PENGARUH METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK TAMAN KANAK-KANAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan usia dini (Early childhood education) adalah pendidikan

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN KEGIATAN BERMAIN DALAM KELOMPOK PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI 02 NGADILUWIH MATESIH TAHUN AJARAN

Dian Permata Sari, Daviq Chairilsyah, Ria Novianti ,

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Kegiatan Membaca Manaqib Syaikh Abdul

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH METODE BERMAIN PANTOMIM TERHADAP KECERDASAN KINESTETIK ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI RANDULANANG II JATINOM KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 5 MATARAM

BAB IV HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

K A 2012/2013. Disusun Oleh: YULIANA DEWI A FAKULTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SUSI ARYATI A

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERNYANYI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBILANG ANAK

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan).

PENERAPAN METODE ROLE PLAY TERHADAP KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA DALAM PERGAULAN DI SEKOLAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:117). Populasi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre eksperimental. Desain

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pengujian Hipotesis Data Bimbingan Kelompok Berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity),

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen.

JURNAL OLEH : INDAH CHOIRUN NISA NPM : Dibimbing Oleh: 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M.Pd.

METODE MEMBACA SUKU KATA BERPENGARUH TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AWAL PADA ANAK KELOMPOK B TK. PERTIWI JUWIRING KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental yang meneliti tentang sebab-akibat dengan menggunakan satu

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi. Oleh :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia Taman Kanak-kanak (TK) secara psikologis berada pada rentang usia

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PGSD FKIP UN PGRI Kediri

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MAHASISWA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Keterangan: X1 : Pengukuran Reaksi X2 : Pengukuran Antisipasi Y1 : Penjaga Gawang Sepakbola Y2 : Penjaga Gawang Futsal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan uji statistik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang ada, jenis penelitian yang digunakan adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 17 Kota Jambi, kelas VII yang

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA

Modul ke: Psikometri. Analisis Item 2. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

NASKAH PUBLIKASI. Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini. Disusun oleh:

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Pengolahan data dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang sangat

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hasil penelitian

PENGARUH MELUKIS TERHADAP KREATIVITAS SENI ANAK USIA DINI DI TK 02 BURAN TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu

PENGARUH MEDIA KARTU DALAM LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK PENGENTASAN MASALAH SISWA

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH:

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Pre-Experimental Design. Penelitian ini terdiri dari satu variabel

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh kelas VII SMP Negeri 1

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1 Program Studi PG-PAUD. DisusunOleh: BAROROH NIHAYATI A

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH TAHUN AJARAN. Disusun Oleh: A FAKULTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Sumber : Sugiyono, : nilai pretest (sebelum diberi perlakuan) : nilai posttest (sesudah diberi perlakuan)

KEGIATAN BERNYANYI BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK TK KELOMPOK B

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental. Metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS MEDIA KINCIR KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN DHARMAWANITA PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis

ABSTRAK. Kata kunci : Pemahaman Konsep, Alat Peraga Dakon Matematika.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENGARUH METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK TAMAN KANAK-KANAK Ambar Puspawerdini Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Magelang Abstraksi Metode pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran di TK, terutama dalam pemilihan atau penggunaan metode pembelajaran apa yang akan diterapkan di TK. Hal ini dikarenakan bisa berdampak signifikan terhadap cara dan proses pembelajaran anak selanjutnya, dimana penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan dunia anak akan memfasilitasi perkembangan berbagai potensi dan kemampuan anak secara optimal. Fenomena yang ada di TK Pelita Ibu Kota Cirebon adalah pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang kurang pas dan seringkali hanya itu-itu saja. Hal ini berdampak pada perkembangan berbagai aspek dan potensi anak, yakni satu diantaranya adala terhadap kecerdasan interpersonal anak di TK ini yang masih belum berkembang dengan baik dan optimal. Selain itu, bertolak dari pemikiran N. K Humprey yang menjelaskan bahwa kecerdasan interpersonal merupakan bentuk yang paling penting dalam kecerdasan manusia, karena dengan kecerdasan ini manusia mampu memelihara hubungan dengan manusia lainnya secara efektif, sehingga seringkali keberhasilan hidup seseorang sangat bergantung pada kecerdasan interpersonalnya.sehingga, dalam penelitian ini tujuannya adalah mengetahui pengaruh salah satu metode pembelajaran di TK, yakni metode bermain peran terhadap kecerdasan interpersonal anak di TK Pelita Ibu Cirebon, khususnya di kelompok B1 tahun ajaran 2010-2011. Keywords: kecerdasan interpersonal, metode bermain peran LATAR BELAKANG Anak dilahirkan ke dunia sebagai seseorang yang dianugerahi Tuhan dengan berbagai potensi dan kecerdasan yang dimilikinya. Hal ini juga sebagimana dijelaskan oleh Gardner dalam teori kecerdasan jamak (multiple intelligence), bahwa sekurang-kurangnya terdapat 7 kecerdasan yang patut diperhitungkan secara sungguh-sungguh, salah satunya adalah kecerdasan interpersonal (Armstrong, 2002: 3). N. K Humprey (Muslihuddin & Agustin, 2008: 85-86), menjelaskan bahwa kecerdasan interpersonal merupakan bentuk yang 1

paling penting dalam kecerdasan manusia, karena dengan kecerdasan ini manusia mampu memelihara hubungan dengan manusia lainnya secara efektif, sehingga seringkali keberhasilan hidup seseorang sangat bergantung pada kecerdasan interpersonalnya. Kecerdasan interpersonal ini menjadi penting karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, yang mana manusia tidaklah bisa menyendiri, karena banyak kegiatan dalam hidup ini yang terkait dengan orang lain. Oleh karena itu, kecerdasan interpersonal penting juga bagi anak, karena anak perlu membekali dirinya dengan kecerdasan interpersonal ini untuk dapat hidup berdampingan dengan orang lain. Yusuf & Nurihsan (Muslihuddin & Agustin, 2008: 85) menjelaskan bahwa kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan untuk memahami dan berkomunikasi dengan orang lain, mampu membedakan suasana hati, temperamen, motivasi, dan keterampilan-keterampilan dalam memahami orang lain, termasuk juga kemampuan untuk membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain, serta memahami berbagai peran dalam kelompok. Kecerdasan interpersonal ini bersifat bisa berubah dan bisa ditingkatkan, karena lebih merupakan sebuah proses belajar dari pengalaman anak sehari-hari, bukan merupakan faktor hereditas, sehingga semua anak bisa memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi (Safaria, 2005: 24). Untuk itu anak memerlukan bimbingan dan pengarahan, serta stimulasi dari para orang tua maupun guru di sekolah untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal anak. Isenberg & Jalongo (Agustin, 2006: 156) mengutarakan bahwa kecerdasan interpersonal anak dapat distimulasi melalui kegiatan bermain, karena saat bermain anak berinteraksi dengan guru dan teman sebaya. Menurut Isenberg & Jalongo (Muslihuddin & Agustin, 2008: 86), stimulasi tersebut dapat terjadi karena pada saat bermain anak-anak melakukan kegiatan, seperti: (a) mempraktekkan keterampilan berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal dengan cara menegosiasikan peran, mencoba memperoleh keuntungan saat bermain atau mengapresiasi perasaan teman 2

lain; (b) merespon perasaan teman sepermainan disamping menunggu giliran dan berbagai materi serta pengalaman; (c) bereksperimen dengan peran-peran di rumah, sekolah, dan komunitas dengan menjalin kontak dengan kebutuhan dan kehendak orang lain; dan (d) mencoba melihat sudut pandang orang lain. Kegiatan-kegiatan seperti yang dijelaskan tersebut, dapat juga dilakukan anak dalam aktivitas bermain peran. Dengan kata lain, bahwa kecerdasan interpersonal dapat dikembangkan salah satunya melalui metode bermain peran, yang mana ini dapat dilakukan oleh guru di TK. Melalui metode bermain peran ini, anak akan terlatih dalam memerankan peran seseorang atau sesuatu, sehingga disini anak akan dapat merasakan menjadi orang lain yang sebelumnya mungkin belum pernah ia rasakan, dan anak akan mengetahui dan mengidentifikasi prilaku-prilaku seseorang yang ia perankan ataupun yang orang lain perankan (Indriani, 2009). Maka, seharusnya guru dapat menerapkan metode bermain, yang salah satunya adalah metode bermain peran ini sebagai salah satu cara mengembangkan kecerdasan jamak anak, khususnya mengembangkan kecerdasan interpersonal anak. Melalui metode bermain peran ini aktivitas pembelajaran di TK dilakukan melalui kegiatan bermain sambil belajar, sehingga anak-anak akan lebih merasa senang dan tidak cepat bosan, serta tujuan pembelajarannya pun diharapkan dapat tercapai dengan baik. Namun sayangnya, tidak demikian dengan kegiatan pembelajaran di TK Pelita Ibu Kota Cirebon. Di TK Pelita Ibu Kota Cirebon ini masih jarang sekali diterapkan metode bermain peran, khususnya untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal anak di TK tersebut. Aktivitas pembelajaran di TK ini masih monoton, seperti halnya mengisi majalah sekolah, menggambar dan mewarnai gambar. Selain itu, aktivitas pembelajarannya masih banyak ditekankan pada segi akademis dan seringkali menggunakan metode tanya jawab atau metode ceramah, dimana guru yang lebih banyak berperan aktif. Selain itu, kecerdasan interpersonal anak di TK Pelita Ibu Kota Cirebon masih belum berkembang secara optimal. Hal ini setidaknya ditunjukkan dengan masih ditemukannya aktivitas 3

bermain anak secara individu ataupun hanya melibatkan kelompok-kelompok tertentu saja yang interaksinya hanya pada anak yang sama dalam suatu kelompok. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh metode bermain peran terhadap kecerdasan interpersonal anak di TK Pelita Ibu Kota Cirebon. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yakni dengan menggunakan metode eksperimen dengan jenis one group designexperiment (pre-eksperimen) yang bertujuan untuk mengetahuai pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat setelah diterapkannya metode bermain peran. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas B1 di TK Pelita Ibu Kota Cirebon Tahun Ajaran 2010-2011, dimana ini disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dan di dalam penelitian ini, tidak ada randomisasi karena tekhnik sampling yang digunakan adalah non-probability sampling yaitu teknik sampling yang memberikan peluang atau kesempatan sama bagi tiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2002: 61). Teknik yang diambil adalah sampling jenuh, yakni semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitan ini untuk menguji normalitas data kecerdasan interpersonal anak taman kanak-kanak, digunakan Test of Normality Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan software SPSS 17.0 for Windows. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari taraf signifikansi (p > α ), dan jika signifikan kurang dari teraf signifikansi maka distribusi data tidak normal (Kuncono, 2005: 40-41). Dalam penelitian ini taraf signifikansi yang digunakan adalah alpha 5% atau 0,05. Berdasarkan perhitungan diperoleh signifikansi kecerdasan interpersonal anak taman kanak-kanak pre-test 0,200 lebih besar dari harga alpha = 0,05, dan post-test 0,147 lebih besar dari harga alpha = 0,05, sehingga p pretest&posttest > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data kecerdasan interpersonal anak taman kanak-kanak 4

berdistribusi normal, dengan mean pretest 14,8000 dan mean post-test 29,7000, dan standar deviasi (Std) pretest 3,58391 dan standar deviasi (Std) post-test 3,77271. Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini, peneliti menganalisis skor kecerdasan interpersonal anak dengan menggunakan rumus uji t untuk dependent sampel (paired t-test). Hal ini dikarenakan asumsi data berdistribusi normal sudah terpenuhi, sehingga menggunakan statistik parametrik. Dalam penghitungannya, peneliti menggunakan bantuan software SPSS Version 17.0 For Windows. Dari hasil pengujian hipotesis menggunakan paired t-test, dapat dilihat pada kolom paired sample statistic, diperoleh mean post-test kecerdasan interpersonal adalah 29,7000, dan mean pre-test kecerdasan interpersonal adalah 14,8000, dengan demikian mean post-test > mean pretest, maka terdapat pengaruh terhadap kecerdasan interpersonal anak sebelum dan sesudah diterapkan metode bermain peran, dimana mean pre-test dan mean post-test mengalami peningkatan yang positif. Selain itu, dapat dilihat juga dari kolom paired sample test diperoleh nilai t = 10,074, p = 0,00. Apabila p < taraf signinikansi (yang ditetapkan disini adalah α = 0,05) atau p < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima Dan dikarenakan dalam penelitian ini p < 0,05 = 0,00 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, jadi terdapat perbedaan kecerdasan interpersonal anak sebelum dan sesudah diterapkannya metode bermain peran. Hasil penelitian saat pre-test secara keseluruhan menunjukkan bahwa secara umum kecerdasan interpersonal anak TK Pelita Ibu Kota Cirebon pada kelompok B1 berada pada ketegori rendah. Kondisi ini ditunjukkan dengan lebih banyaknya anak yang menempati kategori kecerdasan interpersonal rendah yakni sembilan orang anak, dibandingkan dengan anak yang menempati kategori kecerdasan interpersonal tinggi yakni hanya satu orang anak. Temuan penelitian ini dapat dimaknai bahwa umumnya anak belum memiliki tingkat kecerdasan interpersonal yang tinggi. Hal ini terjadi dikarenakan salah satu sebabnya adalah karena sebagian besar anak TK Pelita Ibu Cirebon khususnya kelompok B1 ini masih terbilang baru 5

memasuki lingkungan sekolah dimana mereka belum terbiasa beradaptasi dengan orang-orang baru si sekitarnya, sehingga anak masih sangat jarang melakukan interaksi dan komunikasi, serta kedekatan antar personalnya pun masih kurang erat. Hasil penelitian saat post-test secara keseluruhan menunjukkan bahwa secara umum kecerdasan interpersonal anak TK Pelita Ibu Cirebon pada kelompok B1 berada pada ketegori tinggi. Kondisi ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah anak yang menempati kategori kecerdasan interpersonal tinggi yakni yang pada awalnya hanya 1 orang anak, menjadi 10 orang anak. Temuan penelitian ini dapat dimaknai bahwa pada umumnya atau secara keseluruhan (10 orang anak) telah memiliki tingkat kecerdasan interpersonal yang tinggi. Hal ini terlihat dari sudah semakin meningkatnya kemampuankemampuan anak yang terkait dengan kecerdasan interpersonal anak, dalam aktivitas sehari-hari di sekolah, dimana seluruh anak setelah diberikan treatment metode bermain peran ternyata lebih dapat muncul kecerdasan interpersonalnya. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh metode bermain peran terhadap kecerdasan interpersonal anak TK yang dilaksanakan di TK Pelita Ibu Cirebon pada kelompok B1, dapat disimpulkan bahwa: (1) kecerdasan interpersonal anak TK Pelita Ibu Kota Cirebon khususnya kelompok B1 sebelum diterapkannya metode bermain peran memiliki tingkat kecerdasan interpersonal yang rendah, dimana anak masih belum dapat diterima sepenuhnya dengan baik oleh anak lainnya ataupun orang lain yang berada di lingkungan sekitarnya; (2) kondisi kecerdasan inteterpersonal anak TK Pelita Ibu Kota Cirebon sesudah diterapkannya metode bermain peran menunjukkan peningkatan yang berarti. Kecerdasan interpersonal anak TK Pelita Ibu Kota Cirebon khususnya kelompok B1 memiliki tingkat kecerdasan interpersonal yang tinggi, dimana anak sudah dapat diterima sepenuhnya dengan baik oleh anak lainnya ataupun orang lain yang berada di lingkungan sekitarnya; (3) kecerdasan interepersonal anak TK Pelita Ibu Kota Cirebon pada kelompok 6

B1 sebelum dan sesudah diterapkannya metode bermain peran menunjukkan perbedaan yang signifikan. Perbedaan tersebut terlihat pada hasil data sebelum dan sesudah penerapan metode bermain peran dalam kegiatan pembelajaran dalam rangka meningkatkan kecerdasan interpersonal anak. DAFTAR PUSTAKA Agustin, Mubiar. (2006). Profil Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini Di TK Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia, Jurnal Ilmu Pendidikan, Volume 4, No.2. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Potensi Kecerdasan Jamak Anak Usia Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal. Bandung : Rizqi Press. Safaria, T. (2005). Interpersonal Intelligence Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak. Yogyakarta: Amara Books. Sugiono. (2002). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Kualitas Produk dan Jasa. Ekonisia, Yogyakarta. Armstrong, Thomas. (2002). Seven Kinds of Smart (Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence). Alih bahasa T. Hermaya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Indriani, Vetti. (2009). Peningkatan Keterampilan Sosial Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran. Skripsi. Tidak diterbitkan. Bandung: PGPAUD FIP UPI. Kuncono. (2005). Aplikasi Komputer Psikologi: Diktat Kuliah dan Panduan Praktikum Edisi II. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia. Muslihuddin, & Agustin, M. (2008). Mengenali dan Mengembangkan 7