BAB I PENDAHULUAN. mendukung pembangunan nasional, khususnya dalam menyiapkan tenaga kerja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seperti sekarang ini setiap negara di seluruh dunia. semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia yang terampil harus berusaha untuk

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pekerjaan baik di perusahaan maupun di bengkel-bengkel kecil,

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis di era globalisasi saat ini, menuntut perusahaan berlomba-lomba untuk

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja di Indonesia per bulan Februari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini

I. PENDAHULUAN. kerja dengan penawaran angkatan kerja yang tersedia. upaya menumbuhkembangkan kewiraswastaan kepada masyarakat luas

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. SISDIKNAS, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta

Oleh : Pengaruh kreatifitas siswa dan prestasi belajar mata diklat produktif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

yang memiliki Visi dan Misi yang berisikan ; Visi : mewujudkan SMK Negeri 8

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

PRAKTIKUM TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT PENETASAN TELUR DI SMK NEGERI 1 CIKALONGKULON, CIANJUR TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berikut ini pemaparan dari hasil penelitian hubungan kompetensi teori K3

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

BAB I PENDAHULUAN. bebas dari resiko yang relatif sangat kecil dibawah tingkatan tertentu, dan hal

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. mesin pertumbuhan yang berkelanjutan dan tempat perkembangan teknologi.

KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PRAKTIK PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan diharapkan dapat membawa bangsa Indonesia yang. bermartabat dan mencapai kemajuan. Hal tersebut dilakukan secara

2015 PENGUASAAN PENGETAHUAN PEMBUATAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK SMKN 14 BANDUNG

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang terkumpul dan pembahasan hasil penelitian, maka. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja yang tersedia saat ini, sehingga banyak orang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Visi pendidikan nasional Indonesia adalah mewujudkan sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah instansi pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bekerja pada bidang tertentu (Undang-Undang Republik Indonesia, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia

Universitas Diponegoro 2 Chief Environmental Engineer, Safety-Health_Environmental & Loss Control

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susi Susanti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Angka lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) setiap tahun

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan banyaknya korban

STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Seminar Nasional Maritim, Sains, dan Teknologi Terapan 2016 Vol. 01 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk angka-angka, begitu juga di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. eksis. Masalah utama yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja adalah

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

BAB I PENDAHULUAN. adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Sejalan dengan perubahan. Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya demi

BAB I PENDAHULUAN. berdiri di bawah naungan Diknas. SMA memiliki cita-cita agar output (keluaran)

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. mampu memberikan peningkatan kontribusi yang baik kedalam organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan proyek konstruksi di Indonesia, penerapan. keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. Vesta (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan

PENGARUH PENGELOLAAN LABORATORIUM TERHADAP EFEKTIVITAS PEMANFAATAN LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DALAM PROSES PERKULIAHAN PRAKTIK PENYELIDIKAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar atau kecil sangat membutuhkan sumber daya manusia yaitu karyawan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti

2015 PENERAPAN BUKU AJAR PADA MATA PELAJARAN DASAR PENGENDALIAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN UNTUK KELAS X TPHP SMKN 2 INDRAMAYU

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi. kesehatan optimal tersebut ditandai hidup sehat dan kemajuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akal sehingga dapat merencanakan sesuatu, menganalisa yang terjadi serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu jalur pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Data dari badan pusat satistik, data proyeksi angkatan kerja Indonesia tahun pekerja Indonesia berjumlah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN...

BAB I PENDAHULUAN. dan penyelenggara pendidikan. Bila membahas mutu pendidikan maka tidak. belajar yang dialami siswa sebagai anak didik.

2015 PENGARUH IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PEMBELAJARAN PRAKTIK PRODUKTIF DI BENGKEL OTOMOTIF SMK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kejuruan memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam mendukung pembangunan nasional, khususnya dalam menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan terdidik yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sebagai pendidikan kejuruan menurut penjelasan Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta terutama untuk bekerja dalam bidang keahlian tertentu. SMK N 2 Wonosari merupakan salah satu lembaga pendidikan kejuruan yang memiliki visi dan misi mewujudkan manusia-manusia handal yang tangguh dan siap bersaing dalam dunia kerja serta siap mandiri tanpa meninggalkan nilainilai luhur pendidikan yang telah dimiliki. Tujuan utama dari SMK N 2 Wonosari adalah menghasilkan lulusan yang memiliki kualitas dan keterampilan yang baik, sehingga dapat diterima di dunia industri. Hasil observasi yang dilakukan pada kompetensi kejuruan teknik las untuk mata pelajaran produktif, ternyata masih banyak kekurangan yang ada dalam proses belajar mengajar. Mata pelajaran produktif ini terdiri atas 40% teori dan 60% praktik. Materi teori adalah materi yang mencakup segala aspek yang berkaitan langsung pada proses praktik, hal ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar dan tata cara saat praktik pengelasan. Salah satu aspek yang 1

dibahas dalam materi teori yaitu mengenai sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Menurut Siswanto Sastrohadiwiryo (2003:45) : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan. Penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamtaan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Materi keselamatan dan kesehatan kerja berkaitan langsung pada prosedur kerja praktik berisi tentang aturan-aturan saat melakukan praktik. Aturan-aturan itu berupa tata ruang penempatan mesin dan peralatan praktik di bengkel yang tepat untuk menghindari kecelakaan kerja, tata cara mengoperasikan mesin/alat praktik sesuai dengan prosedur kerja. Selain itu berisi tentang macam-macam alat pelindung diri dan cara penggunaan yang tepat saat praktik, perilaku dan sikap yang harus dilakukan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja, serta prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) yang harus dilakukan ketika terjadi kecelakaan kerja. Aspek-aspek tersebut bertujuan untuk mewujudkan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang mampu memperkecil tingkat kecelakaan kerja saat praktik. Selanjutnya Siswanto Sastrohadiwiryo (2003:45) menjelaskan : Tujuan dan sasaran sistem manajemen K3 adalah menciptakan sistem keselamatan dan kesatuan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Penyampaian teori mengenai keselamatan dan kesehatan kerja ini akan berpengaruh besar terhadap persepsi siswa mengenai keselamatan dan kesehatan 2

kerja. Saat proses pembelajaran teori mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, siswa cenderung kurang antusias. Keaktifan siswa untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari intensitas pertanyaan yang dilakukan siswa masih kurang, siswa cenderung hanya mencatat dan mendengarkan materi yang disampaikan, guru lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, siswa lebih sering mengobrol dan bercanda dengan siswa lainnya, kurangnya minat siswa untuk membaca kembali materi yang telah disampaikan serta konsentrasi siswa dalam memahami materi masih rendah. Media dan metode pembelajaran yang kurang menarik merupakan salah satu penyebabnya. Pemahaman siswa terhadap materi keselamatan dan kesehatan kerja pada mata pelajaran praktik pengelasan akan berpengaruh terhadap persepsi siswa mengenai pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Persepsi siswa dalam memahami keselamatan dan kesehatan kerja merupakan aspek yang akan membentuk sikap siswa saat melakukan praktik di bengkel. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMK N 2 Wonosari, sikap kerja siswa saat praktik pengelasan masih kurang baik. Hal ini dapat dilihat ketika siswa melakukan praktik pengelasan. Siswa sering melakukan kesalahan saat mengoperasikan mesin maupun alat praktik karena kurangnya pemahaman dalam mengoperasikan mesin sesuai prosedur. Siswa jarang menggunakan alat pelindung diri sesuai prosedur, dikarenakan kebanyakan siswa berasumsi bahwa penggunaan alat pelindung diri hanya akan mengganggu proses praktik yang dilakukan.. Hal ini mengakibatkan siswa sering mengalami sakit pada bagian tangan, mata, maupun tubuh. Siswa sering tidak serius dan bercanda saat 3

melakukan praktik, sikap seperti ini dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja. Sikap yang kurang baik dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja akan berdampak terhadap proses pembelajaran praktik. Proses pembelajaran praktik akan sering terhenti dikarenakan adanya siswa yang mengalami kecelakaan kerja. Menurut Tia Setiawan dan Harun (1980:1) kecelakaan merupakan gangguan yang memusnahkan, setidak-tidaknya menghambat atau merugikan investasi, rencana kerja, dan juga rencana hasil kerja. Selain itu perilaku yang kurang baik dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja akan berdampak terhadap keuangan sekolah. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pengeluaran untuk memperbaiki alat dan mesin karena pemakaian yang tidak sesuai dengan prosedur serta untuk merawat siswa yang mengalami kecelakaan kerja. Berdasarkan paparan permasalahan di atas dan mengingat pentingnya masalah keselamatan dan kesehatan kerja pada saat proses pembelajaran, maka perlu peningkatan kualitas pembelajaran dengan cara mengaktifkan peran siswa. Siswa tidak hanya sebagai pendengar, tapi siswa harus berperan aktif sehingga dapat mengubah persepsi siswa menjadi lebih baik dalam memahami pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Salah satu faktor kejiwaan yang sumbangannya cukup besar terhadap sikap seseorang yaitu persepsi, karena persepsi penting dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Oleh karena itu, untuk mengubah sikap seseorang harus dimulai dari persepsinya. 4

Pemahaman materi K3 dan motivasi untuk menggunakan alat pelindung diri akan mendukung terjadinya program keselamatan kerja yang baik sehingga dapat mengurangi kerugian baik moral maupun material. Menurut Tia Setiawan dan Harun (1980:2) tidak dapat disangkal tiap program keselamatan kerja akan sangat bermanfaat, dari sudut finansial saja sudah nyata memberikan keuntungan. Biaya produksi dapat ditekan rendah karena tanpa terjadi kecelakaan, tidak didapatkan banyak kerusakan atau kehancuran materi, peralatan, perkakas, serta jalannya produksi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah, guru maupun siswa sebagai evaluasi terhadap proses pembelajaran keselamatan dan kesehatan kerja pada proses pengelasan Penelitian ini dapat dijadikan suatu acuan untuk meningkatkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga dapat membentuk budaya keselamatan dan kesehatan kerja yang baik. B. Identifikasi Masalah. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Siswa masih bergantung kepada guru sebagai sumber utama dalam proses pembelajaran sehingga siswa kurang aktif dan kurang antusias, hal tersebut dapat mengakibatkan siswa kurang memahami materi keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Siswa kurang memahami materi keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini mengakibatkan siswa memiliki persepsi yang rendah mengenai pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. 5

3. Kurangnya motivasi yang diakibatkan oleh kurangnya pemahaman tentang materi keselamatan dan kesehatan kerja yang disampaikan, sehingga siswa tidak termotivasi untuk mengkaji materi lebih dalam lagi. 4. Kurangnya konsentrasi siswa saat pembelajaran teori, siswa cenderung lebih sering mengobrol dengan siswa lainnya. Hal ini menyebabkan materi yang disampaikan tidak dipahami dengan baik oleh siswa. 5. Buku-buku referensi mengenai keselamatan dan kesehatan kerja yang masih terbatas, mengakibatkan sedikitnya sumber pengetahuan yang dapat dipelajari siswa sehingga siswa memiliki pengetahuan yang masih kurang mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. 6. Kurangnya pemahaman siswa dalam mengoperasikan mesin sesuai prosedur, hal ini mengakibatkan seringnya terjadi kerusakan mesin karena kesalahan dalam praktik di bengkel. 7. Kurangnya kesadaran pemakaian alat pelindung diri saat melakukan praktik pengelasan, hal ini mengakibatkan sering terjadinya kecelakaan kerja. 8. Sikap yang kurang baik dalam menaati peraturan keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga sering terlihat siswa yang bercanda saat melakukan praktik. Sikap tersebut dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas tidak semua masalah dapat dibahas. Penelitian ini hanya akan membahas hubungan kompetensi teori K3 dan motivasi menggunakan alat pelindung diri dengan sikap siswa dalam penerapan K3 pada praktik pengelasan. 6

D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana hubungan kompetensi teori K3 dengan sikap siswa dalam penerapan K3 pada praktik pengelasan? 2. Bagaimana hubungan motivasi menggunakan alat pelindung diri (APD) dengan sikap siswa dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja? 3. Bagaimana hubungan kompetensi teori K3 dan motivasi menggunakan alat pelindung diri (APD) dengan sikap siswa dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada praktik pengelasan? E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan SMK N 2 Wonosari pada mata pelajaran praktik pengelasan adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui hubungan kompetensi teori K3 dengan siswa dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada praktik pengelasan. 2. Mengetahui hubungan motivasi menggunakan alat pelindung diri (APD) dengan sikap siswa dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada praktik pengelasan. 3. Mengetahui hubungan kompetensi teori K3 dan motivasi menggunakan alat pelindung diri (APD) dengan sikap siswa dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada praktik pengelasan. 7

F. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Menambah kajian pustaka yang akan memperkaya khasanah keilmuan bagi pembaca mengenai pengaruh persepsi siswa dan ketersediaan alat pelindung diri terhadap penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di SMK N 2 Wonosari. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi sekolah atau instansi terkait untuk menjadi acuan dalam memperbaiki proses belajar mengajar. 3. Memberikan informasi tambahan kepada para penyelenggara pendidikan dalam mengambil kebijakan sebagai upaya untuk mengurangi angka kecelakaan kerja dengan melihat hasil dari pengaruh persepsi siswa dan ketersediaan alat pelindung terhadap penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. 4. Mengetahui penyebab-penyebab yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja saat siswa melakukan praktik di bengkel. 5. Mengetahui jenis-jenis alat pelindung diri yang sesuai untuk menunjang proses pembelajaran praktik pengelasan. 8