BAB III METODE PENELITIAN. Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi FST Universitas Airlangga pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. sampai Maret Pengambilan sampel tanah rizosfer Zea mays di Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

MATERI DAN METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan pengambilan sampel tanah dilakukan di kecamatan Samarinda

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

Teknik Isolasi Bakteri

Teknik Isolasi Bakteri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

Pengambilan sampel tanah yang terkontaminasi minyak burni diambil dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu jenis isolat dan sumber fosfat yang digunakan. selama 3 bulan mulai tanggal 1 Februari 31 April 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

LAMPIRAN. Lampiran 1. Komposisi Media MGMK Padat dan Cara Pembuatannya Bahan: Koloidal kitin 12,5% (b/v) 72,7 ml. Agar 20 g.

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair.

BAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

LAMPIRAN. Lampiran A: Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan

Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis)

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

MODUL 1 PENGENALAN ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

3 METODE. Bahan dan Alat Penelitian

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU LAMPIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

III. MATERI DAN METODE

II. METODE PENELITIAN

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi

IV. KULTIVASI MIKROBA

1 atm selama 15 menit

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya pada bulan Februari sampai dengan Agustus 2012. 3.2.Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian eksperimental yang dianalisis secara statistik deskriptif dan statistik analitik dengan tiga kali pengulangan. 3.3.Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri atas 3 variabel, yaitu: a. Variabel bebas : jenis isolat bakteri, jenis senyawa uji alifatik dan aromatik. b. Variabel terikat : keberadaan zona bening pada degradasi poliaromatik, besar persentase degradasi alifatik dan aromatik, perhitungan jumlah total sel bakteri pendegradasi alifatik dan aromatik, ph media kultur c. Variabel kendali : lama inkubasi, suhu, OD (kepadatan bakteri), dan volume media 19

20 3.4.Bahan dan Alat Penelitian 3.4.1. Bahan-Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Isolat bakteri Tujuh isolat bakteri hidrokarbonoklastik yang digunakan adalah hasil isolasi dari lumpur pantai Kenjeran Surabaya, Jawa Timur. 2. Media dan bahan kimia a. Media pertumbuhan bakteri yang berupa media air mineral sintetik (AMS) agar modifikasi Pruthy and Comeotra (1997) dan Nutrient Agar. b. Bahan kimia berupa akuades, air fisiologis, alkohol, spiritus, es batu, alumunium foil, dan kapas. 3. Senyawa uji alifatik dan aromatik Senyawa uji alifatik menggunakan n-heksadekana 1000 ppm, sedangkan untuk senyawa uji aromatik menggunakan fenol 1000 ppm (monoaromatik) dan fenantren 1000 ppm (PAH). 3.4.2. Alat-Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah autoclave (Ogawa Seiki), neraca analitik (Shimadzu AEL-200), neraca Ohauss, Laminar Air Flow (LAF), alat GC, ph meter, sublimator, oven, inkubator, penggaris, spatula kaca, spatula besi, tabung Erlenmeyer, tabung reaksi, cawan Petri, pipet ukur, gelas ukur, jarum ose loop, gelas Beaker, pembakar bunsen, botol alkohol, bak plastik, kompor listrik, lemari es, plastik, isolasi.

21 3.5. Cara Kerja 3.5.1. Peremajaan kultur bakteri Tujuh isolat bakteri masing-masing diperbanyak dengan cara ditumbuhkan pada media NA miring dengan metode streak dan diinkubasi pada suhu ruang selama + 24 jam. Selanjutnya mikroba-mikroba yang tumbuh tersebut dapat digunakan dalam penelitian atau digunakan sebagai stok bakteri uji. Stok bakteri uji disimpan dalam lemari es dengan suhu 4ºC. 3.5.2. Pembuatan media a. Pembuatan media air mineral sintetis (AMS) modifikasi Pruthi and Comeotra (1997) Air mineral sintetis (AMS) yang digunakan adalah komposisi dari Pruthi dan Cameotra (1997), yang terdiri atas (NH 4 ) 2 SO 4 (3 g), MgSO 4.7H 2 O (0,2 g), NaCl (10 g), CaCl 2 (0,01 g), MnSO 4.H 2 O (0,001 g), H 3 BO 3 (0,001 g), ZnSO 4.7H 2 O (0,001 g), CuSO 4.5H 2 O (0,001 g), CoCl 2.6H 2 O (0,005 g), Na 2 MoO 4.2H 2 O (0,001 g), dilarutkan dalam 1 L akuades. Kemudian larutan dihomogenkan dengan menggunakan magnetik stirrer dan ph larutan dibuat hingga mencapai ph 7 dengan menambahkan NaOH 4N atau HCl 1% ke dalam air mineral sintetis. Setelah itu disterilkan dengan menggunakan autoklaf dan kemudian ditambah stok KH 2 PO 4 (1 g), K 2 HPO 4 (1 g) dalam 50 ml akuades, dan stok FeSO 4.7H 2 O (1 g) dalam 50 ml akuades.

22 3.5.3. Pembuatan inokulum a. Membuat kultur 7 isolat bakteri pada cawan Petri berisi media NA dengan metode gores (streak), menginkubasi pada suhu ruang (± 25 o C) selama ± 24 jam. b. Menyiapkan 7 botol kaca berukuran ± 500 ml yang masing-masing berisi 30 ml air fisiologis steril. c. Membuat suspensi tiap isolat bakteri dalam 30 ml air fisiologis steril dengan A 660 nm = 0,5. Caranya adalah sebagai berikut. d. Mengambil beberapa ose kultur murni bakteri dari cawan Petri, memindahkannya dalam air fisiologis 30 ml kemudian dihomogenkan dengan vortex. Membuat suspensi dalam air fisiologis sekeruh mungkin, kekeruhannya (Optical Density, OD) melebihi nilai 1 pada Absorbansi (A) dengan λ= 660 nm (A 660 nm = >0,5). e. Mengukur ODnya pada λ= 660 nm dengan cara memasukkan 4 ml suspensi bakteri dalam tabung cuvet kemudian mengukur kekeruhannya menggunakan spektrofotometer. f. Melakukan pengenceran untuk mendapatkan A 660 nm = 0,5 dengan rumus: n 1.V 1 =n 2.V 2

23 3.5.4. Kultur pertumbuhan 3.5.4.1. Uji pertumbuhan masing-masing isolat bakteri pada hidrokarbon alifatik a. Menyiapkan sebanyak 7 botol infus volume 100 ml kemudian diisi dengan air mineral sintetik dengan volume total 25 ml. b. Menambahkan senyawa hidrokarbon alifatik (n-heksadekana) sebanyak 1000 ppm. c. Menginokulasikan setiap isolat bakteri sebanyak 4% (v/v) kemudian menginkubasikannya selama 7 hari pada shaker dengan kecepatan 75 rpm dan pada suhu 30 o C. 3.5.4.2. Uji pertumbuhan masing-masing isolat bakteri pada hidrokarbon monoaromatik a. Menyiapkan sebanyak 7 botol infus volume 100 ml kemudian diisi dengan air mineral sintetik dengan volume total 25 ml. b. Menambahkan senyawa hidrokarbon monoaromatik (fenol) sebanyak 1000 ppm. c. Menginokulasikan setiap isolat bakteri sebanyak 4% (v/v) kemudian menginkubasikannya selama 7 hari pada shaker dengan kecepatan 75 rpm dan pada suhu 30 o C.

24 3.5.4.3. Uji pertumbuhan masing-masing isolat bakteri pada hidrokarbon poliaromatik a. Menyiapkan sebanyak 7 botol infus volume 100 ml kemudian diisi dengan air mineral sintetik dengan volume total 25 ml. b. Menambahkan senyawa hidrokarbon poliaromatik (fenantren) sebanyak 1000 ppm. c. Menginokulasikan setiap isolat bakteri sebanyak 4% (v/v) kemudian menginkubasikannya selama 7 hari pada shaker dengan kecepatan 75 rpm dan pada suhu ruang. 3.5.4.4. Screening bakteri pendegradasi hidrokarbon poliaromatik dengan metode sublimasi (Alley and Brown, 1999 dalam Purbowati, 2010) a. Menyiapkan media AMS agar dan menuangkannya dalam cawan Petri steril sebanyak 15 ml dan membiarkannya sampai memadat. b. Menanam setiap isolat bakteri pada media AMS agar yang sudah memadat dengan cara mengambil koloni bakteri secukupnya dari isolat bakteri di media NA miring, kemudian ditotolkan dipermukaan AMS agar. c. Menyiapkan sublimator yang digunakan dalam proses sublimasi yaitu alat pemanas dan 3 cawan Petri yang bersusun. Meletakkan cawan Petri yang berisi es batu pada bagian atas, cawan Petri berisi bakteri pada bagian tengah, dan padatan senyawa poliaromatik uji (fenantren) pada cawan Petri pada bagian bawah.

25 d. Mengatur suhu pada sublimator sesuai dengan titik lebur senyawa poliaromatik yang digunakan yaitu fenantren (100 o C). e. Proses sublimasi akan berlangsung ditandai dengan terlihatnya uap pada bagian ruang antara cawan Petri yang berisi bakteri dan cawan Petri yang berisi padatan senyawa poliaromatik uji (fenantren). f. Setelah uap tersebar merata pada permukaan media yang berisi biakan bakteri uji maka proses sublimasi segera dihentikan dan dilakukan isolasi untuk menjaga agar uap yang ada dalam cawan Petri tidak keluar. g. Cawan Petri yang berisi biakan bakteri dan telah tersublimasi diinkubasi pada suhu ruang selama 24-72 jam dan menunggu hingga terjadi reaksi yaitu muncul zona bening (clear zone) di sekitar koloni maka uji screening dinyatakan positif dan sebaliknya jika tidak terlihat zona bening (clear zone) di sekitar koloni maka uji screening dikatakan negatif. 3.5.5. Pengukuran jumlah sel pada waktu inkubasi 3.5.5.1. Perhitungan TPC (Total Plate Count) pada media kultur yang mengandung senyawa alifatik Pertumbuhan bakteri pada media kultur yang mengandung senyawa alifatik dianalisis pada waktu inkubasi 0, 3 dan 7 hari yaitu dengan menghitung jumlah sel (CFU/mL) melalui perhitungan TPC (Total Plate Count) dengan cara pour plate pada media NA (inkubasi 24 jam) dan melakukan pengukuran ph.

26 3.5.5.2. Perhitungan TPC (Total Plate Count) pada media kultur yang mengandung senyawa monoaromatik Pertumbuhan bakteri pada media kultur yang mengandung senyawa monoaromatik dianalisis pada waktu inkubasi 0, 3 dan 7 hari yaitu dengan menghitung jumlah sel (CFU/mL) melalui perhitungan TPC (Total Plate Count) dengan cara pour plate pada media NA (inkubasi 24 jam) dan melakukan pengukuran ph. 3.5.5.3. Perhitungan TPC (Total Plate Count) pada media kultur yang mengandung senyawa poliaromatik Pertumbuhan bakteri pada media kultur yang mengandung senyawa poliaromatik dianalisis pada waktu inkubasi 0, 3 dan 7 hari yaitu dengan menghitung jumlah sel (CFU/mL) melalui perhitungan TPC (Total Plate Count) dengan cara pour plate pada media NA (inkubasi 24 jam) dan melakukan pengukuran ph. 3.5.6. Pengukuran persentase biodegradasi senyawa alifatik dan aromatik 3.5.6.1. Metode kromatografi gas (GC) a. Kultur cair sebanyak 25 ml diekstrak dengan menggunakan n-heksan sampai terbentuk dua lapisan. b. Dilakukan penggojokan hingga senyawa hidrokarbon larut pada n- heksan c. Larutan n-heksan diambil menggunakan pipet ukur dimasukkan ke dalam botol bersih dan kering bebas air, tutup dengan rapat.

27 d. Larutan dipipet dengan pipet mikro syringe sebanyak 1 µl dan diinjeksikan ke GC. e. Kemudian ditentukan puncak sampel dengan waktu retensi yang sama dengan standar untuk dianalisis persentase degradasi. 3.5.7. Identifikasi Bakteri a. Membuat stok tiap isolat bakteri yang terpilih pada NA miring, menginkubasi ± 24 jam. b. Melakukan pewarnaan Gram tiap isolat bakteri terpilih, diamati menggunakan mikroskop dengan minyak emersi pada perbesaran 10x100. c. Melakukan uji oksidase pada tiap isolat bakteri dengan cara mengambil 1 ose loop (ose ujung bulat) kemudian menggoreskan pada kertas uji oksidase. Uji oksidase positif ditunjukkan dengan munculnya warna ungu pada kertas uji. Bila kertas uji tidak berubah warna, maka uji oksidasenya bernilai negatif. d. Membuat suspensi tiap isolat bakteri dengan cara mengambil 2-3 ose loop (ose ujung bulat) dari kultur murni bakteri berumur ± 24 jam pada agar miring kemudian memindahkannya pada tabung reaksi berisi 10 ml air fisiologis steril, menghomogenkan dengan vortex. e. Mengamati motilitas tiap isolat bakteri dengan cara meneteskan beberapa tetes suspensi bakteri pada object glass hanging drop (gelas objek yang cekung ditengahnya) kemudian tutup dengan gelas penutup (cover glass), mengamatinya di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000 kali.

28 f. Melakukan uji katalase pada tiap isolat bakteri dengan cara menambahkan 1 ml H 2 O 2 37% ke dalam 1 ml suspensi bakteri dalam tabung reaksi kemudian mengamati ada atau tidaknya gelembung udara yang terbentuk. Adanya gelembung udara menunjukkan uji katalase positif. g. Memasukkan 2-2,5 μm suspensi bakteri dalam sumuran dari microbact identification kits Gram negatif : 12A dan 12B (bila uji oksidasenya positif) dan 12A saja (bila uji oksidasenya negatif). h. Menginkubasinya pada suhu ± 37 o C selama 24 jam. i. Membaca hasilnya dengan cara mengamati warna yang muncul pada sumuran kit, beberapa sumuran perlu ditambah reagen agar hasil ujinya dapat teramati. j. Mencocokkan karakteristik tiap isolat bakteri dengan buku Bergey s Manual 9th Edition untuk mengetahui spesies isolat bakteri tersebut, kemudian menghitung persentase persamaan dengan menggunakan uji Hierarchical Cluster pada program SPSS 16.0. 3.5.8. Analisis Data Data dari berbagai jenis bakteri yang ditumbuhkan pada kultur cair adalah rata-rata jumlah total sel (CFU/mL) dan ph. Data ini dianalisis secara statistik menggunakan ANAVA satu arah. Data dari proses degradasi berupa persentase degradasi dianalisis secara deskriptif.