BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang berbentuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat Jawa telah mengenal budaya bersusastra melalui tulisan yang

2014 SAJARAH CIJULANG

SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK)

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat

Alfian Rokhmansyah, M.Hum.

2015 KRITIK TEKS DAN TINJAUAN KANDUNGAN ISI NASKAH WAWACAN PANDITA SAWANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan

KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa benda (tangible culture) atau budaya-budaya non-benda (intangible

Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN

Daftar Pustaka (1992). Sastra Perang: Sebuah Pembicaraan mengenai Hikayat Perang Sabil. Jakarta: Balai Pustaka.

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

MENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI???

MANFAAT STUDI FILOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN

PATHISARI. Wosing těmbung: Sěrat Pangracutan, suntingan lan jarwanipun teks, kalěpasan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1

BAB IV PENUTUP. ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut : A. Simpulan. 1. Sêrat Srutjar merupakan naskah jamak. Ditemukan tiga buah naskah yang

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. hasil pemikiran orang-orang terdahulu yang dituangkan ke dalam sastra dan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian.

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan memiliki nilai-nilai luhur yang terdiri atas nilai filosofis dan nilai

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu philos yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebudayaan Minang, Sumba, Timor, Alor dan lain-lain). Dalam Ilmu

Pokok Bahasan Rincian Pokok Bahasan Waktu

Etimologi Istilah Filologi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibaca dalam peningglan-peninggalan yang berupa tulisan.

MERANCANG PENELITIAN NASKAH

TINJAUAN BUKU. * Peneliti Islamic Manuscripts Unit (ILMU) PPIM UIN Syarif Hidayatullah

BAB 1 PENDAHULUAN. Akan tetapi, hingga saat ini masih sedikit peneliti yang memberikan 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh tanah air hingga kini masih tersimpan karya-karya sastra lama. Penggalian

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra Indonesia bisa diketahui dengan banyaknya karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, dan sastra (Baried, 1983: 4). Cipta sastra yang termuat dalam naskah,

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER

HIKAYAT JAYA LENGKARA: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS NILAI-NILAI MORAL SERTA IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan terbentuk sebagai hasil sintesis dari pengalaman-pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi tulis yang berkembang di masyarakat Jawa dapat diketahui melalui

BAB I PENDAHULUAN Sebuah manuskrip dalam aksara Latin yang berjudul Tjajar Sapi berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada kertas, lontar, kulit kayu atau rotan (Djamaris, 1977:20). Naskah

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN... iii. ABSTRAK... iv. KATA PENGANTAR... v. UCAPAN TERIMA KASIH... vi. DAFTAR ISI...

BAB V PENUTUP. ditemukan dua varian naskah, yaitu naskah Sêrat Driyabrata dengan nomor

METODE EDISI: STEMMA

BAB I PENDAHULUAN. posisi sastra pengaruh hindu. Djamaris, dkk (1985:1 3) menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

FILOLOGI DR 432 SILABUS. Dr. Dedi Koswara, M. Hum. Dr. Ruhaliah, M. Hum. PROSEDUR PELAKSANAAN PERKULIAHAN. No.: FPBS/FM- 7.1/07

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi adalah suatu ilmu yang objek penelitiannya naskah-naskah lama

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

FUNGSI DAN KEDUDUKAN HIKAYAT NABI BERCUKUR

BAB I PENDAHULUAN. Melayu klasik yang sebelumnya didominasi oleh sastra Hindu, mulai beralih haluan ke dalam

ISSN: METODOLOGI PENELITIAN FILOLOGI Mendekati Teks Kebahasaan dari Sudut Kesejarahan. Fina Aunul Kafi UIN Sunan Ampel Surabaya

KAJIAN FILOLOGI DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SERAT AMBEK SANGA SKRIPSI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA KULIAH :...

SYAIR PELANDUK JENAKA : SUNTINGAN TEKS, ANALISIS NILAI-NILAI LUHUR DAN RELEVANSINYA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT (KAJIAN FILOLOGIS) SKRIPSI

FILOLOGI HUKUM SEBAGAI PIRANTI AWAL UNTUK MENENTUKAN YAMIN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rizwan, 2013

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Di dalam melakukan penelitian sebuah teori selalu disertai dengan metode.

BAB I PENGANTAR. Berbagai nilai yang hidup pada masa kini, demikian juga yang akan. berkembang pada masa mendatang, pada hakikatnya merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena sastra berisikan ide para pengarang yang. lebih memaknai arti dari sebuah karya sastra tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. amat berhubungan dengan tradisi tulis yang berkembang di banyak daerah karena

BAB I PENDAHULUAN. dipegang yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil

BAB III METODE PENELITIAN

Meneguhkan Islam Harmoni Melalui Pendekatan Filologi

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlahnya beratus-ratus di seluruh Indonesia. Bahasa-bahasa daerah yang menjadi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra Indonesia terdiri dari karya sastra lisan dan karya sastra tulis. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang berbentuk tulisan tangan dan karya sastra tulis yang berbentuk cetakan. Karya sastra yang berbentuk tulisan tangan atau teks tulisan tangan (Ing. Manuscript dengan singkatan ms untuk tunggal dan mss untuk jamak; Bld. Handscrift dengan singkatan hs untuk tunggal dan hss untuk jamak) sering disebut sebagai karya sastra Indonesia klasik atau lama. (Baroroh-Baried dkk., 1994:55). Salah satu bagian dari sastra Indonesia klasik adalah Naskah Melayu Klasik. Sebuah naskah dikatakan Naskah Melayu Klasik apabila memenuhi kriteria seperti ditulis dalam aksara Jawi/Rumi, berbahasa Melayu, merupakan tulisan tangan, bermedia tulis seperti kertas, kulit, daun lontar, buluh, gading, kayu, serta kain. (Mamat dalam Mulyadi, 1994: 12). Naskah-naskah Melayu Klasik kini tersimpan di berbagai tempat penyimpanan koleksi di Indonesia seperti museum, pesantren, yayasan, mesjid, dan perorangan. Museum, pesantren, yayasan, mesjid, dan perorangan tersebut masih menyimpannya sebagai warisan dari nenek moyang yang masih dijaga.

2 Perkiraan para ahli untuk jumlah naskah Melayu Klasik sangat beragam. Ismail Hussein mengemukakan 5000 naskah, Henri Chambert-Loir mengemukakan 4000 naskah, dan Russel Jones memperkirakan 10.000 (Mulyadi, 1994: 11). Penelitian terhadap naskah Melayu Klasik perlu dilaksanakan untuk mengetahui kebudayaan Indonesia pada masa lampau karena naskah-naskah tersebut merupakan sumber kebudayaan (Robson dalam Sunardjo. dkk, 2010: 1). Namun, penelitian terhadap sastra Melayu Klasik Indonesia sampai saat ini masih belum memadai apabila dibandingkan dengan jumlah naskah Melayu Klasik yang tersimpan di berbagai tempat penyimpanan. Masih banyak khazanah pada naskah yang belum diteliti kandungannya. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, serta didorong oleh keinginan untuk turut berpartisipasi dalam upaya penyelamatan warisan budaya bangsa, maka dalam kesempatan ini akan dilakukan sebuah penelitian terhadap salah satu naskah Melayu Klasik yang berbentuk hikayat. Adapun naskah Melayu Klasik yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah naskah Hikayat Jaya Lengkara. (selanjutnya disingkat HJL). Berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai katalog naskah yang beredar di Indonesia, naskah HJL hanya ditemukan satu buah yakni naskah HJL yang merupakan naskah koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (selanjutnya PNRI) dengan kode ML 53 (Behrend, 1998: 280). Naskah ini merupakan naskah yang belum pernah diteliti sebelumnya (Ekadajti, 2000).

3 Keberadaan HJL tercatat pada Katalog Van Ronkel dengan nomor CLXXIV (Van Ronkel, 1909:162), serta Notulen 3 Agustus 1869 IV b halaman 51 (Jazamuddin, 1969: 157). HJL termasuk salah satu naskah Melayu yang disebut oleh Werndly dalam nahunya pada tahun 1736 (Fang, 1991: 180). Naskah HJL berjumlah sangat sedikit, Berdasarkan informasi yang didapat, jumlah naskah hanya berjumlah tiga naskah yakni Hikayat Makdim dan Makdim (SOAS-London) yang merupakan satu versi dari hikayat ini, Hikayat Jaya Lengkara (HJL) yang berisi satu fragmen cerita dan tersimpan di PNRI dengan kode ML 53, dan yang terkenal ialah naskah yang tersimpan di Perpustakaan Kebangsaan Singapura. Naskah Singapura ini disalin pada l5 Rabiul awal 1237 H (1863). Pemiliknya ialah seorang yang bernama Muhaidin dari Kampung Melaka. Fang (1991:182), menyebut naskah Hikayat Raja Takbir yang tersimpan di PNRI dengan kode C.St 142 sebagai salah satu versi dari naskah ini. Namun, ketika ditelusuri naskah sudah dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, fisik naskah lapuk, dan tidak dapat dibaca lagi. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, di Indonesia naskah HJL hanya ditemukan satu buah. Oleh karena itu, penelitian ini sangat penting untuk dilakukan karena meskipun hanya berupa fragmen, di Indonesia hanya naskah inilah yang memuat informasi tentang cerita Jaya Lengkara. Teks naskah HJL adalah teks yang memiliki keunikan karena berisi teks perpaduan antara budaya Hindu dan Islam. Djamaris (1993: 16) menggolongkan HJL berdasarkan isinya sebagai naskah hasil sastra pengaruh peralihan. Brakel (1976: 134) menyebutkan bahwa HJL adalah naskah yang berasal dari India yang

4 telah disisipi budaya Melayu. Siti Hawa Salleh (2010), menyebutkan bahwa HJL termasuk pada naskah berunsur budaya Hindu yang telah mengalami perubahan ke bentuk yang lebih Islami. Penelitian ini berjudul Hikayat Jaya Lengkara: Edisi Teks dan Telaah Struktur. Oleh karena itu, penelitian untuk naskah HJL dibagi ke dalam dua kajian, yakni kajian filologis dan kajian terhadap struktur naratif teks HJL. Pengkajian secara filologis bertujuan untuk menghasilkan sebuah edisi teks yang diperkirakan telah bersih dari kesalahan. Pengkajian secara filologis meliputi transliterasi teks, penyuntingan teks, dan penghasilan edisi teks. Adapun metode filologi yang dipergunakan adalah metode naskah tunggal edisi standar. Selanjutnya, setelah didapatkan sebuah edisi teks, penelitian dilanjutkan dengan melakukan telaah struktur naratif teks HJL. Telaah struktur naratif teks HJL mengacu pada pendekatan struktural naratif yang dikemukakan oleh A.J Greimas. Konsep teori A.J Greimas yang dipergunakan dalam analisis adalah skema aktan dan struktur fungsional. Telaah struktur naratif teks adalah untuk mengetahui hubungan antar unsur pembangun teks HJL. Beberapa penelitian untuk naskah melayu klasik berbentuk hikayat yang telah dilakukan sebelumnya adalah penelitian terhadap naskah Hikayat Cindabaya oleh Jumsari Yusuf pada tahun 1991. Penelitian ini dilakukan terhadap naskah koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan kode Br. 206. Penelitian ini berupa penyajian transliterasi dan ringkasan isi Hikayat Cindabaya. Selain penelitian tersebut, terdapat penelitian lain yakni terhadap naskah Hikayat

5 Pancatanderan berupa skripsi S1 di Fakultas Sastra Universitas Sumatra Utara Medan oleh Henny Melina Sari Daulay pada tahun 1999. Penelitian tersebut menyajikan transliterasi, ringkasan isi, dan kritik aparat Hikayat Pancatanderan. Penelitian terhadap naskah Melayu Klasik disertai dengan telaah struktur sebelumnya telah dilakukan Christomy (1990) dalam tesis beliau yang berjudul Wawacan Sama un: Edisi teks dan analisis struktur. Penelitian tersebut kini telah beredar dalam bentuk buku dan diberi judul yang sama dengan judul tesis beliau. Penelitian tersebut berisi kajian filologis disertai telaah struktur teks terhadap naskah yang berisi tentang cerita Sama un yakni naskah Sama un dalam bahasa Sunda yang berjumlah empat naskah, bahasa Melayu yang berjumlah tiga naskah, serta bahasa Jawa yang berjumlah satu naskah. Penelitian diawali dengan perbandingan masing-masing naskah, penghasilan edisi teks, dan yang terakhir kajian terhadap struktur teks Sama un. Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Sulastin Sutrisno (1983) dengan judul Hikayat Hang Tuah: Analisa Struktur dan Fungsi. Penelitian struktur dilakukan terhadap tiga edisi teks yang telah tersedia sebelumnya yakni HHT edisi Shellabear (1908), HHT edisi Balai Pustaka (1948), dan HHT edisi Kassim Ahmad (1964). Oleh karena itu, penelitian ini akan melengkapi khazanah penelitian terhadap naskah Melayu Klasik. 1.2 Masalah Penelitian 1.2.1 Identifikasi Masalah

6 1. Aksara Jawi pada naskah HJL sukar dibaca 2. Aksara Jawi sudah tak lazim lagi digunakan pada zaman sekarang sehingga mempersulit pembacaan. 3. Teks belum tersaji dengan baik untuk pembaca zaman sekarang. Tanda baca, susunan alinea, dan bagian-bagian cerita belum tersaji dengan baik sehingga mempersulit proses pemahaman. 4. Struktur naratif teks HJL yang belum jelas, sehingga penelitian perlu dilakukan. 1.2.2 Batasan Masalah Agar pembahasan tidak terlalu jauh, peneliti hanya meneliti ihwal kajian filologis berupa penghasilan sebuah edisi teks yang mudah dibaca dan dipahami serta melakukan telaah struktur naratif teks yang meliputi skema aktan dan struktur fungsional. 1.2.3 Rumusan Masalah 1. Bagaimana kesalahan tulis pada naskah HJL? 2. Bagaimana edisi teks naskah HJL yang bersih dari kesalahan? 3. Bagaimana struktur naratif teks naskah HJL?

7 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan kesalahan tulis pada naskah HJL. 2. Menyajikan edisi teks naskah HJL yang bersih dari kesalahan. 3. Mendeskripsikan struktur naratif teks naskah HJL. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini secara khusus terbagi ke dalam dua manfaat yakni manfaat akademis dan manfaat praktis. Secara akademis, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai sumber penelitian-penelitian lain seperti bahasa, sejarah, budaya, dan lain sebagainya. Adapun manfaat secara praktis yang didapatkan dari penelitian ini antara lain menjadikan hasil penelitian sebagai salah satu cara memahami kebudayaan lampau yang dihasilkan suatu kelompok masyarakat, mengungkap nilai-nilai budaya lama sebagai sumber alternatif bagi pengembangan kebudayaan modern, serta menjadikan hasil penelitian sebagai sumber pandangan hidup yang kaya akan nilai kearifan lokal. 1.5 Definisi Operasional Untuk memperjelas pokok-pokok masalah dalam penelitian ini, maka variabel-variabel dalam penelitian ini dioperasionalkan sebagai berikut:

8 1. HJL merupakan naskah tulisan tangan berbentuk hikayat berbahasa Melayu yang merupakan koleksi PNRI dengan kode ML 53; 2. Kajian Filologis merupakan kajian terhadap objek filologi yakni naskah kuno dengan tujuan menghasilkan edisi teks yang bersih dari kesalahan. 3. Edisi teks merupakan hasil dari proses kritik teks. Edisi teks suatu naskah merupakan teks yang dianggap bersih dari kesalahan. 4. Telaah Struktur merupakan penelaahan terhadap struktur naratif teks yakni skema aktan dan skema fungsional yang terdapat pada teks naskah HJL.