L Pendahuluan PEMANFAATAN TANAMAN JAHE SECARA OPTIMAL PudjiWidodo Faku ltas Biologi Un iversitas Jenderal Soedi rman Purwokerto Jl Dr Soeparno 63 Purwokerto 53122 Email: pwidodo(dunsoed.ac.id Jahe merupakan bahan baku obat tradisional maupun fitofarmaka yang memberikan peranan cukup berarti dalam penyerapan tenaga kerja dan penerimaan devisa negara. Jahe merupakan salah satu komoditas ekspor rempah-rempah lndonesia yang dikemas berupa jahe segar, asinan (jahe putih besar), jahe kering (jahe putih besar, kecil dan jahe merah), maupun minyak atsiri dari jahe putih kecil (jahe emprit) dan jahe merah. Pada tahun L998, ekspor jahe lndonesia mencapai 32.807 ton dengan nilai nominal US S 9.286.161. Tahun 2003 turun menjadi 7.47Oton dengan nilai US $ 3.930.317 karena mutu yang tidak memenuhi standar. Volume permintaan jahe terus meningkat sesuai dengan permintaan produk jahe dunia serta makin berkembangnya industri makanan dan minuman di dalam negeri yang menggunakan bahan baku jahe. Permintaan jahe mengalami peningkatan setiap tahun. Kondisi ini di lndonesia, direspon dengan makin berkembangnya areal penanaman dan munculnya berbagai produk jahe. Dari ke 1-3 ekspor andalan lndonesia, jahe merupakan andalan ekspor tertinggi (Amelia, 2009). Kebutuhan jahe untuk industri domestik adalah 5000 ton per tahun (kopbpto, 2OO2). Di lndonesia, hasil olahan jahe seperti sekoteng, bandrek, dan wedang jahe merupakan minuman yang digemari karena mampu memberikan rasa hangat di malam hari, terutama di daerah pegunungan. Terdapat beberapa hasil pengolahan jahe yang terdapat di pasaran, yaitu: jahe kering, awetan jahe, jahe bubuk, minyak jahe, dan oleoresin jahe (Harmono & Andoko, 2005). Selain dipasarkan dalam bentuk olahan jahe, juga dipasarkan dalam bentuk jahe segar, yaitu setelah panen, jahe dibersihkan dan dijual kepasaran. Varietas atau Kultivar jahe Ada tiga kultivar jahe yaitu 1-) Jahe Gajah atau Jahe Badak yang memiliki rimpang lebih besar dan gemuk, ruas rimpang lebih menggembung dari jenis jahe lainnya. Jenis jahe ini dapat dipanen ketika jahe berumur muda' maupun berumur tua dan sangat baik diolah menjadi minuman langsung jahe segar atau diolah menjadi beberapa macam olahan minuman atau obat-obatan. Jahe ini sering disebut juga Jahe putih atau kuning besar. 2. Jahe Sunti atau Jahe Emprit yang memiliki sedikit perbedaan dengan tanaman jahe gajah, yakni memiliki ruas kecil, agak merata dan agak sedikit menggembung. Jahe putih kecil ini dapat dipanen ketika berusia tua. Tetapi kandungan minyak atsirinya lebih tinggi daripada jahe gajah sehingga jahe sunti memiliki rasa jahe yang lebih pedas dan memiliki serat tinggi daripada jahe gajah. Jahe Sunti atau jahe emprit cocok untuk dibuat ramuan atau resep obat-obatan atau untuk diolah dan diubah menjadi ekstrak Oleoresin dan minyak atsirinya. Jahe ini sering juga disebut Jahe putih atau kuning kecil.
3)' Jahe merah. Jahe merah memiliki rimpang berwarna merah dan lebih kecil daripada jenis jahe yang lainnya. Jahe merah dapat dipanen ketika tanaman sudah tua karena akan semakin banyak kandungan minyak atsirinya daripada kedua jenis jahe putih tersebut. Manfaat jahe merah yaitu dapat diolah menjadi sajian minuman yang menghangatkan tubuh, minuman segar, minuman dalam bentuk bubuk, obat-obatan dalam bentuk kapsul atau pil, dan campuran dalam beberapa jenis makanan. Pemanfaatan L. Obat batuk Tiga rimpang jahe sebesar ibu jari direbus dalam dua gelas air, dididihkan sampai airnya kurang dari segelas. Air diminum dua kali sehari, pagi dan sore. 2. Obat masuk angin Tiga rimpang jahe sebesar ibu jari dimemearkan, dimasukkan ke dalam dua gelas air, lalu dimasukkan gula aren. Campuran tersebut dididihkan sampai airnya tinggal setengah gelas. selanjutnya campuran tersebut disaring dimasukkan ke dalam gelas. Airnya diminum dalam keadaan masih hangat dua kali sehari 3. Obat kepala pusing Tiga rimpang jahe sebesar ibujari dibakar dan dimemarkan. Selanjutnya disedu dengan segelas air dan dicampur dengan sedikit madu atau gula aren. Lalu diminum semuanya. 4. Obat sakit pinggang Tiga rimpang jahe sebesar ibujari diparut lalu ditambah asam jawa yang sudah masa( dicampur sampai merata. oleskan campuran tersebut pada bagian yang sakit. 5. Obat pegal-pegal Dua rimpang jahe sebesar ibu jari dibakar, dikupas, dan dimemarkan. Rimpang direbus dengan dua gelas susu segar' Selanjutnya jahe susu tersebut diminum dua kali sehari, pagi dan sore. 6. Obat lemah syahwat Dua rimpang jahe sebesar ibujari diparut dan ditambahkan segelas air masak. Jahe diperas, ditambah air perasan satu jeruk nipis dan kuning telur ayam kampung. selanjutnya dicampur dengan sesendok teh bubuk kopi, sesendok makan madu, dan sedikit bubuk lada. semua ramuan diaduk dan diminum seminggu sekali. 7. Obat penambah vitalitas Lima belas gram jahe merah, 15 g ginseng, 15 g cabe jawa, 20 g lada hitam, dan 4 galas air lalu direbus sampai tinggal 2 gelas. satu gelas ramuan tersebut ditambah 1 kuning telur dan 2 sendok makan madu murni. Diminum dua kaliseharipagidan sore.
Penanaman Secara umum jahe diperbanyak secara vegetatif dengan rimpangnya. Bibit jahe yang berkualitas diperoleh dari tanaman induk tua yang sekurangnya berumur 10 bulan, ditandai dengan daun tanaman yang sudah kering dan mati pada semua bagian tanamannya. Rimpang yang akan ditanam sekurangnya harus memiliki dua mata tunas, tidak boleh cacat atau terserang penyakit. Dalam satu hektar dibutuhkan kira-kira 1,2 ton rimpang bibit jahe. Sebelum penanaman, lahan harus diolah dan dibuat bedengan untuk memperbaiki struktur tanah, mempercepat pelapukan, memberantas gulma, membalik dan mempertebal lapisan tanah atas, meratakan tanah serta memperbaiki drainase. Sementara pembuatan bedengan bertujuan untuk memperoleh lapisan tanah atas yang tebal dan memudahkan pemeliharaan tanaman. Jahe gajah ditanam awal musim penghujan dengan pola tanam secara monokultur atau tumpangsari. Pola tanam tumpangsari dapat dilakukan antara tanaman jahe gajah dengan tanaman yang lain misalnya bawang merah atau cabe rawit. Tujuan tumpangsari adalah untuk meningkatkan hasil produksi dan pendapatan. Agar pertumbuhan jahe maximal maka perlu dilakukan pemeliharaan tanaman. Salah satunya adalah dengan memperhatikan sistem pengairan terutama selama fase pertumbuhan awal karena jahe gajah butuh air yang memadai. Pengairan harus dilakukan secara terus-menerus dan dikurangi hingga fase penuaan rimpang. Tanah yang terlalu basah membuat rimpang busuk. Hama dan penyakit tanaman Hama yang sering menyerang tanaman jahe adalah lalat rimpang Mimegrola coeruleifrons yang memakan seluruh bagian rimpangnya. Lalat rimpang Eumerus figurons Walker yang memakan bagian lunak rimpang menyebabkan tanaman layu dan keropos serta lalat Lamprolonchaea sp yang menyerang rimpang hingga menjadi busuk. Penyakit yang sering menyerang adalah bakteri Pseudomonas zingiberi, Cendawan Phyllosticta zingiberi yang dapat menyebabkan daun rusak, menguning kemudian mengecil dan Cendawan Pythium yang menyebabkan pembusukan rimpang jahe yaitu busuk basah atau busuk lunak, menyebabkan bagian pangkal batang semu membusuk dan rebah. Pemanenan Jahe gajah dipanen bila telah tua dan berumur minimal 10 bulan. Ciri fisik yang nampak yaitu apabila rimpang ditekan terasa sangat keras dan susah untuk dikelupas kulitnya dengan tangan. Warna pada kulit luar kelihatan segar kekuningan, mengkilat dan tidak ada warna kemerahan pada uiung rimpang. Jahe gajah yang dipanen muda dapat dimanfaatkan untuk asinan, dilakukan saat tanaman berurnur 3-4 bulan. Ciri-ciri fisik yang nampak adalah rumpun tanaman masih hijau, rimpang gemuk, ujung-ujung rimpang masih berwarna kemerah-merahan, beranak banyak dan bila rimpang dipotong maka belum kelihatan serat-seratnya.
Jahe gajah dipanen dengan membongkar tanah secara keseluruhan menggunakan garpu tangan. Pembongkaran tidak dianjurkan memakai cangkul agar dapat dihindari jahe terpotong karena tercangkul. Jahe yang patah atau rusak menyebabkan masuk ke grade export yang lebih rendah yang berarti nilaijualnya menjadi rendah pula. Penutup Bertanam jahe merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan kita. Dengan bertanam jahe kita dapat: 1) menyediakan tanaman obat serba guna yang siap pakai bila dibutuhkan kapan saja, 2) meningkatkan pendapatan dengan menjualnya baik sebagai bahan jamu di pasar maupun dikirim ke pabrik jamu, 3) meningkatkan kualitas lingkungan hidup kita karena udara di sekitar pekarangan menjadi segar dan banyak oksigen. Daftar pustaka Amelia, F. 2009. Analisis daya saing jahe lndonesia di pasar internasional. Departemen llmu Ekonomi. Fakultas Ekonomidan Manajemen. lnstitut Pertanian Bogor. Bogor. Harmono, STP dan A. Andoko. 2005. Budidaya dan Peluang Bisnis Jahe, Penerbit Agromedia Pustaka. Jakarta. Kopbpto. 2OA2. Kebutuhan industri obat tradisional lndonesia akan berbagai jenis biofarmaka. BPTO. Tawangmangu.
Eksportir Jahe L. CV Karya Niaga JlTanjung 17 Semarang Telp. (024) 541558 2. CV Duta Maju Lancar Jl Mangunsarkoro 10 Panggung Jepara Jahe diklasifikasikan menjadi 3 kelas mutu. Syarat umum 1. Kesegaran jahe: segar 2. Rimpang bertunas: tidak ada 3. Kenampakan irisan melintang: cerah 4. Bentuk rimpang: utuh 5. Serangga hidup: bebas Syarat khusus t. Ukuran berat mutu L,250 g per rimpang; mutu ll 150-249 g per rimpang, mutu lll 2. Rimpang terkelupas mutu l, ll dan lll = 0% 3. Benda asing, mutu I dan ll0%, mutu lll 3% 4. Rimpang berkapang (rimpang/jumlah rimpang) mutu ldan ll0%, mutu lll<10%