BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global

dokumen-dokumen yang mirip
Keywords: Competency Based Curriculum, Small Group Discussion, Cognitive

menggunakan Problem Based Learning Perkembangan ilmu (PBL), SGD adalah diskusi kelompok pengetahuan, teknologi dan seni pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan eksperimen semu (quasy-experiment) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge.

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

DAFTAR PUSTAKA. Azwar, S. (2015). Teori dan Pengukuran Sikap Manusia. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL

TESIS Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawat merupakan suatu profesi dimana seorang petugas

BAB V PEMBAHASAN. aktif dalam proses pembelajaran. Metode PBL adalah salah satu dari beberapa

: Indrayanti, S.Kep; Ns. : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta : drg. Gilang Yubiliana

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional SK No. 045/U/202. tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi yang berbasis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student

21/04/2006 Draft MODUL TEACHING LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. zaman dan kecanggihan ilmu pengetahuan serta teknologi. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resti Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu tidak hanya dari dosen. Metode Pembelajaran SCL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PRESTASI BELAJAR KB METODE SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010)

Tim Pengembang Kurikulum DIKTI

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

KEGIATAN DOSEN MAGANG DIKTI UNPAD

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran Problem Based Learning

yahoo.com

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat serta persaingan global menuntut lulusan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan individual discovery, proses pembelajaran yang sebelumnya lebih

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. kesimpulan dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

BAB IV. Penelitian ini menggunakan design penelitian quasi. experiment pre dan post test with control group. Penelitian ini ingin

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDEKATAN SCL

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. maka diperoleh kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi dari hasil-hasil penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Problem based learning (PBL) adalah metode belajar mengajar aktif yang

MATERI 2. copyright: dit.akademik.ditjen dikti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan

Tesis Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta S U T I K NIM

Oleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses

(Difference of Students Achievement Using Double Loop Problem Solving Model and Problem Based Learning Model on The Human Respiration System)

PENGARUH METODE PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PRODI SI KEPERAWATAN STIKES BANYUWANGI TESIS UKHTUL IZZAH

BAB I PENDAHULUAN. manajemen waktu dapat dilakukan dengan metode Problem Based. pendekatan SCL adalah metode pembelajaran dengan Problem Based

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi yang berkembang cepat sangat mendukung optimalisasi

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Suatu metode pembelajaran digunakan sesuai dengan. tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di

Problem Based Learning (PBL) dalam KBK dan Pencapaian Prestasi Akademik: Evaluasi Implementasi PBL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSIK FK UMY) menggunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

ABSTRACT ABSTRAK. Keywords: academic staff knowledge, students and supporting staff s perception. SCL

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan pre-test dan post-test with control group. Tujuan. penelitian ini untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PARAGRAPH BASED WRITING MENGGUNAKAN CIRCLE THE SAGE BERBASIS CRITICAL THINKING

UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DAN HASIL BELAJAR MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB V PEMBAHASAN. prodi D III Kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta, pembelajaran dilakukan pada

PENDAPAT MAHASISWA TERHADAP IMPLEMENTASI PBL PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi pembelajaran perguruan tinggi di Indonesia masih cukup. beragam permasalahan yang ditemukan. Beberapa temuan dari Tim

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

METABOLISME DAN NUTRISI DI FAKULTAS KEDOKTERAN UMSU TAHUN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah instansi pendidikan yang

VALIDASI MODEL KOMPETENSI DOSEN STUDENT CENTERED LEARNING. Wahyu Widhiarso. Disampaikan pada seminar hasil penelitian

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan, menyusun intervensi keperawatan, implementasi tindakan

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. didik. Belajar tidak hanya menerima informasi dari orang lain. Belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. (menanya), experimenting (mencoba), associating (menalar), dan networking (membentuk jejaring).

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai model telah banyak ditemukan oleh para peneliti pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS METODE SEVEN JUMPS DENGAN METODE INTERACTIVE SKILL STATION (ISS) PADA MAHASISWA PSIK FK UNSYIAH

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah. menggunakan 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan

MODEL PEMBELAJARAN YANG MEMADUKAN PENDEKATAN KONSEPTUAL INTERAKTIF DAN STRATEGI PROBLEM SOLVING UNTUK PERKULIAHAN FISIKA DASAR II

Prosiding Seminar Nasional Prodi Teknik Busana PTBB FT UNY Tahun 2005 PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL

Kata Kunci : Metode Ceramah, Metode Small group discussion, Hasil belajar Kepustakaan : 27 ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang saling terkait, sehingga menghasilkan perubahan perilaku (Gagne, 1977 cit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran

PARADIKMA BARU PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. telah banyak yang dilakukan pemerintah, beberapa diantaranya dengan melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. quality teaching and learning (Halpern, 1997 dalam Supratiknya & Kristiyani,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global saat ini, menuntut perguruan tinggi untuk menyesuaikan tuntutan dunia kerja, alasan ini dikembangkan untuk dilakukan perubahan kurikulum. Kurikulum dalam pendidikan keperawatan di Indonesia beberapa kali mengalami perubahan. Tahun 1994 keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 056/U/1994 tentang pedoman penyusunan Kurikulum Perguruan Tinggi dan penilaian hasil belajar mahasiswa, kurikulum ini disebut sebagai Kurikulum Berbasis Isi. Tahun 2000 Indonesia merubah kurikulum berbasis isi ke kurikulum berbasis kompetensi (KBK), kurikulum tahun 2000 dan 2002 mengutamakan pencapaian kompetensi. Tahun 2012 kurikulum perguruan tinggi mengalami pergeseran dengan adanya penyetaraan capaian pembelajaran, dikenal dengan nama Kurikulum Pendidikan Tinggi (Dikti, 2014). Kurikulum perguruan tinggi dikembangkan dan dilaksanakan berbasis kompetensi (KBK) tercantum dalam PP No 17 Th 2010 pasal 97, diperkuat Kemendiknas No 232/U/2000 serta No 045/U/2002 tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi, akhir tahun 2002 seluruh perguruan tinggi seharusnya sudah menerapkan sistem pembelajaran berbasis KBK, karena berbagai kendala belum seluruhnya Perguruan Tinggi menerapkan KBK (Fitri, 2013). Ditjen Dikti melakukan tindakan dengan mengadakan workshop/pelatihan di 1

2 wilayah Indonesia, mulai tahun 2005 sampai tahun 2012, evaluasi dilakukan untuk mengetahui dampak tersebut, hasilnya hanya sekitar 20% dari seluruh Perguruan Tinggi yang merespon kuesioner tersebut, terdapat indikasi bahwa KBK belum sepenuhnya diimplementasi secara benar (Dikti, 2013). Sosialisasi KBK telah banyak diakukan hingga akhir batas waktu yang ditentukan implementasi KBK di perguruan tinggi Indonesia belum satu pun yang menerapkan sistem KBK secara benar. Permasalahan belum diterapkannya KBK secara benar disebabkan masih beragamnya tingkat pemahaman dan penilaian arti penting oleh tenaga pengajar dan mahasiswa terhadap makna dan penyusunan KBK dengan benar (Ditjen Dikti, 2012). Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi, dan bahan pelajaran, serta cara penyampaian sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk menghasilkan lulusan dengan capaian pembelajaran khusus (Dikti, 2013). Metode pembelajaran KBK menggunakan pendekatan pembelajaran berfokus pada siswa (Student Center Learning/SCL) yang memfokuskan capaian pembelajaran. SCL menekankan pengembangan kreativitas, kapasitas, kebutuhan mahasiswa dan mengembangkan kemandirian dalam menemukan pengetahuan (Dikti, 2014). Salah satu penelitian menyatakan mahasiswa yang menilai baik terhadap penerapan SCL cenderung memiliki motivasi belajar yang tinggi (Nisak,et al; 2012), diperkuat penelitian Tran (2011) menyebutkan bahwa metode SCL mampu meningkatkan nilai, pengetahuan dan sikap positif pada siswa. Penerapan KBK dengan menggunakan metode pembelajaran SCL

3 saat ini belum dapat terlaksana diseluruh perguruan tinggi, faktor yang menjadi hambatan dalam penerapan metode pembelajaran SCL antara lain siswa yang kurang aktif, dan siswa yang masih berorientasi pada guru dalam mendapatkan suatu pengetahuan yang utama (Beaten et.al, 2010 dalam Janor&Hawati, 2013). SCL memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk belajar mandiri dan menggali pengetahuan lebih luas tanpa kehilangan inti materi kuliah. Kerjasama yang efektif dan efisien dihasilkan dari kolaborasi dosen, mahasiswa serta metode atau alat pembelajaran akan memberikan hasil yang optimal. Peran dosen sebagai fasilitator dan pemberi arahan mahasiswa dalam proses pembelajaran, mahasiswa memberikan umpan balik proses pembelajaran dari penggunaan metode yang relevan sesuai kompetensi luaran yang diinginkan. Salah satu metode SCL menggunakan Problem Based Learning (PBL) yang merupakan metode pembelajaran dimana peserta didik sejak awal dihadapkan suatu masalah. SGD adalah diskusi kelompok kecil (tutorial) yang merupakan jantung dari PBL, aktivitas PBL bertumpu pada proses tutorial (Priyatmodjo, 2010 dalam Fitria, et al;2013). Penerapan SCL di STIKES Surya Global belum dapat terlaksana secara maksimal, sebagian mata kuliah menerapkan metode SCL namun masih ada beberapa mata kuliah yang belum diterapkan dengan metode SCL. Pembelajaran mata kuliah manajemen keperawatan yang berlangsung selama ini di STIKES Surya Global menggunakan metode konvensional, metode pembelajaran dengan SCL belum dapat diterapkan secara maksimal. Mata

4 kuliah manajemen keperawatan cakupan keilmuannya luas hal ini menjadi alasan peneliti untuk menerapkan metode SCL dengan pendekatan SGD, yang akan melibatkan mahasiswa yang berperan dalam diskusi memberikan umpan balik dari proses pembelajaran serta dosen sebagai fasilitator serta pemberi arahan pada mahasiswa dan terdapat suatu masalah dimana masalah ini nanti yang akan digunakan sebagai bahan diskusi mahasiswa, dengan diterapkannya metode pembelajaran SCL pada mata kuliah manajemen keperawatan diharapkan mahasiswa lebih aktif dan serius dalam mencari materi perkuliahan, mahasiswa semakin mandiri dan mampu meningkatkan pengalaman belajar dan peserta didik mendapatkan pengalaman baru (Aminuddin, 2013;Seng&Ernest, 2014). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka pokok permasalahan penelitian ini adalah Bagaimana Uji coba penerapan student center learning (SCL), dengan pendekatan small group discusion (SGD) pada mata kuliah manajemen keperawatan dalam mengukur kemampuan kognitif dan afektif mahasiswa di STIKES Surya Global? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui tentang Uji Coba penerapan student center learning (SCL) dengan pendekatan small group discusion (SGD) pada mata kuliah manajemen keperawatan dalam mengukur kemampuan kognitif dan afektif mahasiswa di STIKES Surya Global.

5 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah: a. Mengetahui peningkatan kognitif mahasiswa setelah pelaksanan SGD pada mata kuliah manajemen keperawatan di STIKES Surya Global b. Mengetahui penilaian afektif dalam kegiatan SGD pada mata kuliah manajemen keperawatan di STIKES Surya Global c. Mengetahui persepsi mahasiswa terhadap kualitas skenario dalam kegiatan SGD mata kuliah manajemen keperawatan di STIKES Surya Global d. Mengetahui persepsi mahasiswa terhadap performance tutor dalam kegiatan SGD mata kuliah manajemen keperawatan di STIKES Surya Global e. Mengetahui persepsi mahasiswa terhadap proses diskusi dalam kegiatan SGD mata kuliah manajemen keperawatan di STIKES Surya Global D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan positif dalam meningkatkan pengetahuan yang komprehensif tentang penerapan SCL dengan pendekatan SGD 1. Bagi Ilmu Keperawatan

6 Penelitian ini diharakan dapat menambah informasi berkaitan dengan penerapan SCL dengan pendekatan SGD pada Mata Kuliah Manajemen Keperawatan untuk mengukur kognitif di STIKES Surya Global 2. Bagi Pendidikan Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pengembangan pemikiran serta salah satu alternatif model pembelajaran yang bisa diterapkan. 3. Bagi Mahasiswa Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang penerapan SCL dengan pendekatan SGD pada Mata Kuliah Manajemen Keperawatan E. Penelitian Terkait 1. Evaluasi Penerapan Metode Pembelajaran Berpusat Pada Mahasiswa (Student Center Learning) Pada Program Studi Gizi FKM UNHAS (Aminuddin, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan mixed method (embedded design), melibatkan seluruh mahasiswa angkatan 2008 dan angkatan 2009 yang terdaftar aktif mengikuti perkuliahan, dosen program studi ilmu gizi dan tenaga kependidikan. Hasil yang didapat dari ketiga metode yang diterapkan jawaban yang paling banyak dijawab benar sebanyak 54,5% oleh responden adalah kelebihan Small grup discussion, kelebihan Cooperative learning dan kelemahan Problem based learning. Paling sedikit dijawab benar adalah kelebihan problem based learning sebanyak 4,5% responden. Responden mengetahui dan mendengar istilah SCL dari surat kabar, serta rapat-rapat. Responden mengartikan SCL

7 dengan pembelajaran menggunakan komputer, berada di ruang kecil seperti FGD. Manfaat SCL menurut responden mampu mengembangkan potensi dan motivasi mahasiswa, mahasiswa lebih aktif mencari sumber informasi, mahasiswa lebih serius aktif dalam perkuliahan dan semakin mandiri. 2. Integrating Student Centered Learning in Finance Courses: The Case of a Malaysian Research University (Janor, et, al; 2013). Penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan dosen pada lima program bidang keuangan, responden berjumlah sembilan, penelitian ini menemukan bahwa responden dari lima program keuangan ini menggunakan pembelajaran interaktif dan berkelompok menggunakan metode pembelajaran SCL, juga menggunakan metode case study. Hasil dari penelitian ini berkaitan dengan manfaat penerapan SCL mampu meningkatkan kualitas proses dalam belajar dan meningkatkan motivasi mahasiswa untuk mencari informasi terbaru, permasalahan yang ditemui dalam penerapan SCL berupa pengaturan dan ruang kelas yang kurang mendukung, SCL tidak sesuai jika diterapkan pada mahasiswa baru karena biasanya mahasiswa baru hanya belajar mengenai konsep-konsep dasar dan teori. 3. Teacher centered and/or student-centered learning: English Language in Iran (Zohrabi, et, al. 2012). Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen, terdiri dari 60 responden yang dibagi 2 menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen pembelajaran

8 tata bahasa menerapkan metode SCL dan kelompok kontrol berpusat pada guru yang dilakukan selama satu bulan, menggunakan metode wawancara dan observasi di kelas. Hasil penelitian ini lebih mendukung metode pembelajaran yang berpusat pada guru karena perlunya pengajaran tata bahsa melalui tugas-tugas yang komunikatif. 4. Penggunaan Model Pembelajaran Small Group Discussion untuk meningkatkan hasil belajar IPS terpadu di MTS (Hardiansyah, 2014). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan non-equivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 50 orang, sampel penelitian berjumlah 25 orang. Teknik pengumpulan data dengan cara teknik pengukuran (measurent) hasil belajar dengan memberikan skor pada pre-test dan post-test. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan hasil belajar mahasiswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran small group discussion mengalami peningkatan dibandingkan kelas konvensional. 5. Learning through small group discussion versus didactic lectures (Niaz, et al; 2015). Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan dampak perkuliahan menggunakan small group discussion dengan perkuliahan menggunakan metode konvensional. Jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 566 siswa, sampel penelitian ini terbagi menjadi dua kelompok, kelompok kontrol sebanyak 289 siswa dan kelompok intervensi sebanyak 277 siswa. Hasil penelitian ini metode small group discusion merupakan

9 metode belajar yang kurang disukai oleh siswa dibandingkan teaching learning. 6. Medical students perspective about factors motivating participation in small group discussions publication information (Iqbal, 2014). Tujuan penelitan ini untuk mengetahui persepsi mahasiswa kedokteran mengenai faktor yang dapat meningkatkan motivasi belajar melaui small group discussions. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, sebagian besar mahasiswa kedokteran berpendapat bahwa SGD dalam ukuran kelompok kecil lebih efektif. Faktor yang mampu meningkatkan motivasi mahasiswa kedokteran dalam model pembelajaran SGD antara lain kondisi lingkungan yang nyaman dan ber AC, adanya fasilitas wifi dalam penggunaan laptop, dan tersedinya waktu yang panjang untuk proses SGD.