Pembentukan Senyawa Interkalasi CuCl 2 -Grafit dengan Metode Lelehan Garam

dokumen-dokumen yang mirip
4 Hasil dan Pembahasan

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB III METODE PENELITIAN

MODIFIKASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS MELALUI PENGEMBANAN LOGAM TEMBAGA

Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi sampel dan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

Bab III Metodologi Penelitian

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

HASIL DAN PEMBAHASAN

AKTIVASI ABU LAYANG BATUBARA DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN TIMBAL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KATALIS CU/ZEOLIT DENGAN METODE PRESIPITASI

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Deskripsi. SINTESIS SENYAWA Mg/Al HYDROTALCITE-LIKE DARI BRINE WATER UNTUK ADSORPSI LIMBAH CAIR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

BAB VI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

BAB III METODE PENELITIAN

PETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

SINTESIS KATALIS Ni-Cr/ZEOLIT DENGAN METODE IMPREGNASI TERPISAH

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

BAB IV METODE PENELITIAN

LEMBARAN SOAL 11. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ind. J. Chem. Res, 2015, 3, INTERCALATION OF CLAY BY SURFACTANT AND ITS APPLICATION AS ADSORBENT OF LEAD ION (Pb 2+ )

Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi

Sulistyani, M.Si.

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri

Pembuatan selulosa dari kulit singkong termodifikasi 2-merkaptobenzotiazol untuk pengendalian pencemaran logam kadmium (II)

3 Metodologi Penelitian

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit

Stoikiometri. Berasal dari kata Stoicheion (partikel) dan metron (pengukuran). Cara perhitungan dan pengukuran zat serta campuran kimia.

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

BAB III METODE PENELITIAN

METODE. Penentuan kapasitas adsorpsi dan isoterm adsorpsi zat warna

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh

Ind. J. Chem. Res, 2015, 3, INTERCALATION OF CLAY BY SURFACTANT AND ITS APPLICATION AS ADSORBENT OF LEAD ION (Pb 2+ )

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

Mita Rilyanti, Buhani dan Fitriyah. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung Jl. S. Brodjonegoro No.1 Gedong Meneng Bandar Lampung 35145

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

Karbon. Interkalasl Cu Pada Karbon Aktifdan Pamanfaatannya sebagai Katalis Dehldrasl

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

Transkripsi:

Pembentukan Senyawa Interkalasi CuCl 2 -Grafit dengan Metode Lelehan Garam Kamisah D. Pandiangan Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Lampung Jl. S. Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145 Abstrak The CuCl 2 -graphite intercalation has been performed by the NaCl molten salt method at temperature 575 o C for 15 hours by the use of chlorine gas to initiate the reaction. The intercalated compound was prepared by intercalating CuCl 2 and NaCl with various composition of graphite. The result showed that the highest metal content of the intercalated compound, CuCl 2 -graphite, was 0.0361 g/g. This was obtained with the ratio of CuCl 2 and NaCl, 80 : 20% and the weight of graphite was 2 g. The most acidic of them was obtained in the ratio of CuCl 2 and NaCl 40 : 60% with the surface area of 12.902.10 3 m 2 /g. The highest conductivity was 0,6349 (Ω.m) 1 and was obtained from the intercalation in the ratio of CuCl 2 : NaCl was 60 : 40. Keywords: intercalation, CuCl 2, graphite Pendahuluan Grafit yang sudah dikenal sebagai adsorben dan konduktor dapat dioptimalkan peranannya dengan menginterkalasikan logam transisi pada grafit. Interkalasi merupakan suatu metode dalam memodifikasi struktur dan komposisi kristal buatan dengan menyisipkan atom atau ion ke dalam struktur kristal induk. Struktur grafit yang ring planar sangat memungkinkan terjadinya interkalasi dengan penyisipan atom atau ion ke dalam kristal induk. Sifat logam transisi yang umumnya sebagai penghantar listrik akan dapat digunakan sebagai peningkat konduktifitas listrik pada struktur grafit jika dilakukan penyisipan atom atau ion logam ke dalam struktur kristal grafit. Metode interkalasi grafit yang sudah diuji coba antara lain adalah metode elektrolisis 1,, kesetimbangan inti 2, pencampuran dan lelehan garam 3 dan larutan logam alkali 4. Pembuatan senyawa interkalasi dengan metode lelehan garam memiliki beberapa keuntungan antara lain, bahan logam transisi mudah diperoleh dalam bentuk lelehan garamnya, relatif murah dan dapat berlangsung pada suhu rendah (suhu kamar). Pembentukan senyawa interkalasi memerlukan suatu prekursor untuk menginisiasi reaksi, pada sintesis senyawa interkalasi CuCl 2 -grafit sebagai prekursor digunakan gas klor. Senyawa interkalasi yang diperoleh dikarakterisasi untuk menentukan kandungan logamnya, keasaman, luas permukaan, struktur kristal, dan konduktifitas listriknya. Metode Penelitian Bahan dasar untuk penelitian adalah CuCl 2.2H 2 O, NaCl, grafit teknis, HCl 8 M, Ca(OCl) 2, HNO 3 65%, HClO 4 20%, H 2 O 2 30%, metilen biru klorida (MBK), akuades dan kertas saring. Metode penelitian dibagi menjadi dua tahapan yaitu penyiapan senyawa interkalasi dan proses karakterisasinya. 2004 FMIPA Universitas Lampung 183

K.D. Pandiangan, Pembentukan Senyawa Interkalasi Grafit teknis disiapkan dengan ukuran 80 mesh dan 100 mesh, sebagai sampel digunakan grafit yang lolos ayakan 80 mesh dan tertahan ayakan 100 mesh. Serbuk CuCl 2 diperoleh dengan penyaringan CuCl 2.2H 2 O dalam oven pada suhu 120 o C selama 2 jam. Selanjutnya serbuk CuCl 2 digabung dengan NaCl untuk menyiapkan campuran CuCl 2 -NaCl dengan perbandingan % berat CuCl 2 : NaCl yaitu 80% : 20%, 60% : 40%, 50%: 50%, 40% : 60% dan 20% : 80%. Masing-masing campuran CuCl 2 -NaCl diinterkalasi ke dalam grafit dengan perbandingan berat (gram) (CuCl 2 -NaCl : grafit) sebagai berikut: 4,0 : 2,0; 3,6 : 2,4; 2,4 : 3,6; 2,0 : 4,0. Proses interkalasi dilakukan dalam reaktor yang dipanaskan pada suhu 250 O C selama 2 jam, selanjutnya dialiri dengan gas klorin dan dipanaskan dalam tanur pada suhu 575 o C selama 15 jam, kemudian dilakukan pencucian senyawa dan selanjutnya sampel dikeringkan sampai menjadi bentuk serbuk kering 5. Karakterisasi yang dilakukan terhadap masing-masing sampel meliputi penentuan kandungan logam Cu yang terinterkalasi dengan alat AAS, penentuan keasaman dengan metode gravimetri, luas permukaan dengan metode adsorbsi zat warna MBK, penentuan jenis struktur dan konduktifitas. Hasil dan Pembahasan Sintesis senyawa interkalasi dengan perbedaan komposisi antara CuCl 2, NaCl, dan grafit teknis bertujuan untuk mengetahui komposisi yang tepat dari senyawa interkalasi yang terbentuk pada suhu dan waktu yang sama. Proses interkalasi yang dilakukan di dalam reaktor dengan pemvakuman untuk menghilangkan air dan udara yang terkandung di dalamnya dan dialirkan gas klorin yang bertujuan untuk memulai terjadinya reaksi interkalasi. Gas klorin yang digunakan pada penelitian ini dibuat dengan cara mereaksikan kaporit dengan asam klorida pekat, sesuai dengan persamaan berikut : Ca(OCl) 2 (s) + 2 HCl (aq) Ca(OH) 2 (aq) + 2 Cl 2 (g) senyawa interkalasi yang dihasilkan berbentuk serbuk, dan selanjutnya dibersihkan dari pengotornya dan untuk dikarakterisasi. Data hasil pengukuran AAS, kandungan logam Cu dalam senyawa interkalasi dapat dilihat pada Gambar 1. Kandungan logam Cu (gr/gr) 0,04 0,035 0,03 0,025 0,02 0,015 0,01 0,005 0 2,0 2,4 3,6 4,0 Int I Int II Int III Int IV Int V Keterangan : Int-I = 80% CuCl 2 : 20% NaCl Int-II = 60% CuCl 2 : 40% NaCl Int-III = 50% CuCl 2 : 50% NaCl Int-IV = 40% CuCl 2 : 60% NaCl Int-V = 20% CuCl 2 : 80% NaCl Grafit (gram) Gambar 1. Kandungan logam Cu pada senyawa interkalasi CuCl 2 -grafit Dari Gambar 1 terlihat suatu kecenderungan bahwa semakin besar komposisi CuCl 2 dan NaCl yang diinterkalasikan pada grafit, maka kandungan logam Cu 184 2004 FMIPA Universitas Lampung

semakin besar juga. Hasil tertinggi diperoleh pada senyawa Int-I dengan berat grafit 2 gram yaitu sebesar 0,0361 g/g. Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan reaksi yang terjadi pada proses interkalasi: n C + CuCl 2 (ads) + ½Cl 2 C n CuCl 3 (ads) C n CuCl 3 (int) selanjutnya CuCl 2 netral masuk ke kisi grafit dan membentuk kelompok interkalat menjadi lebih besar : C n CuCl 3 (int) + (m-1) CuCl 2 C n (CuCl 2 ) m Cl Reaksi di atas menghasilkan kelompok interkalat C n CuCl 3 (int) dan C n (CuCl 2 ) m Cl yang berlangsung secara berkelanjutan sampai keadaan setimbang. Dengan demikian, semakin banyak jumlah CuCl 2 yang bereaksi dengan C n CuCl 2 (int) ke grafit, maka akan menambah kelompok interkalat C n (CuCl 2 ) m Cl yang terbentuk pada lapisan grafit. Ini berarti semakin banyak kelompok interkalat, kandungan logam Cu semakin meningkat juga. Pengukuran data keasaman masingmasing senyawa interkalasi dapat dilihat pada Gambar 2. Keasaman (mol/gr) 0.0600 0.0500 0.0400 0.0300 0.0200 0.0100 Int-I Int-II Int-III Int-IV Int-V Keterangan : Int-I = 80% CuCl 2 : 20% NaCl Int-II = 60% CuCl 2 : 40% NaCl Int-III = 50% CuCl 2 : 50% NaCl Int-IV = 40% CuCl 2 : 60% NaCl Int-V = 20% CuCl 2 : 80% NaCl 0.0000 2.00 2.40 3.60 4.00 Grafit (gram) Gambar 2. Keasaman senyawa interkalasi CuCl 2 -grafit Keasaman masing-masing senyawa interkalasi CuCl 2 -grafit lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai keasaman grafit yaitu sebesar 0,0002 mol.g. Tingkat keasaman terbaik senyawa interkalasi adalah pada senyawa Int-IV dengan berat grafit 2 gram yaitu sebesar 0,0531 mol/gr (Gambar 2.) Hal ini menunjukkan bahwa logam Cu yang terinterkalasi pada grafit akan menambah tingkat keasaman dan menyebabkan situs aktif serta sisi asamnya dapat melakukan ikatan kimia yang lebih kuat dengan ammonia dibandingkan dengan grafit tanpa perlakuan. Dengan meningkatnya sifat asam dan kandungan logam Cu, senyawa interkalasi diharapkan dapat berfungsi sebagai katalis yang mampu mengadsorpsi zat perekasi (yang bersifat basa) dalam jumlah yang lebih banyak sehingga meningkatkan laju reaksi. Logam transisi yang terinterkalasi pada grafit meningkatkan luas permukaan sampel, hal ini dapat ditunjukkan pada hasil karakterisasi senyawa Int-IV yaitu sampel dengan tingkat keasaman tertinggi. Data luas permukaan yang diukur dengan metode adsorpsi larutan metilen biru klorida (MBK) pada panjang gelombang maksimum 664 nm dan waktu kontak optimum 25 menit untuk grafit 8,427.10 3 m 2 /g dan untuk senyawa Int- IV 12,902.10 3 m 2 /g. 2004 FMIPA Universitas Lampung 185

K.D. Pandiangan, Pembentukan Senyawa Interkalasi Stuktur senyawa interkalasi ditentukan dengan menggunakan alat XRD dengan sumber radiasi Cu dan Kα 1,5418 Å serta menggunakan filter Ni. Sampel yang dikarakterisasi adalah senyawa Int-IV dan grafit sebagai standar dan pembanding. Sebelum dikarakterisasi sampel dibuat dalam bentuk pellet dengan menggunakan alat pengepres. Difraktogramnya dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini: Gambar 3. Difraktogram grafit standar Gambar 4. Difraktogram senyawa Int IV Pada Gambar 3 ditunjukkan difraktogram grafit menghasilkan satu puncak yang tajam pada 2θ (26,8947 o ) dengan intensitas 6986,68 dan jarak antar lapisan 3,3150 Å. Hal ini sesuai dengan studi literatur bahwa difraktogram grafit mempunyai puncak yang tajam pada 2θ (25-30 o ). Gambar 4 menunjukkan difraktogram senyawa interkalasi menghasilkan puncak-puncak yang tajam, hal ini berarti bahwa senyawa interkalasi mempunyai struktur kristal. Puncak tertinggi pada 2θ (32,2269 o ) dengan intensitas 1575,09 dan jarak antar lapisan 2,7777 Å, disusul dengan puncak kedua, yaitu grafit, yang memiliki intensitas relatif 50 % dari puncak tertinggi pada 2θ (26,9406 o ) dengan intensitas 788,55 dan jarak antar lapisan 3,3095 Å. Dengan Tabel 1. Konduktifitas senyawa interkalasi CuCl 2 -grafit membandingkan kedua difraktogram dapat dilihat bahwa grafit dapat mengemban interkalat CuCl 2 dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan dihasilkannya suatu puncak tajam pada 2θ (25-30 o ) yang diduga sebagai senyawa interkalat, sedangkan untuk puncak yang menunjukkan grafit mengalami penurunan intensitas dibandingkan dengan puncak pada grafit. Dengan kata lain, ada senyawa CuCl 2 yang terinterkalasi pada grafit dan terdapat sejumlah grafit yang tidak bereaksi dengan interkalat. Penentuan konduktifitas dilakukan pada semua senyawa interkalasi dan grafit sebagai pembanding, data pengukuran disajikan pada Tabel 1. No. Berat grafit Konduktifitas (Ω.m) 1 (gram) Int-I Int-II Int-III Int-IV Int-V Grafit 1. 2,0 0,1270 0,4535 0,3175 0,2268 0,0847 0,3175 2. 2,4 0,3175 0,3175 0,2886 0,4233 0,2646 3. 3,6 0,2886 0,6349 0,4233 0,4233 0,4233 4. 4,0 0,4535 0,3735 0,4535 0,3968 0,4233 Konduktifitas senyawa interkalasi CuCl 2 - grafit cenderung lebih besar dari pada grafit, konduktifitas tertinggi adalah Int-II sebesar 0,6349 (Ω.m) 1. Hal ini dapat dijelaskan bahwa adanya penyisipan logam Cu dalam struktur grafit mampu mening- 186 2004 FMIPA Universitas Lampung

katkan kondutifitas grafit, karena logam Cu mempunyai daya hantar listrik yang cukup baik sehingga dapat menunjang konduktifitas grafit yang mengembannya. Pada penelitian ini dihasilkan senyawa interkalasi CuCl 2 -grafit yang dapat digunakan sebagai konduktor dengan daya hantar listrik yang relatif tinggi. Kesimpulan Sintesis senyawa interkalasi CuCl 2 -grafit yang dilakukan dengan metode lelehan garam NaCl pada suhu 575 o C dengan penginisiasi gas korin menghasilkan senyawa interkalasi dengan struktur kristal dengan kandungan logam tertinggi sebesar 0,0361 g/g diperoleh pada perbandingan CuCl 2 dan NaCl ( 80% : 20% ) dengan berat grafit 2 gram. Berdasarkan tingkat keasaman senyawa interkalasi CuCl 2 -grafit tertinggi sebesar 0,0531 mol/gram diperoleh pada CuCl 2 :NaCl ( 40% : 60% ) dengan luas permukaan sebesar 12,902.10 3 m 2 /gr, sedangkan konduktivitas tertinggi sebesar 0,6349 (Ω.m) 1 diperoleh pada interkalasi CuCl 2 :NaCl ( 60% : 40% ). Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dirjen DIKTI, selaku penyandang dana proyek Penelitian Dosen Muda dan pihak lain yang turut mendukung suksesnya pelaksanaan penelitian ini. Daftar Pustaka 1. Zang, H.Y, Shen, W.C., Wang, Z.D. and Zhang, F.1997. Formation of Iron Chlorida-Graphite Intercalation Compound in Propylene Carbonate by Electrolysis. J. Carbon. Vol. 35 No. 2, pp. 285-290. 2. Eickhoff, H. P. and Metz., W. 1987. The Formation of CdCl2-graphite from Melts with KCl : The Equilibrium of Nucleation. J. Carbon. Vol. 34 No. 12, pp. 642-644. 3. Mizutani, Y., Abe, Z., Ikeda, K., Ihara, E., Asano, M., Harada, T., Inabe, M. and Ogumi, Z.1997. Graphite Intercalation Compounds Prepared in Solution of Alkali Metals in 2-methyltetrahydrofuran and 2,5- dimethyltetrafuran. J. Carbon. Vol. 35 No. 1, pp. 61-65. 4. Tilquin, J, Fournier, Y., Guay, J. 1997. Intercalation of CoCl2 into Graphite : Mixing Method Vs Molten Method. J. Carbon. Vol. 35 No. 2, pp. 299-306. 5. Rusman. 1999. Interkalasi Cu pada Karbon Aktif dan Pemanfaatannya sebagai Katalis Dehidrasi Normalamilalkohol. Tesis. UGM. Yogyakarta. 2004 FMIPA Universitas Lampung 187