BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
UCAPAN TERIMA KASIH...

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

STUDI PERBANDINGAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH DAN DUA ARAH PADA RUAS JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu Penelitian yaitu pada jam-jam sibuk sekitar jam 06:00 sampai jam

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

BAB III LANDASAN TEORI. manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Permasalahan. Survei Pendahuluan. Pengambilan data. Analisis Data. Perubahan Kinerja

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI TINGKAT KINERJA JALAN BRIGADIR JENDERAL KATAMSO BANDUNG

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL PASURUAN

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian terletak di Kotamadya Denpasar yaitu ruas jalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bagan alir untuk penulisan tugas akhir ini terdiri dari : Mulai. Studi Pustaka. Idintifikasi Masalah.

PEMETAAN TINGKAT KEPADATAN VOLUME KENDARAAN PADA RUAS JALAN JETIS KARAH DENGAN METODE LINEAR TUGAS AKHIR

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

KINERJA LALU LINTAS JALAN DIPONEGORO JALAN PASAR KEMBANG TERHADAP PEMBANGUNAN JEMBATAN FLY OVER PASAR KEMBANG SURABAYA

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN ABDULRACHMAN SALEH, BANDUNG

STUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. JUNJUNAN, BANDUNG

Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENATAAN RUANG PARKIR BADAN JALAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LALU LINTAS JURNAL TUGAS AKHIR

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PARKIR DI BADAN JALAN TERHADAP LALULINTAS DI RUAS JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

PENGARUH PENUTUPAN CELAH MEDIAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS DI JALAN IR.H.JUANDA BANDUNG

STUDI VOLUME, KECEPATAN, KERAPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN TERUSAN PASIRKOJA, BANDUNG

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

IV. DATA PENELITIAN. Beberapa data primer yang diperoleh melalui survei langsung di lapangan meliputi kondisi

JURNAL ANALISIS KINERJA RUAS JALAN STUDI KASUS : JALAN WATURENGGONG DI KOTA DENPASAR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan MKJI 1997 terhadap faktor hambatan


ANALISA HAMBATAN SAMPING TERHADAP TINGKAT PELAYANAN JALAN RAYA (Studi kasus : Sepanjang 200 M Pada Ruas Jalan Imam Bonjol Kota Metro)

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN PADA RUAS JALAN SETIABUDI SEMARANG. Laporan Tugas Akhir

PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat )

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS DI JEMBATAN LANDAK

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa: d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan).

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN)

Irvan Banuya NRP : Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

ANALISIS KEMACETAN DI JALAN AHMAD YANI KOTA PEKANBARU. Fitra Ramdhani 1) Husnah 2)

ANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN A (Hasil Pengamatan)

III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

ANALISA KINERJA RUAS JALAN HASANUDDIN KOTA MANADO

BAB III LANDASAN TEORI. (termasuk mobil penumpang, kopata, mikro bus, pick-up dan truck kecil. sesuai sitem klasifikasi Bina Marga).

ABSTRAK. Kata kunci: Kinerja Ruas Jalan, Nilai Waktu, Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Biaya Perjalanan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI. untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada jalan tersebut akibat pembangunan jalur

KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK

BAB II LANDASAN TEORI

Kata Kunci : Parkir di Pinggir Jalan, Kinerja Ruas Jalan, dan BOK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kawasan Jalan Teuku Umar Kota

Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (29-36) ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS EFEKTIVITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH DAN KINERJA RUAS JALAN

Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, Mei 2007

PENGARUH PENUTUPAN JALAN CIPAGANTI TERHADAP KINERJA JALAN YANG ADA DISEKITARNYA

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI RUAS JALAN GUNUNG SARI (STA STA 2+820) KOTA SURABAYA DENGAN MODEL UNDERWOOD DAN MODEL GREENSHIELD

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

ANALISIS KINERJA JALAN KOTA METRO BERDASARKAN NILAI DERAJAT KEJENUHAN JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK

PENGARUH PERLINTASAN KERETA API TERHADAP ARUS LALU LINTAS (Studi Kasus Perlintasan Purwosari Surakarta)

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN. (Studi Kasus Jalan R. W. Monginsidi Kota Kupang, NTT) Laporan Tugas Akhir

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Kinerja Ruas Jalan Kaliurang KM 12 KM 14,5 Sleman Yogyakarta

1.1 Latar Belakang Faktor Pembangkit Parkir Pengendali Parkir TingkatPergantianParkir Kapasitas Parkir 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk bepergian menuju arah kebalikan (Rohani, 2010).

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. (terlihat gambar 4.1.) dan Jl. Diponegoro (depan pasar Kranggan) (terlihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

Langkah Perhitungan PERHITUNGAN KINERJA RUAS JALAN PERKOTAAN BERDASARKAN MKJI Analisa Kondisi Ruas Jalan. Materi Kuliah Teknik Lalu Lintas

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PRASYARAT GELAR... ii. LEMBAR PERSETUJUAN... iii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv. UCAPAN TERIMAKASIH...

III. METODOLOGI PENELITIAN

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu, pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat diobservasi (Nasution, 2011). Unsur tempat atau lokasi adalah tempat dimana berlangsungnya penelitian tersebut. Lokasi penelitian bertempat di Perlintasan sebidang tanpa palang pintu jalan Ciharashas, Desa Cilame Kec.Ngamprah, Kab.Bandung Barat. LOKASI PENELITIAN Gambar 3.1. Lokasi penelitian (Sumber : https://www.google.co.id/maps)

LOKASI PENELITIAN Jalan Ciharashas Jalan Ciharashas Jalan Ciharashas Gambar 3.2. Lokasi penelitian (Sumber : https://www.google.co.id/maps) 3.2. Metode Penelitian Pemecahan masalah dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sistematis, dengan harapan dapat menentukan teknik pengumpulan data yang relevan dalam pemecahan masalah. Hal itu sesuai dengan Sugiyono (2013 : 1) yang mengatakan bahwa Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode pendekatan yang biasa digunakan dalam pemecahan masalah dalam penulisan terdiri dari beberapa metode. Arikunto (2006 : 80) berpendapat bahwa: Pada dasarnya metode pendekatan dalam penelitian terbagi menjadi tiga golongan, yaitu : pendekatan deskriptif, historis, dan eksperimental. Senada dengan itu, Suprian A.S. Dalam Nurgaeni (2003 : 48) membagi penelitian menjadi lima golongan, yaitu: 1. Penelitian historis sejarah, yaitu penelitian yang bertujuan mengungkap kembali fakta dan peristiwa masa lalu.

2. Penelitian eksploratif atau penelitian pengajaran. 3. Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat-saat sekarang. 4. Penelitian ex post facto, meneliti hubungan-hubungan atau kolerasional mengenai hal-hal yang terjadi. 5. Penlitian eksperimen, yaitu mengungkapkan hubungan dua variabel atau lebih atau mencari pengaruh variabel terhadap variabel lainnya. Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka metode penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti adalah metode deskriptif, karena metode deskripitf merupakan metode penilitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang dihadapi pada masa sekarang dengan tahapan yang ditempuh mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, dan membuat kesimpulan. Metode deskriptif menurut Nazir (2005:54), dapat didefinisikan sebagai suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antarfenomena yang diselidiki. Dengan menggunakan metode ini, penulis berusaha dalam memperoleh gambaran mengenai fakta-fakta lapangan di perlintasan kereta api jalur ganda tanpa palang pintu di Jalan Ciharashas Desa Cilame.

1.3. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian dibuat untuk memberikan arahan dan alur dari penelitian yang akan dilakukan. Adapun prosedur penelitian ditampilkan pada gambar berikut. Studi pustaka Pemilihan lokasi penelitian dan Identifikasi masalah Tahap persiapan Tahap pengambilan data Data primer: 1. Jumlah kendaraan 2. Frekuensi perjalanan kereta 3. Lebar jalan 4. Jumlah rambu lalin Data sekunder: 1. Jadwal perjalanan kereta api 2. Peraturan terkait 3. Sosial kependudukan 4. Dan lain-lain Tahap pengolahan data Tahap pelaporan Gambar 3.3. Prosedur penelitian

Penjelasan dari gambar di atas sebagai berikut: 1. Studi Pustaka Studi pustaka dimaksudkan untuk melihat penelitian yang pernah dibuat, lalu dikembangkan menjadi penelitian yang akan kita buat. 2. Pemilihan Lokasi Penelitian dan Identifikasi Masalah Pemilihan lokasi penelitian bertujuan untuk mencocokkan judul penelitian kita dan kondisi yang ada di lapangan untuk kita identifikasi masalah yang ada di sana. 3. Tahap Persiapan Peneliti mempersiapkan segala perlengkapan untuk keperluan penelitian misalnya: a. Kamera, memori, dan baterai cadangan. b. Formulir survai pengumpulan data arus lalu lintas dan frekuensi perjalanan kereta c. Papan dada d. Alat Tulis 4. Tahap Pengambilan Data Pengambilan data primer Pada tahap ini peneliti berada di lokasi penelitian dengan membawa perlengkapan diatas, tahap ini berisi: a. Survai pengumpulan data LHR kendaraan dan frekuensi perjalanan kereta api yang melintas b. Observasi data penunjang lainnya, seperti data wilayah, data rona awal lingkungan, data kependudukan, data jumlah kepemilikan kendaraan bermotor, dan lain-lain. Pengambilan data sekunder a. Melakukan permohonan data ke instansi terkait. b. Pengumpulan data yang relevan dari referensi/sumber lain.

5. Tahap Pengolahan Data Data jumlah kendaraan diolah menjadi data LHR (Lalu lintas Harian Rata-rata) dengan menggunakan rumus a. Volume LHR Fsmp = (emp LV x LV% + emp HV x HV% + emp MC x MC%)/100 b. Arus Keterangan : q = arus (kendaraan/jam) emplv = ekivalensi mobil penumpang kendaraan ringan emphv = ekivalensi mobil penumpang kendaraan berat empmc = ekivalensi mobil penumpang sepeda motor (Sumber : MKJI 1997) c. Kepadatan D = F / SMS Keterangan : D = Kepadatan (Kendaraan/Km) F = Q = Flow = Arus (Kendaraan/jam) SMS = Space Mean Speed = kecepatan rerata kendaraan melewati sepenggal jalan (Km/Jam)

d. Kapasitas C = Co x FCw x FCsp x FCsf Keterangan : C = Kapasitas (smp/jam) Co = Kapasitas dasar (smp/jam) Fcw = Faktor penyesuaian lebar jalan FCsp = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak terbagi) FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan (Sumber : MKJI 1997) e. Derajat Kejenuhan DS = Q / C Keterangan: Ds = Derajat kejenuhan Q = Arus (kendaraan/jam) C = Kapastitas (smp/jam) (Sumber : MKJI 1997) Dari perhitungan derajat kejenuhan dapat ditentukan LOS (Level Of Service). Adapun klasifikasinya sebagai berikut :

Tabel 2.11. Tingkat pelayanan jalan Q/C Ratio Tingkat Keterangan Pelayanan <0,60 A Arus lancar, volume rendah, kecepatan tinggi 0,60-0,70 B Arus stabil, kecepatan terbatas, volume sesuai untuk jalan luar kota 0,70-0,80 C Arus stabil, kecepatan dipengaruhi oleh lalu lintas, volume sesuai untuk jalan kota 0,80-0,90 D Mendekati arus tidak stabil, kecepatan rendah 0,90-1,00 E Arus tidak stabil, kecepatan rendah, volume padat atau mendekati kapasitas >1,00 F Arus yang terhambat, kecepatan rendah, volume diatas kapasitas, banyak berhenti Dari hasil perhitungan LHR, lalu bersama frekuensi perjalanan kereta diplotkan ke dalam grafik yang termuat dalam Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor :SK,770/KA.401/DRJD/2005 untuk penentuan perlintasan. Data LHR kendaraan diplotkan ke sumbu X dan data frekuensi perjalanan kereta diplotkan ke sumbu Y, dari hasil plot tersebut diperoleh area penentuan perlintasan berupa 3 (tiga) area, antara lain area perlintasan sebidang tanpa palang pintu, area perlintasan sebidang dengan pintu, dan area perlintasan tidak sebidang.

Gambar 3.4. Grafik area perlintasan sebidang berdasarkan Frekuensi Kereta per Hari dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata (Sumber : Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor : SK.770/KA.401/DRJD/2005) Hasil penentuan perlintasan tersebut dijadikan acuan untuk studi kelayakan lingkungan dan studi kelayakan finansial sebuah usulan/gagasan perlintasan di daerah tersebut. Untuk studi kelayakan finansial dilakukan dengan cara menganalogikan sebuah proyek pembuatan perlintasan yang sudah ada atau dengan desain sendiri lalu dihitung analisis kelayakan finansialnya seperti NPV (Net Present Value), BCR (Benefit Cost Ratio), IRR (Internal Rate of Return), dan PBP (Pay Back Period). Sedangkan, untuk studi kelayakan lingkungan diperlukan data penunjang seperti data geografis wilayah, data rona awal

lingkungan di wilayah tersebut. Data tersebut merupakan data sekunder yang diperoleh dari instansi atau referensi lainnya yang mendukung untuk dibuat KA (Kerangka Acuan), Andal (analisis dampak lingkungan), RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan), dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan). 6. Tahap Pelaporan Tahap pelaporan adalah tahap akhir dari penelitian yang sebelumnya sudah dikonsultasikan bersama pembimbing. 3.4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Noor (2011:101) mengemukakan bahwa Instrumen secara garis besar dapat dibedakan ke dalam test dan skala. Test adalah suatu prosedur sistematik pengujian individu dengan pemberian seperangkat rancangan stimuli dan pemberian bilangan atau seperangkat bilangan terhadap respon yang timbul dari stimuli tersebut. Penelitian adalah melakukan pengoptimalan data terhadap fenomena sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat dinamakan membuat laporan dari pada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang paling rendah, laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian, karena pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini antara lain: 1. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah tahapan/proses pengumpulan data yang berhubungan dengan teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti baik dari buku, jurnal, paper, literatur, dan bahan bacaan lain.

2. Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah tahapan/proses pengumpulan data dengan menggunakan kamera untuk merekam, memotret, sekaligus mengamati kondisi yang ada di lapangan. 3. Pencatatan Langsung Penulis melakukan pencatatan langsung ketika kamera yang sedang digunakan mengalami kendala teknis atau kondisi lainnya yang mengharuskan pencatatan langsung. Adapun instrumen dalam penelitian ini antara lain: 1. Instrumen pengambilan data jumlah kendaraan Instrumen ini pada dasarnya termuat dalam Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor : SK.770/KA.401/DRJD/2005, namun oleh penulis diubah namun tetap mengacu pada ketentuan tersebut. Tabel 3.1. Instrumen penelitian pengambilan data jumlah kendaraan ARAH CIMAREME ARAH CILAME KENDARAAN KENDARAAN NO WAKTU RINGAN (LV) BERAT (HV) SEPEDA MOTOR (MC) TAK BERMOTOR RINGAN (LV) BERAT (HV) SEPEDA MOTOR (MC) TAK BERMOTOR 1. 00.00-00.30...... 48. 23.30-24.00 TOTAL 2. Instrumen pengambilan data frekuensi perjalanan kereta api Instrumen ini dibuat sendiri oleh penulis. Instrumen ini dibuat untuk pencatatan frekuensi perjalanan kereta api setiap harinya.

Tabel 3.2. Instrumen penelitian pengambilan data frekuensi kereta FREKUENSI PERJALANAN KERETA / HARI NO. WAKTU SABTU MINGGU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT 1 00.00-00.30...... 48 23.30-24.00 TOTAL 3. Instrumen penentuan perlintasan Instrumen ini berupa grafik yang termuat dalam Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor : SK.770/KA.401/DRJD/2005. Gambar 3.5. Grafik area perlintasan sebidang berdasarkan Frekuensi Kereta per Hari dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata

(Sumber : Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor : SK.770/KA.401/DRJD/2005) 4. Instrumen studi kelayakan lingkungan Instrumen ini mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.16 Tahun 2012 tentang pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup. Untuk tabel instrumen terlampir dalam lampiran.