BAB I PENDAHULUAN. proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Meskipun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. jamur, atau parasit (Djuwariyah, Sodikin, Yulistiani M; 2013).

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

BAB I PENDAHULUAN. usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian

KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA BALITA PUSKESMAS KETAHUN BENGKULU UTARA. Nurhasanah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sedini mungkin sejak anak masih didalam kandungan. Upaya

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

aureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus

BAB I PENDAHULUAN. dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Suhu yang dimaksud adalah

TEKNIK KOMPRES DENGAN HOTPACK UNTUK MENURUNKAN DEMAM PADA KLIEN DHF DI RUANG ACACIA RUMAH SAKIT EKA BSD TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sebagian individu yang unik dan mempunyai. kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangannya. Kebutuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. diseluruh penjuru dunia dengan kejadian tertinggi dibeberapa daerah tropis seperti

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia mempunyai dua faktor yang berpengaruh besar terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. dimana saja baik dirumah, tempat kerja, maupun dijalan atau ditempattempat

BAB I PENDAHULUAN. akan menimbulkan berbagai komplikasi diantaranya yaitu perdarahan, infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu

Efektifitas Kompres Hangat Dalam Menurunkan Demam Pada Pasien Thypoid Abdominalis Di Ruang G1 Lt.2 RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo,

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (WHO, 2011). Angka kematian neonatal sejak lahir sampai usia

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

BAB I PENDAHULUAN. perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan. berkembang secara optimal, baik fisik, mental, maupun sosial dan

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sakit (Notoatmodjo, 2005). fungsi anggota tubuh (Joyomartono, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. tubuh, kemampuan, dan kepribadiannya. Lebih lanjut, seorang anak adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls

KONTROL PERSYARAFAN TERHADAP SUHU TUBUH Oleh: Gipta Galih Widodo, dipublish oleh Sunardi (Residensi Sp.KMB)

PEMERIKSAAN FISIK. Seseorang dikategorikan hypertensi berdasarkan tekanan darahnya adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita

BIOFISIKA 2 BIOENERGETIKA

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

BAB I PENDAHULUAN. paling sering mengalami cedera dan pada kecelakaan lalu lintas yang fatal, hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. bentuk upaya pencegahan dan penanggulangan dini terhadap faktor faktor

BAB I PENDAHULUAN. Bayi menurut WHO ( World Health Organization) (2015) pada negara

LAPORAN PENELITIAN HIBAH NON KOMPETITIF FK UNLAM

PENGUKURAN TANDA VITAL Oleh: Akhmadi, SKp

BAB II TINJAUAN TEORI. sehat, baik itu pasien, pengunjung, maupun tenaga medis. Hal tersebut

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM DENGAN PERILAKU KOMPRES DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA. Skripsi

Gangguan Neuromuskular

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diabetes, penyakit lupus, atau mengalami infeksi. Prematuritas dan berat lahir

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat

BAB I PENDAHULUAN. Pasien yang masuk ke rumah sakit untuk menjalani perawataan dan. pengobatan sangat berharap memperoleh kesembuhan atau perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 3 Permasalahan neonatal dan bayi muda infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak bisa

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sistem imunitas anak berfungsi dengan baik (Nurdiansyah, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat

PROGRAM STUDI ILMU KEPERWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

KESEIMBANGAN SUHU TUBUH

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah

infeksi setempat hanya bila tidak Bila ya, Apakah wajahnya

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI

Obat Penyakit Diabetes dan Berbagai Komplikasi Neuropati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kejang demam merupakan salah satu kejadian bangkitan kejang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada konsep paradigma menuju Indonesia sehat 2010, tujuan. pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN. menjalani rawat inap. ( Wahyunah, 2011). Terapi intravena berisiko untuk terjadi komplikasi lokal pada daerah pemasangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

NEONATUS BERESIKO TINGGI

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Padukuhan Geblagan, Tamantirto,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan program kelanjutan dari

BAB I PENDAHULUAN. besar di Indonesia bersifat sporadic endemic dan timbul sepanjang tahun. Kasus

BAB I PENDAHULUAN. ini sering dihadapi oleh tenaga kesehatan. Secara tradisional, demm diartikan

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

BAB IV THERMOREGULASI A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa di negara yang sedang berkembang seperti

Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak. mira asmirajanti

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

BAB II TINJAUAN TEORI

B.Pemeriksaan Tanda Vital Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Meskipun dalam kondisi tubuh yang ekstrem dan aktivitas fisik, mekanisme kontrol suhu manusia tetap menjaga suhu inti atau suhu jaringan dalam relatif konstan. Suhu permukaan berfluktuasi bergantung pada aliran darah ke kulit dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar (Perry, 2005) Pengukuran suhu tubuh merupakan komponen penting dari tanda vital yang diukur sebagai bagian dari pemeriksaan lengkap. Tetapi mungkin dapat diukur secara terpisah sebagai suatu cara cepat untuk melihat kondisi pasien atau mengenai suatu masalah. Tanda vital dan pengukuran fisiologis yang lain dapat menjadi dasar untuk pemecahan masalah klinis. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan mengenai suhu tubuh yang normal dan dengan pandangan ini berarti bahwa seseorang apakah bagian tubuhnya panas atau dingin. Untuk orang dewasa tentunya akan menginformasikan melalui verbal, bila mengalami perubahan sebagai informasi subyektif dalam penilaian awal dan selanjutnya (Rosa, 1999). Reseptor suhu yang paling penting untuk mengatur suhu tubuh adalah banyak neuron peka panas khususnya yang terletak pada area preoptika hipotalamus. Neuron ini meningkatkan pengeluaran inpuls bila suhu 1

2 meningkat dan mengurangi inpuls yang keluar bila suhu turun. Selain neuron ini reseptor lain yang peka terhadap suhu adalah reseptor suhu kulit termasuk reseptor dalam lainnya yang juga menghantarkan isyarat terutama isyarat dingin ke susunan syaraf pusat panas untuk membantu mengontrol suhu tubuh Demam adalah peninggian suhu tubuh di atas 38,5 derajat celcius, yang dimaksud suhu tubuh ialah suhu bagian dalam tubuh seperti visera, hati, otak, dan lain-lain yang diukur sebagai suhu rektal, suhu aksila, dan suhu oral. Demam, khususnya pada anak disebabakan oleh berbagai hal, yaitu 50 persen disebabkan infeksi virus, 30 persen oleh ototis media, dan cuma dua persen karena infeksi serius. jika terjadi demam pada anak berumur kurang dari dua tahun, sebaiknya dilakukan pengukuran suhu rektal, karena anak pada usia ini belum dapat menahan termometer dalam mulutnya (Anonim, 2000). Alat utama yang dapat memberikan informasi obyektif dalam penilaian awal dan selanjutnya adalah termometer klinis, informasi dari semua ini dianalisa sehingga adanya permasalahan yang dapat ditentukan selagi pasien mengalaminya. Identifikasi permasalahan akan mempengaruhi tujuan yang ditentukan dan pilihan intervensi yang direncanakan oleh perawat. Menurut sumber bahwa terdapat variasi suhu pada berbagai bagian tubuh, suhu kulit tidak seragam dan hal ini disebabkan oleh variasi aktivitas dari jaringan yang berbeda-beda, karena itu akan ditemukan bahwa variasi suhu akan tergantung pada area yang diukur (Puji, 2001). Faktor-faktor lingkungan dan infeksi minor dapat menghasilkan suhu lebih tinggi pada bayi dan anak kecil dari pada anak-anak yang lebih besar dan

3 orang dewasa. Pada bayi yang sangat muda, demam merupakan salah satu tanda suatu gangguan. Pada anak usia bermain, kejang karena panas dapat sama dengan demam dan merupakan masalah yang penting. Ada dan tidaknya demam dan penyabab demam adalah penting dalam merencanakan asuhan keperawatan. Suhu tubuh harus diukur saat masuk kefasilitas perawatan kesehatan, sabelum dan sesudah pembedahan atau prosedur diagnostik invasif, selama dalam masa infeksi yang tidak teridentifikasi, setelah tindakan menurunkan demam, dan kadang-kadang pada bayi atau anak yang tampak merah mukanya, merasa hangat, atau letargi (Engel, Joyce, 1998). Pada bayi tidak dapat mengatur suhu tubuh mereka seperti yang dilakukan oleh orang dewasa. Sehubungan dengan belum matangnya mekanisme pengaturan panas dan juga perkembangan yang belum matang. Bayi mempunyai laju metabolik yang tinggi dan karena suhu mereka mungkin lebih tinggi dari keadaan normal. Ada ketidakmampuan perkembangan untuk mengatur suhu tubuh pada bayi. Bayi muda atau kecil karena belum matangnya hipotalamus dan sistem saraf otonom. Ketidakmampuan mengatur suhu tubuh dapat ditetapkan sepanjang masa anak usia bermain (Toddler) sampai dengan usia 3 tahun. Bayi dan anak kecil ini berisiko terjadinya kejang demam sampai usia ini (Helen, 1999). Pengukuran suhu tubuh pada anak usia 1-3 tahun dapat mengunakan berbagai cara yaitu pengukuran suhu pada ketiak (axilla) dan rektal (anus). umumnya pada bayi umur 2 tahun suhu dapat diukur di rektal (Latif, 2000). Pada dasarnya hasil pengukuran di rektal dan axsila mempunyai hasil yang

4 berbeda, hal ini disebabkan karena selain di tempat pengukuran yang berbeda juga dipengaruhi oleh tingkat kepekaan, dimana hasil pengukuran di rektal lebih peka karena berada pada dinding pembuluh darah. Pada pengukuran ketiak dianjurkan karena lebih aman, bersih dan mudah dilakukan. Hal ini tidak menimbulkan resiko pada neonatus, meskipun memerlukan waktu sedikit lebih lama dan dari pada pengukuran suhu di rektal. Sedangkan pengukuran di rektal karena daerah tersebut banyak pembuluh darah walaupun sekarang sudah dianjurkan untuk menghindari oleh karena dapat menyebabkan trauma pada pembuluh-pembuluh darah apabila dilakukan secara berulang (Latif, 2000). Berdasarkan data yang didapatkan dari Rumah Sakit Roemani Semarang pada bulan Januari 2008 didapatkan hasil terdapat 57 pasien yang berumur 1-3 tahun, dimana setiap pasien dilakukan pengukuran suhunya dengan mengunakan pengukuran di rektal ataupun di axilla, dimana dari hasil pengukuran yang telah dilakukan dengan hasil spesifik pada di rektal. Berdasarkan fenomena tersebut maka penulis mencoba untuk melakukan perbandingan pengukuran suhu tubuh di rektal dan axila pada pasien di ruang Lukman umur 1-3 tahun di Rumah Sakit. Roemani Semarang. B. Perumusan Masalah Dari uraian di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah: adakah perbedaan hasil pengukuran suhu tubuh di rektal dan axila pada pasien ruang Lukman umur 1-3 tahun di Rumah Sakit. Roemani Semarang.

5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui perbedaan hasil pengukuran suhu tubuh di rektal dan axila pada pada pasien ruang Lukman umur 1-3 tahun di Rumah Sakit. Roemani Semarang. 2. Tujuan khusus a. Mengambarkan hasil pengukuran suhu tubuh di rektal pada pasien ruang Lukman umur 1-3 tahun di Rumah Sakit. Roemani Semarang. b. Mengambarkan hasil pengukuran suhu tubuh axila pada pasien ruang Lukman umur 1-3 tahun di Rumah Sakit. Roemani Semarang. c. Mengetahui perbedaan hasil pengukuran suhu tubuh di rektal dan axila pada pada pasien ruang Lukman umur 1-3 tahun di Rumah Sakit. Roemani Semarang D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan petunjuk yang tepat tentang pemilihan pengukuran suhu tubuh pada anak usia 1-3 tahun yang mengalami kesulitan pengambilan suhu tubuh di ketiak. 2. Bagi institusi pendidikan Dapat dijadikan wahana baru tentang tempat pengukuran suhu tubuh selain di axila dan oral.

6 3. Bagi pasien anak usia 1-3 tahun Diharapkan dapat menjadi dasar dalam pengukuran suhu tubuh dalam beberapa macam. 4. Bagi penulis Sebagai langkah awal dalam proses untuk dapat dikembangkan dan dijadikan acuan penelitian selanjutnya dan merupakan metode dan konsep untuk metode penelitian. E. Bidang Keilmuan Bidang keilmuan yang terkait dengan penelitian adalah Ilmu Keperawatan kesehatan anak dan ketrampilan pediatrik.