1 PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB IV PEMBAHAS AN. Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek (Bapepam). Penerapan Pengakuan Pendapatan Perusahaan. ketentuan dalam kontrak.

I. PENDAHULUAN. memiliki keunggulan kompetitif dapat mempertahankan dan atau. memiliki ketersediaan barang yang dijual pada setiap saat ketika pesanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB II BAHAN RUJUKAN

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

Rencana Bisnis [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun]

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap pendiri perusahaan atau pemilik perusahaan pasti mengharapkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANGGARAN KAS 1. PENGERTIAN 2. TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis terasa semakin ketat, hal tersebut juga dapat

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

Media Infokom, CV Neraca per 31/12/00

Catatan 31 Maret Maret 2010

(OVERVIEW) LAPORAN KEUANGAN & SIKLUS AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN STRUKTUR ORGANISASI PT ANGKASA PURA II (PERSERO)

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16).

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tujuan didirikan perusahaan, yang pertama adalah untuk UKDW

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JUMLAH AKTIVA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB II LANDASAN TEORI

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan kinerja perusahaan, karena working capital merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya yang telah jatuh tempo. Dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

Motif Penahanan Kas John Maynard Keynes

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

BAB II LANDASAN TEORI

IAS 7 Laporan Arus Kas

BAB I Pendahuluan. Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan sebuah komitmen, yang dapat berupa uang atau resources. a. Kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

JUMLAH ASET LANCAR

Akuntansi Biaya. Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. SEPATU BATA Tbk. Di Susun oleh : DENNIS 3 EB

BAB II LANDASAN TEORI

METODE HARGA POKOK PESANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan pembahasan atas laporan keuangan PT Sari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bahayangkara Jaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

Transkripsi:

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Manajemen modal kerja adalah salah satu aktivitas penting dalam mengelola perusahaan. Pengelolaan modal kerja yang baik akan menentukan keberlangsungan operasional perusahaan (Raheman 2012) dan meningkatkan profitabilitas perusahaan (Baveld 2012). Jumlah modal kerja yang cukup akan menjamin perusahaan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mulai dari pembelian bahan baku sampai dengan realisasi penerimaan kas. Periode yang diperlukan untuk mengkonversi bahan baku menjadi barang jadi, dijual sampai diterimanya kas dikenal sebagai siklus operasi atau siklus kas. Namun jumlah modal kerja yang berlebihan juga tidak baik bagi perusahaan, karena menunjukan adanya dana yang tidak produktif tertanam pada aktiva lancar. Sebaliknya kekurangan modal kerja menunjukan adanya kesulitan likuiditas perusahaan. Sehat tidaknya kondisi keuangan perusahaan tergantung pada efektivitas manajemen modal kerja (Pham 2013; Rehn 2012). Perencanaan modal kerja dibuat secara tahunan bersamaan dengan perencanaan keuntungan yang akan dicapai. Perencanaan modal kerja dan keuntungan dibuat berdasarkan informasi keuangan tahun lalu dan asumsi-asumsi keuangan yang menggambarkan kondisi bisnis masa depan. Pimpinan perusahaan menetapkan jumlah modal kerja dan keuntungan yang akan dicapai kepada seluruh manager divisi yang ada di perusahaan. Manajer divisi diberikan arahan pencapaian target secara jelas melalui anggaran yang diberikan kepada bawahan secara top down approach (Darun 2011). Perencanaan keuntungan yang ditetapkan akan menentukan tingkat penjualan yang akan dicapai, jumlah persediaan yang dibutuhkan, jumlah output barang jadi, perencanaan biaya produksi, biaya penjualan, biaya administrasi dan sebagainya yang pada akhirnya akan menentukan jumlah modal kerja yang dibutuhkan untuk satu tahun. Dengan demikian, manajemen modal kerja adalah akivitas yang melibatkan beberapa divisi terkait yang meliputi divisi pembelian, logistik, produksi, penjualan dan keuangan (Monto 2013). Tujuan akhir dari perusahaan adalah meningkatkan nilai kekayaan pemegang saham dengan cara meningkatkan keuntungan perusahaan. Namun peningkatan keuntungan semata tanpa memperhatikan likuiditas perusahaan justru akan membahayakan perusahaan. Pencapaian penjualan setinggi-tingginya tanpa diimbangi dengan manajemen piutang yang baik, perusahaan akan mengalami over trading yaitu melakukan transaksi penjualan sebanyak-banyaknya melebihi kecukupan modal kerja sehingga akan menghadapi kondisi dalam jangka waktu tertentu tidak bisa melakukan penagihan karena macetnya pembayaran dari pelanggan sehingga tidak bisa melunasi segera hutang jangka pendek. Oleh karena itu sangat penting bagi perusahaan mempercepat conversion cash cycle sehingga bisa meningkatkan cash holding (Zhang 2011). Cash is the king adalah elemen sentral dalam siklus operasional setiap perusahaan (Finau 2011). Miswanto (2012), menyatakan dalam mengelola modal kerja, ada dua masalah kunci dalam penentuan tingkat aktiva lancar yang optimal yaitu masalah likuiditas dan trade off antara profitabilitas dan resiko. Mekonnen (2011)

2 menyatakan ada hubungan negatif antara likuiditas dan profitabilitas. Mengesha (2014) menyatakan dengan memperlambat pembayaran, mempercepat penerimaan, dan meminimalkan jumlah persediaan bisa meningkatkan performa perusahaan. Penentuan jumlah aktiva lancar yang optimal adalah mencari keseimbangan antara likuiditas dan laba maksimum yang diinginkan perusahaan. PT XYZ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi benang jahit (sewing thread), merupakan bagian dari industri tekstil memiliki tingkat persaingan yang cukup tinggi. Sebagai perusahaan yang mensuplai bahan baku benang untuk industri tekstil dan produk tekstil (TPT), tentu tidak terlepas dari kondisi industri TPT secara keseluruhan dan kondisi ekonomi makro yang mempengaruhi industri itu sendiri. Naik turunnya permintaan tekstil dan produk tekstil akan mempengaruhi tingkat produksi tekstil dan produk tekstil yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat kebutuhan bahan baku benang jahit. Sebagian besar produksi PT XYZ berdasarkan pesanan (made to order) sehingga kebutuhan modal kerja berfluktuasi sesuai dengan pesanan yang diperoleh dari pelanggan. Perencanaan laba dan manajemen modal kerja yang baik sangat menentukan kemampuan perusahaan untuk terus beroperasi dan bersaing dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dan menarik pelanggan baru. Dalam membuat perencanaan laba dan modal kerja, manajemen juga mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi makro seperti tingkat inflasi dan kurs Rupiah per Dollar Amerika. Tingkat inflasi dipakai dalam perencanaan biaya produksi, biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum. Kurs Rupiah per Dollar Amerika digunakan untuk mengkonversi pos pendapatan dan biaya serta neraca ke dalam mata uang fungsional Dollar Amerika. Menurut Mehtab (2013) ada eksposur transaksi (transaction exposure) dan translasi (translation exposure) dalam pencatatan transaksi dengan mata uang asing. Laba rugi yang timbul dari transaksi pembayaran mata uang asing akan dimasukan sebagai laba atau rugi bersih pada periode terjadinya transaksi. Laba rugi yang timbul akibat dari translasi laporan keuangan dimasukan sebagai comprehensive income. Eksposur transaksi dan translasi tersebut akan berdampak terhadap tingkat keuntungan dan kebutuhan modal kerja perusahaan. Kenaikan upah minimum adalah salah satu faktor yang bisa memicu inflasi. Sesuai Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, mensyaratkan bahwa pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum. Bagi pengusaha yang tidak mampu membayar upah minimum dapat melakukan penangguhan. Hal ini sebagaimana diatur dalam Kepmenakertrans No: KEP. 231/MEN/2003 tentang tata cara penangguhan pelaksanaan upah minimum. Bagi perusahaan manufaktur dengan total karyawan sekitar 1 022 orang, kenaikan upah minimum akan mempengaruhi dalam penyusunan perencanaan biaya. Kenaikan upah minimum tidak hanya akan menambah gaji pokok, tetapi juga biaya karyawan lainnya, seperti biaya tunjangan karyawan, biaya cadangan pensiun, biaya jasa tenaga kerja dan biaya lainnya akan turut meningkat. Begitu pula kenaikan tarif dasar listrik sangat mempengaruhi bisnis, karena biaya tersebut akan menambah biaya produksi. Kenaikan tarif listrik sebesar 39 persen secara bertahap di tahun 2014 menekan keuntungan perusahaan. Untuk mencapai target keuntungan yang diharapkan, konsekuensi dari kenaikan biaya produksi, perusahaan akan menaikan harga jual produk. Dari sisi permintaan, kenaikan harga jual justru akan mengurangi permintaan. Penurunan jumlah

3 permintaan akan mempengaruhi tingkat produksi perusahaan, sehingga sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan laba dan kebutuhan modal kerja secara efisien agar bisa menjamin keberlangsungan bisnis. Perumusan Masalah Biaya upah dan listrik adalah bagian dari biaya produksi dan secara langsung menambah harga pokok produksi barang jadi. Biaya upah di perusahaan adalah biaya upah langsung karyawan bagian produksi yang terdiri dari operator mesin, karyawan bagian pemeliharaan mesin, dan tenaga administrasi yang menunjang kegiatan produksi dan pemeliharaan mesin. Sebagian besar status karyawan adalah karyawan tetap dengan gaji tetap dibayar secara bulanan, sehingga biaya upah tidak secara langsung dipengaruhi oleh volume produksi. Tenaga listrik dipakai untuk menghidupkan mesin produksi, sehingga biaya listrik akan dipengaruhi oleh lamanya pemakaian listrik dalam menghasilkan output produksi. Kenaikan upah minimum dan tarif listrik yang ditetapkan pemerintah tidak dapat dihindari, sehingga biaya tersebut menjadi perhatian manajemen perusahaan. Konsekuensi dari kenaikan upah minimum akan berdampak pada meningkatnya biaya gaji, biaya lembur, biaya cadangan pensiun, biaya tunjangan karyawan, biaya tenaga outsourcing, dan biaya karyawan lainnya yang akan menambah biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. Pada Tabel 1 terlihat kenaikan biaya tenaga kerja langsung dan listrik terjadi setiap tahun. Tabel 1 Biaya tenaga kerja langsung dan listrik pada PT XYZ Biaya Tenaga kerja Listrik 2013 % tahun sebelumnya 147.36 115.32 Ribu Rupiah 29 130 860 11 214 881 2012 Ribu Rupiah 19 768 314 9 724 952 % tahun sebelumnya 108.98 104.45 2011 Ribu Rupiah 18 138 910 9 310 213 % tahun sebelumnya 115.71 104.58 2010 Ribu Rupiah 15 676 445 8 902 492 % tahun sebelumnya 124.45 125.15 2009 Ribu Rupiah 12 596 609 7 113 181 Sumber: Laporan keuangan PT XYZ Naik turunnya kurs Rupiah per Dollar Amerika akan mempengaruhi laporan neraca dan laba rugi perusahaan. Pelaporan keuangan perusahaaan menggunakan mata uang fungsional Dollar Amerika, sehingga seluruh transaksi dalam mata uang Rupiah atau mata uang selain Dollar Amerika akan dikonversi ke mata uang fungsional Dollar Amerika. Depresiasi Rupiah terhadap Dollar Amerika akan berdampak pada penurunan nilai pos aset dan kewajiban pada laporan neraca maupun pos pendapatan dan biaya pada laporan laba rugi. Penurunan nilai aset dan kewajiban akan menimbulkan selisih untung atau rugi (exchange gain or loss) akibat dari translasi ke mata uang fungsional Dollar Amerika. Tabel 2 memberikan gambaran naik turunnya kurs Rupiah per Dollar Amerika dapat

4 mempengaruhi nilai exchange gain or loss akibat dari translasi pos aset dan kewajiban pada tahun 2012 dan 2013, walaupun dampak yang dihasilkan bisa untung atau rugi tergantung dari posisi saldo Rupiah pos aset dan kewajiban. Tabel 2 Fluktuasi exchange gain or loss di PT XYZ 2012 2013 Bulan Exchange gain / loss Exchange gain / loss Kurs Rp / Usd (Usd) (Usd) Kurs Rp / Usd Jan -40 411 9 109-26 880 9 687 Feb -55 052 9 026 85 352 9 687 Mar -40 605 9 165-2 676 9 709 Apr 40 424 9 175-37 118 9 724 May 6 789 9 290-10 056 9 761 Jun -142 160 9 451 42 966 9 882 Jul -27 970 9 455 102 706 10 073 Aug -22 477 9 500 154 639 10 573 Sep -16 569 9 566 186 872 11 346 Oct -4 791 9 596 75 861 11 367 Nov 36 991 9 628 29 686 11 613 Dec 49 334 9 646 93 899 12 087 Sumber: Laporan keuangan PT XYZ Sebagian besar transaksi perusahaan dilakukan dalam mata uang Dollar Amerika mencakup pembelian bahan baku, penjualan, biaya jasa produksi, biaya grup, dan lain-lain. Transaksi dalam mata uang Rupiah terdiri dari pembayaran gaji, pembayaran pajak (Ppn, Pph, dan Pajak Perusahaan), cadangan dana pensiun, pembayaran pemasok lokal, biaya sewa, biaya energi, biaya sewa dan lain-lain. Sebagian kecil transaksi dilakukan dalam mata uang Euro, GBP, CHF, JPY, dan lainnya. Dari uraian tersebut terlihat bahwa kurs Rupiah per Dollar Amerika, biaya upah, dan listrik akan mempengaruhi nilai pada pos neraca maupun laba rugi. Perubahan posisi keuangan turut merubah rasio keuangan sebagai indikator kinerja keuangan. Ketiga faktor eksternal tersebut tidak bisa dihindari, namun dampak kerugian yang timbul bisa dihindari dengan melakukan manajemen modal kerja yang baik sehingga bisa meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Atas dasar tersebut maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh kurs Rupiah per Dollar Amerika, kenaikan upah per tenaga kerja dan biaya listrik per Kwh terhadap modal kerja bersih perusahaan. 2. Bagaimana pengaruh kurs Rupiah per Dollar Amerika, kenaikan upah per tenaga kerja dan biaya listrik per Kwh terhadap profitabilitas perusahaan. 3. Bagaimana mengukur rasio keuangan dalam mata uang fungsional Dollar Amerika sebagai dasar dalam mengelola modal kerja perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.

5 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Menganalisis pengaruh kurs Rupiah per Dollar Amerika, kenaikan upah per tenaga kerja dan listrik per Kwh terhadap modal kerja bersih perusahaan. 2. Menganalisis pengaruh kurs Rupiah per Dollar Amerika, kenaikan upah per tenaga kerja dan listrik per kwh terhadap profitabilitas perusahaan. 3. Menganalisis rasio keuangan dan variabel-variabel manajemen modal kerja berupa umur piutang usaha, persediaan, dan umur hutang usaha serta pengaruh perubahan kurs Rupiah per Dollar Amerika terhadap profitabilitas perusahaan. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna bagi berbagai pihak, yaitu: 1. Bagi manajemen perusahaan akan memberikan informasi yang lengkap tentang kinerja perusahaan dan dampaknya setelah pemberlakuan upah minimum, kenaikan tarif listrik dan pengaruh kurs Rupiah per Dollar Amerika. Analisis dampak ini dapat dijadikan acuan bagi manajemen dalam melakukan antisipasi dan pengelolaan keuangan yang lebih baik. 2. Bagi masyarakat umum dan industri, penelitian akan memberikan tambahan wawasan pengetahuan dan acuan dalam menyusun kebijakan perusahaan. 3. Bagi penulis akan memberikan pemahaman yang mendalam tentang penerapan ilmu Manajemen Keuangan dalam perusahaan. 2 TINJAUAN PUSTAKA Konsep Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2007), cost adalah nilai kas atau setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang memberi manfaat sekarang atau masa yang akan datang. Sedangkan expenses adalah cost yang telah dipakai (expired cost). Pada setiap akhir periode expenses dikurangkan dari penghasilan (revenue) dalam laporan laba rugi untuk menentukan laba (profit). Menurut Horngren et.al (2009) cost adalah sumber yang dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Bustami dan Nurlela (2013), biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan mata uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Beban atau expense adalah biaya yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Objek biaya atau tujuan biaya (cost objective) adalah tempat dimana biaya atau aktivitas diakumulasikan atau diukur. Jika objek biaya yang digunakan

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan SB-IPB