HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
Dian Hidayatul C, Dian Nur Afifah, Arifal Aris

Fajarina Lathu INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA LEMAH IRENG KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN 2011

BAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah tropis yang banyak berkembang nyamuk Aedes. kepadatan penduduk (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN PERILAKU KELUARGA TENTANG UPAYA PENCEGAHAN DBD DI DESA LUHU KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO TAHUN Ade Rahmatia Podungge

UMUM 1. Nama:.. 2. Tanggal Lahir:. 3. Jenis Kelamin: Laki-laki/Perempuan 4. Kelas: 5. Sekolah: SDN Cibogo. Universitas Kristen Maranatha

DENGAN HUBUNGAN MOTIVASI PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DHF DI DESA KARANGCANGKRING KEDUNGPRING LAMONGAN. Ati ul Impartina ABSTRAK

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Volume VIII Nomor 1, Januari 2017 ISSN (p) -- ISSN (e)

BAB I PENDAHULUAN. penghujan disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan ke manusia melalui vektor nyamuk

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERILAKU 3M, ABATISASI DAN KEBERADAAN JENTIK AEDES HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

PENDAHULUAN... Dian Nurafifah ...ABSTRAK...

HUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI DUSUN MENGAI DESA SUKOREJO KARANGBINANGUN LAMONGAN

HUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) dan ditularkan oleh nyamuk

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

KUESOINER KECAMATAN :... NAMA SEKOLAH : SD... ALAMAT SEKOLAH :... WILAYAH PUSKESMAS :... TGL. SURVEY :... PETUGAS :...

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT DAN BERSIH DENGAN KEJADIAN DHF PADA ANAK DI DI POLINDES WARUKULON KECAMATAN PUCUK KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2010

ABSTRAK A. PENDAHULUAN

INFORMASI UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: INDRIANI KUSWANDARI

5. TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMBERANTASAN PENYAKIT DBD (Studi Kasus Kabupaten Indramayu)

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA ANTIGA, WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGGIS I

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Keadaan rumah yang bersih dapat mencegah penyebaran

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

KUESIONER PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Padukuhan VI Sonosewu

Al Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU

ABSTRAK. Feti Andriani, Pembimbing : Donny Pangemanan, Drg., SKM.

BAB III METODE PENELITIAN

SUMMARY HASNI YUNUS

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT DHF DENGAN PREVALENSI DHF

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN juta orang saat ini diseluruh dunia. Serta diperkirakan sekitar

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

HUBUNGAN PERILAKU 3M DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK DI DUSUN TEGAL TANDAN, KECAMATAN BANGUNTAPAN, KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI DESA BANTAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS

I. PENDAHULUAN. serangga yaitu Aedes spesies. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah. penyakit demam berdarah akut, terutama menyerang anak-anak dengan

KAJIAN PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DALAM PSN DEMAM BERADARAH DI 10 KOTA INDONESIA TAHUN 2007 K U E S I O N E R

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue

PENDAHULUAN. Ratna Sari Dewi STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis:

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan dan musim kemarau. Salah satu jenis penyakit yang sering

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 4 KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN. Ida Safitri * Sulistiyowati **

Kata Kunci : Demam Berdarah Dengue (DBD), Sanitasi lingkungan rumah, Faktor risiko

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN SIDOHARJO RW 1 RT 2 DAN 4 KECAMATAN LAMONGAN

Oleh : Budi Herminto 1, Diyono 2, Windra Kusumaningtyas 3. Abstract

PRAKTIK PENCEGAHAN CEDERA PADA ANAK USIA TODDLER

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Demam Berdarah Dengan Motivasi Keluarga Terhadap Pencegahan Demam Berdarah

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB I PENDAHULUAN. dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah

HUBUNGAN PERILAKU PSN TERHADAP KEBERADAAN LARVA AEDES AEGYPTI DI WILAYAH KERJA PELABUHAN KETAPANG BANYUWANGI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

Mahaza, Awaluddin (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB 1 PENDAHULUAN. anak-anak.penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan penyakit yang cepat, dan dapat menyebabkan. kematian dalam waktu yang singkat (Depkes R.I., 2005). Selama kurun waktu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN Dian Nurafifah.......ABSTRAK....... Setiap wilayah yang terdapat nyamuk Aedes Aegypti mempunyai resiko untuk kejangkitan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Hasil survey awal menunjukan dari 10 keluarga terdapat 7 keluarga (70%) tidak dengan baik mereka hanya menggunakan obat nyamuk atau obat-obatan lain dalam memberantas nyamuk tanpa ada tindakan lain memberantas sarang atau jentik nyamuk. Terdapat satu kejadian kematian pada anak akibat DBD di RT 3 RW 4 pada tahun 2012. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku pemberantasan sarang nyamuk di RT 3 RW 4 Desa. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasi dengan pendekatan cross sectional, populasinya adalah 38 KK di RT 3 RW 4 Desa, dengan besar sampel 35 KK, mengunakan teknik Simple Random Sampling. Variabel independen adalah pengetahuan pemberantasan sarang nyamuk dan variabel dependen adalah perilaku pemberantasan sarang nyamuk. Instrument yang digunakan adalah lembar kuesioner, kemudian di uji dengan mengunakan uji Rank Spearman dengan α = 0,05 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil responden dengan pengetahuan baik sebagian besar dan tidak satupun responden yang tidak. Responden yang mempunyai pengetahuan cukup sebagian besar dan sebagian kecil tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Responden yang mempunyai pengetahuan kurang sebagian besar tidak dan sebagian kecil melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Hasil uji spearman dengan α = 0,05 di dapatkan nilai signifikan dimana ρ = 0,000 nilai koefisien korelasi (rs) = 0,560. Hal ini berarti sign ρ < 0,05 sehingga H1 diterima artinya terdapat hubungan pengetahuan dan perilaku pemberantasan sarang nyamuk dirt 3 RW 4 Desa. Berdasarkan hasil penelitian di atas, perlu kerjasama dengan berbagai pihak untuk memberantas DBD, bagi petugas kesehatan diharapkan lebih intensif melakukan penyuluhan tentang pencegahan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) dengan pemberantasan sarang nyamuk (). Keywords: Pengetahuan, perilaku, pemberantasan sarang nyamuk PENDAHULUAN... Setiap wilayah yang terdapat nyamuk Aedes Aegypti mempunyai resiko untuk kejangkitan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Nyamuk ini berkembang biak di tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tempayan, drum dan barang bekas yang dapat menampung air hujan di rumah dan tempat umum. Untuk mencegah berjangkitnya penyakit ini, nyamuk Aedes Aegypti perlu diberantas. Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatannya. Salah satu faktor yang mendukung perilaku hidup bersih dan sehat adalah kesehatan lingkungan. Kesehatan dari suatu komunitas bergantung pada integritas lingkungan fisik, nilai kemanusiaan dalam SURYA 39 Vol.03, No.XVI, Desember 2013

hubungan sosial, ketersediaan sumber yang diperlukan dalam mempertahankan hidup dan penanggulangan penyakit Departemen Kesehatan telah menetapkan 5 kegiatan pokok sebagai kebijakan dalam pengendalian penyakit DBD yaitu menemukan kasus secepatnya dan mengobati sesuai protap, memutuskan suatu mata rantai penularan dengan pemberantasan vector (nyamuk dewasa dan jentikjentiknya), kemitraan dalam wadah POKJANAL DBD (kelompok kerja oprasional DBD), pemberdayaan masyarakat dalam gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk ( 3M Plus) dan peningkatan profesionalisme pelaksanaan program. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi terjadinya peningkatan kasus, salah satu diantaranya dan yang paling utama adalah dengan memberdayakan masyarakat dalam kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk () melalui gerakan 3M (menguras, menutup, mengubur). Kegiatan ini telah diintensifkan sejak tahun 1992 dan pada tahun 2000 dikembangkan menjadi 3M Plus yaitu dengan cara menggunakan larvasida, memelihara ikan dan mencegah gigitan nyamuk. Sampai saat ini upaya tersebut belum menampakkan hasil yang diinginkan karena setiap tahun masih terjadi peningkatan angka kematian. Berdasarkan hasil survey awal di Desa didapatkan dari 10 keluarga hanya 3 keluarga (30%) yang sudah, dan 7 keluarga (70%) belum melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara maksimal. Mereka hanya memberantas nyamuk besar dengan menggunakan obat nyamuk atau obat - obatan lain tanpa memberantas sarang atau jentik nyamuk. Pada tahun 2012 terdapat 1 kematian anak akibat penyakit demam berdarah. Maka masalah penelitian dari data diatas adalah masih banyak keluarga yang belum dengan maksimal. Faktor yang dapat mempengaruhi penyakit DBD adalah lingkungan, biologis dan kimiawi. Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhui perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Semakin tinggi tingkat kebersihan lingkungan maka semakin rendah terjadinya penyakit DBD. Pengendalian secara bioligis merupakan pengendalian perkembangan nyamuk dan jentiknya dengan menggunakan hewan atau tumbuhan. Seperti pemeliharaan ikan cupang pada kolam/ sumur yang sudah tak terpakai atau menggunakan dengan bakteri Bt H-14. Pengendalian secara kimiawi adalah cara pengendalian serta pembasmian nyamuk dan jentik dengan menggunakan bahan-bahan kimia misalnya pengasapan/ fogging dengan menggunakan malathion dan fenthion, memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat yang sering menjadi tempat penampungan air. Apabila faktor tersebut diatas mendukung maka tindakan akan berjalan dengan baik tanpa adanya hambatan dan sebaliknya jika faktor tersebut tidak mendukung maka akan timbul penyulit sehingga hal tersebut akan membawa dampak pada keluarga atau masyarakat. Cara memberantas nyamuk Aedes Aegypti yang tepat guna ialah melakukan pemberantasan sarang nyamuk () yaitu kegiatan untuk memberantas jentik di tempat berkembang biaknya. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara 3 M plus (menguras, menutup, mengubur, serta menghindari gigitan nyamuk) tempat berkembang biak nyamuk penular penyakit Demam Berdarah Dengue atau usaha lain untuk memberantas jentik seperti abatisasi, memelihara ikan, dll.(depkes RI, 2005) Pemberantasan Sarang Nyamuk () merupakan suatu metode untuk mencegah penyakit DBD. Pelaksanaanya memerlukan peran serta penyakit agar hasil yang diperoleh maksimal, karena yang ini adalah masyarakat. Tapi dalam kenyataanya masih banyak masyarakat yang belum melakukan pencegahan ini. Untuk meningkatkan perilaku keluarga dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (), kita perlu meningkatkan rasa kepedulian masyarakat khususnnya keluarga SURYA 40 Vol.03, No.XVI, Desember 2013

terhadap kesehatan lingkungan dengan memberikan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan khususnya tentang Pencegahan DBD dan pemberantasan sarang nyamuk. METODE PENELITIAN.. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasional dengan populasi seluruh KK di RT 3 RW 4 Desa Kabupaten Lamongan sebanyak 38 KK. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dengan sampel sebanyak 35 KK. Variabel independen adalah pengetahuan tentang pemberantasan sarang nyamuk dan variabel dependen adalah perilaku pemberantasan sarang nyamuk. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar kuesioner. Pengolahan data menggunakan Editing, Coding, Scoring, Tabulating. Analisa data menggunakan uji Rank Spearman dengan taraf signifikansi 0,05. HASIL.PENELITIAN Data Umum 1. Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan di RT 3 RW 4 Desa Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di RT 3 RW 4 Desa Kabupaten Lamongan No Pekerjaan Frekuensi Prosentase (% ) 1. Petani 25 71,4 2. Wiraswasta 8 22,9 3. PNS 2 5,7 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai pekerjaan sebagai petani yaitu 25 responden (71,4%) dan sebagian kecil responden sebagai PNS yaitu 2 responden (5,7%). 2. Karakteristik responden berdasarkan umur di RT 3 RW 4 Desa Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di RT 3 RW 4 Desa Kabupaten Lamongan No. Umur Frekuensi Prosentase (%) 1. < 20 tahun 0 0 2. 20 35 tahun 6 14,2 3. > 35 tahun 29 82,8 Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar responden berumur lebih dari 35 tahun yaitu 29 responden (82,8%) dan tidak satupun responden yang berumur kurang dari 20 tahun yaitu 0% 3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di RT 3 RW 4 Desa Tabel 3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di RT 3 RW 4 Desa Kabupaten Lamongan No. Pendidikan Frekuensi Prosentase % 1. SD 5 14,3 2. SMP 12 34,3 3. SMA 8 22,8 4. PT 2 5,8 5. Tidak sekolah 8 22,8 Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa sebagian responden memiliki pendidikan SMP yaitu sebanyak 12 responden (34,3%) dan sebagian kecil mempunyai pendidikan sarjana pertguruan tinggi yaitu 2 responden (5,8%). SURYA 41 Vol.03, No.XVI, Desember 2013

Data Khusus 1. Pengetahuan tentang pemberantasan sarang nyamuk di RT 3 RW 4 Desa Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan tentang DBD di RT 3 RW 4 Desa Kabupaten Lamongan No. Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%) 1. Baik 12 34,28 2. Cukup 21 60 3. Kurang 2 5,72 Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup tentang pemberantasan sarang nyamuk yaitu 21 responden (60%) dan sebagian kecil responden mempunyai pengetahuan kurang tentang pemberantasan sarang nyamuk yaitu 2 responden (5,72%). 2. Perilaku pemberantasan sarang nyamuk di RT 3 RW 4 Desa Kemabangbahu Tabel 5. Distribusi responden berdasarkan perilaku pemberantasan sarang nyamuk di RT 3 RW 4 Desa Kabupaten Lamongan No. Perilaku Frekuensi Prosentase (%) 1. Melakukan 19 54,29 2. Tidak melakukan 16 45,71 Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa sebagian besar responden melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu 19 responden (54,29%) dan sebagian kecil responden tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu 16 responden (45,71%). 3. Hubungan pengetahuan dan perilaku dalam pemberantasan sarang nyamuk Tabel 6. Tabulasi Silang hubungan pengetahuan dan perilaku pemberantasan sarang nyamuk di RT 3 RW 4 Desa Kabupaten Lamongan No Pengetahuan Tidak Jumlah 1. Baik 2(100%) 0(0%) 2(100%) 2. Cukup 15(71,4%) 6(28,6%) 21(100%) 3. Kurang 2(16,6%) 10(83,4%) 12(100%) Jumlah 19(54,3%) 16(45,71%) 35(100%) Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa responden dengan pengetahuan baik sebagian besar melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu 2 responden (100%) dan tidak satupun responden yang tidak 0%. Responden yang mempunyai pengetahuan cukup sebagian besar yaitu 15 responden (71,4%) dan sebagian kecil tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu 6 responden (28,6%). Responden yang mempunyai pengetahuan kurang sebagian besar tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu 10 responden (83,4%) dan sebagian kecil yaitu 2 responden (16,6%). Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS yang dilakukan dengan menggunakan uji spearman dengan α = 0,05 di dapatkan nilai signifikan dimana ρ = 0,000 nilai koefisien korelasi (rs) = 0,560. Hal ini berarti sign ρ < 0,05 sehingga H1 diterima artinya terdapat hubungan pengetahuan dan perilaku pemberantasan sarang nyamuk dirt 3 RW 4 Desa. SURYA 42 Vol.03, No.XVI, Desember 2013

PEMBAHASAN.. 1. Pengetahuan tentang pemberantasan sarang nyamuk di RT 3 RW 4 Desa. Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup tentang pemberantasan sarang nyamuk yaitu 21 responden (60%) dan sebagian kecil responden mempunyai pengetahuan kurang tentang pemberantasan sarang nyamuk yaitu 2 responden (5,72%). Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang. Terdapat factor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain usia, pendidikan, pekerjaan, ekonomi. Ditinjau dari factor pekerjaan, berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai pekerjaan sebagai petani yaitu 25 responden (71,4%) dan sebagian kecil responden sebagai PNS yaitu 2 responden (5,7%). Pengetahuan responden didapatkan dari informasi yang datang melalui media massa maupun elektronik. Banyak sekali informasi yang didapat terutama melalui televisi. Walaupun pekerjaan responden sebagian besar petani, tetapi mereka memiliki waktu luang untuk mendapatkan informasi. Pada malam hari adalah waktu paling banyak dimanfaatkan responden untuk mendapatkan informasi melalui televisi. Informasi yang didapatkan juga berasal dari petugas kesehatan dimana banyak sekali terdapat petugas kesehatan di wilayah. Letak Puskesmas terdapat di Desa sehingga masyarakat lebihmudah mendapatkan informasi kesehatan terutama masalah pemberantasan sarang nyamuk. Ditinjau dari faktor usia berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar responden berumur lebih dari 35 tahun yaitu 29 responden (82,8%) dan tidak satupun responden yang berumur kurang dari 20 tahun yaitu 0%. Pada umumnya taraf berfikir keluarga yang berumur 20-35 tahun semakin matang dan dewasa sehingga keluarga sadar akan pentingnya pengetahuan pencegahan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) dengan pemberantasan sarang nyamuk. Tingkat ekonomi juga berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang. Dengan ekonomi yang mencukupi seseorang dapat memperoleh pengetahuan di tempat pendidikan yang lebih tinggi. Sedangkan orang yang memiliki kehidupan ekonomi kurang mereka hanya mendapatkan pengetahuan yang terbatas dari orang lain. Di desa sebagian besar memiliki tingkat ekonomi baik sehingga dimungkinkan mereka mempunyai kesempatan untuk mencari informasi lebih banyak. Ditinjau dari faktor pendidikan berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa sebagian responden memiliki pendidikan SMP yaitu sebanyak 12 responden (34,3%) dan sebagian kecil mempunyai pendidikan sarjana pertguruan tinggi yaitu 2 responden (5,8%). Pendidikan SMP termasuk dalam pendidikan dasar. Walaupun sebagian besar responden mempunyai pendidikan dasar tetapi mereka mempunyai keinginan yang kuat untuk memberantas sarang nyamuk. Apalagi terdapat satu kejadian pada tahun 2012 salah satu anak warga RT 3 RW 4 terkena demam berdarah sampai meninggal dunia. Kegiatan yang mereka lakukan terbatas pada kegiatan pemberantasan sarang nyamuk di rumah masing-masing. 2. Perilaku pemberantasan sarang nyamuk di RT 3 RW 4 Desa Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa sebagian besar responden melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu 19 responden (54,29%) dan sebagian kecil responden tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu 16 responden (45,71%). Perilaku yang dilakukan responden di RT 3 RW 4 dipengaruhi oleh banyak factor diantaranya usia, pendidikan, dan pekerjaan. Ditinjau dari factor usia berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar responden berumur lebih dari 35 tahun yaitu 29 responden (82,8%) dan tidak satupun responden yang berumur kurang dari 20 tahun yaitu 0%. Pada umur tersebut mereka mempunyai kemampuan berfikir lebih matang karena usia yang semakin matang. SURYA 43 Vol.03, No.XVI, Desember 2013

Dengan semakin matangnya usia membuat mereka dapat memilih perilaku yang terbaik untuk mencapai tujuan yang baik pula. Mereka menganggap bahwa memberantas sarang nyamuk adalah merupakan hal yang baik karena dapat mencegah terjadinya penyakit demam berdarah. Selain itu mereka juga takut apabila suatu saat terdapat anggota keluarga yang terkena demam berdarah sehingga berusaha semaksimal mungkin untuk berupaya memberantas sarang nyamuk. Ditinjau dari faktor pekerjaan berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai pekerjaan sebagai petani yaitu 25 responden (71,4%) dan sebagian kecil responden sebagai PNS yaitu 2 responden (5,7%). Karena sebagian besar responden bekerja sebagai petani mereka mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk. Hasil wawancara pada responden mereka mengatakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dilakukan ketika akan memulai pekerjaan di sawah dan setelah pulang dari sawah. Mereka meluangkan waktu untuk kegiatan pemberantasan sarang nyamuk karena ada perasaan takut jika anggota keluarga terkena demam berdarah. Bentuk kegiatan pemberantasan sarang nyamuk yang mereka kerjakan antara lain membersikan rumah dengan menyapu setiap pagi dan sore, membakar sampah setiap hari, menguras tempat penampungan air beberapa hari sekali. Jika malam tiba mereka menggunakan lotion anti nyamuk, obat nyamuk bakar, obat nyamuk semprot dan beberapa keluarga menggunakan kelambu terutama bagi keluarga yang memiliki bayi. Selain itu sebagian besar responden menganggap bahwa penyakit demam berdarah sangat menakutkan sehingga perlu diberantas. Ditinjau dari faktor pendidikan berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa sebagian responden memiliki pendidikan SMP yaitu sebanyak 12 responden (34,3%) dan sebagian kecil mempunyai pendidikan sarjana pertguruan tinggi yaitu 2 responden (5,8%). Pendidikan SMP termasuk dalam pendidikan dasar. Walaupun demikian mereka sangat antusias dengan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk. Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk mereka ketahui dari informasi di media massa. Mereka mengerjakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk mulai dari hal hal yang sederhana yang mudah untuk mereka kerjakan. 3. Hubungan pengetahuan dan perilaku pemberantasan sarang nyamuk di RT 3 RW 4 Desa Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa responden dengan pengetahuan baik sebagian besar melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu 2 responden (100%) dan tidak satupun responden yang tidak 0%. Responden yang mempunyai pengetahuan cukup sebagian besar yaitu 15 responden (71,4%) dan sebagian kecil tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu 6 responden (28,6%). Responden yang mempunyai pengetahuan kurang sebagian besar tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu 10 responden (83,4%) dan sebagian kecil yaitu 2 responden (16,6%). Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS yang dilakukan dengan menggunakan uji spearman dengan α = 0,05 di dapatkan nilai signifikan dimana ρ = 0,000 nilai koefisien korelasi (rs) = 0,560. Hal ini berarti sign ρ < 0,05 sehingga H1 diterima artinya terdapat hubungan pengetahuan dan perilaku pemberantasan sarang nyamuk dirt 3 RW 4 Desa. Responden yang memiliki pengetahuan baik sebagian besar melakukan pencegahan sarang nyamuk. Karena mereka tahu bahaya dari nyamuk demam berdarah. Mereka takut jika anggota keluarga menderita penyakit demam berdarah yang dapat mengakibatkan kematian. Pengetahuan tentang pemberantasan sarang nyamuk mereka peroleh dari banyak sumber baik dari SURYA 44 Vol.03, No.XVI, Desember 2013

media elektronik, media massa maupun dari petugas kesehatan. Pengetahuan yang didapat kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari - hari. Misalkan pembuangan sampah tidak di sembarang tempat melainkan dikumpulkan kemudian dibakar, mengurang tempat penampungan air, mengumpulkan barang bekas untuk dijual agar tidak menumpuk dirumah, dan kegiatan lain dalam rangka memberantas sarang nyamuk. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa antar keluarga saling mengingatkan dan saling memberi informasi apabila mereka memiliki pengetahuan baru terutama pengetahuan tentang kesehatan. KESIMPULAN DAN SARAN.. 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1) Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik dalam pemberantasan sarang nyamuk 2) Sebagian besar responden melakukan pemberantasan sarang nyamuk 3) Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pemberantasan sarang nyamuk 2. Saran 1) Bagi institusi pendidikan kesehatan Diharapkan agar lembaga pendidikan lebih mengembangkan ilmu khususnya tentang pengetahuan pencegahan DHF sehingga dapat dijadikan sebagai acuan bagi pihak lain dalam mengembangkan wacana tentang pengetahuan pencegahan DHF. 2) Bagi Profesi kesehatan Tenaga kesehatan perlu meningkatkan pendidikan kesehatan kepada masyarakat misalnya melalui penyuluhan pada keluarga atau masyarakat tentang pengetahuan pencegahan DHF agar masyarakat lebih mengerti bagaimana melakukan tindakan yang benar...daftar PUSTAKA... Azis Alimul Hidayat, (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Budiman Chandra, (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : EGC Depkes RI, (1992). Petunjuk Teknis Penggerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk () Demam Beradarah Dengeu. Jakarta: Dirjen PP & PL. Depkes RI, (2005). Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta : Dirjen PP & PL Depkes RI, (2007). Pelatihan Bagi Pelatih Pemberantasan Sarang Nyamuk () Demam Berdarah Dengue Dengan Pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku. Jakarta : Dirjen PP & PL Effendi, Nasrul, (1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC Mardalis, (2004). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara Nursalam dan Siti Pariani, (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba Utama. Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba medika Praktiknya, Ahmad Watik, (2010). Dasardasar Metodologi Penelitian SURYA 45 Vol.03, No.XVI, Desember 2013

Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers Soekidjo Notoatmodjo, (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Soekidjo Notoatmodjo, (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Soekidjo Notoatmodjo, (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta Soekidjo Notoatmodjo, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Suharsini Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta Wahid Iqbal Mubarok, (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC Wahid, Iqbal dkk, (2007). Promosi Kesehatan. Jakarta : Graha Ilmu SURYA 46 Vol.03, No.XVI, Desember 2013