Kanti Wilujeng 14. Kata kunci: bermain peran, hasil belajar. Guru Kelas III SDN Semboro 01 Jember

dokumen-dokumen yang mirip
Bambang Supriyanto 36

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Yayuk Jatining Rahayu 4

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun

Rinendah Sihwinedar 16

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Yosepha Sumarjilah 9. Kata Kunci: Hasl Belajar, Matematika, Media Kongkrit. 9 Guru SDN Rejoagung 01 Jember

III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengidentifikasi unsur intrinsik cerita anak melalui teknik discovery ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SUDARIYANTO 43. Kata Kunci: Hasil dan Aktivitas Belajar, Pembelajaran IPS, Media Visual. 43 Guru Kelas V SDN Selodakon 04 Jember

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Linda Ratnaningtyas D.W. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

TIWIS HERLINA P

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

BAB III METODE PENELITIAN. Wetan Kabupaten Karawang. SDN Cilamaya I merupakan sekolah tempat penulis

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KELOMPOK KECIL PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. masing siklus terdiri dari empat kegiatan yakni perencanaan, tindakan,

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Pokok Sumber Daya Alam Pada Siswa Kelas IV SDN 4 Tuladenggi

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

Pamujo, Risma Dwi Rapprilia 2 PGSD FKIP Universitas Muhammdiyah Purwokerto

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ratna Abdul Halim 1* Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

Firman P., I Made Tangkas, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

Kamsiyatun 14. Kata kunci: Media Gambar, Hasil Belajar. Guru Kelas I-A SDN Sidomekar 08 Semboro

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN MEDIA KOKAMI PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VA SDN DARUNGAN 01 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Australia, dalam penelitian tindakan kelas oleh Prof. Dr. H. Muhammad Askari, M.Pd

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi

Penerapan Metode Demonstrasi Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas III SDN Mire

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Kegunaan Daun Pada Tumbuhan Melalui Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Bobalo

III. METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Mimbala Pada Pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Ainun Sampede, Mohammad Jamhari, dan Amiruddin Kade. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG LUAS BANGUN DATAR MELALUI KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SDN PATEMON 01 TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPS Kelas III Mi Al-Hikmah Batu Bota

Rahman et al., Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Sugestif...

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

PENERAPAN RECIPROCAL TEACHING

Rohmah Mujibatur., Penerapan Metode Role Playing dengan Media Gambar...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan Index Card Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V SDN 4 Barenglor dalam Pembelajaran IPS. Nela Rofisian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

2. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas.

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. guru, prestasi siswa, kelas dan sekolah secara keseluruhan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas (class action research),

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran di kelas secara berkesinambungan.

Transkripsi:

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IIIB SDN SEMBORO 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Kanti Wilujeng 14 Abstrak. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal adalah rendahnya daya serap dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajran.hal tersebut dikarenakan berbagai sebab diantaranya, pola pembelajaran makin bersifat guru sentris yang berarti pembelajaran masih berpusat pada guru, model pembelajaran yang diterapkan di sekolah masih bersifat konvensional yaitu hanya dengan ceramah, penggunaan alat peraga/media jarang sekali digunakan, praktik pembelajarannya kurang memanfaatkan situasi nyata di lingkungan siswa, dan siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran dan cenderung pasif. Kecenderungan pembelajaran demikian, mengakibatkan lemahnya pengembangan potensi diri siswa dalam pembelajaran, siswa selalu diam saja ketika mendapatkan kesulitan dalam belajar, siswa selalu menunggu guru untuk memberi contoh-contoh soal dan cara pengerjaannya yang benar tanpa mencoba berpikir untuk menggali dan membangun idenya sendiri, siswa tidak pernah mengajukan pertanyaan yang kurang dimengerti, sehingga prestasi belajar yang dicapai tidak optimal.adapun model atau alternatif yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di SDN Semboro 01 kecamatan Semboro kabupaten Jember yaitu melalui pembelajaran dengan model bermain peran.penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IIIB melalui penerapan metode bermain peran pada mata pelajaran IPS pokok bahasan jual beli di SDN Semboro 01. Tahap penelitian tindakan diawali dengan perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan melakukan refleksi (reflection), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai.analisis hasil akhir menunjukkan bahwa hasil belajar siklus I dari jumlah 23 siswa terdapat 15 siswa yang mendapat skor 65, dan dikatakan tuntas secara klasikal mencapai 65,22 %. Pada siklus II terjadi peningkatan dari 23 siswa terdapat 21 siswa yang mendapat skor 65 dan dikatakan tuntas secara klasikal sebesar 91,30%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS dengan model bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas IIIB SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro Kabupaten Jember. Kata kunci: bermain peran, hasil belajar PENDAHULUAN Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan perwujudan dari satu pendekatan interdisipliner yaitu keterkaitan antara beberapa konsep dari pelajaran ilmuilmu sosial. Ia merupakan integrasi konsep-konsep dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial antara lain: Sosiologi, Antropologi Budaya, Sejarah, Psikologi Sosial, Geografi, 14 Guru Kelas III SDN Semboro 01 Jember

114 Pancaran, Vol. 4, No. 4, hal 113-124, Nopember 2015 Ekonomi, Politik, dan Ekologi (Taneo, 2008:5). Dari definisi tersebut,maka dapat dikatakan bahwa IPS adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji dan memecahkan permasalahan sehari-hari di lingkungan masyarakat dengan mengintegrasikan materi dari berbagai ilmu sosial. Pembelajaran IPS (social studies) sangat penting bagi jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena siswa yang datang ke sekolah berasal dari lingkungan yang berbeda-beda. Pengenalan mereka tentang masyarakat melalui peran mereka sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri (Hidayati, 2008:12). Pembelajaran IPS sangat diperlukan siswa sekolah dasar, karena pada akhirnya mereka akan terjun langsung ke lingkungan masyarakat. Selain itu pembelajaran IPS juga bermanfaat untuk bekal ilmu agar mereka siap menghadapi laju perkembangan kehidupan, teknologi, dan budaya yang akan mereka hadapi kelak. Tercapainya suatu tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh tingkat keberhasilan dalam kegiatan belajar disekolah, karena kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan. Dalam proses belajar mengajar hendaknya terjadi interaksi yang baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan sumber belajar yang digunakan dalam menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Guru sebagai pengelola pembelajaran harus mampu memberikan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan antusias dan penuh semangat sehingga materi yang diajarkan dapat diterima siswa dengan mudah. Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang baik, tentunya seorang guru harus memiliki kemampuan yang baik dalam penggunaan metode dan media pembelajaran. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Bahkan untuk mengetahui maju mundurnya suatu bangsa atau negara dapat dilihat melalui kualitas pendidikan masyarakatnya. Pembaharuan di bidang pendidikan merupakan salah satu upaya meningkatkan kualitas pendidikan nasional.kurikulum harus dikembangkan secara berkesinambungan, fleksibel dan relevan dengan kebutuhan dan perkembangan anak secara individu agar tujuan kurikulum tercapai. Kualitas pembelajaran harus ditingkatkan untuk meningkatkan hasil belajar. Efektivitas metode pembelajaran merupakan cara dalam proses belajar mengajar yang dapat membantu para siswa agar bisa belajar dengan baik untuk meningkatkan

Kanti: Penerapan Metode Pembelajaran Bermain Peran pada Mata... 115 pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses belajar mengajar hendaknya mengacu pada konsep pembelajaran. Menurut Mulyasa (2009:100) Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.beberapa model pembelajaran yang berkembang sekarang sebaiknya dikuasai oleh guru dengan baik agar tidak terpaku pada satu model pembelajaran.berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, kondisi pembelajaran pada jenjang sekolah dasar saat ini, khususnya pendidikan IPS menunjukkan indikasi bahwa hasil belajar IPS di SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro Kabupaten Jember masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan nilai ulangan harian siswa yang masih di bawah SKM (Standar Ketuntasan Minimum) yaitu 65. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal adalah rendahnya daya serap dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.hal tersebut dikarenakan berbagai sebab diantaranya, pola pembelajaran makin bersifat guru sentris yang berarti pembelajaran masih berpusat pada guru, model pembelajaran yang diterapkan di sekolah masih bersifat konvensional yaitu hanya dengan ceramah, penggunaan alat peraga/media jarang sekali digunakan, praktik pembelajarannya kurang memanfaatkan situasi nyata di lingkungan siswa, dan siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran dan cenderung pasif. Kecenderungan pembelajaran demikian, mengakibatkan lemahnya pengembangan potensi diri siswa dalam pembelajaran, siswa selalu diam saja ketika mendapatkan kesulitan dalam belajar, siswa selalu menunggu guru untuk memberi contoh-contoh soal dan cara pengerjaannya yang benar tanpa mencoba berpikir untuk menggali dan membangun idenya sendiri, siswa tidak pernah mengajukan pertanyaan yang kurang dimengerti, sehingga prestasi belajar yang dicapai tidak optimal. Berdasarkan masalah yang telah berhasil diidentifikasi, maka peneliti mencari penyebab munculnya masalah tersebut dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPS. Langkah awal yang dilakukan peneliti malakukan refleksi terhadap proses pembelajaran.dari hasil analisis refleksi dapat ditarik kesimpulan penyebab permasalahan yaitu siswa kurang mampu memahami materi IPS karena cara mengajar

116 Pancaran, Vol. 4, No. 4, hal 113-124, Nopember 2015 guru yang masih konvensional yaitu dengan metode ceramah, tanya jawab, dan memberi catatan yang menyebabkan siswa kurang bersemangat mengikuti pembelajaran ini, sehingga siswa kurang memperhatikan pelajaran dan terlihat pasif pada saat mengikuti proses belajar IPS. Selain itu, sifat materi IPS yang banyak hafalan membuat sebagian besar siswa merasa malas serta kesulitan untuk mempelajarinya. Model atau alternatif yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro Kabupaten Jember yaitu melalui pembelajaran dengan model bermain peran (role playing). Model bermain peran (role playing) adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pengajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinsi dan penghayatan itu dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Model ini banyak melibatkan siswa dan membuat siswa senang belajar.menurut Hamalik (2008:214) pada umumnya kebanyakan siswa sekitar usia 9 tahun atau yang lebih tua, menyenangi penggunaan model ini karena berkenaan dengan isu-isu sosial dan kesempatan komunikasi interpersonal di dalam kelas. Model bermain peran dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajari. Dalam bermain peran siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain serta saling membantu sehingga tidak ada lagi siswa yang tertinggal dan keberhasilan belajar dapat merata. Selain itu siswa juga dapat mengekplorasi hubungan antara manusia dengan cara memperagakannya dan mendiskusikannya sehingga secara bersama-sama siswa dapat mengesplorasi perasaan, sikap, nilai dan berbagai strategi pemecahan masalah. Rumusan masalah penelitian ini adalah, a)bagaimana penerapan metode pembelajaran bermain peran pada mata pelajaran IPS kelas IIIB SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro Kabupaten Jember?, b) Bagaimana aktivitas siswa selama penerapan metode pembelajaran bermain peran pada mata pelajaran IPS kelas IIIB SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro Kabupaten Jember?, c) Bagaimana hasil belajar siswa setelah penerapan metode pembelajaran bermain peran pada mata pelajaran IPS kelas IIIB SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro Kabupaten Jember? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, a)penerapan metode pembelajaran bermain peran pada mata pelajaran IPS kelas IIIB SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro Kabupaten Jember, b) aktivitas siswa selama penerapan metode pembelajaran bermain peran pada mata pelajaran IPS kelas IIIB SDN Semboro 01

Kanti: Penerapan Metode Pembelajaran Bermain Peran pada Mata... 117 Kecamatan Semboro Kabupaten Jember, c) hasil belajar siswa setelah penerapan metode pembelajaran bermain peran pada mata pelajaran IPS kelas IIIB SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro Kabupaten Jember. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IIIB melalui penerapan metode bermain peran pada mata pelajaran IPS pokok bahasan jual beli di SDN Semboro 01. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model skema spiral dari Kemmis dan Mc Taggart (dalam Sukidin, 2002:49) dengan tahapan penelitian tindakan yang meliputi perencanaan, tindakan,observasi, dan refleksi. Tahap penelitian tindakan menurut Arikunto (2012:104) diawali dengan perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan melakukan refleksi (reflection), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai. Penentuan subjek penelitian dengan menggunakan metode populasi yaitu seluruh siswa kelas IIIB SDN Semboro 01Kecamatan Semboro sebanyak 23 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Alasan pemilihan kelas IIIB sebagai subjek penelitian, karena siswa kelas IIIB memiliki tingkat hasil belajar yang rendah terutama pada mata pelajaran IPS. Analisis data digunakan untuk menyusun dan mengolah data yang terkumpul, sehingga dapat diambil kesimpulan. Analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu peneliti berusaha memaparkan data tentang hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran. Data tersebut diinterprestasikan dari hasil pemerolehan data tes, observasi, dan wawancara dengan harapan dapat mendukung analisis penelitian, sehingga dapat menggambarkan secara rinci mengenai hasil penelitian. Data hasil tes dianalisis dengan menentukan target ketuntasan minimal. Standar Ketuntasan Minimum mata pelajaran IPS di SDN Semboro 01 adalah 65. Oleh karena itu siswa yang memperoleh nilai ulangan dibawah 65 dianggap tidak tuntas secara individu. Untuk ketuntasan klasikal dapat dicari dengan membagi siswa yang tuntas belajar dengan siswa keseluruhan dikali 100%.

118 Pancaran, Vol. 4, No. 4, hal 113-124, Nopember 2015 HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pra tindakan dilakukan sebagai langkah pendahuluan sebelum pelaksanaan penelitian (kegiatan siklus). Pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh guru memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut, a) guru hanya menggunakan metode ceramah dan media yang mendukung dan diperlukan sehingga siswa kurang memahami materi dan wawasan siswa kurang luas, b) selama proses pembelajaran guru kurang menguasai murid dan siswa menjadi ramai, sehingga banyak siswa yang berbicara sendiri dengan temannya, c) pada akhir pelajaran guru selalu memberikan evaluasi pada siswa berupa soal, d) kemampuan yang berbeda-beda ini yang menyebabkan siswa banyak kurang memperhatikan penjelasan dari guru, e) siswa di kelas IIIB SDN Semboro 01 memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga diantara 23 siswa ada yang lamban dan tidak merata tingkat kecerdasannya. Siklus I Penyusunan rencana kegiatan pembelajaran dilakukan bersama guru kelas IIIA (observer), meliputi: menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sebelumnya didiskusikan dengan guru kelas IIIA; menyusun daftar kelompok (Pengelompokan siswa disesuaikan dengan jenis kelamin dan kemampuan siswa dilihat dari dokumentasi guru berupa daftar nilai tes formatif pada pelajaran IPS); menyusun lembar kerja kelompok;menyusun soal tes individu dan kunci jawaban. Tindakan siklus I ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 04 Maret 2015 mulai pukul 07.00 08.10. Pada pertemuan siklus I, guru melaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode bermain peran (role playing) pada materi jual beli di lingkungan sekolah. Sebelum pembelajaran dimulai, guru (peneliti) menjelaskan sekilas tentang jalannya pembelajaran IPS dengan menggunakan metode bermain peran. Pada awal kegiatan, guru (peneliti) menyampaikan materi yaitu jual beli yang dilakukan di lingkungan sekolah, kemudian guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan jual beli di sekolah. Dengan beberapa pertanyaan sehingga siswa dapat membangkitkan motivasi siswa untuk memulai pembelajaran dengan lebih baik. Selanjutnya siswa dibagi menjadi 5 kelompok belajar dengan anggota kelompok antara 6 orang. Setelah siswa dikelompokkan, guru menyediakan peraga yang akan digunakan siswa dalam bermain peran, antera lain: buku tulis, pensil, buku

Kanti: Penerapan Metode Pembelajaran Bermain Peran pada Mata... 119 gambar,bolpoint, spidol serta makanan ringan, setelah peraga dirasa sudah lengkap guru menunjuk 2 kelompok untuk maju dan berperan sebagai penjual dan kelompok yang lain sebagai pembeli, sebelumnya di depan guru telah menjelaskan proses jual beli dengan menggunakan bermain peran. Proses bermain peran ini dilakukan di dalam kelas dan menggunakan meja dan kursi sebagai tempat.setelah proses bermain peran selesai, siswa diminta untuk kembali ke tempat duduknya dan berdiskusi bersama teman satu kelompoknya untuk mengerjakan soal Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang sudah disediakan oleh guru. Setelah kegiatan kelompok dilakukan, guru meminta siswa untuk membacakan hasil dari kerja kelompok tersebut. Dalam pelaksanaan presentasi ini siswa terlihat kurang percaya diri dan takut untuk membacakan hasil kerja kelompoknya. Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru bersama siswa melakukan refleksi dan guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kemudian guru memberikan tes akhir (tes individu) untuk mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran. Hasil dari tes formatif siswa diketahui hasil belajar siswa pada pelaksanaan proses belajar mengajar pada mata pelajaran IPS pokok bahasan jual beli, diperoleh data pada siklus I adalahketuntasan siswa secara klasikal 15 siswa dan yang belum tuntas 8 siswa. Ketuntasan secara klasikal yang diperoleh adalah 65,22%. Hasil tersebut masih belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal seperti yang diharapkan yaitu 75% Berdasarkan permasalahan yang ditemukan pada kegiatan siklus I yaitu adanya siswa yang masih kurang aktif dalam kegiatan kelompok bermain peran, lambat dalam memahami materi. Dalam pertemuan kedua/pada siklus II ada beberapa cara untuk mengatasi masalah, pada siklus berikutnya seperti: pada pertemuan sebelumnya guru kurang memberikan kesempatan bertanya bagi siswa sehingga selain kesempatan bertanya kurang siswa menjadi kurang berani dalam hal bertanya dan setelah melakukan presentasi tidak ada proses menanggapi hasil, dan pada siklus II harus ada proses menanggapi hasil kerja kelompok. Hal ini digunakan agar siswa lebih memahami materi yang diberikan oleh guru dan sebagai acuan bagi siswa untuk mengerjakan latihan soal. Guru harus lebih intensif dalam membimbing kelompok yang mengalami kesulitan, dan memberikan reward untuk menambah semangat belajar pada siswa. Persentase hasil tes pada siklus I belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal yang sesuai dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimum (SKBM) yaitu75%,

120 Pancaran, Vol. 4, No. 4, hal 113-124, Nopember 2015 maka perlu dikaji ulang dan diadakan pembenahan dalam RPP dan juga strategi pada pertemuan berikutnya yaitu pada siklus yang II. Diharapkan setelah siklus II berlangsung,hasil tes akhir siswa dapat meningkat dan mencapai ketuntasan sesuai dengan SKBM yang telah ditentukan. Kegiatan pada silus II ini dilaksanakan pada hari Senin 11 Maret 2015 mulai pukul 09.20 10.30 WIB. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pada siklus II, pada dasarnya pelaksanaan siklus II hampir sama dengan kegiatan pada siklus I. Pada awal kegiatan, guru (peneliti) menyampaikan materi yaitu jual beli yang dilakukan di lingkungan rumah, kemudian guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan jual beli di sekolah. Dengan beberapa pertanyaan diatas maka diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa untuk memulai pembelajaran dengan lebih baik. Langkah langkah yang dilakukan pada siklus II ini sama dengan langkah langkah pada siklus I. Proses bermain peran berlangsung di dalam kelas. Pada kegiatan awal sampai akhir pembelajaran sama dengan kegiatan pada siklus I hanya pada saat presentasi, pada siklus I guru tidak menanggapi hasil presentasi masingmasing kelompok, pada siklus II guru menanggapi hasil presentasi siswa, hal ini digunakan untuk mempertegas jawaban siswa dan sebagai acuan untuk tes. Kemudian guru memberikan tes akhir (tes individu) untuk mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran. Pada akhir kegiatan pembelajaran guru bersama siswa melakukan refleksi dan guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Berdasarkan data hasil tes formatif siswa pada siklus II, diperoleh hasil persentase seperti berikut, selama proses pembelajaran IPS pokok bahasan jual beli dengan menggunakan metode bermain peran mencapai 91,30 % dengan ketuntasan yang diperoleh 21 siswa dan yang belum tuntas 2 siswa sesuai dengan kriteria ketuntasan, presentase tersebut sudah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Dari data diatas, presentase ketuntasan hasil belajar siswa sudah maksimal dan ketuntasan belajar secara klasikal sudah tuntas. Dengan demikian tidak perlu dilakukan perbaikan dalam siklus II. Hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran dalam penelitian ini mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis belajar siswa pada tabel analisis berikut:

Kanti: Penerapan Metode Pembelajaran Bermain Peran pada Mata... 121 Tabel 1 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II Nilai Jumlah Jumlah Jumlah Persentase Persentase Siswa Siswa Siswa Persentase 65 10 43,48% 8 34,78% 2 8,70% 65 13 56,52% 15 65,22% 23 91,30% Jumlah 23 100% 23 100% 23 100% Hasil analisis pada Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa pada pra siklus siswa yang tuntas belajar sebanyak 13 siswa dengan ketuntasan belajar 56,52%, pada siklus I siswa yang tuntas belajar sebanyak 15 siswa dengan ketuntasan belajar 65,22%, dan pada siklus II siswa yang tuntas belajar sebanyak 23 siswa dengan ketuntasan belajar 91,30%. Dari Tabel 1 dapat diperjelas dengan diagram yang menunjukkan peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar siswa. 100,00% 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Tuntas Belum Tuntas Pra Siklus Siklus I Siklus II Gambar 1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan, dan pengamatan yang telah dilakukan dan diselesaikan pada penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan Metode Pembelajaran Bermain Peran Pada Mata Pelajaran IPS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IIIB SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro Kabupaten Jember, maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut: a. penerapan model bermain peran pada pelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IIIB SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro Jember.

122 Pancaran, Vol. 4, No. 4, hal 113-124, Nopember 2015 Peningkatan dilihat dari hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model bermain peran (role playing) menunjukkan hasil belajar yang sangat baik. b. aktivitas siswa dalam pembelajaran juga tampak. Dengan bermain peran siswa tidak hanya duduk dan membaca materi, tetapi merasa terlibat langsung dalam pembelajaran.siswa bergantian berperan sebagai penjual dan pembeli. Dengan adanya aktivitas bermain peran membuat siswa senang dan lebih bersemangat dalam belajar. c. analisis hasil akhir menunjukkan bahwa hasil belajar pada pra siklus dari jumlah 23 siswa terdapat 13 siswa yang mendapat skor 65, persentase ketuntasan secara klasikal sebesar 56,52%, pada siklus I terjadi peningkatan dari jumlah 23 siswa terdapat 15 siswa yang mendapat skor 65, dan dikatakan tuntas secara klasikal mencapai 65,22%. Pada siklus II terjadi peningkatan dari 23 siswa terdapat 21 siswa yang mendapat skor 65 dan dikatakan tuntas secara klasikal sebesar 91,30%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS dengan model bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas IIIB SDN Semboro 01Kecamatan Semboro Kabupaten Jember. Mengingat sampai saat ini guru masih sedikit dalam menggunakan pembelajaran metode bermain peran, serta menyadari bahwa salah satu dari tugas guru adalah membantu siswa memperoleh prestasi belajar yang diikutinya, maka peneliti mengajukan saran dan perlu dipertimbangkan antara lain: a. bagi guru, hendaknya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru dapat lebih aktif dan inovatif dalam pembelajaran, agar siswa tidak merasa bosan dan merasa kesulitan dalam memahami materi selama pembelajaran. b. bagi lembaga pendidikan, dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang berguna dan juga sebagai umpan balik bagi kebijaksanaan yang diambil dalam rangka peningkatan belajar mengajar dimasa mendatang. c. untuk penelitian selanjutnya agar lebih mengembangkan penelitian dengan menggunakan metode bermain peran pada materi yang lain dalam ruang lingkup yang lebih luas dan dalam jangka waktu yang lama. d. penghargaan yang digunakan untuk memacu hasil belajar siswa dibutuhkan dalam pembelajaran, tetapi perlu diperhatikan penggunaannya sehingga penghargaan tersebut menjadi efektif.

Kanti: Penerapan Metode Pembelajaran Bermain Peran pada Mata... 123 DAFTAR PUSTAKA Arikunto,Suharsimi dkk.2012.penelitiantindakankelas.jakarta: BumiAksara. Hamalik, O. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Hidayati dan Mujinem. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Mulyasa, H.E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia. Taneo, S. P. 2008. Kajian IPS SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

124 Pancaran, Vol. 4, No. 4, hal 113-124, Nopember 2015