BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat hingga dua kali lipat pada tahun 2025 (Depkes, 2013). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2000 adalah dari jumlah penduduk Indonesia dan tahun 2006

BAB 1 PENDAHULUAN. normalnya secara perlahan (Darmojo, 2009). Dalam proses tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. The United Nation telah memprediksikan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Population Prospects: the 2015 Revision, pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis

BAB I PENDAHULUAN. di atas 65 tahun (7,79 % dari seluruh jumlah penduduk). Bahkan, Indonesia. paling cepat di Asia Tenggara (Versayanti, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju seperti Amerika Serikat

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2010, dengan masalah kesehatan). Menurut Sumiati Ahmad Mohammad, masa

BAB I PENDAHULUAN. seorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih. menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Berdasarkan statistik, jumlah penduduk Indonesia di tahun 2020 akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. Demensia merupakan jenis penyakit tidak menular, tetapi mempunyai. membahayakan bagi fungsi kognitif lansia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memperbaiki keruskan yang diderita (Martono & Parka, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980

BAB I PENDAHULUAN. makin meningkat. Peningkatan jumlah lansia yang meningkat ini akan

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dapat memngganggu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari (Stanley and

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Ada tiga aspek yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertambahan jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, penduduk dunia diperkirakan berjumlah sekitar 7 milyar,

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Seseorang yang berusia lanjut akan mengalami perubahan-perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. seksualnya sesuai dengan keinginan dan orientasi seksual yang dimilikinya (Lis Susanti,

I. PENDAHULUAN. sesuai kemampuannya (Darmajo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

IRMA MUSTIKA SARI J

Sedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai usia 60 tahun ke atas. Lansia adalah seorang laki-laki atau

tahun 2005 adalah orang, diprediksi pada tahun 2020 menjadi orang dan

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan warga lansia terbesar di seluruh dunia pada tahun yaitu

BAB I PENDAHULUAN. usia lanjut di Indonesia diperkirakan antara tahun sebesar 414 %

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia didunia sebesar 400 juta berada di Asia (Data Informasi &

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa. (United Nation, 2002). Populasi lansia di dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih (WHO, 1965). Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan UU No.13 tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. global. Prevalensi FA meningkat seiring dengan pertumbuhan kelompok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk Lanjut Usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan. masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia populasi lanjut usia juga mengalami peningkatan (Tanaya, 1997).

EFEKTIVITAS DAN KENYAMANAN TRANCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK MUSKULOSKELETAL PADA USIA LANJUT

BAB 1 PENDAHULUAN. Proporsi dan jumlah usia lanjut dalam populasi dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama di

PENGARUH TERAPI PUZZLE TERHADAP TINGKAT DEMENSIA LANSIA DI WILAYAH KRAPAKAN CATURHARJO PANDAK BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

Lentera Vol. 14 No.2 Maret

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah lanjut usia (lansia) sekarang ini semakin meningkat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. dari 72 tahun di tahun 2000 (Papalia et al., 2005). Menurut data Biro Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. yakni setelah Cina (200 juta), India (100 juta) dan menyusul

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar. Di samping populasi yang terus meningkat, Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. alami yang dialami oleh semua makhluk hidup. Di Indonesia, hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. sudah mengalami kemunduran fungsi fisiologis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berumur 60 tahun ke atas. Sesuai dengan undang-undang Nomor 13 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, terutama. dari masyarakat dan ilmu pengetahuan masyarakat, akan

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan. sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

BAB 1 : PENDAHULUAN. berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tiga kali

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan data United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) tahun 2011 menyebutkan bahwa, jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di kawasan Asia mencapai 4,22 miliar jiwa atau 60% dari penduduk dunia. Saat ini, populasi lansia di Jepang dan Korea Selatan telah melampaui populasi lansia negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat. Sementara itu, populasi lansia Cina dan negara-negara berkembang lainnya akan menyusul sekitar tahun 2050. Populasi lansia di Asia Tenggara saat ini masih di bawah level rata-rata dunia, namun pada tahun 2040 akan jauh di atas rata-rata populasi lansia di dunia (UNESCAP, 2011). Indonesia termasuk negara yang memasuki penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18% (Depkes, 2012). Jumlah penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2006 sebesar 19 juta, dengan usia harapan hidup 66,2 tahun. Pada tahun 2010 jumlah lansia mengalami peningkatan menjadi 23.992.553 jiwa (9,77%) sementara pada tahun 2011 jumlah lansia sebesar 20 juta jiwa (9,51%) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun. Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) memperkirakan tahun 2020 lansia di Indonesia akan berjumlah 28,8 juta atau 11,34 % dari jumlah penduduk Indonesia (Kemensos 2012). Pertumbuhan jumlah lansia di Indonesia tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu tahun 1990-2025 (Depkes, 2012). Kelompok usia lanjut (lansia) adalah kelompok penduduk berusia 60 tahun ke atas. Jumlah penduduk lansia yang ada di Jawa

2 Barat yang tercatat oleh Dinas Sosial Jawa Barat yaitu 3,4 juta orang atau setara dengan 8 % dari jumlah penduduk Jawa Barat (Dinsos, 2013). Seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas (Efendi, 2009). Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomi, fisiologis, dan biokimia pada tubuh sehingga akan memengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan. Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran pada aspek biologis dan kognitif. Dari aspek biologis ditandai dengan adanya gejala-gejala kemunduran fisik. Secara umum kondisi fisik seorang lansia mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perubahan penampilan pada bagian wajah, tangan, dan kulit. Perubahan bagian dalam tubuh seperti sistem saraf yaitu otak, dan abdomen yaitu limpa dan hati (Nugroho, 2009). Perubahan panca indra penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perasa. Perubahan motorik antara lain berkurangnya kekuatan, kecepatan dan belajar keterampilan baru. Jika dilihat dari aspek kognitif kondisi fisik lansia mengalami penurunan seperti sering lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat, serta tidak mudah menerima hal atau ide baru (Nugroho, 2009). Zulsita (2010) mengatakan bahwa Kemampuan kognitif yaitu kemampuan berpikir termasuk proses mengingat, menilai, orientasi, persepsi, dan memperhatikan. Gangguan kognitif merupakan respon maladaptif yang ditandai dengan terganggunya daya ingat, disorientasi, inkoheren dan sukar berpikir logis. Gangguan kognitif erat kaitannya dengan fungsi otak, karena kemampuan seseorang dalam berpikir dipengaruhi oleh keadaan otak. Kognitif merupakan hal yang penting termasuk bagi lansia, karena kognitif berfungsi untuk memproses dan menggunakan informasi. Kognitif juga penting untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Semakin bertambahnya usia maka kemampuan kognitif akan semakin

3 menurun. Jika lansia mengalami penurunan kemampuan kognitif, maka lansia dapat melupakan identitasnya, nama anggota keluarga dan tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari, seperti makan, minum, mandi, sehingga lansia membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan aktivitasnya. Data WHO (2010) menunjukkan bahwa jumlah penduduk dunia yang menderita demensia sebanyak 36 juta orang. Jumlah penderitanya diprediksi akan meningkat dua kali lipat di tahun 2030 sebanyak 66 juta orang (Gustia, 2010). Angka kejadian demensia di Asia Pasifik sekitar 4,3 juta pada tahun 2005 yang akan meningkat menjadi 19,7 juta orang per tahun pada 2050. Jumlah penyandang demensia di Indonesia hampir 1 juta orang pada tahun 2011 (Gitahafas, 2011). Penurunan fungsi kognitif lebih banyak dialami oleh wanita dikarenakan wanita mengalami proses menopause yaitu tidak terjadinya siklus haid (Myers, 2008). Hal ini disebabkan adanya peranan level hormon seks endogen dalam perubahan fungsi kognitif. Reseptor estrogen telah ditemukan dalam area otak yang berperan dalam fungsi belajar dan memori, seperti hipokampus. Penurunan fungsi kognitif umum dan memori verbal dikaitkan dengan rendahnya level estradiol dalam tubuh. Estradiol diperkirakan bersifat neuroprotektif yaitu dapat membatasi kerusakan akibat stress oksidatif serta sebagai pelindung sel saraf dari toksisitas amiloid pada pasien Alzheimer (Myers, 2008). Lansia memiliki skor lebih rendah dalam tes-tes penalaran, kemampuan ruang dan pemecahan masalah yang kompleks jika dibandingkan dengan orang dewasa yang lebih muda (Wade & Trawis, 2007). Kondisi yang dihadapi lansia merupakan gangguan kognitif yang ringan, dapat digolongkan sebagai sindrom predemensia dan dapat berkembang menjadi demensia. World Alzheimer Report

4 (2010) mencatat demensia akan menjadi krisis kesehatan terbesar di abad ini yang jumlah penderitanya terus bertambah. Gangguan kognitif pada lansia jika tidak diatasi dengan baik akan memengaruhi aktivitas hidup sehari-hari dan kesehatan lansia secara menyeluruh. Perlu adanya suatu pelayanan untuk mengatasi masalah kesehatan pada lansia dan meningkatkan kualitas hidup lansia. Pelayanan lansia meliputi pelayanan yang berbasiskan pada keluarga, masyarakat dan lembaga. Panti wredha merupakan pelayanan lansia berbasis lembaga yang umum dikenal masyarakat. Pada tahun 2014, jumlah wanita lanjut usia yang ada di Desa Orimalang, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon sebanyak 95 wanita lanjut usia. Kegiatan lansia seperti senam, Posbindu, pemeriksaan kesehatan kurang berjalan di Desa Orimalang, Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon. Wanita lanjut usia yang berada di Desa Orimalang, Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon mayoritas bekerja sebagai ibu rumah tangga yang sering berkumpul dengan tetangganya sebagai petani padi dan sebagian lainnya sebagai pedagang. Mayoritas lansia yang mengalami menopause berusia 50tahun. Berdasarkan hal tersebut diatas dan hasil studi pendahuluan yang dilakukan kepada 10 wanita lanjut usia di Desa Orimalang, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon menggunakan Mini Mental State Examination (MMSE) sebagai tes penjaringan dan Digit Span, 7 dari 10 lansia mengalami penurunan kemampuan kognitif dilihat dari hasil tes yang dilakukan 7 lansia mengulangi angka yang disebutkan oleh peneliti dalam waktu lebih dari satu detik, sehingga peneliti ingin meneliti gambaran kemampuan kognitif pada lansia di Desa Orimalang, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon agar penurunan kemampuan kognitif dapat diperlambat dan agar lansia bisa lebih produktif. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan instrumen kemampuan kognitif

5 yaitu Digit span adalah tes yang digunakan untuk menilai kemampuan memperhatikan stimulus verbal, mempertahankan atensi untuk periode waktu tertentu yang diajukan kepada lansia di Desa Orimalang, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon. B. Identifikasi Masalah Penelitian Pertambahan usia berpengaruh terhadap fungsi kognitif. Menurut data WHO (2010) didapatkan jumlah penderita demensia sebanyak 36 juta orang. Dan diprediksi jumlahnya akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2030. Penurunan kemampuan kognitif dapat berpengaruh terhadap aktivitas sehari-hari. Jika gangguan kognitif tidak diatasi maka akan memengaruhi aktivitas sehari-hari. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah gambaran kemampuan kognitif pada wanita lanjut usia berdasarkan karakteristik umur di Desa Orimalang Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon? 2. Bagaimanakah gambaran kemampuan kognitif pada wanita lanjut usia berdasarkan karakteristik pendidikan di Desa Orimalang Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon?

6 3. Bagaimanakah gambaran kemampuan kognitif pada wanita lanjut usia berdasarkan karakteristik pekerjaan di Desa Orimalang Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon? 4. Bagaimanakah gambaran kemampuan kognitif pada wanita lanjut usia berdasarkan karakteristik penyakit di Desa Orimalang Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengidentifikasi gambaran kemampuan kognitif pada wanita lanjut usia berdasarkan karakteristik umur di Desa Orimalang Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon. 2. Untuk mengidentifikasi gambaran kemampuan kognitif pada wanita lanjut usia berdasarkan karakteristik pendidikan di Desa Orimalang Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon. 3. Untuk mengidentifikasi gambaran kemampuan kognitif pada wanita lanjut usia berdasarkan karakteristik pekerjaan di Desa Orimalang Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon. 4. Untuk mengidentifikasi gambaran kemampuan kognitif pada wanita lanjut usia berdasarkan karakteristik penyakit di Desa Orimalang Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon. E. Manfaat 1. Manfaat Teoritis

7 Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi sarana perkembangan ilmu Keperawatan Gerontik sebagai penyedia sumber pengetahuan khususnya dalam mengetahui kemampuan kognitif pada lansia. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk melakukan kegiatan yang dapat memperlambat proses penurunan kognitif pada lansia dengan terapi seperti pemberian aroma terapi, senam lansia, pendidikan kesehatan, dan sebagainya. b. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya terutama yang berminat untuk meneliti pengaruh senam lansia terhadap kemampuan kognitif pada wanita lanjut usia. c. Bagi Perawat atau Tenaga Kesehatan Perawat atau tenaga kesehatan dapat meningkatkan kemampuan kognitif dengan melakukan penyuluhan kesehatan, terapi, dan senam bagi lansia, sehingga memperlambat penurunan kognitif. d. Bagi Tempat Penelitian Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan bagi Desa sebagai sumber informasi untuk mengidentifikasi gambaran penurunan kemampuan kognitif dan upaya untuk meningkatkan kemampuan kognitif pada wanita lanjut usia dengan mengaktifkan posbindu, senam, dan pemeriksaan kesehatan.

8 F. Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah Dalam sistematika penulisan karya tulis ilmiah diantaranya adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan (Latar Belakang, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan, Manfaat dan Sistematika) BAB II Kajian Pustaka (Konsep Lansia, Konsep Kognitif) dan Kerangka Pemikiran BAB III Metode Penelitian ( Lokasi dan Subjek Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Uji validitas, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Pengolahan dan Analisis Data) BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan (Deskripsi Kecamatan Jamblang, Deskripsi Desa Orimalang, Deskripsi Hasil MMSE, Deskripsi Gambaran Kemampuan Kognitif pada Wanita Lanjut Usia, Pembahasan) BAB V Simpulan dan Saran