RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER"

Transkripsi

1 RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER 1. Judul Matakuliah Metode Filologi 2. Kode/SKS BDI Prasyarat BDI2112, B , BDI Status Matakuliah Wajib 5. Deskripsi singkat Matakuliah Metode Filologi merupakan matakuliah lanjut dan berstatus wajib bagi mahahasiswa yang akan mengambil spesialisasi filologi. Tujuan utama mata kuliah ini adalah agar mahasiswa dapat merekonstruksi teks Melayu klasik. Karena merupakan mata kuliah lanjut, maka mahasiswa harus sudah mengambil matakuliah wajib sebelumnya, yaitu bahasa naskah. Mahasiswa sudah mempunyai kemampuan kemampuan membaca naskah Jawi (Arab-Melayu) dengan lancar. Dalam mata kuliah ini diajarkan kepada mahasiswa bagaimana mentransliterasi naskah, menginventarisasi naskah, memilih naskah yang memenuhi standar dan menyisihkan yang tidak memenuhi standar, merekonstruksi naskah, serta pada akhirnya mendapatkan naskah suntingan yang memuat teks yang mendekati aslinya atau bentuk mula teks. Untuk mendukung proses pembelajaran, dalam kuliah juga disertakan contoh-contoh penelitian (disertasi) yang dianggap representatif sehingga mahasiswa mempunyai gambaran jelas dan konkret tentang bagaimana cara menangani teks dengan metode ilmiah yang benar dengan hasil yang objektif. 6. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa dapat memahami dasar-dasar filologi sebagai ilmu yang menggali dan menyajikan makna serta manfaat kebudayaan dalam kehidupan manusia melalui naskah-naskah Melayu klasik serta memberi bekal kepada mahasiswa berupa cara penggarapan naskah sehingga mereka memperoleh ketrampilan dalam menangani naskah secara filologis.

2 7. Materi Pembelajaran Matakuliah Metode Filologi ini terdiri dari 11 materi pembelajaran, tetapi disampaikan dalam 14 kali pertemuan. Materi-materi tersebut adalah: (1) pengertian filologi dan objek filologi, (2) seluk-beluk naskah dan teks, (3) pengertian metode filologi, (4) transliterasi naskah, (5) penentuan usia naskah, (6) inventarisasi naskah, (7) metode penelitian (tahap-tahap penelitian), (8) eleminasi, emendasi, dan suntingan teks, (9) metode intuitif dan metode edisi naskah tunggal, (10) metode landasan, metode gabungan, dan metode objektif, (11) Penerapan metode filologi pada naskah-naskah Nusantara. 8. Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan dan Outcome Pembelajaran Minggu ke-1 (1) Pengertian filologi meiiputi defuiisi dan kedudukannya sebagai ilmu tersendiri. (2) Pengertian naskah dan teks, di sini dipelajari pengertian naskah dan teks di dalam dan di luar disiplin filologi (3) Naskah dengan prasasti, di sini dipelajari perbedaan objek kajian filologi dan arkeologi. Mahasiswa memahami dengan benar pengertian filologi dan objeknya sehingga kelak dapat menggunakan metode filologi dengan benar. Ceramah dan tanya jawab

3 Minggu ke-2 (1) Kodikologi dan tekstologi, di sini dipelajari pengertian dan ruang lingkup kodikologi dan tekstologi yang mempelajari naskah (kodeks) dan teks (2) Teori terjadinya teks, di sini akan didiskusikan munculnya teks dari yang berbentuk sederhana sampai yang kompleks. (3) Teks lisan dan tulisan, pengertian teks lisan dan tulisan serta tarik-menarik antar kedua bentuk tersebut dalam tradisi sastra klasik. (4) Penyalinan teks, bagaimana tradisi penyalinan teks profan dan sakral. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengertian teks dalam disiplin filologi dan seluk-beluknya. Ceramah dan diskusi Minggu ke-3 (1) Pengertian kritik teks dan kritik sastra, di sini dipelajari perbedaan yang mendasar antara kritiks teks dengan kritik sastra yang membuahkan motode yang berlainan. (2) Pengertian metode filologi, di sini dipelajari asumsi-asumsi yang mendasari perlunya kritik teks dan kemudian muncul metode filologi. Mahasiswa dapat memahami dasar-dasar metode penelitian filologi. Ceramah dan tanya jawab Minggu ke-4 Transliterasi: sistem alih tulis, ejaan, simbol dalam trasliterasi, permasalahan trasliterasi. Di sini dipelajari bagaimana cara mengalih-hurufkan tulisan Jawi (Arab- Melayu) ke dalam tulisan latin dengan ejaan yang berlaku sekarang. (baca Pedoman Trasliterasi Arab-Latin, diterbitkan Depag dan Depdiknas)

4 Mahasiswa dapat mentransliterasikan naskah-naskah tulisan Jawi ke claim tulisan latin dengan metode yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Ceramah, membaca-menyimak bersama-sama, dan diskusi. Di sini disediakan beberapa contoh naskah dalam bentuk fotokopi. Minggu ke-5 Latihan transliterasi (melanjutkan pokok bahasan minggu ke-4), di sini mahasiswa akan disodori berbagai judul naskah, dari mudah dibaca sampai yang rumit dan sulit dibaca. (bahan: naskah dalam bentuk fotokopi dan mikrofilm, baca juga Hollander, 1994) Mahasiswa dapat mentransliterasi berbagai naskah dengan berbagai tingkat kesulitan, baik ukuran huruf, gaya tulisan, tebal-tipis tulisan, maupun tingkat kerusakan naskah. c. Metode Pembelajaran dan bentuk kegiatan Praktikum membaca fragmen-fragmen teks langsung, baik naskah fotokopi maupun naskah dalam bentuk mikrofilm dengan menggunakan microreader. Minggu ke-6 Penentuan usia naskah: kolofon, watermark, corak tulisan, bahasa teks, dan latar belakang budaya. Mahasiswa diajak berdiskusi bagaimana menentukan umur (tua atau muda) naskah dengan berbagai cara dan ciri-ciri yang mengikuti naskah. (baca Winsted, 1977; Liaw Yock Fang, 1991; dan Iskandar, 1996) Mahasiswa dapat menentukan umur naskah dengan berbagai metode sehingga nantinya bisa mengelompokkan naskah berdasarkan umurnya. Ceramah, kuis, dan diskusi

5 Minggu ke-7 (1) Inventarisasi naskah. Di sini mahasiswa akan belajar bagaimana cara menginventarisasi naskah, baik yang sudah terdaftar dalam katalogus maupun yang belum. (baca Djamaris, 1977) (2) Deskripsi naskah, singkatan isi naskah, dan latihan, di dalamnya terkandung kegiatan mendeskripsikan naskah yang sudah diinventarisasi, serta membuat singkatan isi naskah. (baca katalogus Sutaarga, 1972; Juynboll, 1899; Suplemen van Ronkel, 1921; dan Ricklefs dan Voerhoeeve, 1977) Mahasiswa dapat menginventarisasi naskah-naskah yang terdapat di berbagai tempat penyimpanan naskah serta mendeskripsikannya. Mahasiswa juga harus dapat membaca dan menerjemahkan katalogus yang terdapat dalam bahasa Inggris dan Belanda. Praktik langsung dengan katalogus-katalogus yang ada di perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya, dosen hanya memandu. Minggu ke-8 Ujian Sisipan Tujuan diadakannya ujian sisipan mengukur sejauh mana keberhasilan mahasiswa selama proses pembelajaran selama separoh semester. Setelah ujian dilaksanakan, soal-soal ujian sisipan ini juga akan dibahas bersama sehingga mahasiswa bisa menguasai benar materi pembelajaran yang sudah diajarkan. Ujian tertulis dan bersifat close book. Dosen langsung menjadi pengawas ujian ini. Minggu ke-9 (1) Metode penelitian, dalam pertemuan ini dibahas inventarisasi dan pengumpulan naskah yang hendak diteliti, petikan-petikan dalam bunga rampai serta ulasan-ulasan mengenai teks objek penelitian. (baca Paul Maas, 1972)

6 (2) Pengelompokan naskah, di dalamnya terdapat kegiatan penyisihan teks yang hanya merupakan salinan, pengelompokan teks berdasarkan versi-versi, dan varianvarian serta penentuan garis keturunan. (baca Paul Maas, 1972) b. Outcome pembelajaran Mahasiswa mengerti langkah-langkah penelitian filologi dan dapat mempraktikkannya dalam penelitian (kritik teks). c. Metode Pembelajaran dan bentuk kegiatan Studi kasus dan diskusi Minggu ke-10 Tindak lanjut materi pembelajaran ke-9, di sini materi penerapan metode filologi diusahakan mencapai ketetapan teks (constituo tekxtus), menggunakan metode suntingan yang memadai, kritik teks, emendasi, dan suntingan teks. (baca Baroroh dkk., 1994; Djamaris, 1977; dan Paul Maas, 1977) Mahasiswa mengelompokkan naskah-naskah, kemudian melakukan eleminasi, emendasi, dan menyunting teks dengan benar. c. Metode Pembelajaran dan bentuk kegiatan Lanjutan studi kasus dan diskusi Minggu ke-11 Membicarakan metode intuitif dan metode edisi naskah tunggal Mahasiswa dapat memahasi pengertian metode intuitif dan dapat melakukan penyuntingan teks dengan metode edisi naskah tunggal. (baca pedoman EYD) Ceramah dan tanya jawab

7 Minggu ke-12 Membicarakan metode gabungan, metode landasan, dan metode gabungan (baca Baroroh dkk., 1994; dan Paul Maas, 1977) Mahasiswa dapat melakukan penelitian filologi dengan metode landasan, metode gabungan, dan metode objektif c. Metode Pembelajaran dan Bentuk kegiatan Ceramah dan tanya jawab Minggu ke-13 Penerapan metode dan teori filologi pada naskah-naskah Nusantara dengan memperhatikan beberapa disertasi. Dalam kuliah ini akan dibahas beberapa disertasi yang membahas naskah Melayu Klasik, diantaranya Hikayat Iskandar Zulkarnain (Chamamah-Soeratno, 1991) dan Hikayat Sri Rama (Akhadiati, 1980). Mahasiswa dapat memahami metode filologi yang dipakai dalam beberapa penelitian naskah Nusantara sehingga dapat menjadikan hasil-hasil penelitian tersebut untuk penelitian yang akan mereka lakukan nantinya. Mahasiswa maju presentasi setelah mereka mereview karya disertasi, dilanjutkan dengan diskusi. Minggu ke-14 Melanjutkan mencennati karya-karya disertasi, diantaranya membahas Hikayat Banjar (Ras, 1968) dan The Hikayat Muhammad Hanafiyyah (Brakel, 1975). Materi tambahan tentang kelemahan penerapan metode sterna terhadap sastra Melayu klasik dengan membahas tesis dari Krazt (1981). Mahasiswa dapat memahami metode filologi yang dipakai dalam beberapa penelitian naskah Nusantara sehingga mahasiswa dapat menjadikan hasil-hasil penelitian tersebut model untuk penelitian yang akan mereka lakukan nantinya.

8 c. Metode Pembelajaran dan bentuk kegiatan Lanjutan presentasi dan diskusi Minggu ke-15 Rangkuman dari kuliah-kuliah yang sudah diberikan selama 14 kali pertemuan. Di sini dosen akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berasal dari materi-materi pembelajaran yang sudah dipelajari selama satu semester. Mahasiswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi-materi tersebut. Disampaikan juga prediksi soal-soal yang akan keluar dalam ujian akhir semester. b. Outcome pembelajaran Mahasiswa dapat menguasai sepenuhnya materi-materi yang sudah dipelajari selama satu semester sehingga masing-masing bisa mengevaluasi diri sejauh mana mereka mempunyai kompetensi dalam penggarapan naskah dengan metode filologi. c. Metode Pembelajaran dan bentuk kegiatan Ceramah, peer teaching, dan sumbang saran 9. Evaluasi Untuk mengukur keberhasilan pembelajaran matakuliah Metode Filologi ini dilakukan dengan mengadakan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan beberapa cara yaiiu dalam bentuk tugas-tugas, pekerjaan rumah, dan keaktifan di kelas (30%), ujian sisipan (30%), dan ujian akhir semester (40%). Karena matakuliah ini merupakan matakuliah lanjut dan sudah masuk bidang spesialisasi, maka bentuk ujian sisipan dan ujian akhir yang representatif adalah esei. Soal ujian sisipan berfokus pada teori-teori awal atau dasar-dasar metode filologi, sedangkan soal ujian akhir dititikberatkan pada praktik-praktik dan kasus-kasus. Mahasiswa boleh mengikuti ujian akhir semester dan mendapatkan nilai jika hadir sebanyak 70% dalam tatap muka. Contoh soal esei ujian sisipan 1. Apa perbedaan teks dan naskah dalam disiplin filologi? 2. Apa yang saudara ketahui tentang ditografi dalam naskah? 3. Mengapa metode intuitif dipandang kurang tepat untuk menentukan teks yang paling mendekati aslinya?

9 Contoh soal esei ujian akhir 1. Transliterasikan fragmen naskah berikut ini dengan mengikuti kaidah-kaidah transliterasi ilmiah. (disediakan fotokopi naskah) 2. Metode apa yang dipakai Chamamah-Soeratno dalam merekonstruksi naskah Hikayat Iskandar Zulkarnain. Jelaskan juga tahap-tahap yang dilakukan Contoh tugas 1 Buatlah suntingan teks dari Hikayat Syah Mardan lengkap dengan aparat kritiknya, kemudian presentasikan di kelas. Contoh tugas 2 Silakan Saudara mereview disertasi dengan berfokus pada metode filologi yang digunakan. (pilihlah disertasi yang tersimpan di perpustakaan FIB) 10. Bahan, Sumber Informasi, dan Referensi Bacaan Wajib Baroroh-Baried, Siti., Sulastin Sutrisno, Siti Chamamah Soeratno, Sawu, Kun Zachrun Istanti Pengantar Teori Filologi. BPPF Fakultas Sastra. Yogyakarta. Djamaris, Edward "Filologi dan Cara Kerja Penelitian Filologi" Bahasa dan Sastra No.1 Tahun III Maas, Paul Textual Criticism. Translated from the Germany by Barbara. Oxford: Oxford University Press Bacaan Anjuran Baroroh-Baried, Siti., M. Syakir, Moeh. Masjkur, Siti Chamamah Soeratno, Sawu Memahami Hikayat dalam Sastra Indonesia. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Jakarta. Hollander, J.J. de Pedoman Bahasa dan Sastra Melayu (terj. T. W. Kamil). Balai Pustaka. Jakarta.

10 Iskandar, Teuku Kesusastraan Klasik Melayu Sepanjang Abad. Penerbit Libra. Jakarta. Kratz, E. U "The Editing of Malay Manuscripts and Textual Criticism" dalam BKI 137: Liaw Yock Fang Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik. Jilid 1 dan 2. Jakarta: Erlangga. Winstedt, Sir Richard A History ofclassical Malay Literature. Oxford University Press. Kualalumpur. Karya Disertasi Akhadiati Ikram Hikayat Sri Rama. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Brakel, L.F The Hikayat Muhammad Hanafryyah. The Haque: Martinus Nijhoff. Chamamah-Soeratno, Siti Hikayat Iskandar Zulkarnain: Analisis Resepsi. Jakarta: Balai Pustaka. Ras, J.J Hikayat Banjar: a study on Malay historiography. The Haque: Martinus Nijhoff. Sumber Informasi Katalogus Juynboll, H.H Catalog-us van de Maleische en Sundaneesche Handscriften de Leidsche Universiteit. E.J. Brill. Leiden. Ricklefs, M.C. & Voorhoeve, P Indonesia Manuscripts in Great Britain. Oxford University Press. Oxford.

11 Ronkel, Dr. Ph.S. van Supplement-Catalogus der Maleische en Minangkabausche Handscriften in The Leidsche Universiteits-Blibliotheek. E.J. Brill. Leiden. Sutaarga, Amir., Jumsari Jusuf, Tuti Munawar, Ratnadi Greha, S. Z. Hadisutjipto Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat. Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Nasional. Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya-karya peninggalan masa lampau merupakan peninggalan yang menginformasikan buah pikiran, buah perasaan, dan informasi mengenai berbagai segi kehidupan yang

Lebih terperinci

Daftar Pustaka (1992). Sastra Perang: Sebuah Pembicaraan mengenai Hikayat Perang Sabil. Jakarta: Balai Pustaka.

Daftar Pustaka (1992). Sastra Perang: Sebuah Pembicaraan mengenai Hikayat Perang Sabil. Jakarta: Balai Pustaka. Daftar Pustaka Naskah Syair Bintara Mahmud Setia Raja Blang Pidier Jajahan, NB 108. Perpustakaan Nasioanal Republik Indonesia. Buku Abdullah, Taufik. (1990). Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gajah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut dilestarikan. Kita juga perlu mempelajarinya karena di dalamnya terkandung nilainilai luhur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di 11 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di Nusantara. Pada masa itu, proses reproduksi naskah dilakukan dengan cara disalin. Naskah-naskah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan salah satu warisan nenek moyang yang masih tersimpan dengan baik di beberapa perpustakaan daerah, seperti Perpustakaan Pura Pakualaman dan Museum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang berbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra Indonesia terdiri dari karya sastra lisan dan karya sastra tulis. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA KULIAH :...

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA KULIAH :... : Sem : GASAL III : 100 MENIT 4. Standar Kompetensi : Mahasiswa memahami silabus filologi 5. Kompetensi Dasar : Mahasiswa menjelaskan silabus & Pengertian filologi 6. Indikator Ketercapaian : Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2010:3). Dalam sebuah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan suatu bangsa pada masa sekarang ini merupakan suatu rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin memahami lebih dalam mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan penduduk pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat pesat, hal ini tak luput

Lebih terperinci

Etimologi Istilah Filologi

Etimologi Istilah Filologi Modul 1 Etimologi Istilah Filologi E PENDAHULUAN Dr. Kun Zachrun Istanti, S.U. timologi adalah sebuah istilah dalam bidang linguistik yang menyelidiki asal usul kata serta perubahan dalam bentuk dan makna.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kepustakaan yang relevan 1.1.1 Transliterasi Transliterasi merupakan salah satu tahap/langkah dalam penyuntingan teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai warisan kebudayaan para leluhur antara lain terdapat di dalam berbagai cerita lisan, benda-benda,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Naskah kuno merupakan hasil kebudayaan suatu bangsa yang tak ternilai harganya. Di dalamnya terdapat nilai-nilai luhur yang ingin disampaikan oleh nenek moyang

Lebih terperinci

SYAIR JOHAN SUNTINGAN TEKS SERTA ANALISIS STRUKTUR, ROMANTIS, DAN SIMBOLIK DALAM TEKS

SYAIR JOHAN SUNTINGAN TEKS SERTA ANALISIS STRUKTUR, ROMANTIS, DAN SIMBOLIK DALAM TEKS SYAIR JOHAN SUNTINGAN TEKS SERTA ANALISIS STRUKTUR, ROMANTIS, DAN SIMBOLIK DALAM TEKS Lira Widayat Sulastri, 0906641472 Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil pemikiran orang-orang terdahulu yang dituangkan ke dalam sastra dan

BAB I PENDAHULUAN. hasil pemikiran orang-orang terdahulu yang dituangkan ke dalam sastra dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan Melayu Klasik merupakan bukti konkret kebudayaan berupa hasil pemikiran orang-orang terdahulu yang dituangkan ke dalam sastra dan bahasa. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Sebuah manuskrip dalam aksara Latin yang berjudul Tjajar Sapi berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN Sebuah manuskrip dalam aksara Latin yang berjudul Tjajar Sapi berisi tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya aksara Latin pada awal abad ke-20 secara perlahan-lahan menggeser penggunaan aksara Arab-Melayu di Nusantara. Campur tangan bangsa Eropa (Belanda) dalam

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA SUNTINGAN TEKS DAN KEDUDUKAN HIKAYAT NABI WAFAT DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN MELAYU KLASIK SKRIPSI DANTRI ANJANI 0706292782 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan memiliki nilai-nilai luhur yang terdiri atas nilai filosofis dan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan memiliki nilai-nilai luhur yang terdiri atas nilai filosofis dan nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia kaya akan keberagaman budaya yang sudah dikenal oleh dunia dari zaman kependudukan kolonial. Ini merupakan hal yang sepatutnya dimanfaatkan dan dilestarikan

Lebih terperinci

MERANCANG PENELITIAN NASKAH

MERANCANG PENELITIAN NASKAH MERANCANG PENELITIAN NASKAH Oleh Zayadi Hamzah STAIN CURUP filologi Filologi berbicara mengenai bagaimana sebuah naskah kuno yang bernilai atau mempunyai makna besar bagi kehidupan manusia itu dikaji dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Filologi. kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah klasik

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Filologi. kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah klasik digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Filologi Filologi adalah suatu disiplin ilmu pengetahuan yang bertujuan memahami kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah

Lebih terperinci

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi 1 NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA (Kajian Filologis) Proposal Skripsi Oleh : Reza Sukma Nugraha 206500034 Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Lebih terperinci

ISSN: METODOLOGI PENELITIAN FILOLOGI Mendekati Teks Kebahasaan dari Sudut Kesejarahan. Fina Aunul Kafi UIN Sunan Ampel Surabaya

ISSN: METODOLOGI PENELITIAN FILOLOGI Mendekati Teks Kebahasaan dari Sudut Kesejarahan. Fina Aunul Kafi UIN Sunan Ampel Surabaya ISSN: 2085-5079 METODOLOGI PENELITIAN FILOLOGI Mendekati Teks Kebahasaan dari Sudut Kesejarahan Fina Aunul Kafi UIN Sunan Ampel Surabaya Abstrak Filologi selama ini dikenal sebagai ilmu yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filologi merupakan suatu pengetahuan tentang sastra-sastra dalam arti yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan (Baroroh-Baried,

Lebih terperinci

FUNGSI DAN KEDUDUKAN HIKAYAT NABI BERCUKUR

FUNGSI DAN KEDUDUKAN HIKAYAT NABI BERCUKUR FUNGSI DAN KEDUDUKAN HIKAYAT NABI BERCUKUR Ani Diana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Muhammadiyah Pringsewu email: anidiana66@gmail.com Abstract The Tale of Propert Shave (TPS) is a work

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepulauan Nusantara yang terletak di kawasan Asia Tenggara sejak kurun waktu yang cukup lama memiliki peradaban dan kebudayaan tinggi yang

Lebih terperinci

Pokok Bahasan Rincian Pokok Bahasan Waktu

Pokok Bahasan Rincian Pokok Bahasan Waktu 1. Fakultas/ Program Studi 2. Mata Kuliah dan Kode : Fakultas Bahasa dan Seni/ Pendidikan Bahasa Jawa : FILOLOGI JAWA I 3. Jumlah SKS : Teori : 2 SKS Praktik : - SKS 4. Kompetensi : Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah naskah Wawacan Pandita Sawang yang beraksara Arab (Pegon) dan berbahasa Sunda, teks di dalamnya berbentuk puisi/wawacan. Naskah

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya (Ratna, 2004:34).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan dinilai sebagai identitas kepribadian dan penentu kemajuan suatu bangsa yang tidak bisa di ukur dan kehadirannya hanya dapat diketahui

Lebih terperinci

FILOLOGI DR 432 SILABUS. Dr. Dedi Koswara, M. Hum. Dr. Ruhaliah, M. Hum. PROSEDUR PELAKSANAAN PERKULIAHAN. No.: FPBS/FM- 7.1/07

FILOLOGI DR 432 SILABUS. Dr. Dedi Koswara, M. Hum. Dr. Ruhaliah, M. Hum. PROSEDUR PELAKSANAAN PERKULIAHAN. No.: FPBS/FM- 7.1/07 No. Dokumen : FPBS/PM- 7.1/01 Tgl. Berlaku : 01 September 2015 No.: FPBS/FM- 7.1/07 SILABUS FILOLOGI DR 432 Dr. Dedi Koswara, M. Hum. Dr. Ruhaliah, M. Hum. DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK)

SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK) SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia Oleh: Ika Cahyaningrum A2A 008 057 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki banyak warisan kebudayaan yang berupa bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis berupa naskah

Lebih terperinci

Alfian Rokhmansyah, M.Hum.

Alfian Rokhmansyah, M.Hum. Alfian Rokhmansyah, M.Hum. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman Samarinda Teori Filologi iii TEORI FILOLOGI oleh Alfian Rokhmansyah, M.Hum. Hak cipta dilindungi undang-undang 2017 Penyunting Azizatur

Lebih terperinci

KULIAH KODIKOLOGI. Diampu oleh: Istadiyantha

KULIAH KODIKOLOGI. Diampu oleh: Istadiyantha KULIAH KODIKOLOGI Diampu oleh: Istadiyantha Selain Kritik Teks, ada satu kegiatan lain yang perlu kita lakukan untuk mengetahui kandungan dan seluk beluk naskah. Kegiatan ini lazim disebut dengan kodikologi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nusantara memiliki beberapa jenis kesusastraan yang diciptakan, berkembang dan dilestarikan oleh masyarakat pendukungnya. Salah satu kesusastraan yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa benda (tangible culture) atau budaya-budaya non-benda (intangible

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa benda (tangible culture) atau budaya-budaya non-benda (intangible BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak kekayaan kebudayaan yang tak ternilai harganya. Kebudayaan yang dimaksud dapat berupa benda (tangible

Lebih terperinci

Tanbīhātun li l-ghāfilīn suntingan teks, analisis struktur, dan resepsi

Tanbīhātun li l-ghāfilīn suntingan teks, analisis struktur, dan resepsi Tanbīhātun li l-ghāfilīn suntingan teks, analisis struktur, dan resepsi SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra

Lebih terperinci

JIKA HENDAK MEMULAI PEKERJAAN DALAM KUTIKA EN FAL S : Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Isi

JIKA HENDAK MEMULAI PEKERJAAN DALAM KUTIKA EN FAL S : Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Isi JIKA HENDAK MEMULAI PEKERJAAN DALAM KUTIKA EN FAL S : Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Isi SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koentjaraningrat mengatakan bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sanksekerta budhayah yang berasal dari bentuk jamak kata budhi yang berarti budi dan akal. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. ditemukan dua varian naskah, yaitu naskah Sêrat Driyabrata dengan nomor

BAB V PENUTUP. ditemukan dua varian naskah, yaitu naskah Sêrat Driyabrata dengan nomor BAB V PENUTUP A. Simpulan Hasil penelitian dan pembahasan telah diuraikan dalam bab IV. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut, dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1. Inventarisasi naskah

Lebih terperinci

Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN

Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C0199012 UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang wajib kita mensyukuri rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan yang tidak ternilai

Lebih terperinci

HIKAYAT AMIR HAMZAH: JEJAK DAN PENGARUHNYA DALAM KESUSASTRAAN NUSANTARA

HIKAYAT AMIR HAMZAH: JEJAK DAN PENGARUHNYA DALAM KESUSASTRAAN NUSANTARA HUMANIORA Volume XIII No. 1 Februari 2001 Halaman 22-29 HIKAYAT AMIR HAMZAH: JEJAK DAN PENGARUHNYA DALAM KESUSASTRAAN NUSANTARA Kun Zachrun Istanti 1. Pengantar D alam karya sastra masa lampau bangsa Indonesia,

Lebih terperinci

Hikayat Qamaruzzaman: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik. Oleh: Farhana Aulia C

Hikayat Qamaruzzaman: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik. Oleh: Farhana Aulia C Hikayat Qamaruzzaman: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik Oleh: Farhana Aulia C0208022 Abstrak Penelitian naskah lama dalam dunia sastra selalu menarik untuk dikaji, terlebih dalam rangka upaya

Lebih terperinci

Berdasarkan etimologinya, dua kata tersebut kemudian membentuk arti senang berbicara atau senang ilmu (Baried, 1996). Arti ini kemudian berkembang

Berdasarkan etimologinya, dua kata tersebut kemudian membentuk arti senang berbicara atau senang ilmu (Baried, 1996). Arti ini kemudian berkembang PENGANTAR FILOLOGI PENGERTIAN FILOLOGI Filologi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani philologia. Philologia berasal dari dua kata, yaitu philos yang berarti teman dan logos yang berarti pembicaraan

Lebih terperinci

FILOLOGI HUKUM SEBAGAI PIRANTI AWAL UNTUK MENENTUKAN YAMIN

FILOLOGI HUKUM SEBAGAI PIRANTI AWAL UNTUK MENENTUKAN YAMIN FILOLOGI HUKUM SEBAGAI PIRANTI AWAL UNTUK MENENTUKAN EKSISTENSI HUKUM ADAT YAMIN PROLOG Pengertian Filologi Interaksi antara Filologi dan Hukum menjadi ekstra disipliner, nondisipliner, cross-disipliner,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melayu klasik yang sebelumnya didominasi oleh sastra Hindu, mulai beralih haluan ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Melayu klasik yang sebelumnya didominasi oleh sastra Hindu, mulai beralih haluan ke dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh Islam masuk dalam sastra Melayu klasik setelah pengaruh Hindu. Dengan masuknya agama Islam ke Indonesia, mulailah zaman baru dalam sastra Melayu klasik. Sastra

Lebih terperinci

KESASTRAAN MELAYU KLASIK oleh Halimah FPBS UPI Bandung

KESASTRAAN MELAYU KLASIK oleh Halimah FPBS UPI Bandung KESASTRAAN MELAYU KLASIK oleh Halimah FPBS UPI Bandung Nama Melayu pertama kali dipakai sebagai nama kerajaan tua di daerah Jambi di tepi sungai Batang hari. Peninggalan paling tua dari bahasa Melayu adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah naskah Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) hasil pemikiran Abu Laits As-Samarqandi. Data atau objek penelitian ini adalah teks

Lebih terperinci

THARĪQATU S-SHĀLICHĪN FĪ BAYĀNI AURĀDI S-SĀLIKĪN: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR DAN ISI

THARĪQATU S-SHĀLICHĪN FĪ BAYĀNI AURĀDI S-SĀLIKĪN: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR DAN ISI THARĪQATU S-SHĀLICHĪN FĪ BAYĀNI AURĀDI S-SĀLIKĪN: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR DAN ISI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi adalah suatu ilmu yang objek penelitiannya naskah-naskah lama

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi adalah suatu ilmu yang objek penelitiannya naskah-naskah lama BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Filologi 1. Pengertian Filologi Filologi adalah suatu ilmu yang objek penelitiannya naskah-naskah lama (Djamaris, 1977: 20). Filologi berasal dari kata Yunani philos yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masyarakat Jawa merupakan salah satu masyarakat di Indonesia yang memiliki berbagai macam budaya. Salah satu budaya yang terdapat dalam masyarakat Jawa adalah budaya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Penelitian terdahulu pernah meneliti tentang Fitoterapi yang sedang dibahas melalui skripsi ini. Penelitian yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

S I L A B U S TUJUAN MATA KULIAH:

S I L A B U S TUJUAN MATA KULIAH: S I L A B U S I. KODE MATA KULIAH/sk : DM 11-100 II. NAMA MATA KULIAH : Bahasa Indonesia III. PROGRAM STUDI : D III IV. DESKRIPSI DAN TUJUAN MATA KULIAH: Mata kuliah ini memperdalam pemahaman mahasiswa

Lebih terperinci

BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P K P S ) DAN BAHAN FILOLOGI NUSANTARA

BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P K P S ) DAN BAHAN FILOLOGI NUSANTARA BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P K P S ) DAN BAHAN FILOLOGI NUSANTARA 1. NAMA MATA KULIAH : FILOLOGI NUSANTARA 2. KODE / SKS : BDN 1224 / 2 SKS 3. PRASARAT : PENGANTAR FILOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia. Hal itu disebabkan karena budaya merupakan hasil olah rasa dan olah pikir manusia demi menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah-naskah Nusantara sangat beraneka ragam, yang isinya mengemukakan tentang kehidupan manusia misalnya, masalah politik, sosial, ekonomi, agama, kebudayaan, bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama dan kebudayaan mempunyai dua persamaan yaitu (1) keduanya adalah sistem nilai dan sistem simbol dan (2) keduanya mudah merasa terancam setiap kali ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang dimiliki yaitu kebudayaan.koentjaraningrat (1985) menyebutkan bahwa kebudayaan terdiri dari tujuh

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA KULIAH : PENELITIAN SASTRA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA KULIAH : PENELITIAN SASTRA 1. Program Studi : Bahasa dan Sastra Indonesia Mata Kuliah & Kode : Penelitian Sastra SKS : 2 Sks: 1 (teori), 1 (praktik) 4. Semester : 6 5. Mata Kuliah Prasyarat : - 6. Dosen : Dr. Wiyatmi, M.Hum. 7.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan terbentuk sebagai hasil sintesis dari pengalaman-pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan terbentuk sebagai hasil sintesis dari pengalaman-pengalaman 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebudayaan terbentuk sebagai hasil sintesis dari pengalaman-pengalaman masa lalu. Oleh sebab itu, untuk memahami kebudayaan suatu bangsa dengan baik, informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Naskah naskah..., Andriyati Rahayu, FIB UI., Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Naskah naskah..., Andriyati Rahayu, FIB UI., Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengetahuan tentang kebudayaan kita di masa lampau tergali dari peninggalan masa lalu, termasuk di antaranya adalah naskah. Isi naskah-naskah dapat memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut : A. Simpulan. 1. Sêrat Srutjar merupakan naskah jamak. Ditemukan tiga buah naskah yang

BAB IV PENUTUP. ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut : A. Simpulan. 1. Sêrat Srutjar merupakan naskah jamak. Ditemukan tiga buah naskah yang 373 BAB IV PENUTUP Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, maka akhir penelitian ini dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut : A. Simpulan 1. Sêrat Srutjar merupakan naskah jamak. Ditemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipegang yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. dipegang yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah merupakan tulisan tangan berupa benda konkret yang dapat dilihat dan dipegang yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya masa

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) METODOLOGI PENELITIAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) METODOLOGI PENELITIAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) METODOLOGI PENELITIAN PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER (FILKOM) UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran

Lebih terperinci

MENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI???

MENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI??? MENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI??? Peninggalan suatu kebudayaan yang berupa puing bangunan besar, semarak tapi belum cukup. Gambaran pikiran dan perasaan tersebut dapat dipahami lewat dokumen tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. posisi sastra pengaruh hindu. Djamaris, dkk (1985:1 3) menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. posisi sastra pengaruh hindu. Djamaris, dkk (1985:1 3) menjelaskan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial dalam sastra tidak terlepas dari gejolak sosial waktu ditulisnya teks. Salah satu periode perubahan dalam sastra Melayu adalah ketika datangnya

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) IKG4B2 Tugas Akhir I dan Seminar Disusun oleh: Dede Tarwidi, M.Si., M.Sc. PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTASI FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY LEMBAR PENGESAHAN Rencana

Lebih terperinci

b. Kompetensi 1) Mampu mennyelidiki teori dan metode ilmu Bahasa dan Sastra Arab Page 1

b. Kompetensi 1) Mampu mennyelidiki teori dan metode ilmu Bahasa dan Sastra Arab Page 1 PROGRAM STUDI MAGISTER BAHASA DAN SASTRA ARAB FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN JAKARTA 2017/2018 ========================================================= 1. VISI Tahun 2023 PS-MBSA menjadi program magister

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : SASTRA NUSANTARA KODE : IN 109 Dr. Tedi Permadi, M.Hum. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2013 Tujuan Pembelajaran Khusus Pertemuan ke-1: Pertemuan ke-2:

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA KULIAH : PSIKOLOGI SASTRA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA KULIAH : PSIKOLOGI SASTRA 1. Program Studi : Bahasa dan Sastra Indonesia Mata Kuliah & Kode : Psikologi Sastra SKS : 2 Sks: 1 (teori), 1 (praktik) 4. Semester : 2 5. Mata Kuliah Prasyarat : - 6. Dosen : Dr. Wiyatmi, M.Hum. 7. Kompetensi:

Lebih terperinci

2014 SAJARAH CIJULANG

2014 SAJARAH CIJULANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naskah kuno merupakan salah satu warisan budaya Indonesia dalam bidang keberaksaraan yang telah dilindungi oleh UU RI No. 11 tahun 2010. Ungkapan warisan

Lebih terperinci

Durratu l-baidā tanbihan li n-nisā : suntingan teks, analisis struktur, dan tinjauan ajaran tauhid

Durratu l-baidā tanbihan li n-nisā : suntingan teks, analisis struktur, dan tinjauan ajaran tauhid Durratu l-baidā tanbihan li n-nisā : suntingan teks, analisis struktur, dan tinjauan ajaran tauhid SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai ilmu pengetahuan yang ada pada jaman sekarang dapat dikatakan merupakan buah pikir dari warisan leluhur. Warisan leluhur dapat berupa artefak yang tidak hanya

Lebih terperinci

Sri Susilalwati 1, Hasanudddin WS 2, Nurizzati 3 Program Studi Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang

Sri Susilalwati 1, Hasanudddin WS 2, Nurizzati 3 Program Studi Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang ALIH AKSARA DAN ALIH BAHASA TEKS KITAB MENERANGKAN PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM DI MINANGKABAU SEMENJAK DAHULU DARI SYEKH BURHANUDDIN SAMPAI KE ZAMAN KITA SEKARANG Sri Susilalwati 1, Hasanudddin WS 2, Nurizzati

Lebih terperinci

CONCEPTION OF GENIE IN THE HIKAYAT TAMIM AD-DARI

CONCEPTION OF GENIE IN THE HIKAYAT TAMIM AD-DARI KONSEPSI JIN DALAM HIKAYAT TAMIM AD-DARI CONCEPTION OF GENIE IN THE HIKAYAT TAMIM AD-DARI Moch. Lukluil Maknun Balai Litbang Agama Semarang Pos-el: Lukluilmaknun84@yahoo.co.id ABSTRACT This is a study

Lebih terperinci

SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik

SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud, baik dalam ilmu pengetahuan maupun bidang lainnya (Poerwadarminta, 1976:649). Bisa

Lebih terperinci

2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI

2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naskah merupakan hasil medium tulis yang digunakan pada sastra klasik. Isi naskah tersebut dapat meliputi semua aspek kehidupan budaya bangsa yang bersangkutan

Lebih terperinci

Naskah-Naskah Koleksi Merapi-Merbabu Mata Rantai Sejarah Kesusastraan Jawa

Naskah-Naskah Koleksi Merapi-Merbabu Mata Rantai Sejarah Kesusastraan Jawa Naskah-Naskah Koleksi Merapi-Merbabu Mata Rantai Sejarah Kesusastraan Jawa Oleh: Titik Pudjiastuti Makalah disajikan dalam Seminar Naskah-Naskah Merapi-Merbabu Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Lebih terperinci

BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER KRITIK SASTRA I (BDI 2133) Pengampu: Drs. Heru Marwata, M.Hum.

BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER KRITIK SASTRA I (BDI 2133) Pengampu: Drs. Heru Marwata, M.Hum. BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER KRITIK SASTRA I (BDI 2133) Pengampu: Drs. Heru Marwata, M.Hum. JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2004

Lebih terperinci

ASRĀRU `SH-SHALĀT: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN RESEPSI

ASRĀRU `SH-SHALĀT: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN RESEPSI ASRĀRU `SH-SHALĀT: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN RESEPSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan 5/09/2016 Tanggal revisi dd/bb/thn Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI. Oleh MUHAMMAD HASAN NIM

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI. Oleh MUHAMMAD HASAN NIM SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI Oleh MUHAMMAD HASAN NIM 121111077 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

RISĀLATUN MUKHTASHARATUN FĪ BAYĀNI `N-NIKĀHI: Suntingan Teks, Analisis Struktur dan Isi

RISĀLATUN MUKHTASHARATUN FĪ BAYĀNI `N-NIKĀHI: Suntingan Teks, Analisis Struktur dan Isi RISĀLATUN MUKHTASHARATUN FĪ BAYĀNI `N-NIKĀHI: Suntingan Teks, Analisis Struktur dan Isi SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ALIH AKSARA DAN ALIH BAHASA TEKS KISAH NABI ADAM ALAIHISSALAM DALAM NASKAH QISHASHUL ANBIYA VERSI AZHARI AL-KHALIDI RAHMATULLAH

ALIH AKSARA DAN ALIH BAHASA TEKS KISAH NABI ADAM ALAIHISSALAM DALAM NASKAH QISHASHUL ANBIYA VERSI AZHARI AL-KHALIDI RAHMATULLAH ALIH AKSARA DAN ALIH BAHASA TEKS KISAH NABI ADAM ALAIHISSALAM DALAM NASKAH QISHASHUL ANBIYA VERSI AZHARI AL-KHALIDI RAHMATULLAH Afni Anti 1, Hasanuddin WS 2, Nurizzati 3 Program Studi Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuna mempunyai peran penting dalam peradaban umat manusia, karena naskah kuna berisi berbagai macam tulisan tentang: adat istiadat, cerita rakyat, sejarah, budi

Lebih terperinci

25. Teologi: pengetahuan ketuhanan (mengenai sifat Allah, dasar kepercayaan kepada. Allah dan agama, terutama berdasarkan pada kitab suci.

25. Teologi: pengetahuan ketuhanan (mengenai sifat Allah, dasar kepercayaan kepada. Allah dan agama, terutama berdasarkan pada kitab suci. 167 25. Teologi: pengetahuan ketuhanan (mengenai sifat Allah, dasar kepercayaan kepada Allah dan agama, terutama berdasarkan pada kitab suci. 26. Usul ad-dīn: pokok-pokok agama Islam. 27. Varian: sekelompok

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA KULIAH : FILOLOGI JAWA II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA KULIAH : FILOLOGI JAWA II RPP/FBS-PBJ/28 Revisi : 00 24 Februari 2011 Halaman: 1 : Sem : Genap ( 4 ) Waktu : 1-2 pertemuan 4. Standar Kompetensi : pengertian, sejarah, teori metode, dasar kerja, objek praktik memahaminya. Kompetensi

Lebih terperinci

Cara Kerja Suntingan Teks yang Disajikan J.J. Rass dalam Mengedisi Naskah Hikayat Banjar

Cara Kerja Suntingan Teks yang Disajikan J.J. Rass dalam Mengedisi Naskah Hikayat Banjar Cara Kerja Suntingan Teks yang Disajikan J.J. Rass dalam Mengedisi Naskah Hikayat Banjar Oleh: Tedi Permadi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI A. PENDAHULUAN Indonesia mempunyai khasanah sastra klasik yang beraneka ragam, yang terdiri dari sastra-sastra daerah. Sastra klasik adalah sastra dalam bahasa

Lebih terperinci

TINJAUAN BUKU. * Peneliti Islamic Manuscripts Unit (ILMU) PPIM UIN Syarif Hidayatullah

TINJAUAN BUKU. * Peneliti Islamic Manuscripts Unit (ILMU) PPIM UIN Syarif Hidayatullah TINJAUAN BUKU Fathurahman, Oman (Penyusun Utama), Aoyama, Toru (Penyunting Utama) (2010). Katalog Naskah Dayah Tanoh Abee, Aceh Besar. Komunitas Bambu, TUFS Tokyo, PPIM UIN Jakarta, Manassa, PKPM Aceh,

Lebih terperinci

HIKAYAT SALMAN AL FARISI SEBAGAI KARYA SASTRA ISLAM: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS ISI

HIKAYAT SALMAN AL FARISI SEBAGAI KARYA SASTRA ISLAM: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS ISI HIKAYAT SALMAN AL FARISI SEBAGAI KARYA SASTRA ISLAM: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS ISI Anisya Noviani Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia anisyanoviani@gmail.com

Lebih terperinci

1. Metodologi Penelitian I. Judul

1. Metodologi Penelitian I. Judul iv Hermeneutik HERMENEUTIK Panduan ke Arah Desain Penelitian dan Analisi Penulis: Dr. Saifur Rohman] S.S, M.Hum, M.S. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA

KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA Skripsi Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Humaniora Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia Oleh: Fitrianna Arfiyanti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu philos yang

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu philos yang 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Filologi 1. Pengertian Filologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu philos yang berarti cinta dan logos yang berarti kata. Dengan demikian, kata filologi membentuk

Lebih terperinci

ALIH AKSARA DAN ALIH BAHASA TEKS KISAH NABI MUSA AS DALAM NASKAH TEKS CERITA NABI-NABI VERSI AZHARI AL-KHALIDI RAHMATULLAH

ALIH AKSARA DAN ALIH BAHASA TEKS KISAH NABI MUSA AS DALAM NASKAH TEKS CERITA NABI-NABI VERSI AZHARI AL-KHALIDI RAHMATULLAH ALIH AKSARA DAN ALIH BAHASA TEKS KISAH NABI MUSA AS DALAM NASKAH TEKS CERITA NABI-NABI VERSI AZHARI AL-KHALIDI RAHMATULLAH Ella Elsis 1, Hasanuddin 2, Zulfadhli 3 Program Studi Sastra Indonesia FBS Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 INFORMASI UMUM

BAB 1 INFORMASI UMUM DAFTAR ISI PENGANTAR BAB 1 INFORMASI UMUM BAB 2 KOMPETENSI DAN SUBKOMPETENSI 1. Kompetensi (Capaian Pembelajaran) 2. Subkompetensi (Kemampuan pada Akhir Tahap Pembelajaran) 3. Bagan Alir Capaian Pembelajaran

Lebih terperinci