BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENUTUP. yang direpresentasikan dalam film PK ditunjukan dengan scene-scene yang. tersebut dan hubungan kelompok dengan penganut agama lain.

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit.

PENGGAMBARAN PLURALITAS AGAMA DI INDIA DALAM FILM PK

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan mahluk individu dan juga mahluk sosial. Sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang di tayangkan oleh stasiun tv contohnya seperti film. pada luka-luka yang dialami Yesus dalam proses penyaliban.

BAB I PENDAHULUAN. media visual yang bekerja dengan gambar-gambar, simbol-simbol, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang besar bagi perkembangan dunia perfilman. Film di era modern ini sangat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Konsep toleransi seperti yang dapat disimpulkan dalam film ini sangatlah

BAB 1 PENDAHULUAN. budaya yang melatar belakanginya. Termasuk pemakaian bahasa yang tampak pada dialog

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang

BAB I PENDAHULUAN. dianalisis dengan kajian semiotik.semiotika adalah cabang ilmu yang semula berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk berbudaya mengenal adat istiadat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Slogan RCTI OK mungkin telah terdengar akrab ditelinga khalayak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. Isu-isu konflik kemanusiaan yang berujung kepada perang atau tindak

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

Semiotika, Tanda dan Makna

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Televisi juga dikenal sebagai media hiburan, informasi dan juga media edukasi.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terbitnya. Keberagaman suatu majalah tersebut ditentukan berdasarkan target

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika

BAB I PENDAHULUAN. suka maupun duka pasti di alami oleh manusia yang mau bekerja keras.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui bagaimana film Perempuan Punya Cerita mendeskripsikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. video klip musik Lady Gaga Alejandro dan Applause. Produk media

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. individu dalam kegiatan sehari-hari. Media massa ini digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan terjadi peningkatan pada komunikasi antarbudaya (Sihabudin, 2013 : 2-3).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup efektif dalam menyampaikan suatu informasi. potret) atau untuk gambar positif (yang di mainkan di bioskop).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembuatan film, pasti mengharapkan filmnya ditonton orang sebanyakbanyaknya.

43 Pengertian Paradigma selanjutnya dijelaskan :Penulisan menggunakan paradigma konstruksivis untuk mengetahui pendapat para komunitas maupun penikmat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. realitas yang tumbuh, serta berkembang di dalam masyarakat, kemudian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TOLERANSI KEHIDUPAN UMAT BERAGAMA DI INDONESIA (Analisis Semiotik Pada Film Tanda Tanya) NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan paradigma

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan peneliti berusaha menguraikan makna teks dan gambar dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya beragam (plural). Suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan karena peristiwa yang menarik

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa.

PEMAKNAAN COVER MAJALAH TEMPO. (Studi Semiotik Pemaknaan Redenominasi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 9 15 Agustus 2010) SKRIPSI.

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. & Knipe, 2006 ) menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan longgar dari

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. hiburan publik. Kesuksesaan film dikarenakan mewakili kebutuhan imajinatif

BAB I PENDAHULUAN. jenis, media massa elektronik, media massa cetak, dan media massa online.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan mahkluk hidup yang tidak dapat hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada awalnya film merupakan hanya sebagai tiruan mekanis dari realita atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB III METODELOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Cocacola Versi Live Positively disini peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komunikasi yang terjadi antarmanusia. Menurut Moloeng paradigma merupakan pola

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengaruh, dampak dan implikasi pada seluruh kehidupan manusia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang memuat banyak sekali tanda dan makna yang menggambarkan suatu paham tertentu. Selain itu, film juga merupakan media komunikasi yang menggambarkan realitas yang ada. Film merupakan media yang memiliki kekuatan serta pengaruh yang besar dalam menjangkau banyak segmen sosial, Hal ini membuat film dapat mempengaruhi khalayak dengan mudah melalui muatan pesan yang disajikan (Sobur, 2004:127). Salah satu unsur atau tema yang sering diangkat dalam film adalah pluralitas atau yang bersifat banyak dan lebih dari satu. Persoalan mengenai pluralitas agama merupakan salah satu cerminan realitas yang ada dan kemudian digambarkan atau dihadirkan kembali melalui film. Fenomena pluralitas kemudian berubah menjadi fenomena media yang sering ditampilkan di dalam media tertentu khususnya film. Selain media film, kisah tentang pluralitas agama juga tidak jarang dikisahkan melalui media-media komunikasi lainnya seperti melalui artikel, televisi, seminar, maupun dialog yang sering ditampilkan dengan membawa fenomena pluralitas agama. Namun, film merupakan media yang cukup efektif dalam membawa konsep pluralitas agama. Menurut Ardianto & Erdinaya (2005: 134) film merupakan bentuk dominan dari media massa di berbagai belahan dunia. Seiring 1

2 berkembangnya waktu, media perfilman adalah media yang paling efektif menyebarkan konsep-konsep tertentu kepada masyarakat. Karena film dapat mengemas sebuah kisah pluralitas secara sederhana dan ringkas sehingga mudah dicerna oleh masyarakat. Fungsi hiburan dalam film juga membuat media komunikasi ini juga dapat menjadi jembatan yang baik bagi pembuatnya untuk menyelipkan berbagai konsep dan nilai-nilai tertentu. Salah satu film yang baru beredar tahun 2014 lalu dan mengisahkan tentang pluralitas agama adalah sebuah film yang berjudul PK (Peekay) yang dalam bahasa India berarti mabuk. PK merupakan sebuah film India yang menggambarkan tentang pluralitas agama yang terjadi di India. Film ini menggambarkan konflik yang terjadi antaragama. Batas antara agama dalam film ini hanya pada perbedaan ritual beragama, pakaian yang digunakan, dan simbol-simbol yang melekat pada agama seperti patung ataupun alat-alat lainnya. Kondisi pluralitas agama melahirkan berbagai benturan, konflik, kekerasan dan sikap anarkis terhadap penganut agama lainnya.(prasetyo, 2013:65) Pemeran utama dalam film ini digambarkan sebagai makhluk luar angkasa yang belum mengenal agama apapun dan kemudian berkeinginan untuk mempelajari agama serta ritual-ritual keagamaannya. Makhluk luar angkasa yang bernama PK ini hidup di tengah-tengah masyarakat dengan ciri pluralitas agama dan menjadi bentuk serta simbol dari toleransi antaragama dengan mempelajari keberagaman agama. Dalam perjalanannya memahami agama-agama yang ada di India, PK berusaha mempelajari berbagai macam agama seperti Islam, Kristen, Hindhu dan beberapa agama khusus yang ada di India yaitu agama Jain dan Sikh.

3 Gambar I.1. Scene dalam film PK Dalam scene di atas, PK membawa sejumlah umat beragama dengan tampilan busananya yang khas, lengkap dengan ornamen yang dikenakan masing-masing. Hal ini dilakukan PK untuk menunjukkan kepada pemuka agama Hindu dalam film, Tapasvi, agar mau menghubungi tuhan dan menyebutkan agama mereka masing-masing. Namun Tapasvi salah menentukan agama yang dianut umat tersebut, sebab PK sudah mengelabui Tapasvi dengan menukar busana mereka masing-masing. Selain film PK, ada beberapa film lainnya yang menyisipkan unsur pluralitas agama di dalamnya. Film-film tersebut di antaranya, Life of PI, My Name Is Khan, dan Bajrangi Bhaijaan. Film Life of Pi bercerita tentang perjalanan hidup dari seorang anak bernama Piscine yang belajar tentang kehidupan termasuk belajar tentang beberapa agama sekaligus. Proses mengenal agama dan mempelajari agama ini membuat Piscine tertarik dengan agama dan membuatnya menganut lebih dari satu agama yaitu agama Hindu, Kristen dan Islam.

4 Gambar I.2. Scene dalam film Life of Pi Scene di atas menunjukkan bahwa tokoh Piscine atau Pi telah belajar lebih dari satu agama yaitu Hindu, Kristen dan Islam dan merasa mendapat kenyamanan dalam ketiga agama tersebut, namun sang ayah menentang apa yang dilakukan oleh Piscine karena tidak ada orang yang menganut lebih dari satu agama dan ada perbedaan antaragama tersebut. Film My Name is Khan memiliki cerita yang hampir mirip yaitu menceritakan hubungan cinta yang berlandaskan perbedaan agama antara kedua pasangan. Yang pria beragama Islam dan yang wanita beragama Hindu. Kedua pasangan beda agama ini juga hidup di lingkup negara Barat yang sebagian besar masyarakat beragama Kristen atau Katolik membuat konflik agama semakin besar, dimana Islam dianggap sebagai teroris di kalangan budaya barat.

5 Gambar I.3. Scene dalam film My Name is Khan Cuplikan scene film My Name is Khan di atas menampilkan latar sebuah ruangan kelas dengan seorang guru yang sedang mengajarkan tentang agama-agama yang ada di dunia. Dalam ajarannya anak-anak diberikan pandangan yang negatif tentang Muslim. Sedangkan film Bajrangi Bhaijaan bercerita tentang konflik negara dan agama yang terjadi antara India dan Pakistan. Hal ini membuat masing-masing dari kedua negara ini saling menutup diri dan saling membenci termasuk soal agama mayoritas yang dianut oleh keduanya.

6 Gambar I.4. Scene dalam film Bajrangi Bhaijaan Scene diatas menunjukkan bahwa perbedaan atau pluralitas agama juga dapat menyebabkan konflik karena ada beberapa orang dari agama tertentu yang tidak dapat menerima agama lainnya. Yang membedakan film PK dari beberapa film bertema pluralitas agama lainnya seperti, Life of Pi, My Name is Khan dan Bajrangi Bhaijaan, adalah karena tokoh utama dalam film PK ini digambarkan sebagai makhluk luar angkasa yang tidak mengenal agama apapun. Film ini menggambarkan konflik agama yang sama dengan ketiga film bertema pluralitas di atas, namun film ini tidak hanya sekedar menggambarkan konflik agama, tetapi juga menunjukkan bahwa perbedaan antaragama itu seringkali ditunjukkan melalui perbedaan ritual agama seperti cara berpakaian, kebiasaan yang sering dilakukan maupun tanda agama lainnya yang terkait dengan agama tertentu. Selain itu, film PK juga merupakan sebuah film bertema pluralitas agama yang cukup kontroversial namun film ini tetap diijinkan untuk tayang di bioskop dan beredar di beberapa negara

7 karena tokoh utama yang digambarkan sebagai makhluk luar angkasa yang masih belajar tentang agama. Menurut Eck dalam Taher (2009:181-182), Konsep pluralitas ini meyakini semua agama itu benar adanya dengan caranya masing-masing. Pluralitas memaparkan fakta mengenai perbedaan mendasar dari masingmasing agama yang ada. Kondisi pluralitas yang ditampilkan baik dalam kehidupan nyata ataupun melalui fenomena media, merupakan kondisi yang mengancam perdamaian dan selalu mengarah kepada konflik. Fenomena pluralitas dapat ditemukan dimana saja, terlebih di kota-kota besar, dimana semua orang yang berbeda latar belakang agama dan budayanya dapat berkumpul bersama dan saling berhubungan antara satu sama lainnya. Pluralitas menunjukkan bahwa semua manusia harus hidup ditengah keberagaman agama dan tidak dapat menghindari kondisi plural yang ada disekitarnya. Agama merupakan sebuah fenomena sosial yang ada dalam masyarakat. Agama juga berfungsi sebagai media penghubung antara manusia dengan apa yang ditujunya. Agama sangat berkaitan dengan sesuatu yang spiritual namun juga terbentuk secara sosial dalam masyarakat (Nottingham, 1996: 6). Dalam perkembangannya, agama terus berkembang pesat dan terpecah menjadi beberapa macam agama dengan meneladani dan mengikuti ajaran nabi tertentu. Ada beberapa agama yang berkembang pesat di India, yaitu Islam, Kristen, Hindu dan Budha. Adapula agama-agama atau kepercayaan lainnya yang diakui dan dipercayai oleh masyarakat yang ada di India, misalnya agama Jain dan Sikh. Agama-agama inilah yang diangkat dan

8 ditampilkan melalui film PK dengan menggunakan konsep pluralitas yang ditunjukkan melalui tanda-tanda tertentu. India merupakan salah satu negara yang sangat plural secara agama (Matthew, 1999: 81). Apabila berbicara mengenai agama, maka yang menjadi sorotan utama pembicaraan adalah mengenai kepercayaan yang dianut oleh masing-masing penganut yang sama-sama tertuju pada Tuhan namun dengan cara yang berbeda sesuai keyakinan dan kepercayaan masing-masing agama. Konsep pluralitas yang digambarkan dalam film PK juga menunjukkan bahwa India merupakan negara yang pluralistik. Namun kondisi pluralitas tersebut hanyalah berupa keragaman dari cara yang berbeda dalam merespon agama, karena semua agama ini mempunyai tujuan yang baik. Agama dan kepercayaan mempunyai hubungan yang saling menyokong dan mendukung satu sama lain. Menurut Nottingham (1996:14), kepercayaan berusaha menunjukkan dan menjelaskan bagaimana alam gaib ini dapat dihubungkan dengan dunia manusia. Kepercayaan didasarkan pada keyakinan, bukan atas dasar bukti nyata, sedangkan agama merupakan mediator untuk menjelaskan dan memberikan pengertian tentang hakikat dan asal-usul benda maupun makhluk-makhluk sakral tersebut. Dalam hal ini, agama menyediakan peta dan petunjuk untuk mencapai alam gaib. Kondisi sebuah negara yang plural dalam aspek agama dapat memicu konflik karena perbedan tradisi dan paham yang dianut. Sebagian masalah yang ada kaitannya dengan unsur agama dapat saja sewaktu-waktu berubah menjadi masalah yang tidak dapat dibendung (Achmad, 2001:11). Pluralitas agama sangat erat berkaitan dengan konflik. Konflik biasanya

muncul karena salah satu agama memandang agama lain selain agamanya salah dan tidak benar, karena ajaran agama lain tidak sesuai dan tidak sama dengannya, dari situ ada beberapa pihak yang merasa agamanya paling eksluksif dan merasa menjadi agama yang paling benar atau superior sehingga agama lain dapat dengan mudah ditaklukan. Secara psikologi sosial, sangat dimungkinkan konflik tersebut merupakan akumulasi dari sifat dan perilaku pribadi yang rendah (underpersonal behavior) diasumsikan bahwa individu dari agama X melihat individu lain beragama Y cenderung bersifat semu. Keduanya saling berkomunikasi dengan ramah, saling membantu dan berinteraksi secara sosial, namun secara emosional dalam hati mereka tetap menjaga jarak (Purwasito, 2003:156). Dalam film PK, realitas sosial tentang pluralitas agama tergambar dengan jelas melalui ritual agama yang berbeda maupun norma-norma atau aturan-aturan dalam masing-masing agama. Film ini menunjukkan tandatanda tertentu yang menggambarkan bagaimana seseorang dapat memaknai pluralitas agama yang ada di sekitarnya dan menghayati nilai-nilai pluralitas. Menurut Van Zoest, film merupakan bidang kajian yang amat relevan bagi analisis struktural atau semiotik karena film dibangun oleh tanda semata-mata (Van Zoest dalam Sobour 2004:128). Oleh Karena itu, metode penelitian semiotik merupakan metode analisis yang tepat dalam melihat makna, tanda dan lambang yang dapat ditemukan dalam film PK. Metode semiotik merupakan ilmu tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya, seperti cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda yang lain, serta pengiriman dan penerimaannya (Kriyantono, 2009:263). 9

10 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Semiotik milik Charles Sanders Peirce. Metode semiotik ini digunakan karena tanda-tanda yang dinamis dalam film merupakan ikonis bagi realitas yang didenotasikan (Sobur, 2004:128). Dalam hal ini ada tanda (sign), objek dan interpretan sebagai makna yang dituju. Film mengandung unsur berupa simbol, metafora dan kode-kode abstrak mendalam yang dihasilkan melalui kesepakatan bersama antara anggota masyarakat (Sobur, 2004:131). Oleh karena itu, metode semiotik Pierce merupakan metode yang cocok karena metode ini berusaha membagi tanda-tanda sebagai ikon, indeks dan simbol. Secara visual yang ditampilkan film merupakan ikon realitas, serta terdapat simbol yang dihasilkan dari masyarakat kemudian digambarkan kedalam film, selain itu ada juga indeks berupa arti atau makna tertentu yang berkaitan dengan simbol. Metode semiotik dinilai cocok diteliti dalam film PK karena dalam film PK terdapat tanda dan lambang mengenai pluralitas agama, seperti ritual beragama, pakaian yang digunakan, konsep ketuhanan yang di anut, dan sebagainya. Penelitian ini mencoba mengetahui penggambaran pluralitas agama dalam film PK. I.2. Rumusan Masalah Melalui latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka rumusan masalah yang dapat dibuat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana penggambaran pluralitas agama di India dalam film PK?

11 I.3. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui penggambaran pluralitas agama di India dalam film PK I.4. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu objek penelitian yang diteliti adalah pluralitas agama dengan subjek penelitiannya yaitu film PK, dengan menggunakan metode Semiotik milik Charles Sanders Pierce. I.5. Manfaat penelitian Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat yang sekiranya dapat menjadi sumbangsih terhadap pemikiran dan pengembangan ilmu komunikasi: I.5.1. Teori/akademis Bermanfaat untuk menambah literatur penelitian kualitatif dan bagi pengembangan Ilmu Komunikasi khususnya dalam bidang media perfilman, dalam hal menggambarkan pluralitas agama dalam film. I.5.2. Praktis Dalam manfaat praktis, diharapkan penelitian ini dapat memberi pengetahuan baru mengenai pentingnya simbol, tanda dan lambang dalam sebuah karya film dan sebagai pembelajaran agar pembuat film dapat membuat film mengenai pluralitas agama yang berkualitas ke depannya.