BAB I PENDAHULUAN. salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang dapat berdiri sendiri dan dipakai untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

KEMAMPUAN PENGGUNAAN VERBA MEMBERI DAN MENERIMA DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA PRODI BAHASA JEPANG STBA HAJI AGUS SALIM BUKIT TINGGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa yang ada di dunia ini pasti memiliki perbedaan tersendiri jika dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pertamanya untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke dalam kategori ini bermacam-macam, seperti : ukemi (bentuk pasif),

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang seperti layaknya bahasa lain pada umumnya, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bagian-bagian kalimat digunakan kata sambung (konjungsi) yang membuat

Bab 5. Ringkasan. Saat ini banyak orang yang mempelajari bahasa Jepang dan mulai tertarik dengan

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki gaya bahasa yang spesifik dan unik sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

DIATESIS DALAM KATEGORI GRAMATIKAL VERBA BAHASA JEPANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. makna, fungsi dan penggunaan masing-masing dari diatesis kausatif dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

BAB I PENDAHULUAN. bahasa nasionalnnya. (Sudjianto dan Dahidi Ahmad, 2009: 11). Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Struktur kalimat bahasa Jepang adalah SOP, sedangkan struktur

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari.

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

KONSEP BAHASA DAN PIKIRAN DALAM PEMAHAMAN BAHASA JEPANG A CONCEPT OF LANGUAGE AND MIND IN UNDERSTANDING JAPANESE

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak sekali kata-kata yang memiliki

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Shuujoshi Danseigo Pada Komik One Piece Volume 1 Karya Eiichiro Oda

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. speaks), dengan siapa (with whom), dimana (where), kapan (when), dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan informasi serta kebutuhan komunikasi dengan negara Jepang, bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun gramatikal (Chaer 2003:296).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengolahan data, sampai pada tahap pengambilan kesimpulan, disesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. Merujuk dari peribahasa Lain padang lain belalang, maka setiap bahasa juga

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, yang di dalamnya terdapat unsur-unsur atau kaidah-kaidah yang berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kosakata, yang dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah goi

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mendampingi numeralia atau preposisi dalam kalimat. Adverbia dalam

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. Onomatope yang berasal dari Bahasa Yunani ονοματοποιία adalah kata atau

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Verba dalam bahasa Jepang disebut dengan 働詞 doushi. Doushi termasuk salah satu yoogen dalam kelas kata bahasa Jepang. Menurut Sudjianto (2007:149), verba merupakan salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang dapat berdiri sendiri dan dipakai untuk menyatakan aktifitas, keberadaan, atau keadaan sesuatu. Doushi termasuk jiritsugo, yang dapat membentuk sebuah bunsetsu walau tanpa bantuan kelas kata lain, dan dapat menjadi predikat bahkan dengan sendirinya mempunyai potensi untuk menjadi sebuah kalimat, selain itu verba juga dapat menjadi keterangan bagi kelas kata lainnya pada sebuah kalimat (Sudjianto, 2007: 149). Verba ageru, kureru, dan morau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan memberi atau menerima. Ketiga verba tersebut termasuk ke dalam verba jujuhyougen. Menurut Tanaka, (1990:124) Jujuhyougen adalah ungkapan memberi dan menerima. Hadirnya istilah ini dikaitkan dengan kebiasaan masyarakat Jepang dalam budaya memberi suatu hadiah atau melakukan perbuatan untuk orang lain dalam kegiatan atau peristiwa tertentu. Verba yang termasuk ke dalam kelompok jujuhyougen ini di antaranya, さしあげる sashiageru (memberi), くださるkudasaru (memberi), やるyaru (memberi), あげるageru (memberi), くれるkureru (memberi), いただくitadaku (menerima) dan もらうmorau (menerima). Jujuhyougen selain berfungsi untuk menyatakan memberi atau menerima suatu barang, dapat juga digunakan untuk melakukan tindakan atau jasa. Inilah yang membedakan cara atau ungkapan dalam masyarakat Jepang dengan masyarakat Indonesia.

Penelitian ini difokuskan pada verba ageru, kureru dan morau. Bentuk ketiga verba tersebut juga dapat digunakan sebagai kata kerja hojodoushi, di mana verba ini dapat bergabung dengan verba yang lain dan hadir dengan bentuk ~te ageru, ~te kureru, dan ~te morau. Menurut Sudjianto (2007:151) hojodoushi adalah doushi yang menjadi bunsetsu tambahan. Penggunaan verba ageru, kureru dan morau tergantung arah dari siapa dan kepada siapa perbuatan tersebut dilakukan. Berikut adalah contoh kalimat bahasa Jepang yang menggunakan verba ageru, kureru, dan morau dalam bahasa Jepang: 1. ミラーさんは私に花をくれました (Minna No Nihongo I, 1998:200) Miller san wa watashi ni hana wo kuremashi- ta. 3TG HON TOP ITG PPOS bunga AKU memberiveb-lamp. Miller memberi bunga kepada saya 2. 私は木村さんに本を貸してあげました (Minna No Nihongo I, 1998:198) Watashi wa kimura san ni hon wo kashite. ITG TOP 3TG HON PPOS buku AKU minjam agemashi- ta. memberiveb-lamp Saya meminjamkan buku kepada Tuan Kimura. 3. 私は山田さんに引っ越しを手伝ってもらいました (Minna No Nihongo I, 1998:200) Watashi wa Yamada san ni hikkoshi wo tetsudatte ITG TOP 3TG HON PPOS pindah AKU menolong moraimashi-ta. menerimaveb-lamp. Saya dibantu pindahan oleh Yamada. Kalimat (1) menunjukkan bahwa 私 watashi saya menerima sesuatu dari ミラー Miller. Kalimat (1) terjadi perpindahan kepemilikan dari soto (kelompok orang di luar lingkungan sendiri) kepada uchi (kelompok orang yang ada di lingkungan sendiri). Kalimat (1) di atas,

Mira berperan sebagai pemberi ditandai dengan partikel は wa, sedangkan penerima 私 watashi saya ditandai dengan partikel に ni. Kalimat (2) menunjukkan adanya suatu perbuatan dari 私 watashi saya yang diberikan kepada 木村さんKimurasan. Pada kalimat ini, mengalami perubahan pada verba setelah bergabung dengan ~てあげましたte agemashita, yaitu dari verba dasar 貸すkasu menjadi 貸してあげましたkashite agemashita yang berarti meminjamkan. Kalimat (3) menunjukkan perbuatan dari 山田さんYamadasan yang diterima oleh 私 watashi saya. Verba pada kalimat ini, mengalami perubahan setelah bergabung dalam bentuk ~ てもらいました ~te moraimashita, yaitu dari verba dasar 手伝うtetsudau membantu menjadi 手伝ってもらいましたtetsudatte moraimashita yang artinya dibantu. Kalimat ini menunjukkan rasa terima kasih dari pihak yang menerima perbuatan tersebut. Berdasarkan tiga contoh kalimat yang telah diuraikan di atas, verba あげるageru, くれるkureru dan もらうmorau secara penggunaanya berbeda, berdasarkan pihak pemberi dan pihak penerimanya. Bagi pembelajar bahasa Jepang tingkat pemula merupakan suatu kesulitan dalam mempelajari verba ageru, kureru, dan morau. Hal ini, disebabkan ketiga verba tersebut memiliki makna perpindahan yang sama, tetapi memiliki perbedaan dalam penggunaannya. Hal tersebut menjadi kesulitan bagi pembelajar bahasa Jepang, dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang verba ageru, kureru, dan morau yang dimiliki atau pemerolehan materi yang masih kurang di perkuliahan. Oleh karena itu, penelitian ini dirasa sangat penting dan menarik untuk diteliti, karena sangat berguna dalam pembelajaran verba あげるageru, くれるkureru dan もらうmorau juga berguna pula dalam percakapan sehari-

hari kepada orang Jepang, serta menjauhkan kesalahpahaman penggunaan ketiga verba tersebut. Sumber data pada penelitian ini adalah novel yang berjudul Kaze Machi No Hito karya Ibuki Yuki. Novel tersebut dipilih sebagai sumber data, karena verba ageru, kureru, dan morau dalam novel tersebut memiliki variasi yang cukup banyak dan susunan gramatikal yang mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah adalah susunan sistematis mengenai hal pokok yang dibahas dalam sebuah tulisan. Masalah-masalah yang dirumuskan pada penelitian ini untuk membantu dalam pengelompokkan penganalisisannya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, peneliti merumuskan masalah penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimanakah struktur ageru, kureru dan morau yang terdapat dalam novel Kaze Machi No Hito? 2. Bagaimanakah penggunaan ageru, kureru dan morau yang terdapat dalam novel Kaze Machi No Hito? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan yang pasti punya tujuan. Tujuan adalah segala sesuatu yang menjadi titik pencapaian dalam sebuah rencana kegiatan. Tujuan dalam sebuah penelitian pada umumnya menjawab pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini, yaitu: 1. Mengetahui struktur ageru, kureru dan morau yang terdapat dalam novel Kaze Machi No Hito.

2. Mengetahui penggunaan ageru, kureru dan morau yang terdapat dalam novel Kaze Machi No Hito. 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah perlu dipaparkan dalam penelitian ini agar penelitian yang dilakukan bisa lebih jelas dan terarah. Peneliti akan menganalisis tentang verba ageru, kureru dan morau yang berfungsi sebagai verba utama yang terdapat dalam novel Kaze Machi No Hito karya Ibuki Yuki. Pada penelitian ini, peneliti tidak hanya membahas tentang penggunaan verba ageru, kureru dan morau sebagai verba utama, tetapi juga dapat digunakan sebagai kata kerja hojo doushi, yaitu ~te ageru, ~te kureru dan ~te morau yang terdapat pada novel Kaze Machi No Hito karya Ibuki Yuki. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan ini antara lain adalah : 1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti maupun pembaca mengenai verba ageru, kureru dan morau. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam bidang linguistik terutama dalam bidang sintaksis yang dapat bermanfaat bagi peneliti, pembaca dan peneliti lainnya dalam rangka meningkatkan pengetahuan mengenai ilmu linguistik tersebut. 3. Memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan mengenai linguistik dan kebudayaan Jepang terutama mengenai verba ageru, kureru, dan morau. 4. Menjadikan salah satu pertimbangan untuk bahan analisis selanjutnya.

1.6 Tinjauan Kepustakaan Sejauh peninjauan yang peneliti lakukan, belum menemukan penelitian yang sama tentang analisis verba ageru, kureru dan morau dalam objek Kaze Machi No Hito karya Ibuki Yuki. Namun ada beberapa penelitian yang berhubungan dengan objek yang diteliti yaitu : Skripsi Nurul Laili (2015) yang berjudul Konsep Bahasa dan Pikiran dalam Pemahaman Bahasa Jepang. Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (UNIPDU). Skripsi ini menjelaskan, bahwa bahasa terdapat proses berpikir dan hasil dari proses berpikir itu akan digunakan untuk berkomunikasi dalam kehidupan berbudaya. Skripsi ini lebih menitikberatkan pada contoh kasus yang terjadi pada proses pembelajaran dan pemahaman bahasa Jepang untuk mengetahui apakah bahasa terlebih dahulu atau pada proses berpikir. Penggunaan ageru, kureru dan morau pada skripsi ini lebih mengajak pembelajar bahasa jepang untuk proses pergerakan secara mendetail. Skripsi Lispridona Diner (2015) yang berjudul Efektivitas Media Gambar Dalam Pengajaran Kuremasu Pada Mata Kuliah Struktur (Bunpoo) Bahasa Jepang. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang. Skripsi ini menjelaskan bahwa verba ageru, kureru dan morau memiliki makna yang sama, tetapi penggunaannya memiliki fungsi yang berbeda oleh karena itu, pembelajar bahasa Jepang sering mengalami kekeliruan. Maka dari itu, peneliti ini menggunakan cara pengajaran kureru menggunakan media gambar agar pembelajar bahasa Jepang lebih mudah memahami perbedaan antara ageru, kureru dan morau. Dalam skripsi ini juga menjelaskan bagaimana metode pengajaran yang baik untuk menjelaskan suatu materi. Tesis Harisal (2015) yang berjudul Analisis Kesalahan dalam Karangan Bahasa Jepang Mahasiswa Sastra Jepang Universitas Hasanudin. Skripsi ini menjelaskan bahwa bentuk-

bentuk kesalahan yang terjadi dalam karangan bahasa Jepang mahasiswa Sastra Jepang Universitas Hasanuddin terdiri dari kesalahan bidang gramatikal, yaitu bidang morfologi dan sintaksis, dan bidang leksikal, yaitu kosakata. Hal ini dikarenakan adanya interferensi, kurangnya penguasaan bahasa penerima, dan kurangnya penguasaan diksi bahasa Jepang yang merupakan faktor-faktor yang melatarbelakangi timbulnya kesalahan, salah satunya kesalahan dalam penggunaan verba ageru, kureru, dan morau. Ketiga bentuk ini memiliki makna yang sama sehingga membuat kesulitan bagi mahasiswa untuk membedakan penggunaan ketiga bentuk tersebut. Uning Kuraesin (2015) yang berjudul Kesalahan Penggunaan Ungkapan Yarimorai dan Pemerolehannya pada Pembelajar Bahasa Jepang (Semester V-TA 2010/2011 Prodi Bahasa Jepang Universitas Widyatama). Skripsi ini menjelaskan bahwa dari hasil kuisioner yang peneliti buat untuk mahasiswa semester lima tentang yarimorai, yaitu ageru, kureru, dan morau, dari hasil kuisioner yang didapat masih banyak mahasiswa semester lima yang masih kesulitan dengan penggunaan yarimorai tersebut. Hasil persentasi dari kuisioner tersebut sekitar 55,3% mahasiswa semester lima yang mengetahui tentang penggunaan yarimorai. Berdasarkan tinjauan kepustakaan yang telah peneliti lakukan, terlihat jelas perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Peneliti menganalisis struktur dan penggunaan verba ageru, kureru dan morau yang terdapat dalam novel Kaze Machi No Hito Karya Ibuki Yuki.

1.7 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut Sudaryanto (1992:62) penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau fonem yang memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti potret: paparan seperti adanya. Penelitian diperlukan metode dan teknik yang mendukung. Tiga tahap yang harus dilalui dalam penelitian yaitu: tahap pengumpulan data, tahap analisis data dan tahap penyajian hasil analisis data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Kaze Machi No Hito karya Ibuki Yuki. 1.7.1 Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam tahap pengumpulan data, yaitu metode simak. Metode simak adalah metode yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993:133). Metode simak tidak hanya berkaitan dengan penggunaan secara lisan, tetapi juga penggunaan secara tertulis. Peneliti menyimak penggunaan data secara tulisan yang ada pada novel Kaze Machi No Hito karya Ibuki Yuki. Metode ini memiliki teknik dasar yaitu teknik sadap. Teknik sadap merupakan teknik dasar dalam metode simak, karena pada hakikatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan (Manshun, 2005:90). Penyadapan dalam penelitian ini menggunakan teknik catat sebagai gandengan teknik simak bebas libat cakap. Teknik simak bebas libat cakap yaitu mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitiannya dari penggunaan bahasa secara tertulis (Manshun, 2005:92). Dalam teknik ini, peneliti tidak dilibatkan langsung untuk ikut menentukan

pembentukan dan pemunculan calon data. Peneliti melakukan pencatatan dengan mencatat setiap kemunculan verba ageru, kureru dan morau dalam novel Kaze Machi No Hito karya Ibuki Yuki dan mengklasifikasikan maknanya menurut konteks kalimat. 1.7.2 Analisis Data Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis, metode yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini, yaitu metode agih. Menurut Sudaryanto (1993:15) metode agih merupakan metode yang alat penentunya adalah bagian dari bahasa yang bersangkutan. Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik bagi unsur langsung (BUL), yaitu membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur dan unsurunsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud (Sudaryanto, 1993:31). Penelitian ini unsur yang dibagi berupa kalimat bahasa Jepang yang menggunakan verba ageru, kureru dan morau yang terdapat dalam novel Kaze Machi No Hito karya Ibuki Yuki. Teknik ini digunakan untuk menentukan struktur dan penggunaan yang merujuk pada verba ageru, kureru dan morau yang diacu. 1.7.3 Penyajian Hasil Analisis Data Data yang telah diperoleh dan dianalisis akan disajikan dalam susunan yang sistematis dan terarah. Metode yang digunakan dalam penyajian hasil analisis data pada penelitian ini adalah metode informal dan metode formal. Sudaryanto (1993:145) menjelaskan bahwa metode penyajian informal merupakan perumusan yang menggunakan kata-kata yang biasa, walaupun dengan terminologi yang bersifat teknis, sedangkan penyajian formal adalah perumusan dengan tanda-tanda atau lambang.

Metode dan teknis penyajian hasil analisis data di atas dipaparkan dengan dua cara, yaitu rumusan dengan kata-kata yang disajikan secara ringkas dan jelas (metode informal) dan kedua adalah dengan menggunakan simbol dan lambang-lambang, baik berupa lambang matematika, huruf kapital, dan juga singkatan (metode formal). Datadata yang diperoleh disajikan dalam bentuk penjelasan-penjelasan tentang verba ageru, kureru dan morau yang terdapat dalam novel Kaze Maxhi No Hito karya Ibuki yuki. 1.8 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada penelitian ini, terdapat empat bab, yaitu: Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang mengapa penelitian dipilih, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode dan teknik penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II merupakan kerangka teori, akan dipaparkan konsep dan teori yang akan digunakan untuk mendukung penelitian. Bab III merupakan analisis data, yang berisikan analisis tentang penggunaan dan struktur verba ageru, kureru dan morau dalam novel Kaze Machi No Hito karya Ibuki yuki. Bab IV merupakan penutup dan berisi kesimpulan dan saran, yang memberikan kesimpulan berdasarkan evaluasi dan hasil dari masalah pada bab sebelumnya, dan beberapa saran tentang topik dari penelitian ini, yang diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.