BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bakteri terdapat dimana-mana di dalam tanah, debu, udara, dalam air susu,

Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

PENGENDALIAN MIKROORGANISME

INFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jenis Bakteri Udara Pada Rumah Sakit. yang mengakibatkan infeksi di rumah sakit misalnya Bacillus sp.,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan

Pengawetan dengan Suhu Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh dunia (Anonim, 2004).

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

ANTISEPTIC DAN DESINFEKTAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. bersifat dinamis dan merupakan masalah kesehatan yang sedang dihadapi terutama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

Prinsip pengawetan. Mencegah/memperlambat kerusakan mikrobial. Mencegah/memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk golongan tumbuhan. Jamur bersifat heterotropik yaitu organisme yang tidak

Penambahan jumlah sel pada bakteri dilakukan secara biner (membelah diri) yaitu dari 1 sel membelah menjadi 2 sel yang identik dengan sel induk

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sampai pada dasar laut yang paling dalam. Di dalam air, seperti air

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahan partikulat debu dan tetesan cairan, yang semuanya mengandung. rumah sakit yang bisa menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernafasan bagian atas; beberapa spesiesnya mampu. memproduksi endotoksin. Habitat alaminya adalah tanah, air dan

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN TEORI. kecil dan hanya dapat dilihat di bawah mikroskop atau mikroskop elektron.

BAB I PENDAHULUAN. manusia, tumbuhan, dan hewan di bumi ini selain oksigen, udara juga berfungsi

SANITASI DAN HYGIENE STERILISASI & DESINFEKSI. DINI SURILAYANI, S. Pi., M. Sc.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang

BAB II TINJAUAN TEORI. sehat, baik itu pasien, pengunjung, maupun tenaga medis. Hal tersebut

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan (Volk dan Wheeler, 1990).

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perhatian dari dokter (medical provider) untuk menegakkan diagnosis

Nova Nurfauziawati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Densitas = Jumlah koloni/cawan x 60m/30m x Luas cawan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sanitasi rumah sakit akan terkait erat dengan unsur pelayanan teknis medis

Bagian XIII Infeksi Nosokomial

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah terjadinya infeksi silang yang bisa ditularkan terhadap pasien, dokter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

tekanan tinggi. Akibatnya, dibutuhkan temperatur yang lebih tinggi C atau

SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP SEL VEGETATIF DAN SPORA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap efektivitas hand hygiene berdasarkan angka kuman di RSUD Kota

LAPORAN TETAP HYGIENE SANITASI DAN KEAMANAN INDUSTRI PANGAN UJI PENGARUH SANITASI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN TANGAN PEKERJA

BAB IV. EKOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN

Uji Sanitasi Pekerja Pengolahan Pangan (Uji Rambut)

HIGIENE DAN SANITASI SARANA PP - IRT

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial terjadi di seluruh negara di dunia, salah satunya adalah Indonesia.

PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN UDARA PADA RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT ISLAM PKU MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. makanan. Makanan tradisional seperti yang kita kenal,yaitu tahu, tempe, kecap, tauco, susu

: Clostridium perfringens

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi

BAB VIII INFEKSI NOSOKOMIAL

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

MAKALAH SEMINAR (PTH 1507) PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM (Pleurotus sp.)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GMP (Good Manufacturing Practices) Cara Pengolahan Pangan Yang Baik

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Pseudomonas adalah bakteri oportunistik patogen pada manusia, spesies

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puji Nurhayat, 2015

MENERAPKAN TEKNIK PENGOLAHAN SUHU TINGGI KD 1 PRINSIP-PRINSIP PENGAWETAN DENGAN PENGOLAHAN

BAB I PENDAHULUAN. (Mukarlina et al., 2010). Cabai merah (Capsicum annuum L.) menjadi komoditas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (kontak langsung, melalui makanan minuman maupun udara). Penyakit menular

BAB IV RESPONS MIKROBIA TERHADAP SUHU TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN. penting bagi kelangsungan hidup, modal dasar dan fungsi utama pembangunan

Bacillius cereus siap meracuni nasi anda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya

BAB I PENDAHULUAN. melanda peradaban manusia selama berabad-abad (Pelczar dan Chan, 2007).

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH

DAFTAR ISI. 1.1 Latar belakang Definisi Pengelolaan Linen...5

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

I.PENDAHULUAN. tingkat keparahan luka yang dapat mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dan menjadi dasar demi terwujudnya masyarakat yang sehat jasmani dan rohani.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jenis Bakteri Udara Pada Rumah Sakit Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya bakteri udara kemungkinan terbawa oleh debu, tetesan uap air kering ataupun terhembus oleh tiupan angin. Bakteri yang berasal dari udara biasanya akan menempel pada permukaan tanah, lantai, maupun ruangan. Bakteri yang berasal dari udara terutama yang mengakibatkan infeksi di rumah sakit misalnya Bacillus sp., Staphylococcus sp., Streptococcus sp., Pneumococcus, Coliform, virus hepatitis, Clostridium sp., ( Bibiana,1992). B. Bakteri pada ruang operasi. Ruang operasi merupakan tempat untuk melakukan tindakan atau serangkaian tindakan medik terhadap organ tubuh manusia. Tujuan dilaksanakannya suatu operasi adalah membuang seluruh atau sebagaian organ yang sakit kemudian memulihkan fungsi dari organ tersebut (Lumenta, 1998). Kamar operasi merupakan ruangan tindakan atau serangkaian tindakan yang dilakukan atas tubuh organik (dengan tangan atau instrumen), dengan menolong objek atas lukanya, menyembuhkan, atau mencegah meluasnya penyakit. Salah satu upaya untuk menjaga mutu agar terhindar dari infeksi nosokomial adalah menjaga sanitasi rumah sakit sehingga menciptakan kondisi lingkungan rumah 14

sakit yang nyaman. Upaya pelayanan sanitasi lingkungan rumah sakit tersebut antara lain sterilisasi. Kamar operasi adalah salah satu ruangan yang berisiko untuk terjadi infeksi nosokomial (Ririn Arminsih W. Dewi Susana, Zakianis dan Ema Herawati). C. Pengendalian Bakteri Udara Pengendalian bakteri sangat esensial dan penting di dalam industri dan produksi pangan, obat-obatan, kosmetika dan lainnya. Alasan utama pengendalian organisme adalah : Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi, dan mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme. Bakteri dapat dikendalikan dengan beberapa cara, dapat dengan diminimalisir, dihambat dan dibunuh dengan sarana atau proses fisika atau bahan kimia. Ada beberapa cara untuk mengendalikan jumlah populasi bakteri, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Cleaning (kebersihan) dan Sanitasi Cleaning dan Sanitasi sangat penting di dalam mengurangi jumlah populasi bakteri pada suatu ruang/tempat. Prinsip cleaning dan sanitasi adalah menciptakan lingkungan yang tidak dapat menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sekaligus membunuh sebagian besar populasi mikroba. 2. Desinfeksi Adalah proses pengaplikasian bahan kimia (desinfektans) terhadap peralatan, lantai, dinding atau lainnya untuk membunuh sel vegetatif mikrobial. 15

Desinfeksi diaplikasikan pada benda dan hanya berguna untuk membunuh sel vegetatif saja, tidak mampu membunuh spora. 3. Antiseptis Merupakan aplikasi senyawa kimia yang bersifat antiseptis terhadap tubuh untuk melawan infeksi atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan cara menghancurkan atau menghambat aktivitas mikroba. 4. Sterilisasi Proses menghancurkan semua jenis kehidupan sehingga menjadi steril. Sterilisasi seringkali dilakukan dengan pengaplikasian udara panas. 5. Pengendalian Mikroba dengan Suhu Panas lainnya. 6. Pengendalian Mikroba dengan Radiasi. 7. Pengendalian Mikroba dengan Filtrasi. D. Sterilisari Ruangan Sterilisasi adalah proses (kimia atau fisika) yang digunakan untuk membunuh semua bentuk kehidupan mikroorganisme, untuk menghilangkan pencemaran oleh jasad renik baik hidup maupun mati (Jensen,1998). Cara Sterilisasi dengan menggunakan metode fisika yaitu: 1. Pemanasan Pemanasan merupakan metode sterilisasi yang paling praktis digunakan untuk kebanyakan benda. Sterilisasi dengan cara pemanasan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : Pemanasan Basah yaitu Pemanasan basah yang biasa dilakukan dengan menggunakan autoclave yang menggunakan uap panas dan tekanan 1 atm, atau dengan menggunakan pasteurisasi dengan suhu 65 o C selama 30 menit. 16

Sedangkan Pemanasan Kering yaitu Pemanasan kering yang biasa dilakukan dengan cara sterilisasi denan udara panas/hot air sterilization. 2. Penyaringan Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan substansi yang peka terhadap panas, seperti serum, toksin kuman, dan ekstrak sel. 3. Radiasi Sinar Ultrafiolet Radiasi sinar ultraviolet dapat merusak mikroorganisme menyebabkan kematian. Sinar ultraviolet bersifat letal karena diserap oleh asam nukleat sel. E. Infeksi Nosokomial 1. Pengertian Infeksi Nosokomial Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang terjadi di dalam rumah sakit. Nosokomial berasal dari bahasa Yunani dari kata noso yang artinya penyakit dan komeo yang artinya merawat. Nosokomion berarti tempat untuk merawat atau rumah sakit. Jadi infeksi nosokomial dapat diartikan sebagai infeksi yang diperoleh atau terjadi di rumah sakit. Infeksi nosokomial dikenal pertama kali pada tahun 1847 oleh Semmelweis. Angka infeksi nosokomial yang tercatat di beberapa negara berkisar antara 3,3%-9,2%, artinya sekian persen penderita yang dirawat tertular infeksi nosokomial dan dapat terjadi secara akut ataupun kronik. Saat ini, angka kejadian infeksi nosokomial telah dijadikan patokan mutu pelayanan rumah sakit. Walaupun ilmu pengetahuan tentang mikrobiologi meningkat tetapi banyak orang yang mati karena infeksi nosokomial, hal ini disebabkan semakin meningkatnya pasien-pasien dengan penyakit yang 17

bermacam-macam, bakteri yang resisten terhadap antibiotik, dan adanya jamur dimana-mana. Infeksi nosokomial dapat terjadi karena adanya infeksi yang disebabkan oleh kuman yang didapat dari bahan di lingkungan rumah sakit, dan penderita itu sendiri yang berada di rumah sakit. 2. Cara Penularani Infeksi Nosokomial Cara penularan biasanya diakibatkan karena kontak langsung dengan penderita atau pasien yang ada pada rumah sakit. Sumber infeksi dapat berupa : a. Benda yang bernyawa, misalnya manusia atau binatang. b. Benda tidak bernyawa, benda atau bahan yang terdapat dilingkungan kita dapat berupa debu, udara, dan benda-benda yang telah terkontaminasi. 3. Cara Pencegahan Terjadinya Infeksi Nosokomial Cara pencegahan adanya infeksi nosokomial pada rumah sakit dengan cara penambahan antibiotik, nutrisi yang cukup, vaksinasi, pembersihan atau sterilisasi ruangan agar terhindar dari infeksi nosokmial. 18