PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

Aisyatir Rodiah Guru Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI PUJI DADI

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

BERTHA LUBIS Guru SMP Negeri 4 Medan ABSTRAK

Lamhot Munthe. menawarkan persoalan-persoalan yang sulit, ditambah dengan kurangnya kerjasama antar siswa

PERBAIKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DI KELAS

PERBAIKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 1 BATAHAN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DI KELAS IX-7 SMP NEGERI 3 BERASTAGI

Martinus Gutu SD Negeri No Suka Makmur Kec. Delitua

Sarinawati Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Bahorok Surel :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 032 SINONOAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TRAINING

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTROMING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VII-B

Niasni Sinaga Guru SMP Negeri 3 Berastagi

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA SMP NEGERI 7 MEDAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII-1 SMP NEGERI 4 MEDAN

Sinar Sion Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Suka Makmur ABSTRAK

LATIPA HANIM HARAHAP Guru SMP Negeri 29 Medan

MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PECAHAN DI KELAS V-B SD NEGERI NO

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 339 TAMANG

Tiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

Karolina Br Karo Guru SD Negeri Tigaserangkai Surel:

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VIII.B SMP NEGERI 3 BAHOROK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DI SMP NEGERI 7 MEDAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

Jurnal Saintech Vol No.02-Juni 2014 ISSN No

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

BUDIMAN SIHOMBING Guru SMP Negeri 15 Medan

Ermina Sembiring Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN PENJAS DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V-B SD NEGERI MULIOREJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 1 Tahun 2014, ISSN: halaman 60-65

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

PROSIDING ISBN :

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Frikson Jony Purba Dosen FKIP Universitas Quality E mail

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sarmin Siolan. Mahasiswa Program Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII-8 SMP NEGERI 29 MEDAN

Charlina Ribut Dwi Anggraini

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA GAMBAR DAN KARTU KATA SISWAKELAS 1-B SD NEGERI DELITUA KABUPATENDELI SERDANG

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan,

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

ABSTRAK. Kata kunci: PTK, Team Game Tournamen (TGT), Media Gambar Cetak, Hasil Belajar, Geografi

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

SKRIPSI OLEH NURUL FITRI A1D PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM PERBAIKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV-B PADA BIDANG STUDI IPS DI SD NEGERI 106146 MULIOREJO EFENDI Guru Bidang Studi IPS Di SD Negeri 106146 Muliorejo ABSTRAK Pembelajaran IPS di SD Negeri 106146 Muliorejo belum memberikan ketuntasan belajar klasikal tanpa program remedial. Kondisi ini disebabkan Model, metode dan strategi belajar mengajar yang belum dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Perlu diupayakan pembelajaran yang beroientasi pada aktivitas siswa (berpusat pada siswa) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian tindakan kelas ini akan ditempuh dalam dua siklus. Dari siklus ke siklus menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Team Games Tournament ) dengan senantiasa meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi aktivitas siswa yang akan bermuara pada perbaikan hasil belajar siswa. Setelah penelitian berlangsung selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa: 1) Data aktivitas siswa menurut pengamatan pengamat pada siklus I antara lain menulis/membaca (41,7%), Mengerjakan LKS (25,8%), bertanya sesama teman (6,7%), bertanya kepada guru (14,2%), dan yang tidak relevan dengan KBM (11,6%). Data aktivitas siswa menurut pengamatan pada siklus II antara lain menulis/membaca (25,5%), bekerja (51,8%), bertanya sesama teman (14,6%), bertanya kepada guru (3,6%), dan yang tidak relevan dengan KBM (4,5%); 2) Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) prestasi belajar siswa dari siklus ke siklus berikutnya mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) pada formatif I dan formatif II menunjukkan 23 orang siswa tuntas secara individu, sedangkan kelas tidak tuntas. Pada siklus II, tuntas secara individu sebanyak 40 orang siswa, sedangkan kelas adalah tuntas dengan rata-rata siklus I dan siklus II adalah 61,3 dan 77. Hal ini menunjukkan prestasi belajar siswa meningkat setiap siklusnya. Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament, dan Prestasi Belajar Siswa PENDAHULUAN Dalam pembelajaran IPS di SD Negeri 106146 Muliorejo, peneliti mengetahui bahwa perencanaan pembelajaran telah disusun dengan baik dan disusun sebelum guru melaksanakan kegiatan pembelajaran. Metode yang digunakan guru sudah sesuai dengan materi bahan ajar, media pembelajaran sudah memadai, pengelolaan kelas sudah diatur bervariasi, namun hasil belajar 45 % siswa masih dibawah standar ketuntasan minimal. Kesimpulan awal peneliti tentang keadaan ini adalah bahwa model pembelajaran dan strategi belajar yang digunakan oleh guru belum menyentuh kebutuhan anak. Hal ini dalam disebabkan oleh banyaknya kesulitan yang dihadapi siswa dalam mengikuti pelajaran IPS. Kesulitan ini kemudian menyebabkan minat belajar siswa berkurang, hal ini ditunjukkan oleh rendahnya kemauan untuk bertanya saat siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi. Dan hal yang paling tampak adalah pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, sikap siswa kurang bergairah, malas, cepat bosan, walaupun guru sudah berusaha menggunakan berbagai metode untuk membangkitkan minat belajar siswa, 42

namun siswa masih kurang bersemangat untuk belajar. Dari seluruh siswa yang ada ternyata hanya 10 % siswa saja yang mau bertanya, sedangkan yang lainnya tidak tahu apa yang ditanyakan. Pada saat guru memberi pertanyaan hanya beberapa siswa saja yang mau menjawab, sedangkan lainnya takut untuk menjawab. Siswa yang aktif merupakan siswa yang berada dibarisan depan sedang siswa dibarisan belakang rata-rata pendiam (pasif) selama pembelajaran berlangsung. Jika keadaan seperti tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa pola interaksi siswa dan guru selama pembelajaran tidak dapat berlangsung dangan baik. Dampak yang terjadi dari kondisi di atas nilai IPS siswa selalu di bawah standar, dan nilainya sangat rendah dibanding mata pelajaran yang lain. Hal ini perlu segera diatasi demi tercapainya ketuntasan materi sebagaimana ditetapkan kurikulum. Metode pembelajaran yang mampu meningkatkan pole interaksi guru dan siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament). Sebab dalam TGT (Team Games Tournament) interaksi antara guru dan siswa, antar siswa dengan siswa, dan suasana yang baru dan menggairahkan, muncul melalui diskusi kelompok, bertanya jawab maupun menyampaikan informasi kepada sesama teman dapat berjalan secara efektif dan efisien, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa itu sendiri, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Pada model ini siswa memainkan permainan dengan anggotaanggota tim lain untuk memperoleh tambahan skor pada tim mereka. Permainan disusun dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan pelajaran yang dirancang untuk mengetes pengetahuan yang diperoleh siswa dari penyampaian pelajaran di kelas dan kegiatan-kegiatan kelompok. Permainan itu dimainkan pada meja-meja turnamen. Setiap meja turnamen dapat diisi oleh wakil-wakil kelompok yang berbeda, namun memiliki kemampuan setara. Permainan itu berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap-tiap siswa akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen ini memungkinkan bagi siswa dari semua tingkat untuk menyumbangkan dengan maksimal bagi skor-skor kelompoknya bila mereka berusaha dengan maksimal. Turnamen ini dapat berperan sebagai review materi pelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) diterapkan dengan langkah sebagai berikut; 1) penyajian kelas; 2) kelompok team; 3) game; 4) tournament; 5) team recognize (penghargaan kelompok). Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. 43

Melihat keunggulan model ini dan latar belakang permasalahan, maka yang menjadi rumusan-rumusan dalam penelitian ini adalah; 1) apakah prestasi belajar IPS siswa meningkat dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) pada siswa kelas IV-B SD Negeri 106146 Muliorejo?; 2) apakah aktivitas belajar IPS siswa meningkat dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) pada siswa kelas IV-B SD Negeri 106146 Muliorejo Tahun Pembelajaran 2012/2013?. Dari rumusan masalah yang ada, maka diperoleh tujuan penelitian sebagai berikut; 1) untuk mengetahui apakah model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dapat menigkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas IV-B SD Negeri 106146 Muliorejo Tahun Pembelajaran 2012/2013; 2) untuk mengetahui apakah aktivitas belajar IPS siswa meningkat dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) pada siswa kelas IV-B SD Negeri 106146 Muliorejo Tahun Pembelajaran 2012/2013. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 106146 Muliorejo Jalan Setia, Desa Muliorejo dan pelaksanaannya pada bulan Pebruari sampai dengan April Tahun Pelajaran 2012/2013. B. Subjek Penelitian Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV-B SD Negeri 106146 Muliorejo Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa yang terikut dalam penelitian sebanyak 46 orang. C. Siklus Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan dalam 2 siklus, sesuai dengan waktu yang telah direncanakan, yakni 4 jam pelajaran untuk pokok bahasan sebagai berikut : Materi pembelajaran siklus1 : - Pengertian dan jenis SDA (KBM1) - Manfaat dan pentignya melestarikan SDA (KBM 2) Materi Pembelajaran siklus 2 : - Bentuk-bentuk kegiatan ekonomi (KBM 3) - Tempat sumber daya alam pertanian, kelautan, mineral dan energi (KBM 4) Pada tiap putaran terdiri atas 4 tahap, yaitu: 1. Rancangan 2. Kegiatan dan pengamatan 3. Refleksi 4. Revisi D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP) 2. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar a. Lembar observasi aktivitas siswa, untuk melihat aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran IPS dengan penerapan model pembelajaran koopeartif tepe TGT tiap siklus. b. Lembar observasi pengelolaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. 3. Tes formatif 44

E. Teknik Analisis Data Metode Analisis Data Pada penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah tindakan. Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut: 1. Merekapitulasi nilai pretes sebelum tindakan dan nilai tes akhir Siklus I dan Siklus II 2. Menghitung nilai rerata atau persentase hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dengan hasil belajar setelah dilakukan tindakan pada Siklus I dan Siklus II untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar. 3. Penilaian a. Data nilai hasil belajar (kognitif) diperoleh dengan menggunakan rumus: Nilai Jumlah jawaban benar Siswa 100 Jumlah seluruh soal b. Nilai rata-rata siswa dicari dengan rumus sebagai berikut: X X N Dengan: X = Nilai rata-rata Σ X = Jumlah nilai X N = Jumlah peserta tes Untuk penilaian aktivitas digunakan rumus sebagai berikut: % Proporsi Aktivitas jumlah skor yang diperoleh = x 100% jumlah skor ideal (Majid, 2009:268) c. Ketentuan persentase ketuntasan belajar kelas Sb Ketuntasan belajar kelas 100% K ΣSb = Jumlah siswa yang mendapat nilai KKM ΣK = Jumlah siswa dalam sampel Sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari: hasil tes, jika hasil belajar siswa mencapai KKM secara individual dan 85% secara klasikal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Sebelum melakukan tindakan siklus I, terlebih dahulu peneliti melakukan tes pretes kepada siswa untuk mengetahui kondisi awal siswa agar dapat di bandingkan dengan kemampuan siswa pada siklus I. Berdasarkan data pretes siswa ternyata tidak ada siswa yang lulus KKM yang ditetapkan. Nilai tertinggi pada pretes adalah 40 (17 siswa) dan yang terendah adalah 20 (11 orang) dengan rata-rata 31,3. 1. Siklus I Tahap Observasi I Setelah memperoleh data-data hasil observasi pada pertemuan 1 dan 2, selanjutnya akan dibandingkan aktivitas siswa, guru, dan nilai rata-rata antara siklus I dengan nilai rata-rata pretes siswa. Penerapan pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipr Team Games Tournament (TGT) pada siklus I ini belum dapat dilaksanakan secara optimal, hal ini terbukti dengan sedikitnya peningkatan persentase aktivitas dalam pembelajaran dari pertemuan 1 ke pertemuan berikutnya. 45

Tabel 1. Rata-rata Aktivitas Siswa Pada Siklus I Siklus I No Aktivitas Jumlah Rata- Rata Proporsi 1 Menulis, membaca 100 25 41,7% 2 Mengerjakan LKS 62 15,5 25,8% Bertanya pada 3 teman 16 4 6,7% Bertanya pada 4 guru 34 8,5 14,2% 5 Yang tidak relevan 28 7 11,6% Jumlah 240 60 100% Data diatas dapat disajikan dalam bentuk diagram batang atau histogram sesuai Gambar dibawah. Grafik Aktivitas siklus I 60,0% 40,0% 20,0% 0,0% Siklus 1 41, 25, 6,7 14, 11, Grafik 1. Aktivitas Siswa Siklus I Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus I adalah Menulis/ Membaca yaitu 41,7%. Aktivitas lain yang presentasinya cukup besar adalah mengerjakan LKS yaitu sebesar 25,8 %. Sedangkan aktivitas bertanya pada teman dan bertanya pada guru masig-masing 6,7% dan 14,2%. Aktivitas yang tidak relevan dengan KBM adalah 11,6%. Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan, karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa. Pada akhir proses belajar mengjaar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagi berikut : Data hasil formatif I ini dapat disajikan dalam grafik histogram sebagai berikut: 100 50 0 80 60 40 20 3 14 23 6 1 2 3 4 Nilai Frekuensi Grafik 2. Data Hasil Formatif I Dari perolehan tes pada siklus I di atas, kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata pretes. Dari perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata dari 11,1 menjadi 63,3. Nilai rata-rata pretes IPS = 31,3 Nilai rata-rata formatif I = 61,3 e. Refleksi Pada siklus I tindakn penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) tidak mampu memberikan ketuntasan belajar secara klasikal. Hanya 50 % siswa yang lulus KKM yang telah ditetapkan yang dilihat dari hasil formatif I siswa. Aktivitas belajar siswa juga masih jauh dari yang di harapkan peneliti dimana kegiatan individual siswa masih sangat tinggi, dan kooferatif siswa belum begitu terlihat. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut : 46

1) Pada saat diskusi kelompok hanya sebagian kecil siswa yang aktif berargumen dan serius dalam diskusi. Sedangkan beberapa siswa lain hanya membaca dan menulis, bahkan ada beberapa siswa yang tidak peduli, mengganggu temannya dan bercerita dengan temannya seperti pada dokumentasi peneliti halaman 94. 2) Guru masih belum bisa mengatur waktu semaksimal mungkin sehingga kegiatan penarikan kesimpulan belum dapat dilaksanakan. 3) Kegiatan turnamen juga belum dapat terlaksana dengan baik, soal yang seharusnya menjadi rebutan, tidak menjadi rebutan. Siswa masih malu dan kurang percaya diri dalam memberikan/mengemukakan jawabannya. 4) Guru masih kurang dalam memotivasi siswa, dan menciptakan suasana belajar yang menarik bagi siswa, sehingga siswa masih kurang semangat, dan masih banyak siswa yang kurang ambil bagian dalam setiap tahap pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Team Games Tournament ). f. Revisi Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.adapun tindakan revisi yang akan peneliti lakukan berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan teman sejawat, tutor, dan pendamping peneliti adalah: 1) Guru harus lebih tegas, dan menjelaskan model pembelajaran serta tahap-tahap belajar pada siswa, agar siswa tidak canggung dan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. 2) Pada siswa yang terlihat tidak serius dan menyepelekan pembelajaran dengan mengganggu teman dan bercerita, guru lebih memusatkan perhatian dan tidak segan menegur serta menghukum siswa tersebut, agar siswa menjadi lebih serius dalam belajar dan memperingkatkan siswa tentang peraturan tersebut sebelum pelajaran dimulai. 3) Guru harus lebih teliti dalam membagi waktu, agar setiap tahapan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. 4) Agar kegiatan turnamen berjalan sesuai harapan, guru menyediakan hadiah bagi kelompok yang paling banyak mengumpulkan poin. Hal ini bertujuan agar siswa menjadi lebih semangat dan antusias dalam kegiatan turnamen. 5) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. 2. Siklus II Tahap Observasi II Pada pertemuan ini diadakan tes, tujuannya untuk mengetahui bagaimana peranan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT)dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam mempelajari IPS. Adapun nilai tes pada siklus II ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2. Data Hasil Formatif II Nilai Tuntas Frekuensi Individu Tuntas Kelas 60 6-80 40 - Jumlah 46 40 86,9% Nilai rata-rata 77 47

Pada Tabel tersebut, nilai terendah formatif I adalah 60sebanyak 6 orang dan nilai tertinggi adalah 80 sebanyak 40 orang, dengan 6 orang mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan atau ketuntasan klasikal adalah sebesar 86,9 %. Dengan nilai KMM sebesar 70.Nilai ini berada di bawah kriteria keberhasilan klasikal sehingga dapat dikatakan KBM siklus II berhasil memberi ketuntasan belajar dalam kelas.nilai rata-rata kelas adalah 77 sudah tuntas KKM IPS di SD Negeri 106146 Muliorejo, Kecamatan Sunggal. Data hasil formatif II ini dapat disajikan kembali dalam grafik histogram sebagai berikut: 80 80 60 60 40 40 Series1 Series2 20 6 0 Nilai Frekuensi Grafik 3. Data Hasil Formatif II Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT)mendapatkan penilaian cukup baik dari pengamat adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/ menemukan konsep, dan pengelolaan waktu. Setelah menganalisa data pada silkus II ini, langkah selanjutnya adalah mengamati perbandingan aktivitas siswa, guru, dan nilai rata-rata antara siklus I dengan siklus II. Data dapat disajikan dalam bentuk diagram batang atau histogram sesuai Gambar dibawah Grafik Aktivitas siklus II 60,0% 40,0% 20,0% 0,0% Siklus 1 25 51 14 3, 4, Grafik 4. aktivitas siswa Siklus II Selain itu dapat dilihat perbandingan nilai rata-rata hasil belajar siswa siklus I dan siklus II, yang hasilnya adalah terjadi peningkatan antara nilai rata-rata antara siklus I dan siklus II. Nilai rata-rata siklus I : 61,3 Nilai rata-rata siklus II : 77 e. Refleksi Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT).Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagi berikut : 1) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar mengajar berlangsung. Memang keaktifan siswa tidak keluar secara spontan tetapi melalui tahapan dan motivasi yang diberikan guru. 2) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi presentase pelaksanaanya untuk masing-masing aspek cukup besar. 48

3) Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan. 4) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. f.. Revisi Pelaksanaan Pada siklus II guru telah menerapkan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT)dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlau banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT)dapat meningkatkan proses belajar mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. B. Pembahasan Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus yang masing-masing siklusnya terdiri dari 2 KBM. Pada siklus I tindakn penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) tidak mampu memberikan ketuntasan belajar secara klasikal. Hanya 50 % siswa yang lulus KKM yang telah ditetapkan yang dilihat dari hasil formatif I siswa. Aktivitas belajar siswa juga masih jauh dari yang di harapkan peneliti dimana kegiatan individual siswa masih sangat tinggi, dan sikap kooperatif siswa belum begitu terlihat. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut : 1) Pada saat diskusi kelompok hanya sebagian kecil siswa yang aktif berargumen dan serius dalam diskusi. Sedangkan beberapa siswa lain hanya membaca dan menulis, bahkan ada beberapa siswa yang tidak peduli, mengganggu temannya dan bercerita dengan temannya seperti pada dokumentasi peneliti halaman 94. 2) Guru masih belum bisa mengatur waktu semaksimal mungkin sehingga kegiatan penarikan kesimpulan belum dapat dilaksanakan. 3) Kegiatan turnamen juga belum dapat terlaksana dengan baik, soal yang seharusnya menjadi rebutan, tidak menjadi rebutan. Siswa masih malu dan kurang percaya diri dalam memberikan/mengemukakan jawabannya. 4) Guru masih kurang dalam memotivasi siswa, dan menciptakan suasana belajar yang menarik bagi siswa, sehingga siswa masih kurang semangat, dan masih banyak siswa yang kurang ambil bagian dalam setiap tahap pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Team Games Tournament ). Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.adapun tindakan revisi yang akan peneliti lakukan berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan teman sejawat, tutor, dan pendamping peneliti adalah: 1) Guru harus lebih tegas, dan menjelaskan model pembelajaran serta tahap-tahap belajar pada siswa, agar siswa tidak canggung dan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. 2) Pada siswa yang terlihat tidak serius dan menyepelekan pembelajaran 49

dengan mengganggu teman dan bercerita, guru lebih memusatkan perhatian dan tidak segan menegur serta menghukum siswa tersebut, agar siswa menjadi lebih serius dalam belajar dan memperingkatkan siswa tentang peraturan tersebut sebelum pelajaran dimulai. 3) Guru harus lebih teliti dalam membagi waktu, agar setiap tahapan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. 4) Agar kegiatan turnamen berjalan sesuai harapan, guru menyediakan hadiah bagi kelompok yang paling banyak mengumpulkan poin. Hal ini bertujuan agar siswa menjadi lebih semangat dan antusias dalam kegiatan turnamen. 5) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran maka terjadi perubahan yang cukup memuaskan bagi peneliti. Adapun perubahan yang terjadi yakni presatsi belajar siswa mengalami peningkatan dari 23 orang siswa tuntas secara individu pada siklus I, sedangkan kelas tidak tuntas menjadi 40 orang siswa tuntas secara individu dan kelas tuntas dengan rata-rata siklus I dan siklus II adalah 61,3 dan 77.Aktivitas siswa menurut pengamatan pengamat pada siklus I dan II juga mengalama peningkatan dimana pada siklus I aktivitas menulis/membaca (41,7%), mengerjakan LKS (25,8%), bertanya sesama teman (6,7%), bertanya kepada guru (14,2%), dan yang tidak relevan dengan KBM (11,6%).Data aktivitas siswa menurut pengamatan pada siklus II antara lain menulis/membaca (25,5%), bekerja (51,8%), bertanya sesama teman (14,6%), bertanya kepada guru (3,6%), dan yang tidak relevan dengan KBM (4,5%). Dari data di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe team games tournamentmampu meningkatkan prestasi belajar siswa dan aktivitas belajar siswa. PENUTUP Kesimpulan Setelah data-data tes hasil belajar, dan aktivitas belajar siswa terkumpul kemudian dianalisis sehingga dapat disimpulkan antara lain: 1. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)prestasi belajar siswa dari siklus ke siklus berikutnya mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)pada formatif I dan formatif II menunjukkan 23 orang siswa tuntas secara individu, sedangkan kelas tidak tuntas. Pada siklus II, tuntas secara individu sebanyak 40 orang siswa, sedangkan kelas adalah tuntas dengan rata-rata siklus I dan siklus II adalah 61,3 dan 77. 2. Data aktivitas siswa menurut pengamatan pengamat pada siklus I antara lain menulis/membaca (41,7%), Mengerjakan LKS (25,8%), bertanya sesama teman (6,7%), bertanya kepada guru (14,2%), dan yang tidak relevan dengan KBM (11,6%).Data aktivitas siswa menurut pengamatan pada siklus II antara lain menulis/membaca (25,5%), bekerja 50

(51,8%), bertanya sesama teman (14,6%), bertanya kepada guru (3,6%), dan yang tidak relevan dengan KBM (4,5%). Saran Setelah melakukan kegiatan belajar mengajar selama empat kali atau disebut dua siklus maka perlu saran agar pengguna atau yang memanfaatkan LKS di sekolah benar-benar bermanfaat sesuai dengan tujuan penelitian. 1. Bagi peneliti selanjutnya duharapkan lebih maksimal dalam pengelolahan waktu pembelajaran agar recana pembelajarn yang telah disusun dapat terlaksana dengan maksimal. 2. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan tes hasil belajar dalam bentuk uraian. Hal ini bertujuan agar keberhasilan strategi ini benar-benar terlihat dari kemampuan siswa menguraikan jawaban dari tes yang diberikan 3. Bagi para peneliti yang ingin menggunakan model pembelajaran kooperatif tipr Team Games Tournament (TGT) ini agar menggunakan sampel dengan tingkatan yang lebih tinggi. 4. Peneliti selanjutnya diharapkan menyiapakan soal turnament yang benar-benar mampu di jawab oleh siswa sehingga suasana turnamen benar-benar terasa hidup. RUJUKAN Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta, Jakarta. Aqib, Z., (2006), Peneltian Tindakan Kelas. Penerbit, Yrama Widya, Bandung Dimyati, dan Mudjiono., (2006), Belajar dan Pembelajaran, PT Rineka Cipta, Jakarta Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Startegi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Purwanto, Ngalim, (1994), Prinsipprinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung, PT Rosdakarya (2007), Psikologi Pendidikan. Bandung, PT Rosdakarya Sanjaya M.Pd, Dr.Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Sardiman, A. M., (2006), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta Slameto. (2003). Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta. Sudjana, Dr.Nana.1998. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung:Sinar baru Algensindo Sumadi Suryabrata.1993.Psikologi Pendidikan. Jakarta:Raja Grafindo Persada. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progressif, Kencana Prenada Media Group,Jakarta Yamin, M., (2008), Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa, Gaung Persada Press, Jakarta. 51