BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

dokumen-dokumen yang mirip
TERMODINAMIKA TEKNIK II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

dimana p = massa jenis zat (kg/m 3 ) m= massa zat (kg) V= Volume zat (m 3 ) Satuan massa jenis berdasarkan Sistem Internasional(SI) adalah kg/m 3

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

Garis alir pada fluida mengalir terdapat dua jenis, yaitu:

GERAK SATU DIMENSI. Sugiyanto, Wahyu Hardyanto, Isa Akhlis

MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis

FISIKA. Sesi GELOMBANG CAHAYA A. INTERFERENSI

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

Dinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/16/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA

BAB III ANALISA TEORETIK

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gelombang Elektromagnetik

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

ANALISIS PENGARUH KUALITAS UAP RATA-RATA TERHADAP KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS RATA-RATA PADA PIPA KAPILER DI MESIN REFRIGERASI FOCUS 808

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

Soal Seleksi Provinsi 2009 Bidang studi Fisika Waktu: 3 jam

RUMUS-RUMUS FISIKA SMP (diurutkan berdasarkan SKL 2008)

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

STUDI KARAKTERISTIK PENDINGINAN MODEL SUNGKUP APWR DENGAN LAMINAR SUBCOOLED WATER FILM

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL

BAB 2 LANDASAN TEORI

KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC

BAB III METODE ANALISIS

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan, fabrikasi dan pengambilan data pada penelitian ini dilakukan di

BAB II LANDASAN TEORI

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING. Puji Saksono 1) ABSTRAK

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

BAB 4 KAJI PARAMETRIK

Dinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/23/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

9/17/ KALOR 1

SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 2007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SMA Waktu : 4 jam

Diketik ulang oleh : Copyright Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, KIMIA, ASTRONOMI, INFORMATIKA, dll UNTUK

Sidang Tugas Akhir - Juli 2013

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR JAWABAN BABAK PENYISIHAN 21 September 2014

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

12 A 13 D 14 D. Dit. h maks =? h maks = h + y maks = 9,2 + 1,8 = 11 m 15 B. A = B P.C Q dimensinya L.T -2 = (L 2.T 1 ) P.(L.

Xpedia Fisika DP SNMPTN 07

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

BAHAN KUIS PRA-UTS MEKANIKA, Oktober 2011

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

Kecepatan atom gas dengan distribusi Maxwell-Boltzmann (1) Oleh: Purwadi Raharjo

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

BAB II Model Aliran Multifasa Dalam Pipa

III HASIL DAN PEMBAHASAN

Gerak Harmonik Sederhana Pada Ayunan

= mv Momentum akhir setelah tumbukan pertama:

Contoh 1. = 3, 75 cm 3 Ditanya : m Jawab : m = ρv = 19,3 x 3,75 = 27,375 gra m

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Kelima (SUHU UDARA)

ANALISIS SCALING KETEL UAP PIPA API DI INDUSTRI TEKSTILCIREBON

PENGARUH WATER STORAGE VOLUME TERHADAP UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER (SAHPWH) MENGGUNAKAN HFC-134a

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Efektifitas fasad selubung ganda dalam mengurangi beban panas pada dinding luar bangunan

MEKANISME PENGERINGAN By : Dewi Maya Maharani. Prinsip Dasar Pengeringan. Mekanisme Pengeringan : 12/17/2012. Pengeringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

LAPORAN PRAKTIKUM KONVEKSI PADA ZAT CAIR

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

Konduksi Mantap 2-D. Shinta Rosalia Dewi

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

BAB II LANDASAN TEORI

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA

(x- x 1. Contoh soal: jawab: x 2 + y 2 = 2 2 x 2 + y 2 = 4. x 2 + y 2 = 4. jawab: (x 5) 2 + (y 2) 2 = 4 2

Transkripsi:

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan lingkaran berwarna erah, saluran asukan udara dingin ditandai dengan lingkaran berwarna biru, saluran keluaran udara dala siste ditandai dengan lingkaran berwarna hijau Berikut erupakan sketsa plant yang akan dirancang : Y 50 c Z X 40 c 60 c Gabar 31 : Sketsa plant yang dirancang 0

Plant dirancang hanya akan elangsungkan proses peanasan saja, artinya teperatur aliran udara yang diberikan selalu lebih besar dari teperatur lingkungan Pengontrolan teperatur plant dilakukan dengan cara engalirkan udara panas kedala siste dan engatur keseibangan aliran udara yang asuk dan keluar 3 Konsep dasar aliran panas Sebelu ebahas engenai odel dinaik dari plant, akan dibahas terlebih dahulu engenai konsep dasar aliran panas Diharapkan dapat ebahwa kepada peahaan kondisi dinaik siste yang sebenarnya Meskipun pada kenyataanya pencarian engenai odel dinaika yang akan dibahas ini, engacu pada kondisi-kondisi ideal Panas dapat engalir dari satu benda ke benda lain karena terjadi perbedaan teperatur Bila dua benda yang berbeda teperatur didekatkan, aka panas akan engalir dari benda yang berteperatur tinggi ke benda yang berteperatur rendah (Huku ke-0 Terodinaika) Aliran panas (heat flow) terjadi akibat perbedaan teperatur sehingga distribusi teperatur harus dipelajari untuk dapat enghitung aliran panas Untuk epelajari distribusi teperatur perlu dipelajari cara panas engalir Dala fisika, dikenal ada tiga aca aliran panas yaitu konduksi, radiasi dan konveksi Konduksi erupakan proses perpindahan energi dari tepat yang berteperatur tinggi ke tepat yang berteperatur rendah akibat pergerakan elektron 1

seperti pada ediu zat padat Akibatnya konduktor listrik yang baik biasanya juga erupakan konduktor yang baik untuk aliran panas, contohnya loga Radiasi erupakan proses perpindahan energi panas tanpa elalui ediu perantara Radiasi terjadi pada setiap benda diana suatu benda eancarkan gelobang elektroagnetik dengan flux radiasi yang ditentukan oleh teperatur benda tersebut (Huku Stefan-Boltzann) Salah satu contoh proses radiasi adalah proses peanasan perukaan bui oleh panas sinar atahari Konveksi erupakan proses perpindahan energi panas elalui pergerakan olekul-olekul fluida (cair dan gas) akibat adanya perbedaan teperatur Salah satu contoh proses konveksi adalah aliran panas pada udara diana panas engalir dari udara yang panas ke udara yang lebih dingin akibat pergerakan udara Paraeter penting dari proses konveksi adalah laju aliran panas (heat transfer rate) yang elibatkan faktor kecepatan aliran, faktor perpindahan energi panas dan faktor pergerakan assa fluida Dala perancangan plant proses perpindahan panas dilakukan dengan cara dipaksakan lewat pengaruh luar (kipas ) atau disebut konveksi paksa 31 Adveksi panas Proses peanasan udara dala ruangan dengan enggunakan udara luar dikenal juga dengan proses air to air heat exchanger Proses air to air heat exchanger sering dikenal juga dengan istilah adveksi panas Adveksi adalah proses

perpindahan energi yang disertai dengan aliran assa suatu fluida Tiga faktor yang epengaruhi proses adveksi panas adalah: a faktor kecepatan aliran fluida (akin besar kecepatan fluida, akin cepat proses adveksi panas terjadi) b faktor gradien teperatur (akin besar perbedaan teperatur, akin cepat proses adveksi panas terjadi) c faktor sudut antara vektor aliran fluida dengan gradien teperatur (untuk eaksialkan laju proses adveksi panas, aliran fluida harus tegak lurus dengan garis isoteral) Berdasarkan tiga faktor tersebut, proses adveksi panas yang efektif dapat dilakukan dengan eperbesar laju asuknya udara panas ke dala ruangan, enggunakan udara panas yang eiliki teperatur yang jauh lebih tinggi daripada teperatur ruangan yang hendak dipanaskan dan engalirkan udara panas dengan arah yang benar Proses air to air heat exchanger dapat dikontrol dengan baik dan efektif bila siste yang dibangun eperhatikan ketiga faktor tersebut 3 Pola pergerakan laju aliran fluida Fluida terutaa udara dapat bergerak secara lainar aupun turbulen Selain itu, fluida juga dapat bergerak dala keadaan rotational aupun irrotational Fluida dapat juga engalir dala keadaan terkopresi aupun tidak terkopresi 3

Pola laju aliran udara yang diharapkan adalah pola aliran secara lainar, berikut ilustrasinya : Gabar 3: Aliran fluida secara lainar pada ruang 3 diensi 33 Peruusan odel dinaik siste plant Proses yang dikehendaki terjadi dala siste plant adalah proses adveksi panas, oleh karena itu diberikan set persaaan adveksi sebagai berikut : T + ( v T x + v T T y + v z ) = α ( T + T + T ) t x y z x y z (31) Naun persaaan tersebut eodelkan proses adveksi panas dala ruang 3 diensi Dala upaya penyerderhanaan peruusan ateatik, akan diabil dala odel ruang 1 diensi saja Sedeikian hingga penyerderhanaan persaaan adveksi enjadi : t x x T + v T T x = α (3) 4

Merujuk pada persaaan 3, faktor kecepatan aliran udara dala arah x atau Vx, dianggap bergerak engikuti pola lainar, dala keadaan irrotanional dan tidak terkopresi (incopressible) Arah subu x dipilih sebagai arah pengaliran udara dari suber panas dan saluran keluaran (exhaust) Oleh karena itu laju aliran rata-rata dari suber peanas dapat dicari elalui peruusan berikut: v = v = v (33) x o diana, V adalah laju aliran udara rata-rata dan Vo adalah laju aksiu Laju aliran udara rata-rata v ditentukan oleh besarnya laju aliran assa udara yang asuk ke dala siste Bila siste dianggap sebagai suatu balok berukuran s x * s y * s z, aka kecepatan rata-rata pada arah x dapat dituliskan dala persaaan berikut: v y V = (34) s s z Laju aliran udara rata-rata saa dengan laju aliran udara / debit udara per satuan luas penapang Syarat-syarat batas tersebut bila diasukkan dala persaaan adveksi panas 1 diensi eberikan persaaan adveksi panas sebagai berikut: T V T k T + = t s s x ρcp x y z (35) 5

Dala kaitannya dengan kondisi plant yang dirancang, perlu dicari peruusan syarat batas dari persaaan 5 tersebut Proses perpindahan panas yang terjadi antara kedua lapisan udara ini erupakan proses konduksi panas Persaaan konduksi panas antara kedua lapisan udara tersebut dapat dituliskan dala persaaan sebagai berikut: T q = k (36) x diana q = laju aliran panas dan k = konduktivitas teral udara Laju aliran panas antara udara luar dengan lapisan terluar siste ditentukan oleh laju aliran assa yang dinyatakan dala persaaan: q= ρcpv[ T T(0, t)] (37) hot Dengan enggunakan laju aliran panas ini, persaaan konduksi antara kedua lapisan udara dapat dituliskan dala persaaan berikut: T q ρcpv = = [ T hot T (0, t )] x k k (38) Diana, Thot = teperatur udara panas dan T(0,t) = teperatur lapisan udara paling luar dari siste Bagian saluran keluaran (exhaust) eberikan satu syarat batas tabahan lagi bagi persaaan adveksi panas Karena udara yang keluar dari siste tidak endapat gangguan apapun dari dinding sebelah kanan, aka persaaan aliran panas pada dinding sebelah kanan dapat ditulis: 6

T = 0 x (39) Bentuk persaaan adveksi panas yang erupakan odel dinaika siste plant, berbentuk sebuah persaaan differensial parsial Diana perubahan teperatur bergantung terhadap waktu juga terhadap posisi Pencarian odel ateatis engikuti kaidah perancangan siste kontrol konvensional, tidak dapat dilakukan Padahal peodelan dengan etode fungsi transfer atau etode ruang keadaan, hanya engizinkan untuk diterapkan pada siste dengan peruusan persaaan differensial biasa Dilain pihak untuk elengkapi diri engenai inforasi yang dibutuhkan dala perancangan siste kontrol fuzzy logic, peecahan persaaan 35 diperlukan Naun solusi persaaan yang diharapkan berupa solusi nuerik, sehingga inforasi didapatkan secara kualitatif saja Inforasi yang ingin diketahui dari pers 35 tersebut adalah, hubungan antara laju aliran udara terhadap perubahan suhu ruang dala plant yang dirancang 34 Solusi nuerik persaaan dinaik Solusi nuerik dari persaaan adveksi (pers 35), dapat didapatkan elalui teknik finite difference Dengan deikian akan dilakukan quantisasi secara diskrit terhadap nilai-nilai perubahan yang ada pada setiap persaaan Fungsi distribusi teperatur dapat dituliskan dala bentuk nuerik finite difference sebagai berikut: 7

i T( x, t) = T[( 1) Δx, iδt] T (310) Persaaan aliran panas secara adveksi (persaaan 35) dapat dituliskan dala forulasi nuerik sebagai berikut: i+ 1 i i i i i i V 1 k + 1 + 1 = + Δt sysz Δx ρcp ( Δx) T T [ T T ] [ T T T ] (311) Persaaan syarat batas tabahan siste dapat dituliskan dala forulasi nuerik sebagai berikut: - untuk dinding sebelah kiri (T(0,t)): i i T + 1 T1 ρcpv i = T hot T 1 Δx ksysz [ ] (31) - untuk dinding sebelah kanan (T(L,t)): T T i i + 1 = (313) Dengan enggunakan konstanta-konstanta sebagai berikut: To = teperatur awal siste sebelu dipanaskan (teperatur udara dala siste dianggap unifor) = 5 o C; ρ = densistas udara = 1 kg/ 3 ; Cp = kapasitas kalor udara = 1000 kj/kg o C; sy * sz = luas penapang siste = 1 ; V = laju aliran assa udara (besarnya diubah-ubah); k = konduktivitas teral udara = 006W/K ; L = panjang siste = 1; α = konstanta difusi = *10-5 /s; Δx = 01 dan Δt = 01s serta T hot = 40 o C Diperoleh hasil sbb : 8

Gabar 33: Solusi persaaan adveksi untuk laju 0005 3 /s Gabar 34: Solusi persaaan adveksi untuk laju 001 3 /s 9

30