II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DIHALUSKAN (TEPUNG) DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

cair (Djarwati et al., 1993) dan 0,114 ton onggok (Chardialani, 2008). Ciptadi dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah mempunyai banyak dampak pada manusia dan lingkungan antara lain

KUALITAS BIOETANOL LIMBAH PADAT BASAH TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk bertekstur garing dan

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketela pohon merupakan tanaman yang sudah tidak asing lagi bagi

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

TANAMAN PENGHASIL PATI

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka termasuk industri hilir, di mana industri ini melakukan proses pengolahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PROSES PEMBUATAN PATI UBI KAYU (TAPIOKA) BERBASIS NERACA MASSA

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

PELUANG BISNIS MELALUI NATA DE CASSAVA. Bab I Pendahuluan. Abstrak

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN. (Artocarpus altilis)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

BIOETANOL DARI PATI (UBI KAYU/SINGKONG) 3/8/2012

BAB I PENDAHULUAN. yang penting sebagai penghasil sumber bahan pangan, bahan baku makanan,

PRODUKSI CASSAVA SOUR STARCH DENGAN VARIASI MEDIA STARTER BAKTERI ASAM LAKTAT DAN LAMA FERMENTASI

I PEDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

PENDAHULUAN. yang berasal dari bagian biji pada kebanyakan tanaman lebih banyak. diantaranya adalah daun singkong (Manihot utilisima).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pohonan tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya

UJI GLUKOSA DAN ORGANOLEPTIK KUE BOLU DARI PENAMBAHAN TEPUNG GAPLEK DAN BEKATUL SKRIPSI

KADAR BIOETANOL LIMBAH PADAT BASAH TAPIOKA (DIENDAPKAN 5 HARI) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Konsumsi tempe rata-rata per orang per

BAB I PENDAHULUAN. masih bertumpu pada beras. Meskipun di beberapa daerah sebagian kecil penduduk

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan problema sampai saat ini. Di musim kemarau hijauan makanan ternak

BAB I PENDAHULUAN. komersial dilakukan secara setahap dengan hasil samping berupa dedak

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. tapioka, tepung terigu, tepung singkong, tepung jagung dan lain sebagainya. Beras

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad ke 21 perkembangan masyarakat di dunia menunjukkan adanya perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan taksonomi kapang Rhizopus oligosporus menurut Lendecker

KUALITAS NATA DE CASSAVA LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ketela

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak bisa dipisahkan yaitu pertama, pilar pertanian primer (on-farm

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Talas (Colocasia esculenta (L) Schot), termasuk genus Colocasia monokotiledon

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyebaran ubi kayu atau singkong ke seluruh wilayah nusantara terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. populer di Indonesia. Buah dengan julukan The King of fruits ini termasuk dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan palawija sumber karbohidrat yang memegang peranan penting kedua setelah beras.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian yang sangat

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

ANALISIS KADAR BIOETANOL DAN GLUKOSA PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA KARET (Monihot glaziovii Muell) DENGAN PENAMBAHAN H 2 SO 4

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa merupakan komoditas penting bagi rakyat Indonesia dan

Gambar 1.1. Tanaman Sagu Spesies Mitroxylon Sago

Pengeringan Untuk Pengawetan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karbohidrat biji jagung manis juga fraksi-fraksi gula bebas sebesar 1%-3% yang

24/05/2013. Produksi Bersih (sebuah pengantar) PENDAHULUAN. Produksi Bersih (PB) PB Merupakan pendekatan yang cost-effective

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kacang koro pedang mempunyai kandungan karbohidrat (66,1%) dan

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Ubi Kayu Ubi kayu yang sering pula disebut singkong atau ketela pohon merupakan salah satu tanaman penghasil bahan makanan pokok di Indonesia. Tanaman ini tersebar dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi, dan Sumatera. Singkong di Indonesia menduduki urutan ke-3 diantara empat produksi pangan yang utama, antara lain padi, jagung, singkong dan ubi jalar (Prasetyana, 2009). Gambar 1. Ubi kayu

8 Secara taksonomi klasifikasi ketela pohon, yaitu sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae Classis : Dicotyledoneae Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Manihot Species : Manihot utilissima pohl (Lingga, dkk,. 1989) 2.2 Tapioka Tapioka adalah pati yang diperoleh dari umbi tanaman ubi kayu (Manihot utilissima). Tapioka sering pula dikenal sebagai tapioca flour atau tepung tapioka. Ada banyak nama lain dari tapioka yang umumnya disesuaikan dengan sebutan ubi kayu yang juga berbeda-beda, misalnya pati kanji, pati ubi kayu, pati cassava, pati singkong, dan pati pohong. Pati merupakan polisakarida yang tersusun oleh molekul glukosa yang terdiri dari molekul amilosa dan amilopektin berbentuk makromolekul, tidak bermuatan, berbentuk granula yang padat dan tidak larut dalam air dingin. Jika dipanaskan akan mengalami gelatinasi dalam keadaan kering berwarna putih dan dalam bentuk gelatin berwarna opak (Hartati dan Prana, 2003). Sebagaimana lazimnya terjadi pada proses produksi, pembuatan tapioka juga menghasilkan limbah. Limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan tapioka termasuk limbah biologis atau organik yang padat. (Tillman, dkk.,1991).

9 Gambar 2. Tapioka 2.3 Onggok Salah satu contoh limbah industri pangan yang menimbulkan pencemaran lingkungan adalah limbah industri tapioka. Di Indonesia industri tapioka tersebar di beberapa daerah antara lain di pulau Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. Provinsi Lampung merupakan salah satu wilayah penghasil utama singkong, dengan tingkat konsumsi singkong untuk industri tapioka di Lampung mencapai 4.000-- 5.000 ton perhari (Dinas Pertanian Lampung Timur, 2004). Secara rinci, alur pembuatan tepung tapioka secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 3.

10 Ubi kayu/singkong (1 ton) Pengupasan (manual) Kulit dan kotoran (100 kg) Air (1,5 m 3 ) Pencucian (manual) Limbah cair (1,5 m 3 ) Pemarutan Air Ekstraksi (manual) Pengendapan Ampas onggok basah (400 kg) Limbah cair (8,8 m 3 ) Air untuk pencucian peralatan (0,5 m 3 ) Limbah cair (0,5 m 3 ) Penjemuran Pengepakan Tapioka kasar siap jual (300 kg) Gambar 3. Alur pembuatan tepung tapioka Industri tapioka menghasilkan limbah padat sekitar 10--30% dari berat singkong yang berupa ampas hasil ekstraksi dari pengolahan tepung tapioka (Kosugi, dkk., 2008). Limbah padat tersebut akan menimbulkan bau yang tidak sedap apabila

11 tidak ditangani dengan tepat. Kegunaan dari limbah padat setelah dikeringkan adalah sebagai makanan ternak, pupuk, bahan campuran saus, dan obat nyamuk bakar. Salah satu limbah padat yang dapat digunakan sebagai makanan ternak adalah limbah industri tapioka. Limbah padat tapioka mempunyai kadar air yang cukup tinggi, yaitu sekitar 60-- 70% (Sriroth, dkk., 2000). Kandungan air yang cukup tinggi dalam limbah padat tapioka merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme yang menyebabkan proses pembusukan limbah padat menjadi lebih cepat dan proses pembusukan ini dapat menimbulkan masalah bau pada limbah padat tapioka. Oleh karena itu, diperlukan proses penanganan yang baik dan tepat untuk mengurangi masalah bau tersebut yang sering menimbulkan persoalan dengan masyarakat sekitar pabrik tepung tapioka. Onggok merupakan hasil samping dari pembuatan tepung tapioka yang kandungan proteinnya rendah (kurang dari 5%). Namun dengan teknik pengolahan, kandungan proteinnya dapat ditingkatkan sehingga onggok yang terolah, dapat digunakan sebagai bahan baku pakan ternak (Tarmudji, 2004). Onggok ini merupakan limbah pertanian yang sering menimbulkan masalah lingkungan karena berpotensi sebagai polutan di sekitar pabrik. Onggok yang didapat dari pabrik-pabrik pembuat tepung tapioka berbentuk onggok basah yang masih belum dapat dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak. Onggok ini memiliki moisture content (MC) atau kadar kekeringan antara 85--90%, artinya air yang terkandung di dalam onggok tersebut berkisar 85--90%.

12 Hasil samping dari proses tepung tapioka ini perlu dijemur terlebih dahulu sampai kadar kekeringannya 20% sehingga dapat dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak (Hidayah, dkk., 2010). Gambar 4. Onggok Di provinsi lampung sendiri ada dua cara tradisional yang dilakukan untuk mengeringkan onggok yaitu penjemuran dengan menggunakan alas lantai semen dan penjemuran di atas tanah. Kadar karbohidrat yang dimiliki oleh onggok kering ini mencapai 51,8% (Tarmudji, 2004). Menurut Rasyid, dkk. (1995) onggok merupakan bahan sumber energi yang mempunyai kadar protein kasar rendah, tetapi kaya akan karbohidrat yang mudah dicerna bagi ternak. Mengingat harga onggok murah, maka penggunaannya dalam ransum mampu menurunkan biaya ransum. Proses pengeringan ini akan menghasilkan onggok yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi, tetapi mempunyai kadar protein yang rendah.

13 Onggok dalam keadaan kering mengandung 0,01% asam sianida, sedangkan kandungan zat gizinya adalah 3,6 % protein kasar, 2,19% serat kasar, 0,033% lemak kasar, 0,01% kalsium, 0,033% phospor, dan sisanya karbohidrat (Ikawati, 2006). 2.4 Pengeringan Pengeringan adalah suatu peristiwa perpindahan massa dan energi yang terjadi dalam pemisahan cairan atau kelembaban dari suatu bahan sampai batas kandungan air yang ditentukan dengan menggunakan gas sebagai fluida sumber panas dan penerima uap cairan (Treybal, 1980). Kandungan air bahan yang dikeringkan tersebut dikurangi hingga batas tertentu dimana pertumbuhan mikroba terhambat (Winarno, 1980). Pengeringan pakan memiliki dua tujuan utama. Tujuan pertama sebagai sarana pengawetan makanan. Mikroorganisme yang mengakibatkan kerusakan pakan tidak dapat berkembang dan bertahan hidup pada lingkungan dengan kadar air yang rendah. Selain itu, banyak enzim yang mengakibatkan perubahan kimia pada pakan tidak dapat berfungsi tanpa kehadiran air (Geankoplis, 1993). Tujuan kedua untuk meminimalkan biaya distribusi pakan karena pakan yang telah dikeringkan akan memiliki berat yang lebih rendah dan ukuran yang lebih kecil. Namun demikian, pengeringan juga mempunyai beberapa kerugian, antara lain dapat menyebabkan berubahnya sifat-sifat fisik dan kimiawi bahan yang bersangkutan. Pakan yang dikeringkan akan memiliki kandungan gizi lebih

14 rendah dibanding bahan segarnya. Berkurangnya kadar air akan membuat pakan yang mengandung senyawa-senyawa protein, karbohidrat, lemak, dan mineral dalam konsentrasi yang lebih tinggi, akan tetapi vitamin dan zat warna pada umumnya menjadi rusak (Winarno, 1980). Di Lampung sebagian besar penjemuran dilakukan di atas tanah,selain itu ada juga yang menjemur menggunakan lantai semen. 2.5 Teknik Analisis Kandungan Nutrisi Analisis proksimat merupakan analisis kimia yang dilakukan untuk mengetahui komposisi susunan kimia dan kegunaannya suatu bahan pakan. Cara ini dikembangkan Weende Experiment Station di Jerman oleh Henneberg dan Stokman pada tahun 1865, dengan menggolongkan komponen yang ada pada makanan. Metode ini didasarkan pada komposisi susunan kimia dan kegunaan bahan makanan. Selanjutnya, metode ini terus dipakai dan dikenal dengan nama analisis proksimat. Analisis Proksimat merupakan suatu metode analisis kimia untuk mengidentifikasikan kandungan zat makanan dari suatu bahan pakan atau pangan. Istilah proksimat memiliki pengertian bahwa hasil analisisnya tidak menunjukan angka sesungguhnya, tetapi mempunyai nilai mendekati. Hal ini disebabkan dari komponen praktisi yang dianalisisnya masih mengandung komponen lain yang jumlahnya sangat sedikit yang seharusnya tidak masuk ke dalam fraksi yang dimaksud. Namun demikian analisis kimia ini adalah yang paling ekonomis dan datanya cukup memadai untuk digunakan dalam penelitian dan keperluan praktis..

15 Analisis proksimat digunakan untuk menganalisis beberapa komponen seperti kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar serat kasar, dan kadar protein. 2.6 Uji Organoleptik Uji organoleptik merupakan suatu metode yang digunakan untuk menguji kualitas suatu bahan atau roduk menggunakan panca indra manusia. Jadi dalam hal ini aspek yang diuji dapat berupa warna, rasa, bau dan tekstur. Dalam penilaian bahan pakan sifat yang menentukan diterima atau tidak suatu produk adalah sifat indrawinya. Penilaian indrawi ini ada enam tahap yaitu pertama menerima bahan, mengenali bahan, mengadakan klarifikasi sifat-sifat bahan, mengingat kembali bahan yang telah diamati, dan menguraikan kembali sifat indrawi produk tersebut. Indra yang digunakan dalam menilai sifat indrawi suatu produk adalah 1. Penglihatan yang berhubungan dengan warna kilap, viskositas, ukuran, bentuk, volume kerapatan dan berat jenis, panjang lebar dan diameter serta bentuk bahan. 2. Indra peraba yang berkaitan dengan struktur, tekstur dan konsistensi. Struktur merupakan sifat dari komponen penyusun, tekstur merupakan sensasi tekanan yang dapat diamati dengan mulut atau perabaan dengan jari, dan konsistensi merupakan tebal, tipis dan halus. 3. Indra pembau, pembauan juga dapat digunakan sebagai suatu indikator terjadinya kerusakan pada produk, misalnya ada bau busuk yang menandakan produk tersebut telah mengalami kerusakan.

16 4. Indra pengecap, dalam hal kepekaan rasa, maka rasa manis dapat dengan mudah dirasakan pada ujung lidah, rasa asin pada ujung dan pinggir lidah, rasa asam pada pinggir lidah dan rasapahit pada bagian belakang lidah.