ARTIKEL. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Mengikuti Ujian Sarjana Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia OLEH

dokumen-dokumen yang mirip
Farida Mokoginta Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo. Anggota Dakia Supriyadi

BAB I PENDAHULUAN. tentang berbagai genre teks bahasa Indonesia sesuai dengan jenjang pendidikan. bahasa Indonesia (Permendikbud, No 60 tahun 2014).

KEMAMPUAN MENYUSUN TEKS EKSPOSISI PADA SISWA KELAS VIIᴬ SMP NEGERI 3 PAGUYAMAN, KECAMATAN PAGUYAMAN, KABUPATEN BOALEMO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional. Pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

oleh : Arief Ramadhan Budi Aji

BAB 1 PENDAHULUAN. atau kaidah tertentu berdasarkan hasil berpikir ilmiah. Proses berfikir ilmiah terdiri

BAB I PENDAHULUAN. SMP N 2 Banyudono terletak di Jalan Jembungan, Banyudono, Boyolali.

KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

Iin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar Umar, M.Pd. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN 2017/2018. Oleh. Azura. Drs. Syamsul Arif, M.Pd.

KEEFEKTIFAN TEKNIK BRAINWRITING DALAM PEMBELAJARAN MEMPRODUKSI TEKS EKSPLANASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEWON BANTUL DIY SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

BAB I PENDAHULUAN. diri (Chaer dan Agustina, 2010:11). Bahasa sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN menuntut guru untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TEKS DESKRIPSI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN 90 KECAMATAN SIPATANA MENULIS PERCAKAPAN SEDERHANA DALAM BAHASA GORONTALO

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS VII SMPN 13 BANDARLAMPUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

KEEFEKTIFAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 NGLUWAR MAGELANG, JAWA TENGAH

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN. budaya-akademis. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Kualitas Butir Soal Ujian Ditinjau dari Segi Bahasa (Analisis Kualitatif Butir Soal) Syahriandi 1. Abstrak

ABSTRACT. Kata kunci: korelasi, keterampilan membaca pemahaman teks laporan hasil observasi, dan keterampilan menulis teks laporan hasil observasi

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN LATAR BELAKANG SKRIPSI MAHASISWA NON BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Waktu gu Bahasan Instruksional Dosen Mahasiswa Teori Diskusi Total LCD 2,3,8,16. menyimak LCD menjelaskan menyimak LCD 11.

Waktu gu Bahasan Instruksional Dosen Mahasiswa Teori Diskusi Total LCD 2,3,8,16

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam bahasa Indonesia, ejaan memiliki pengertian yang lebih

I. PENDAHULUAN. tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif murni atau

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran merupakan suatu proses belajar seseorang untuk

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian, analisis kesalahan berbahasa Indonesia

PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Menulis atau mengarang ialah kemampuan mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, dalam bentuk tulisan yang disusun secara

PROSIDING SEMNAS KBSP V

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswa dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

ARTIKEL ILMIAH YOPI SANTRI YENI NPM

OLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK

Transkripsi:

KEMAMPUAN MENYUSUN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Mengikuti Ujian Sarjana Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia OLEH JAINAB ARIFIN NIM: 311 410 083 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2014 1

KEMAMPUAN MENYUSUN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA GORONTALO TAHUN AJARAN 2014/2015 2

KEMAMPUAN MENYUSUN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA GORONTALO TAHUN AJARAN 2014/2015 OLEH JAINAB ARIFIN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK Jainab Arifin. 2014. Kemampuan Menyusun Teks Laporan Hasil Observasi pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Kurikum 2013. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Sastra Dan Budaya. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Prof. Dr. Hj. Sayama Malabar, M.Pd dan Pembimbing II Dr. Fatma AR Umar, M.Pd. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana kemampuan menyusun teks laporan hasil observasi berdasarkan struktur isi, unsur kebahasaan, kendala-kendala yang dihadapi, dan upaya yang dilakukan. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menyusun teks laporan hasil observasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kota Gorontalo. Berdasarkan penelitian dapat dikemukakan bahwa siswa menyusun teks laporan hasil observasi dari segi struktur teks berada pada kategori cukup sebanyak 42 % dari jumlah siswa, menyusun teks laporan hasil observasi dari segi isi berada pada kategori cukup sebanyak 42 % dari jumlah siswa, menyusun teks laporan hasil observasi dari segi kosakata berada pada kategori baik sebanyak 39 % dari jumlah siswa, menyusun teks laporan hasil observasi dari segi kalimat berada pada kategori cukup sebanyak 39 % dari jumlah siswa, menyusun teks laporan hasil observasi dari segi ejaan berada pada kategori baik sebanyak 84 % dari jumlah siswa. Disimpulkan bahwa kemampuan menyusun teks laporan hasil observasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kota Gorontalo tahun ajaran 2014/2015 secara keseluruhan berada pada predikat baik dengan nilai rata-rata 60,16. Kata kunci : kemampuan, menyusun teks laporan, hasil observasi PENDAHULUAN Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara umum diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi para siswa. Kemampuan 3

berkomunikasi siswa yang dimaksud adalah menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Secara khusus, tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di SMP memiliki empat tujuan yaitu (1) memiliki sikap religius, (2) memiliki sikap sosial, (3) memiliki pengetahuan yang memadai tentang berbagai genre teks bahasa Indonesia sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuhnya, dan (4) memiliki keterampilan membuat berbagai genre teks bahasa Indonesia (Permendikbud, No 60 tahun 2014). Setiap pengetahuan tentang berbagai genre teks bahasa Indonesia harus diimplementasikan dalam bentuk produk berupa karya siswa. Artinya pengetahuan tersebut harus memberikan manfaat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat karya sesuai dengan genre teks yang dipelajari. Adapun ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia SMP kelas VII meliputi lima jenis teks, yaitu: (1) teks eksposisi, (2) teks laporan hasil observasi, (3) teks tanggapan deskriptif, (4) teks eksplanasi, dan (5) teks cerpen. Bertolak dari ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia tersebut, maka pembelajarannya menggunakan pendekatan berbasis teks. Pendekatan ini bertujuan agar siswa mampu memproduksi dan menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Dalam pembelajaran bahasa yang berbasis teks, bahasa Indonesia diajarkan sekedar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang berfungsi untuk menjadi aktualisasi diri yang penggunaannya pada konteks sosial dan akademis. Oleh sebab itu, guru secara perlahan-lahan harus mengarahkan siswa agar mandiri. Sehingga siswa menguasai model teks yang diajarkan. Hal ini dapat dilakukan siswa melalui kegiatan diskusi, melengkapi teks rumpang, membuat kerangka teks, dan membuat teks yang mirip dengan teks yang diajarkan. Dengan demikian, pembelajaran bahasa Indonesia berlandaskan sebagaimana uraian di atas. Jika pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan sesuai tahapan tersebut, maka siswa akan mampu menguasai pengetahuan dan keterampilan membuat berbagai teks. Namun kenyataan yang sering terjadi di sekolah, banyak terdengar keluhan-keluhan dari para guru pengajar bahasa Indonesia. Salah satu keluhan 4

mereka adalah kurangnya kemampuan mereka mengajarkan bahasa Indonesia berbasis teks, terutama menyusun teks. Hal ini akan berdampak pada proses dan hasil pembelajaran. Salah satunya akan berdampak pada ketidak kemampuan siswa menyusun berbagai teks. Permasalahan Permasalahan dalam penelitian adalah (1) bagaimanakah kemampuan menyusun teks laporan hasil observasi dilihat dari segi struktur isi dalam pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum 2013 siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kota Gorontalo tahun pelajaran 2014/2015, (2) bagaimanakah kemampuan menyusun teks laporan hasil observasi dilihat dari unsur kebahasaan (ejaan, kosakata, dan kalimat) dalam pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum 2013 siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kota Gorontalo tahun pelajaran 2014/2015, (3) apa kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa dalam menyusun teks laporan hasil observasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum 2013 pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kota Gorontalo tahun pelajaran 2014/2015, (4) apa upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kendala menyusun teks laporan observasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum 2013 siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kota Gorontalo tahun pelajaran 2014/2015? KAJIAN TEORI Landasan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu proses belajar mengajar. Menurut Dimyati (2006:200) bahwa evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran hasil belajar. Berdasarkan pengertian evaluasi hasil belajar kita dapat menengarai tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan 5

pembelajaran, di mana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skal nilai berupa huruf, kata atau simbol. 2. Sistem Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 Sistem penilaian hasil belajar merupakan sistem penilaian yang digunakan untuk seorang pendidik dalam menentukan hasil belajar siswa. Namun, dalam Kurikulum 2013 sistem penilaian hasil belajar ada 3 bentuk yang harus dinilai yakni penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Menurut Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 pasal 7 mengemukakan bahwa (a) penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan menggunakan skala penilaian, (b) sikap penilaian sebagaiaman dimaksud pada ayat 1 untuk kompetensi sikap menggunakan rentang predikat sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kurang (K), (c) skala penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 untuk kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan menggunakan rentang angka dan huruf 4,00 (A)-1,00 (D). 3. Teks Laporan Menurut pengertian umum, laporan adalah suatu dokumen sebagai hasil rangkaian kegiatan mencari dan menyajikan informasi mengenai suatu hal tertentu. Rangkaian kegiatan dapat berupa pengamatan, studi, dan penyelidikan. Menurut Kurniawan (2012:31) laporan adalah karangan yang dibuat setelah seseorang melakukan eksperimen, peninjauan, atau survei, observasi, pembacaan dan penelaahan buku, penelitian, dan lain-lain. Informasi yang disampaikan dalam laporan bisa bermacam-macam. Isinya bisa berupa hasil pengkajian atau analisis suatu masalah yang berkembang dimasyarakat atau mengemukakan serta menemukan hasil penelitian. 4. Ciri-ciri Teks Laporan Dalam laporan berisi tentang penyampaian informasi mengenai sebuah masalah yang telah atau tengah diselidiki dalam bentuk fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang akan diambil. Berdasarkan pernyataan tersebut Faurazi (2014) mengatakan ada beberapa ciri-citi teks laporan antara lain 6

a. Laporan bersifat sangat obyektif. b. Bahasa yang digunakan dalam menulis laporan adalah bahasa formal yang baik, jelas, dan teratur. c. Laporan harus benar sistematikanya. Laporan biasanya dibuat atas permintaan dari pihak-pihak tertentu. d. Laporan disusun berdasarkan bidang-bidang atau sub-sub bidang tertentu, dan dibuat berdasarkan permintaan pihak-pihak tertentu. 5. Observasi Pengamatan (observasi) merupakan cara untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati objek secara cermat dan terencana. Objek yang dimaksud di sini dapat berwujud orang (misalnya peserta didik), kegiatan, keadaan benda, dan lain-lain. Penilaian yang dilakukan dengan teknik pengamatan adalah penilaian dengan cara melakukan pengamatan terhadap objek secara langsung, cermat, dan sistematis dengan mendasarkan diri pada rambu-rambu tertentu. Biasanya, kegiatan pengamatan disertai dengan pencatatan terhadap sesuatu diamati. Oleh karena itu, kegiatan pencatatan itu sebenarnya hanya bagian (tuntutan) dari kegiatan pengamatan yang dilakukan agar pengamat tidak lupa (Nurgiyantoro, 2012:93). 6. Struktur Isi Teks Laporan Hasil Observasi Struktur teks laporan hasil observasi terdiri atas defenisi umum, deskripsi bagian dan deskripsi manfaat. Pernyataan tersebut berdasarkan buku teks siswa Kurikulum 2013 oleh Permendikbud. a. Defenisi umum Pada defenisi umum teks laporan hasil observasi biasanya berisi tentang pengertian dan klasifikasi yang masih bersifat umum. Misalnya dalam teks laporan observasi bertemakan Cinta Lingkungan berarti dalam klasifikasi umum tersebut harus menjelaskan pengertian dari cinta lingkungan. b. Deskripsi bagian Pada deskripsi bagian ini berisi tentang bagian-bagian dari teks yang akan dibuat. Artinya penggambaran atau mendeskripsikan bagian-bagian dari 7

defenisi umum. contoh, Indonesia merupakan paru-paru dunia kedua. Indonesia memiliki hutan lebat yang memberikan banyak oksigen. c. Deskripsi manfaat Pada deskripsi manfaat selalu mengandung kalimat-kalimat manfaat, kegunaan dan lain-lain. Contoh, alam yang indah ini harus dicintai, dijaga, dan dilestarikan. Selain itu, rasa cinta itu juga harus terus ditanamkan agar alam Indonesia tetap menjadi paru-paru dunia yang bermanfaat bagi kehidupan seluruh makhluk yang hidup dari masa ke masa. 7. Ejaan Menurut Arifin (2009:164) ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambanglambang itu (pemisahan dan penggambungannya dalam suatu bahasa). Secara teknik yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. Penulisan ejaan meliputi pemakaian huruf (huruf kapital, huruf kecil, huruf miring, huruf tebal), penulisan kata (penulisan kata dasar, penulisan kata ulang, penulisan gabungan kata, penulisan kata depan, penulisan bentuk singkatan), pemenggalan kata (pemenggalan kata dasar, pemenggalan kata berimbuhan pemenggalan kata kompleks), tanda baca (tanda titik, tanda koma, titik dua, tanda hubung, tanda pisah). 8. Kosakata Menurut (Soedjito, 1992:5) kosakata adalah perbendaharaan dapat diartikan sebagai (1) semua kata yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yag dimiliki oleh seseorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis. Pateda (1995:82) membagi jenis kosakata menjadi beberapa kriteria: kosakata dasar, kosakata umum, kosakata khusus, kosakata konkret, kosakata abstrak, kosakata populer, kosakata asli, kosakata baku dan nonbaku, kosakata muatan lokal kosakata menurut bidang. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif digunakan untuk menggambarkan hasil belajar 8

siswa secara objektif hasil yang diperoleh dalam menyusun teks laporan hasil observasi berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah teknik observasi, dokumen dan wawancara. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kota Gorontalo. Yang menjadi sampel adalah siswa kelas VII 6 SMP Negeri 4 Kota Gorontalo. Data yang telah terkumpul, dianalisis dengan menggunakan rubrik penilaian dibawah ini: Aspek yang Dinilai Isi Struktur (defenisi umum, deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat) Kosakata Skor 27-30 22-26 17-21 13-16 18-20 14-17 10-13 7-9 18-20 14-17 10-13 Kriteria Sangat baik-sempurna: menguasai topik tulisan, sustansif, pengembengan teks observasi lengkap, relevan dengan topik yang dibahas Cukup baik: cukup menguasai permasalahan, cukup memadai, pengembagan observasi terbatas, relevan dengan topik tetapi kurang terperinci Sedang cukup: penguasaan permasalahan terbatas, substansi kurang, pengembangan topik tidak memadai Sangat kurang: tidak menguasai permasalahan, tidak ada substansi, tidak relevan, atau tidak layak dinilai Sangat baik-sempurna: ekspresi lancar, gagasan diungkapkan dengan jelas, padat tertata dengan baik, urutan logis, kohesif Cukup baik: kurang lancar, kurang terorganisasi tetapi ide utama ternyatakan, pendukung terbatas, logis tetapi tidak lengkap Sedang cukup: tidak lancar, gagasan kacau atau tidak terkait, urutan dan pengembangan kurang logis Sangat kurang: tidak komunikatif, tidak terorganisasi, atau tidak layak dinilai Sangat baik-sempurna: penguasaan kata canggih, pilihan kata dan ungkapan efektif, menguasai pembentukan kata, penggunaan register tepat Cukup baik: penguasaan kata memadai, pilihan, bentuk, dan penggunaan kata/ungkapan kadangkadang salah, tetapi tidak mengganggu Sedang cukup: penguasaan kata terbatas, sering terjadi kesalahan bentuk, pilihan, dan penggunaan kosakata/ungkapan makna atau tidak jelas 9

Kalimat Ejaan 7-9 18-20 14-17 10-13 7-9 10 6 Sangat kurang: pengetahuan tentang kosakata, ungkapan, dan pembentukan kata rendah, tidak layak dinilai Sangat baik-sempurna: konstruksi kompleks dan efektif terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, preposisi) Cukup baik: konstruksi sederhana tetapi efektif, terdapat kesalahan kecil pada konstruksi kompleks, terjadi sejumlah kesalahan penggunaan bahasa (fungsi/ urutan kata, artikel, pronomina, preposisi), tetapi makna cukup jelas Sedang cukup: terjadi banyak kesalahan dalam konstruksi kalimat tunggal, kompleks (sering terjadi kesalahan pada kalimat negasi, urutan/fungsi kata artikel, pronomina), tetapi makna membingungkan atau kabur Sangat kurang: tidak menguasai tata kalimat, terdapat banyak kesalahan, tidak komunikatif, tidak layak dinilai sangat baik: menguasai aturan penulisan, terdapat sedikit sekali kesalahan ejaan, tada baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf cukup baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna Menggunakan rumus distribusi frekuensi = Ket : X adalah nilai rata-rata N adalah jumlah siswa x 1, x2, x3 dan seterusnya adalah skor yang diperoleh HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan menyusun teks laporan hasil observasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia 10

berdasarkan kurikulum 2013 pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kota Gorontalo tahun ajaran 2014/2015 diuraikan sebagai berikut. Dalam menyusun teks laporan hasil observasi dilihat dari struktur teks siswa yang memperoleh kategori kemampuan sangat baik hanya berjumlah 1 orang atau 4 %, kategori kemampuan baik sebanyak 11 orang atau 35 %, kategori kemampuan cukup sebanyak 13 orang atau 42 %, dan kemampuan kurang sebanyak 6 orang atau 19 %. Berdasarkan analisis data kemampuan menyusun teks laporan hasil observasi dilihat dari isi teks bahwa siswa yang memperoleh kategori kemampuan sangat baik hanya berjumlah 1 orang atau 4 %, kategori kemampuan baik sebanyak 6 orang atau 19 %, kategori kemampuan cukup sebanyak 13 orang atau, 42 %, dan kategori kemampuan kurang sebanyak 11 orang atau 35 %. Dalam menyusun teks laporan hasil observasi tidak sekedar memperhatikan struktur dan isi teks. Namun, unsur kebahasaan dalam menyusun teks laporan hasil observasi penting juga untuk diperhatikan. Adapun yang menjadi unsur kebahasaan dalam menyusun teks laporan hasil observasi adalah kosakata, ejaan dan kalimat. Analisis data kemampuan menyusun teks laporan hasil observasi dilihat dari segi kosakata siswa yang memperoleh kategori kemampuan sangat baik tidak ada sama sekali atau 0 %, kategori baik sebanyak 12 orang atau 39 %, kategori kemampuan cukup sebanyak 11 orang atau 35 %, sedangkan kemampuan kurang sebanyak 8 orang atau 26 %. Kemampuan menyusun teks laporan hasil observasi dilihat dari segi kalimat siswa yang memperoleh kategori kemampuan sangat baik hanya berjumlah 1 orang atau 4 %, kategori baik sebanyak 11 orang atau 35 %, kategori kemampuan cukup sebanyak 11 orang atau 35 %, sedangkan kemampuan kurang sebanyak 8 orang atau 26 %. Kemampuan menyusun teks laporan hasil observasi dilihat dari segi ejaan siswa yang memperoleh kategori kemampuan sangat baik sebanyak 5 orang atau 16 %, dan kategori baik sebanyak 26 orang atau 84 %. Berdasarkan uraian di atas, maka diperoleh data kemampuan menyusun teks laporan hasil observasi secara keseluruhan. 11

Skor Nilai No Nama Siswa Jlh Ubahan Predik 1 2 3 4 5 1-4 D-A at 1. Meyke Ismail 14 17 12 11 6 60 2,85 B B 2. Amelia Aneta 14 17 10 10 6 54 2,67 B- B 3. Abd. Rahman Zakaria 12 17 9 10 6 54 2,67 B- B 4. Fitrawan Abd. Gani 8 16 9 9 6 48 2,49 C+ C 5. Zulfikar Bayahiyo 10 12 10 10 6 48 2,49 C+ C 6. Dea Amalia Ahmat 14 22 14 17 10 77 3,46 B+ B 7. Zuliyanto H. Husain 14 17 14 14 6 65 3,05 B B 8. Muhammad Rafiq 10 14 9 10 10 53 2,63 B- B 9. Dessy Dama 12 17 14 14 10 67 3,13 B B 10. Fatma Lahay 10 13 10 10 6 49 2,50 C+ C 11. Rosviana R. Sawal 10 17 13 14 6 60 2,85 B B 12. Wildan 17 25 16 15 6 79 3,50 B+ B 13. Rivandi Igirisa 14 22 10 14 6 66 3,09 B B 14. Rusdin Hunggaita 9 16 10 9 6 50 2,51 B- B 15. Fatma H. Abdullah 10 16 9 9 6 50 2,51 B- B 16. Aulia Ahmad Mazin 12 18 13 12 6 61 2,89 B B 17. Tresky P. Melu 18 27 17 18 10 90 3,85 A SB 18. Susanti Tuna 9 13 9 9 6 46 2,42 C+ C 19. Fadhiliatun Nurjanah 13 17 14 13 6 63 2,97 B B 20. Cintia Rauf Ibrahim 15 23 14 14 6 72 3,26 B+ B 21. Freska Polontalo 15 23 14 14 6 72 3,26 B+ B 22. Gustin Nusi 9 13 10 10 6 48 2,49 C+ C 23. Rivai Pade 10 13 12 10 6 51 2,55 B- B 24. Arif Ismail 9 17 9 9 6 60 2,85 B B 25. Meylan Rauf 15 17 16 16 10 74 26. Safril AR. Tahar 9 14 9 9 6 47 2,46 C+ C 27. Khairudin Arsyad 12 17 12 12 6 59 2,84 B- B 28. Noval Riansyah Adam 10 22 14 14 6 66 3,09 B B 29. Nur Oktaviana Rauf 14 17 14 14 6 65 3,05 B B 30. Mulia P. Suleman 14 17 14 10 6 61 2,89 B B 31. Suriyanto Husdin 10 16 9 9 6 50 2,51 B- B Rata-rata 60,16 2,86 B B Data pada tabel 8 di atas, menunjukan perolehan skor dari 5 aspek yang menjadi indikator menyusun teks laporan hasil observasi. secara keseluruhan perolehan skor yang diperoleh siswa dalam menyusun teks laporan hasil observasi berada pada predikat baik dengan nilai rata-rata 60,16. Dengan demikian, dari jumlah siswa yakni 31 orang siswa yang berada pada predikat sangat baik 90-100 12

hanya berjumlah 1 orang atau 4 %, predikat baik 80-89 tidak ada atau 0 %, predikat baik 70-79 hanya berjumlah 5 orang atau 16 %, predikat baik 60-69 sebanyak 11 orang atau 35 %, predikat baik 50-59 sebanyak 8 orang atau 26 %, predikat cukup baik 40-49 sebanyak 6 orang atau 19 %, predikat cukup 30-39 tidak ada atau 0 %, predikat cukup 20-29 tidak ada atau 0 %, predikat kurang 10-19 tidak ada atau 0 %, predikat kurang 1-9 tidak ada atau 0 % dan kategori kurang 1-9 tidak ada atau 0 %. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam menyusun teks laporan hasil observasi maka dilakukan wawancara. Wawancara ditujukan pada siswa kelas VII 6 yang menjadi sampel dalam penelitian dan guru bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 4 Kota Gorontalo. Adapaun hasil wawancara dengan siswa dan guru terhadap kemampuan menyusun teks laporan hasil observasi adalah siswa tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi, materi yang diajarkan terlalu banyak dan luas, tidak dijelaskan secara mendetail, atau tidak dijelaskan secara bertahap berdasarkan langkah-langkahnya, instrumen penilaian yang digunakan guru untuk menilai kemampuan siswa menyusun teks laporan hasil observasi tidak mengacu pada penilaian yang digunakan berdasarkan Kurikulum 2013 atau Permendikbud, siswa kurang memahami materi contoh yang diberikan monoton. Untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam menyusun teks laporan hasil observasi perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi kendalakendala tersebut. Maka penulis memberikan upaya mengatasinya sebagai berikut. Guru harus mampu menguasai seluruh siswa, guru mampu memperhatikan siswa yang sulit untuk diberikan pemahaman saat proses belajar mengajar, guru pun harus mampu mengembangkan materi, tidak berlandaskan pada buku teks saja, materi yang diberikan harus bervariasi, sehingga siswa mudah untuk mengerti dan paham terhadap materi yang dijelaskan, melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan proyek, siswa lebih membiasakan diri untuk bertanya pada hal-hal yang belum jelas. 13

Pembahasan Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan siswa menyusun teks laporan hasil observasi dilihat dari segi struktur teks rata-rata berada pada kategori cukup. Hal ini diakibatkan temuan dalam tulisan siswa tidak menguraikan defenisi umum, hanya langsung pada deskripsi bagian dan deskripsi manfaat. Sedangkan menyusun teks laporan hasil observasi dilihat dari segi struktur harus memperhatikan defenisi umum, deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat. Hal ini sesuai pendapat Mahsun (2013:19) dan buku teks siswa oleh Permendikbud. Menyusun teks laporan hasil observasi harus memperhatikan tiga bagian yaitu, defenisi umum, deskripsi bagian dan deskripsi manfaat. Karena pada pada defenisi umum teks laporan hasil observasi biasanya berisi tentang pengertian dan klasifikasi yang masih bersifat umum. Deskripsi bagian berisi tentang bagianbagian dari teks yang akan dibuat, artinya penggambaran atau mendeskripsikan bagian-bagian dari defenisi umum. Sedangkan pada deskripsi manfaat selalu mengandung kalimat-kalimat manfaat, kegunaan dan lain-lain. Kemampuan siswa menyusun teks laporan hasil observasi dilihat dari segi isi teks rata-rata berada pada kategori cukup. Hal ini diakibatkan oleh dalam tulisan siswa tersebut penguasaan pokok permasalahan yang diamati terbatas. Seperti yang diketahui, dalam mengembangkan isi teks laporan hasil observasi dilihat dari segi isi harus memenuhi kriteria-kriteria yaitu menguasai topik tulisan, substansif, pengembangan teks observasi lengkap, relevan dengan topik yang dibahas. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurgiyantoro, hal ini juga tercantum pada buku guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII SMP berdasarkan Kurikulum 2013. Dalam menyusun teks laporan hasil observasi ada beberapa unsur kebahasaan yang harus diperhatikan antara lain adalah kosakata, kalimat dan ejaan. Namun, berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa kemampuan siswa menyusun teks laporan hasil observasi dilihat dari segi unsur kebahasaan rata-rata berada pada kategori baik. Hal ini diakibatkan dalam hasil karya siswa tersebut 14

penggunaan bahasa (kosakata, kalimat, dan ejaan) masih salah. Padahal dalam menyusun teks laporan hasil observasi unsur kebahasaan tersebut harus memadai dan jelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Suedjito (1992:5) bahwa kosakata adalah perbendaharaan sebagai semua kata-kata yang terdapat dalam suatu bahasa, kekayaan kata yang dimiliki oleh seseorang pembicara atau penulis, kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan, daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis. Kalimat menurut (Widjono, 2012:186) adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran yang diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda koma (,), tanda seru (!). Sedangkan ejaan menurut (Tarigan, 1985:2) adalah cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut disiplin ilmu bahasa. Dengan demikian, kemampuan menyusun teks laporan hasil observasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kota Gorontalo berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan berada pada nilai rata-rata 60.16 atau berada pada predikat baik. Untuk meningkatkan belajar siswa maka dilakukan upaya-upaya yang harus dilakukan guru. Guru harus kreatif untuk mengembangkan materi-materi guna meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan maksimal. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hasil belajar juga dapat dilakukan melalui pemanfaatan data hasil penilaian. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka simpulan penelitian ini diuraikan sebagai berikut. Kemampuan menyusun teks laporan hasil observasi secara keseluruhan berada pada predikat baik dengan nilai rata-rata 60,16. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal: Kemampuan menyusun teks laporan hasil observasi dari segi struktur pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kota Gorontalo berada pada kategori cukup. Karena kurangnya pengetahuan siswa dan penguasaan terhadap struktur teks laporan hasil observasi. Kemampuan menyusun teks laporan hasil observasi dilihat dari segi isi pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kota Gorontalo berada pada kategori 15

cukup. Karena hasil karya siswa tersebut kurang menguasai topik atau substansif permasalahan. Kemampuan menyusun teks laporan hasil observasi dari segi unsur kebahasaan pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kota Gorontalo rata-rata berada pada kategori baik. Karena pada hasil karya siswa tersebut penggunaan kata dan ungkapan kurang tepat, konstruksi kalimat terjadi kesalahan, banyak kesalahan pada penulisan ejaan. Kendala-kendala yang dihadapi dalam penyusunan teks laporan hasil terbagi atas 4 kendala yaitu kendala dari segi guru, kendala dari segi instrumen penilaian, kendala dari segi materi, dan kendala dari segi siswa. Upaya mengatasi kendala yang dihadapi menyusun teks laporan hasil observasi terbagi atas 4 bagian yaitu upaya dari segi guru, upaya dari segi instrumen penilaian, upaya dari segi materi, upaya dari segi siswa. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang dikemukakan diatas, peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut. Penelitian ini merupakan penelitian permulaan terhadap kemampuan menyusun teks laporan hasil observasi. Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan hasil penelitian kemampuan menyusun teks laporan hasil observasi dilihat dari segi struktur isi teks, dari segi unsur kebahasaan, kendala-kendala yang dihadapi menyusun teks laporan hasil observasi dan upaya mengatasi kendala yang dihadapi menyusun teks laporan hasil observasi. Untuk mendukung hasil penelitian ini, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut khususnya pada struktur teks laporan hasil observasi. Penelitian ini telah menemukan kemampuan menyusun teks laporan hasil observasi dilihat dari segi struktur isi teks, dari segi unsur kebahasaan, kendala-kendala yang dihadapi menyusun teks laporan hasil observasi dan upaya mengatasi kendala yang dihadapi menyusun teks laporan hasil observasi. Untuk melengkapi hasil penelitian ini, perlu dilakukan penelitian yang dilihat dari aspek lain seperti sistematika teks laporan hasil observasi yang secara keseluruhan. Penelitian ini tidak hanya dapat dilakukan pada kelas VII SMP Negeri 4 Kota Gorontalo. Tetapi perlu juga dilakukan di kelas-kelas dan di sekolah-sekolah lain. 16

DAFTAR PUSTAKA Badudu. 1984. Ejaan Bahasa Indonesia. CV Pustaka. Bandung Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Rineka Cipta. Jakarta Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta Jauhari, Heri. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia Kurniawan, Khaerudin. 2012. Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Perguruan Tinggi. Refika Aditama. Bandung Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. BPFE. Yogyakarta Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014. Tentang Kurikulum 2013 Permendikbud. 2013. Buku Teks Bahasa Indonesia Wahana Pengetuahuan Kelas VII SMP. Jakarta Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014. Tentang Penilaian Hasil Belajar Soedjito, 1992. Kosakata Bahasa Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Widjono. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Grasindo. Jakarta 17

18