BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi. kesehatan optimal tersebut ditandai hidup sehat dan kemajuan dalam

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masayarakat Indonesia yang kesehatan optimal tersebut ditandai hidup sehat dan kemajuan dalam kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang optimal diseluruh wilayah RI. Teknik pengelasan secara sederhana telah diketemukan dalam rentang waktu antara 4000 sampai 3000 SM. Setelah energi listrik dipergunakan dengan mudah, teknologi pengelasan maju dengan pesatnya sehingga menjadi sesuatu teknik penyambungan yang mutakhir. Hingga saat ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan. Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya pengelasan hanya digunakan pada sambungan-sambungan dari reparasi yang kurang penting. Tapi setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan waktu yang lama, maka sekarang penggunaan proses-proses pengelasan dan penggunaan konstruksi-konsturksi las merupakan hal yang umum di semua negara di dunia. Terwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membantu memperluas ruang lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar 1

2 2 ukuran bangunan konstruksi yang dapat dilas. Dengan kemajuan yang dicapai sampai saat ini, teknologi las memegang peranan penting dalam masyarakat industri modern. Pengelasan adalah cara yang digunakan untuk menyambung logam atau paduan logam, dimana penyambungan ini memanfaatkan energi panas dari mesin las yang digunakan dalam pengelasan. Dewasa ini pengelasan banyak dipakai dalam indrustri untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi, pembuatan mesin peralatan pabrik, konstruksi piping, konstruksi kapal, pembuatan bejana serta pekerjaan lainnya. Upaya kesehatan mewujudkan dan meningkatkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat perlu adanya peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Peningkatan mutu pelayanan tersebut harus disertai adanya sarana penunjang yang memadai antara lain melalui penyelenggaraan dan pemakaian alat pelindung diri pada setiap bagian pekerjaan. Pekerja yang melakukan pengelasan diharuskan menggunakan alat pelindung diri yang baik buat pekerjaan tersebut. Oleh karena itu untuk menggunakan alat pelindung diri yang tepat harsu sesuai dengan resiko bahaya, maka di butuhkan pengetahuan yang luas tentang alat pelindung diri apa yang harus di pakai pada saat melakukan pengelasan. Dengan melihatnya pentingnya kesehatan dana keselamatan kerja tersebut, pemerintah telah menetapkan UU no 1 tahun 1970, yang wajib diterapkan di setiap tempat kerja yang didalamnya terdapat 3 unsur yaitu, 1. Adanya suatu usaha, baik usaha yang bersifat ekonomis maupun sosial,

3 3 2. Adanya sumber bahaya, 3. Adanya tenaga kerja yang bekerja didalamnya baik secara terus menerus maupun hanya sewaktu waktu. Kesehatan dan keselamatan kerja didalamnya sebagai salah satu unsur pelindung tenaga kerja bertujuan untuk menjamin kesehatan dan keselamatan para pekerja dan menjamin kelancaran proses produksi yang merupakan faktor penting dalam meningkatkan produktivitas dan dengan sehat kita dapat melakukan aktivitas dengan baik. Alat pelindung diri bertujuan mencegah atau menurunkan angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Manfaat yang diperoleh pekerja adalah memperoleh derajat kesehatan yang setinggi tingginya sehingga dapat bekerja secara efektif untuk menghasilkan produksi yang meningkatkan dan menambah keuntungan bagi perusahaan 1. Las Gas/Karbit adalah proses pengelasan yang mengunakan gas, prosesnya adalah membakar bahan bakar gas dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai bahan bakar dapat digunakan gas-gas asetilen, propana atau hidrogen. Ketiga bahan bakar ini yang paling banyak digunakan adalah gas asetilen, sehingga las gas pada umumnya diartikan sebagai las oksi-asetelin. Karena tidak mengunakan tenaga listrik, las oksiasetelin banyak dipakai di lapangan walaupun pemakaiannya tidak sebanyak las busur elektroda terbungkus.(id.wikipedia.org 2007) 1 Depnaker. Diklat ahi K3 umum. Modul kesehatan dan keselamatan kerja.jakarta,2003

4 4 Untuk itu dalam pekerjaan tersebut maka diperlukan penggunaan alat pelindung diri oleh seluruh tukang las. Pada umumnya tukang las yang bekerja di pinggir jalan belum disiplin dalam menggunakan alat pelindung diri. Hal ini terbukti dengan hasil pengamatan diketahui bahwa apabila tukang las mengerjakan pekerjaan dalam waktu yang singkat mereka cenderung tidak menggunakan alat pelindung diri, sedangkan kalau dalam waktu yang relatif lama maka tukang las menggunakan alat pelindung diri. Penggunaan alat pelindung diri membentuk perilaku yang tertentu yang di dasari oleh pengetahuan tukang las terhadap bahaya dampak pengelasan. Menurut teori Lawrence Green terdapat tiga faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu perilaku, yaitu : faktor predisposisi / Prediposing Factor( terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai nilai, dan sebagainya). Faktor pendukung / Enabling Factor ( terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas fasilitas sarana sarana kesehatan). Faktor pendorong / Reinforcing Factor ( terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat). Dari teori ini dapat diketahui bahwa pengetahuan memiliki peranan yang penting dalam terbentuknya suatu perilaku

5 5 Melihat hal tersebut diatas penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara pengetahuan tentang dampak pengelasan dengan penggunaan APD pada tukang las di wilayah Kemanggisan Jakarta Barat. B. Identifikasi Masalah Penggunaan alat pelindung diri pada tukang las di wilayah kemanggisan jakarta barat umumnya masih rendah. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor, sesuai dengan teori Lawrence green yang telah diuraikan sebelumnya bahwa pembentuk perilaku dalam menggunakan alat pelindung diri adalah pengetahuan. Beberapa faktor pembentuk perilaku yang rendah dalam penggunaan alat pelindung diri pada tukang las antara lain : 1. Penyediaan alat pelindung diri oleh bengkel atau managementnya, 2. Pengawasan terhadap penggunaan alat pelindung diri pada tukang las, 3. Pengetahuan tukang las tentang alat pelindung diri terhadap dampak pengelasan. C. Pembatasan Masalah Mengingat terbatasnya tenaga, biaya, dan waktu penelitian, maka penelitian ini hanya akan meneliti mengenai pengetahuan tentang dampak pengelasan dengan penggunaan APD pada tukang las di wilayah Kemanggisan Jakarta Barat. D. Perumusan Masalah Masalah yang akan diteliti oleh penulis adalah : apakah ada hubungan antara pengetahuan tentang dampak pengelasan pada tukang las di

6 6 wilayah Kemanggisan Jakarta Barat dengan penggunaan alat pelindung diri? E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang dampak pengelasan dengan penggunaan alat pelindung diri pada tukang las di wilayah Kemanggisan Jakarta Barat. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui karakteristik tukang las pada wilayah Kemanggisan Jakarta Barat. b. Mengetahui pengetahuan tentang dampak pengelasan pada tukang las di wilayah Kemanggisan Jakarta Barat. c. Mengetahui penggunaan alat pelindung diri pada tukang las di wilayah Kemanggisan Jakarta Barat d. Menganalisis hubungan pengetahuan tentang dampak pengelasan dengan penggunaan alat pelindung diri pada tukang las di wilayah Kemanggisan Jakarta Barat.

7 7 F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis a. Mendapat pengetahuan dan keterampilan yang lebih aplikatif b. Penulis mampu menggunakan metodologi yang relevan untuk menganalisa, mengidentifikasi masalah yang terkait dengan masalah kesehatan masyarakat dan mampu menetapkan alternative pemecahan masalah. c. Dapat menambah ilmu dan menerapkan teori yang diperoleh selama menjalankan pendidikan. 2. Bagi FIKES a. Dapat dijadikan sebagai referensi pengetahuan mengenai masalah yang terkait b. Dapat dijadikan sebagai masukkan para staf pendidik untuk peningkatan pendidikan bagi sarjana kesehatan masyarakat. 3. Bagi Pembaca a. Dapat menambah pengetahuan mengenai masalah yang terkait b. Dapat dijadikan sebagai referensi pengetahuan khususnya pada tukang las mengenai masalah yang terkait suapya perilakunya berubah.