dewasa ini dunia robotika mengalami perkembangan yang cukup pesat. Robot

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Dewasa ini dunia robotika mengalami perkembangan yang cukup pesat. Robot 40 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Konsep Perancangan Robot Dewasa ini dunia robotika mengalami perkembangan yang cukup pesat. Robot yang baru-baru ini dirilis adalah robot berkaki tiga buatan NASA bernama

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Sistem vision yang akan diimplementasikan terdiri dari 2 bagian, yaitu sistem perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat lunak yang digunakan dalam sistem vision ini adalah

Lebih terperinci

pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI uji coba terhadap program aplikasi pengenalan plat nomor kendaraan roda empat ini,

pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI uji coba terhadap program aplikasi pengenalan plat nomor kendaraan roda empat ini, pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi penjelasan tentang implementasi sistem meliputi kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk melakukan perancangan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang berupa spesifikasi sistem, prosedur operasional penggunaan program, dan analisa sistem yang telah dibuat. 4.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Perancangan Perancangan sistem didasarkan pada teknologi computer vision yang menjadi salah satu faktor penunjang dalam perkembangan dunia pengetahuan dan teknologi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari 48 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari 2012. Pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR

OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR Seminar Nasional Ilmu Komputer dan Aplikasinya SNIKA 2008 27/11/2008 OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR Thiang, Leonardus Indrotanoto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Program Aplikasi Pada bagian ini, Penulis akan menjelaskan kebutuhan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak, serta menjelaskan bagaimana cara program

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Aplikasi pintu otomatis ini menggunakan spesifikasi perangkat keras dan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Aplikasi pintu otomatis ini menggunakan spesifikasi perangkat keras dan 31 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Aplikasi pintu otomatis ini menggunakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang sama untuk semua pengujian. 4.1.1 Spesifikasi Perangkat

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. perangkat lunak yang sama untuk semua pengujian. analisa citra bioinformatika ini dalah sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. perangkat lunak yang sama untuk semua pengujian. analisa citra bioinformatika ini dalah sebagai berikut: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Spesifikasi Sistem Perangkat analisis citra bioinformatika ini menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang sama untuk semua pengujian. 4.1.1 Spesifikasi Perangkat

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi ini adalah : Prosesor Pentium IV 2.6 Ghz. Graphic Card dengan memori minimum 64 MB

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi ini adalah : Prosesor Pentium IV 2.6 Ghz. Graphic Card dengan memori minimum 64 MB BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Lunak Aplikasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum dari perangkat keras yang dibutuhkan agar dapat menjalankan aplikasi ini adalah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan alat pemisah dan penghitung barang otomatis terdapat beberapa permasalahan yang harus diselesaikan penulis. Adapun permasalahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... viii Daftar Isi... ix Daftar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG 24 BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG Bab ini membahas mengenai perancangan trainer yang berupa input dan output device PLC OMRON CP1L, rangkaian sensor optocoupler, Instalasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Piranti yang digunakan untuk pelatihan maupun pengujian sistem terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. 4.1.1 Perangkat Keras Perangkat keras

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini, akan membahas implementasi dan hasil pengujian dari program aplikasi yang telah dibuat. Pada perancangan aplikasi ini meliputi perbedaan citra hasil foto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini memungkinkan sebuah komputer untuk dapat dimanfaatkan dalam membuat serta memanipulasi konten visual secara

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK Pemrosesan gambar secara digital telah berkembang dengan cepat. Pengolahan gambar ini didukung dengan kemajuan teknologi perangkat keras yang signifikan. Produk produk pengolah

Lebih terperinci

Written by Mada Jimmy Monday, 24 August :40 - Last Updated Thursday, 18 November :51

Written by Mada Jimmy Monday, 24 August :40 - Last Updated Thursday, 18 November :51 Perkembangan industri saat ini menuntut pemrosesan pada sistem kontrol yang semakin dinamis dalam setiap tahapan perancangan, pengoperasian, maupun perawatan. Peralatan yang kompak, fleksibel namun handal

Lebih terperinci

Fitur bentuk merupakan fitur dasar dalam visual content

Fitur bentuk merupakan fitur dasar dalam visual content 7407030059 1 KLASIFIKASI CIRI BENTUK MENGGUNAKAN METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM Mala Alfiyah Ningsih; Setiawardhana, S.T; Nana Ramadijanti, S.Kom,M.Kom Abstract Fitur bentuk merupakan fitur dasar dimana

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada blok diagram tersebut antara lain adalah webcam, PC, microcontroller dan. Gambar 3.1 Blok Diagram

BAB III METODE PENELITIAN. pada blok diagram tersebut antara lain adalah webcam, PC, microcontroller dan. Gambar 3.1 Blok Diagram BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Pengerjaan Tugas Akhir ini dapat terlihat jelas dari blok diagram yang tampak pada gambar 3.1. Blok diagram tersebut menggambarkan proses dari capture gambar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. ALAT DAN BAHAN Dalam perencanaan dan pembuatan mesin penetas telur yang dikendalikan oleh microcontroler ATmega8535 dengan penampil LCD ini dalam pengerjaanya melalui

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM 3.1 Sasaran Kemampuan Sistem Untuk menjawab beberapa pertanyaan pada rumusan masalah di bagian pendahuluan, sistem yang diusulkan harus memiliki kemampuan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra adalah sebagai berikut. Gambar 3.1 Desain Penelitian 34 35 Penjelasan dari skema gambar

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem dimulai dari penempatan posisi kamera dengan posisi yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem dimulai dari penempatan posisi kamera dengan posisi yang 23 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Deskripsi Sistem Perancangan sistem dimulai dari penempatan posisi kamera dengan posisi yang sesuai kemudian dihubungkan dengan komputer yang akan mengolah gambar seperti

Lebih terperinci

MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC

MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC N A M A : A D I T Y O Y U D I S T I R A N A M A : F A H M I H I D A Y A H N R P : 2 2 0 8 0 3 0 0 1 9 N R P : 2 2 0 8 0 3 0 0 7 8 D O S E N P E

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini membahas tentang implementasi dan pengujian dari sistem yang dikembangkan berdasarkan hasil perancangan yang didapat pada BAB IV. V.1 Implementasi V.1.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu: Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 1. Perumusan Masalah Metode ini dilaksanakan dengan melakukan pengidentifikasian

Lebih terperinci

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA Syahrul 1, Andi Kurniawan 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipati Ukur No.116,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan pengolahan citra digital berkembang pesat sejalan dengan berkembang dan memasyarakatnya teknologi komputer di berbagai bidang. Diantaranya di bidang

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Spesifikasi minimum dari perangkat keras yang diperlukan agar dapat. Graphic Card dengan memory minimum 64 mb

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Spesifikasi minimum dari perangkat keras yang diperlukan agar dapat. Graphic Card dengan memory minimum 64 mb BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Driver 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum dari perangkat keras yang diperlukan agar dapat menjalankan driver ini adalah: Prosesor Pentium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014. 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014. Pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium Eksperimen

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Memory : DDR2 SDRAM 1 Gb (min 512Mb) Webcam : Logitech Quickcam Pro Telepon seluler : Sony Ericsson K618i

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Memory : DDR2 SDRAM 1 Gb (min 512Mb) Webcam : Logitech Quickcam Pro Telepon seluler : Sony Ericsson K618i BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Program pendeteksi objek ini diuji dengan menggunakan spesifikasi komputer sebagai berikut : a. Hardware : Processor : Intel Pentium core 2 duo 2.0

Lebih terperinci

DT-SENSE Color Sensor Q uick S tart

DT-SENSE Color Sensor Q uick S tart DT-SENSE Color Sensor Q uick S tart Trademarks & Copyright TAOS is a trademark of Texas Advanced Optoelectronic Solutions Inc. AT, IBM, and PC are trademarks of International Business Machines Corp. Windows

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA

Lebih terperinci

STRUKTUR KOMPUTER. Computer. Peripherals. Central Processing Unit. Main Memory. Computer. Systems Interconnection. Input Output. Communication lines

STRUKTUR KOMPUTER. Computer. Peripherals. Central Processing Unit. Main Memory. Computer. Systems Interconnection. Input Output. Communication lines STRUKTUR KOMPUTER Peripherals Computer Central Processing Unit Main Memory Computer Systems Interconnection Communication lines Input Output FUNGSIONAL KOMPUTER Data Storage (penyimpanan) Misal : Internet

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME

IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME Hendy Mulyawan, M Zen Hadi Samsono, Setiawardhana Jurusan Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dibahas mengenai implementasi serta evaluasi terhadap metode transformasi wavelet dalam sistem pengenalan sidik jari yang dirancang. Untuk mempermudah evaluasi,

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING Mohamad Aditya Rahman, Ir. Sigit Wasista, M.Kom Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

KOMP. PTSIA 2. Materi 1 TEKNOLOGI KOMPUTER (TINJAUAN SEKILAS)

KOMP. PTSIA 2. Materi 1 TEKNOLOGI KOMPUTER (TINJAUAN SEKILAS) KOMP. PTSIA 2 Materi 1 TEKNOLOGI KOMPUTER (TINJAUAN SEKILAS) Dr. Kartika Sari Universitas Gunadarma Materi 1-1 Materi Perangkat keras computer Peralatan masukan Peralatan keluaran Perangkat lunak komputer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam urutan proses pembangunan software, pengujian software adalah tahap yang dilakukan setelah implementasi atau pengkodean. Pengujian software atau software

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai Februari 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai Februari 2015. 32 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai Februari 2015. Pembuatan alat dilaksanakan di Laboratorium Elektronika & Instrumentasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pneumatik Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Dengan kata lain, Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. buah silinder dilengkapi bearing dan sabuk. 2. Penggunaan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai pengontrol

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. buah silinder dilengkapi bearing dan sabuk. 2. Penggunaan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai pengontrol BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem simulasi conveyor untuk proses pengecatan dan pengeringan menggunakan PLC dirancang dengan spesifikasi (memiliki karakteristik utama) sebagai

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Diagram Percobaan

Gambar 4.1 Diagram Percobaan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kerangka Percobaan Pada bab ini dilakukan pembahasan dari implementasi terhadap sistem yang telah dirancang, berupa cara kerja sistem dan pembahasan data-data percobaan yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam dunia industri mengukur isi bahan bakar atau volume bahan bakar suatu wadah sering dilakukan. Minyak residu merupakan produk

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Spesifikasi yang ada pada sistem dapat diuraikan menjadi dua bagian, yaitu spesifikasi perangkat keras dan spesifikasi perangkat lunak yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang industri terdapat tiga bagian proses yang berperan sangat penting yaitu : 1) Proses manufaktur, 2) Proses produksi, dan 3) Proses pemantauan produksi.

Lebih terperinci

APLIKASI WEBCAM UNTUK MENJEJAK PERGERAKAN MANUSIA DI DALAM RUANGAN

APLIKASI WEBCAM UNTUK MENJEJAK PERGERAKAN MANUSIA DI DALAM RUANGAN APLIKASI WEBCAM UNTUK MENJEJAK PERGERAKAN MANUSIA DI DALAM RUANGAN Kuncoro Adi D, Lukas B. Setyawan, F. Dalu Setiaji APLIKASI WEBCAM UNTUK MENJEJAK PERGERAKAN MANUSIA DI DALAM RUANGAN Kuncoro Adi D 1,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PERANCANGAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PERANCANGAN 29 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PERANCANGAN 4.1 Spesifikasi Kebutuhan Sarana Untuk dapat menjalankan program aplikasi ini, dibutuhkan perangkat keras dan lunak yang memiliki spesifikasi sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada waktu sekarang ini teknologi mikroprosesor terus berkembang sejalan dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan video juga

Lebih terperinci

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION Indra Pramana, M Zen Hadi Samsono, Setiawardhana Jurusan Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendeteksian objek dalam suatu citra merupakan hal mendasar dalam banyak aplikasi analisis citra (image analysis). Manusia bisa langsung mengenali objek yang dilihatnya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI ALAT Perhitungan benih ikan dengan image processing didasarkan pada luas citra benih ikan. Pengambilan citra menggunakan sebuah alat berupa wadah yang terdapat kamera

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Tahapan Implementasi merupakan tahap lanjutan dari tahap Analisis dan Perancangan. Tahapan ini membahas hasil deteksi tepi (edge detection) yamg dilakukan pada beberapa

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368.

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL GERAK SEDERHANA PADA ROBOT PENGHINDAR HALANGAN BERBASIS KAMERA DAN PENGOLAHAN CITRA

SISTEM KONTROL GERAK SEDERHANA PADA ROBOT PENGHINDAR HALANGAN BERBASIS KAMERA DAN PENGOLAHAN CITRA SISTEM KONTROL GERAK SEDERHANA PADA ROBOT PENGHINDAR HALANGAN BERBASIS KAMERA DAN PENGOLAHAN CITRA Dirvi Eko Juliando Sudirman 1) 1) Teknik Komputer Kontrol Politeknik Negeri Madiun Jl Serayu No. 84, Madiun,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi yang ada pada sistem ini terbagi menjadi dua tahapan, yaitu spesifikasi perangkat keras yang digunakan dan spesifikasi perangkat lunak

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PELACAKAN OBJEK SECARA REAL TIME BERDASARKAN WARNA

RANCANG BANGUN SISTEM PELACAKAN OBJEK SECARA REAL TIME BERDASARKAN WARNA ISSN : 2442-5826 e-proceeding of Applied Science : Vol.2, No.1 April 2016 Page 383 RANCANG BANGUN SISTEM PELACAKAN OBJEK SECARA REAL TIME BERDASARKAN WARNA Luki Wahyu Hendrawan 1 Mohammad Ramdhani, S.T.,M.T

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Masalah 3.1.1. Deskripsi Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, maka makin meningkat pula kebutuhan seseorang akan informasi. Penerapan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA 1.1 Implementasi 1.1.1 Sistem Gerbang Bendungan Perancangan Kontrol otomatis sistem bendungan menggunakan Programble logic Control (PLC) sebagai alat pengendali yang menggerakan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Kebutuhan perusahaan terhadap suatu teknologi yang mampu menangani masalah teknis operasional berskala besar dan secara otomatis mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minuman, termasuk makanan yang mengandung alkohol. Etanol pada minuman

BAB I PENDAHULUAN. minuman, termasuk makanan yang mengandung alkohol. Etanol pada minuman BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari - hari manusia menjalankan segala aktifitas yang padat, baik aktifitas yang berat maupun yang ringan. Sudah tentu akan memerlukan energi untuk

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi komputer yang digunakan dalam melakukan simulasi pada aplikasi perancangan pencarian daftar hitam dengan deteksi wajah berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson

III. METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson akibat perbedaan ketebalan benda transparan dengan metode image processing

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini berisi uraian mengenai tahapan untuk membangun rancangan sistem baru. Kegiatan yang dibahas meliputi pengujian perangkat lunak, dan instalasi. 5.1 Implementasi Penjelasan

Lebih terperinci

Modul ke: Aplikasi Kompoter. Sistim Operasi. Fakultas FTPD. Giri Purnama, S.Pd, M.Kom. Program Studi Teknik Sipil

Modul ke: Aplikasi Kompoter. Sistim Operasi. Fakultas FTPD. Giri Purnama, S.Pd, M.Kom. Program Studi Teknik Sipil Modul ke: Aplikasi Kompoter Sistim Operasi Fakultas FTPD Giri Purnama, S.Pd, M.Kom. Program Studi Teknik Sipil http://www.mercubuana.ac.id Sistem Komputer Arsitektural Berkaitan dengan sebuah sistem yang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dirancang sebelumnya akan dibahas pada bab ini. Tahap implementasi merupakan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dirancang sebelumnya akan dibahas pada bab ini. Tahap implementasi merupakan BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pembahasan mengenai proses implementasi dan pengujian alat yang telah dirancang sebelumnya akan dibahas pada bab ini. Tahap implementasi merupakan penerapan perancangan

Lebih terperinci

Bab III Perangkat Pengujian

Bab III Perangkat Pengujian Bab III Perangkat Pengujian Persoalan utama dalam tugas akhir ini adalah bagaimana mengimplementasikan metode pengukuran jarak menggunakan pengolahan citra tunggal dengan bantuan laser pointer dalam suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sistem komputer semakin berkembang pesat dan telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sistem komputer semakin berkembang pesat dan telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan sistem komputer semakin berkembang pesat dan telah banyak memegang peranan penting dalam kehidupan sehari hari. Salah satu bagian yang terkait

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. perangkat keras dan perangkat lunak dari Micromouse Robot dan aplikasi pada PC

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. perangkat keras dan perangkat lunak dari Micromouse Robot dan aplikasi pada PC BAB IV PENGUJIAN SISTEM Pengujian sistem yang dilakukan merupakan pengujian terhadap perangkat keras dan perangkat lunak dari Micromouse Robot dan aplikasi pada PC yang telah selesai dibuat. 4.1 Pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Citra digital adalah gambaran dari suatu objek yang bersifat analog berupa

BAB I PENDAHULUAN. Citra digital adalah gambaran dari suatu objek yang bersifat analog berupa BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Citra digital adalah gambaran dari suatu objek yang bersifat analog berupa sinyal-sinyal video pada monitor teleovisi, atau bersifat digital yang dapat langsung disimpan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada tahap ini akan diuji hasil perancangan dengan pengukuranpengukuran serta evaluasi dari hasil pengukuran tersebut. Implementasi dan evaluasi yang dijelaskan berupa spesifikasi

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1. Lingkungan Implementasi Kegiatan implementasi system ini meliputi kebutuhan perangkat lunak (implementasi ERD dan implementasi procedural / algoritma), perangkat keras, pemilihan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih locker

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih locker BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 37 BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Tujuan Pengukuran dan Pengujian Pengukuran dan pengujian alat bertujuan agar dapat diketahui sifat dan karakteristik tiap blok rangkaian dan fungsi serta cara kerja

Lebih terperinci

Bab V Metode Penelitian

Bab V Metode Penelitian Bab V Metode Penelitian V.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di dua tempat, yakni Laboratorium Tesis Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia kedokteran gigi, dikenal suatu teknologi yang dinamakan dental unit. Dental unit digunakan sebagai tempat periksa untuk pasien dokter gigi yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PLC (Programmable Logic Control) merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang biasanya digunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul 19 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Perancangan Perancangan merupakan tata cara pencapaian target dari tujuan penelitian. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian

Lebih terperinci

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR 1 JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Usaha untuk mendapatkan teknologi produksi tanaman diperoleh melalui serangkaian penelitian. Penelitian yang dilaksanakan di lapang, rumah kaca atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra dapat dikelompokkan menjadi citra tampak dan citra tak tampak.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu : III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL & UJI COBA

BAB IV HASIL & UJI COBA BAB IV HASIL & UJI COBA Aplikasi edge detection yang penulis rancang dengan menerapkan algoritma canny dapat dibuat dengan baik dan pengujian yang akan ditampilkan diharapkan bisa menampilkan cara kerja

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai analisis dan perancangan sistem. Pada prinsipnya perancangan dengan sistematika yang baik akan memberikan kemudahan-kemudahan dalam

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan yang menggunakan pengenalan

BAB 2 LANDASAN TEORI. metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan yang menggunakan pengenalan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Automatic Number Plate Recognition Automatic Number Plate Recognition atau yang disingkat dengan ANPR adalah metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Perancangan Media Penyampaian Informasi Otomatis Dengan LED Matrix Berbasis Arduino adalah suatu sistem media penyampaian informasi di dalam ruangan yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat melakukan perancangan prototipe aplikasi mikrokontroller dengan smart card pada Stasiun Kereta

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Jones, kami membuat sebuah aplikasi sederhana, dengan spesifikasi perangkat lunak

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Jones, kami membuat sebuah aplikasi sederhana, dengan spesifikasi perangkat lunak BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Aplikasi Pengujian Untuk menguji kecepatan dan keakuratan metode pendeteksian wajah Viola Jones, kami membuat sebuah aplikasi sederhana, dengan spesifikasi perangkat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. pemperbaiki kualitas citra agar mendapatkan hasil citra yang baik dan mudah

BAB II DASAR TEORI. pemperbaiki kualitas citra agar mendapatkan hasil citra yang baik dan mudah BAB II DASAR TEORI 2.1 Visi Komputer (Computer Vision) Visi komputer merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana komputer dapat mengenali objek yang akan diamati/ diobservasi. Hal ini dilakukan bertujuan

Lebih terperinci