V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. JUDUL Prospek Budidaya Burung Puyuh

IV. METODE PENELITIAN

Nama : MILA SILFIA NIM : Kelas : S1-SI 08

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

[Pemanenan Ternak Unggas]

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN INVESTASI USAHA TERNAK Deskripsi Organisasi Produksi Usaha Ternak Ayam Buras Petelur Kelompok Hidayah Alam

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang

Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Burung Puyuh Di Daerah Pasir Kawung Cileunyi Kabupaten Bandung *

IbM POTENSI DAN PEMANFAATAN ITIK (JANTAN DAN PETELUR AFKIR) SEBAGAI TERNAK POTONG PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN AIR HANGAT TIMUR KABUPATEN KERINCI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Kondisi sosial dari masyarakat setempat dengan tidak bertentangan dengan ketertiban dan kepentingan umum.

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 2. Denah Lokasi Pemeliharaan

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue = total

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (Siregar et al, 1981).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

VII. ANALISIS FINANSIAL

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk akhir ayam ras (Sudaryani dan Santoso, 2002). Ayam petelur dibagi

STUDI TEKNOLOGI PAKAN PADA USAHA TERNAK PUYUH PETELUR

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

V. GAMBARAN UMUM KPJI

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Pengembangan Usaha Ternak Ayam Buras di Indonesia

PENDAHULUAN. ( Populasi Ternak (000) Ekor Diakses Tanggal 3 Oktober 2011.

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

KELAYAKAN USAHA TERNAK AYAM RAS PETELUR

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Tingkat Protein Ransum dan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

Wajib menjaga kelestarian lingkungan.

HASIL DAN PEMBAHASAN. tetas dan ruang penyimpanan telur. Terdapat 4 buah mesin tetas konvensional dengan

I Peternakan Ayam Broiler

MATERI DAN METODE. a b c Gambar 2. Jenis Lantai Kandang Kelinci a) Alas Kandang Bambu; b) Alas Kandang Sekam; c) Alas Kandang Kawat

COMPANY PROFILE PETERNAKAN AYAM PETELUR (CHICKEN LAYER FARM) CV. SUMBER BERKAT. MOTTO : Continuous Innovation: from innovation to innovation

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi khusus sesuai dengan kapasitas produksi, kandang dan ruangan

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR

GAMBARAN UMUM USAHA. Tabel 4. Penggunaan Lahan Pada Kecamatan Bekasi Utara Pada Tahun 2010

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari strain-strain hasil produk dari perusahaan pembibitan. Ayam ras

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Budidaya Bebek Peking Sangat Menjanjikan

Budidaya Kelinci Hias Makin Menjanjikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging dalam jumlah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi di negara berkembang dalam. meningkatkan kualitas sumber daya manusianya adalah pada pemenuhan

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB. Totok B Julianto dan Sasongko W R

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,

TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN

A. UPTD Balai Pembibitan Ternak Sapi Potong

MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Materi Ulat Sutera Bahan-Bahan Alat

Manajemen Pemeliharaan Ayam Jantan

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

I. PENDAHULUAN. karena kondisi alamnya yang sangat mendukung. Tingkat produksi telur di

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

USAHA TERNAK AYAM PEDAGING (BROILER)

PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat. sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012.

MATERI DAN METODE. Materi

Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Stoner (2004: 7) manajemen adalah proses merencanakan,

JENIS DAN KARAKTER JANGKRIK Jangkrik di Indonesia tercatat ada 123 jenis yang tersebar di pelosok daerah. Namun hanya dua jenis saja yang umum dibudid

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan Ruminansia Menerapkan Tingkah laku Ternak Ruminansia Menerapkan Penanganan Ternak ruminansia

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

Tipe Kandang Itik TIPE KANDANG ITIK. Dalam budidaya itik dikenal 3 tipe kandang. 60 cm. 60 cm

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

PROTER UNGGAS PETELUR MK PROTER UNGGAS SEMESTER V PS PROTER 16 DESEMBER 2014

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

Transkripsi:

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Usaha Peternakan puyuh Bintang Tiga (PPBT) merupakan salah satu peternakan puyuh petelur di Kabupaten Bogor, yang berlokasi di Jalan KH. Abdul Hamid KM. 3 Desa Situ Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Peternakan ini berdiri pada bulan September 2007 dengan bentuk awal berupa CV. Pemilik awal terdiri dari tiga orang yang masing-masing menanamkan investasinya. Ketiga pendiri tersebut yaitu Bapak Wahyudiono, Bapak Prastiyo, dan Bapak Ohi Jazuli yang masing-masing menanamkan investasinya secara berurutan yaitu sebesar 55 persen, 35 persen, serta 10 persen. Ide pembentukan PPBT dicetuskan pertama kali oleh Bapak Prastiyo yang kemudian mengajak Bapak Wahyudiono untuk bekerja sama menanamkan investasinya ke bisnis puyuh tersebut. Menimbang akan prospek yang cukup menjanjikan dari peternakan puyuh di wilayah Bogor, Bapak Wahyudiono sebagai pemilik lahan tertarik terhadap rencana tersebut dan memberi dukungannya dengan turut serta dalam pendirian PPBT. Setelah Bapak Wahyudiono bersedia menjadi investor terbesar, Bapak Prastiyo mengajak Bapak Ohi Jazuli untuk bergabung. Pelaksanaan operasi PPBT sebagian besar diserahkan kepada Bapak Prastiyo karena beliau memiliki kompetensi ilmu peternakan serta mempunyai pengalaman bekerja di perusahaan puyuh sebelumnya. Posisi pak Wahyudiono serta Pak Jazuli lebih condong sebagai sekutu pasif yang sesekali datang untuk melihat perkembangan peternakan. Pada bulan September 2008, Bapak Wahyudiono menjual investasinya kepada Bapak Prastiyo karena beliau ingin fokus mengembangkan bisnis batik milik keluarganya. Alasan lainnya yaitu kekhawatiran beliau akan maraknya flu burung yang banyak menyerang peternakan unggas sehingga beliau pesimistis untuk tetap mengembangkan usaha ini. Ternyata selain di PPBT, Bapak Prastiyo juga mempunyai saham di peternakan puyuh lain yang berlokasi tepat di belakang PPBT. Saham yang beliau miliki di tempat tersebut sebesar 40 persen. Perkembangan usaha PPBT yang cukup signifikan membuat Bapak Prastiyo berencana untuk fokus pada PPBT saja. Kepemilikan saham di peternakan puyuh lain tersebut kemudian dijual kepada Bapak Ohi Jazuli. Hal ini dilakukan agar

pengelolaan PPBT lebih leluasa dan terpusat, tanpa mengurangi hak satu sama lain. Alasan utama pemilihan jenis usaha peternakan puyuh ini yaitu pengalaman kerja Bapak Prastiyo di peternakan puyuh Golden Quail Sukabumi selama 18 bulan. Pengalaman kerja tersebut ditunjang pula dengan basis pendidikan bidang peternakan dari Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Alasan lain yaitu tingkat permintaan telur puyuh di Kabupaten Bogor yang sangat tinggi dan didukung dengan harga jual telur puyuh yang relatif stabil. Visi PPBT adalah menjadi perusahaan peternakan puyuh yang mampu memenuhi permintaan telur puyuh terutama di wilayah Bogor untuk saat ini serta Jakarta dan sekitarnya. Saat ini pasar telur puyuh di Bogor 80 persen masih dikuasai peternak dari daerah luar Bogor seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. Misi PPBT adalah menyediakan produk telur puyuh yang berkualitas kepada konsumen dan memasarkan secara optimal dalam rangka membangun citra perusahaan. Tujuan PPBT adalah mengembangkan usaha telur puyuh yang menitikberatkan pada peningkatan kepuasan pelanggan dengan cara memberi kepastian pasokan telur puyuh yang berkualitas. Selain itu, PPBT bertujuan membuka lapangan pekerjaan untuk penduduk di sekitar peternakan yang masih menganggur. Jenis usaha yang menjadi fokus PPBT yaitu budidaya puyuh untuk menghasilkan telur sebagai produk akhirnya dan bibit puyuh yang siap bertelur. Unit usaha lain dari PPBT adalah pakan, sedangkan produk sampingan yang dihasilkan dari pemeliharaan puyuh adalah puyuh afkir dan kotoran. Tujuan dasar dari pengusahaan pakan adalah untuk memenuhi kebutuhan usaha puyuh petelur PPBT sendiri dan untuk menghemat biaya produksi. Pada awal pendirian PPBT yaitu pada bulan September 2007, populasi puyuh berjumlah sekitar 5.000 ekor. Namun pada akhir tahun 2007, puyuh tersebut terkena penyakit tetelo sehingga PPBT kehilangan semua populasi puyuhnya. Pada awal tahun 2008, PPBT memulai usahanya dari awal kembali dengan membeli bibit puyuh petelur sekitar 3.000 ekor. Jumlah puyuh keseluruhan yang telah dimiliki PPBT pada awal 2009 yaitu sekitar 10.000 ekor dengan investasi yaitu 3 bangunan kandang besar untuk puyuh 37

petelur dan 1 kandang kecil untuk puyuh anakan (starter). Jumlah tersebut terdiri dari 8.000 ekor populasi produktif dan 2.000 ekor populasi bibit. Telur puyuh yang mampu dihasilkan PPBT dengan jumlah puyuh tersebut yaitu sekitar 6.500 butir telur per harinya. Selain telur puyuh dan bibit puyuh, PPBT juga mengusahakan pakan yang sebagian besar dijual dan sisanya digunakan untuk pakan PPBT. Jumlah produksi pakan puyuh di PPBT dalam satu bulan mencapai 11,7 ton. Proporsi pakan yang dijual dan dikonsumsi sendiri adalah 60 persen dan 40 persen. Unit usaha PPBT lainnya adalah puyuh afkir dan kotoran puyuh. Puyuh afkir adalah puyuh yang umur ekonomis budidayanya sebagai puyuh petelur habis, yakni sekitar 12 bulan. Puyuh afkir dijual ke Jakarta dengan harga Rp 2.000,- per ekor. Kotoran puyuh yang dihasilkan PPBT dalam satu bulan adalah sebanyak 110 karung, dimana satu karung berkapasitas 50 kilogram. Kotoran tersebut dijual ke petani-petani di sekitar peternakan serta Dinas Perikanan dan Peternakan dengan harga Rp 4.000,- per karung. 5.2. Lokasi Peternakan dan Kantor Letak peternakan berada di pinggir jalan utama Desa Situ Ilir serta berdekatan dengan pemukiman dan jenis usaha lain seperti meubel dan toko bangunan. Lokasi tersebut menguntungkan dalam hal transportasi serta kedekatan jarak dengan pasar sehingga dapat menekan biaya transportasi. Kelemahannya adalah kurang baik untuk syarat lokasi peternakan puyuh yang ideal. Hal ini disebabkan puyuh akan terganggu oleh suara bising dari aktivitas lain di sekitar lingkungannya. Keberadaan peternakan di dekat pemukiman penduduk Desa Situ Ilir juga memudahkan perolehan tenaga kerja yang sebagian besar berasal dari lingkup terdekat PPBT. 5.3. Sarana dan Prasarana Luas lahan dan bangunan yang digunakan untuk budidaya puyuh yaitu 2.000 m 2. Kandang besar yang digunakan untuk puyuh petelur dan bibit puyuh sejauh ini masih disatukan. Hal ini dikarenakan biaya pembuatan kandang yang mahal sehingga PPBT belum mampu membangun kandang besar khusus untuk bibit puyuh. 38

Saat ini PPBT memiliki 3 kandang besar untuk puyuh grower dan layer, yang masing-masing berisi 25 kandang kecil (kurung). Satu kandang kecil puyuh dapat menampung 200 ekor dengan ukuran 0,6 X 1 meter. Kapasitas maksimal seluruh kandang dapat menampung sekitar 15.000 ekor puyuh. Lay Out tempat usaha merupakan salah satu hal yang perlu dipertimbangkan dalam pendirian suatu proyek usaha. Lay Out adalah pengaturan tata letak fisik dan peralatan secara keseluruhan mengikuti aliran proses produksi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Lay Out adalah efisiensi penggunaan alat, ketersediaan ruangan, dimensi alat, aliran proses produksi, tenaga kerja, dan keamanan. Lay out yang baik dapat menghemat penggunaan ruangan, memperlancar distribusi bahan baku dan tenaga kerja. Penyusunan Lay Out pada PPBT dilakukan untuk memudahkan proses pembudidayaan puyuh petelur, sehingga proses produksi dapat berjalan lancar, efektif, ekonomis, aman, dan nyaman. Bangunan yang digunakan untuk budidaya puyuh terdiri dari 3 bangunan kandang besar untuk puyuh grower dan layer, 1 kandang untuk puyuh starter, tempat kandang kecil khusus puyuh sakit, 1 ruang penetasan, tempat pengolahan pakan, dan tempat untuk pembuatan kandang kecil. Bangunan penunjang lain berupa mess karyawan yang juga berfungsi sebagai kantor PPBT serta ruang dapur. Semua bagian-bagian tersebut berada pada satu tempat di lahan seluas 2.000 m 2. Bangunan kandang besar untuk puyuh petelur dan pembibit berukuran 10 X 8 meter. Kandang besar terbuat dari bangunan setengah permanen dengan menggunakan kawat sebagai dinding atasnya. Atap kandang menggunakan asbes dan lantai terbuat dari semen. Penggunaan bahan-bahan ini bertujuan untuk memberi ventilasi yang cukup sehingga ruangan sejuk dan tidak panas. Di depan masing-masing kandang besar terdapat keran yang berfungsi sebagai sumber air untuk membersihkan kandang serta peralatan makan dan minum puyuh. Bangunan kecil untuk puyuh starter memiliki ukuran 5 X 6 meter dengan bentuk struktur bangunan permanen. Kandang permanen sengaja dibuat karena DOQ membutuhkan udara yang hangat agar tidak cepat sakit. Letak kandang kecil berada satu bangunan dengan ruang penetasan telur, dapur, serta mess karyawan. 39

Tempat pembuatan kandang kecil letaknya berdekatan dengan tempat puyuhpuyuh sakit. Bentuk bangunannya terbuka dan beratap namun tidak permanen. 5.4. Sistem Agribisnis Telur Puyuh di PPBT 5.4.1. Subsistem Pengadaan Input Pengadaan bahan baku dalam budidaya puyuh PPBT terdiri dari pengadaan bibit, pakan, dan sarana produksi peternakan. Bibit puyuh yang digunakan oleh perusahaan adalah DOQ yang berumur satu sampai dua minggu. Bibit ini kemudian dibesarkan dulu di kandang starter sampai umur satu bulan untuk kemudian dipindah ke kandang grower dan layer. Sebagian besar bibit puyuh didatangkan dari produsen bibit di Jawa Tengah. Harga beli bibit dari pemasok yaitu Rp 2.650,- per ekor. Pakan puyuh yang digunakan PPBT berasal dari pakan puyuh olahan sendiri (self mixing). Hal ini dilakukan karena pakan memiliki kontribusi terbesar dari keseluruhan komponen biaya produksi. Pengolahan pakan secara mandiri akan menghemat pengeluaran PPBT. Pakan yang digunakan PPBT adalah pakan hasil pencampuran beberapa bahan baku dengan formulasi tertentu. Komposisi pakan campuran tersebut terdiri dari jagung giling, dedak padi, konsentrat untuk pakan ayam petelur, dan bahan tambahan (feed additive). Peralatan dan sarana yang digunakan dalam proses budidaya puyuh petelur merupakan peralatan standar peternakan unggas. Peralatan tersebut adalah kandang kecil (kurung), galon air minum, sprayer, ember, dan nampan kayu tempat memanen telur. Sarana dan peralatan yang digunakan didapatkan dari beberapa toko peralatan peternakan (poultry shop) sedangkan pengadaan sangkar diproduksi sendiri. 5.4.2. Subsistem Usahaternak Puyuh Proses produksi puyuh petelur pada PPBT dimulai dari bibit puyuh siap telur yang berumur antara 30-40 hari sampai umur 12 bulan. Proses pemeliharaan dimulai dengan persiapan kandang yaitu kandang difumigasi dengan penyemprotan desinfektan untuk mematikan kuman dan bakteri. Desinfektan yang digunakan berupa biodes dan septocid dengan komposisi yang telah ditetapkan. Dosisnya adalah satu tutup cairan septocid ditambah dengan satu tutup cairan 40

biodes untuk setiap 10 liter air. Setelah kandang dalam keadaan steril, dilakukan persiapan pakan dan air minum yang telah dicampur dengan vitamin. Setiap puyuh petelur pada masa produksi yang dilakukan secara rutin setiap hari adalah memberi minum dan mengepel atau menyapu lantai kandang. Pemberian pakan dilakukan dua hari sekali. Pakan yang diberikan berupa ransum yang terdiri dari campuran jagung gilik, dedak, konsentrat ayam petelur, serta suplemen makan puyuh. Jumlah pakan yang diberikan kepada puyuh rata-rata sebanyak 35 gram per ekor tiap dua hari. Pada Gambar 3 dapat dilihat secara singkat alur pemeliharaan puyuh petelur PPBT selama masa produksi. Persiapan Kandang Pemberian Pakan dan Minum Proses Budidaya Puyuh Petelur PPBT (dipelihara tanpa puyuh jantan sama sekali) Pengendalian dan Pencegahan Penyakit : 1. Sanitasi Kandang 2. Vaksinasi 3. Pemberian Vitamin dan Obat-obatan Panen dan Pasca Panen Pengafkiran Gambar 3. Alur Proses Pemeliharaan Puyuh Petelur PPBT Sistem pemberian air minum pada puyuh PPBT dilakukan setiap hari. Pemberian air minum ini sewaktu-waktu dicampur dengan vitamin. Selain pemberian pakan dan minum, kegiatan rutin lain PPBT yaitu melakukan 41

pengambilan telur. Proses pengambilan teur ini dilaksanakan setiap pagi pada pukul 07.00 WIB. Urutan kegiatan pemeliharaan puyuh petelur PPBT setiap hari dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Proses Pemeliharaan Puyuh Petelur di PPBT Waktu (WIB) Kegiatan Pemeliharaan Keterangan 07.00 Pengambilan telur Dengan menggunkan alat panen (nampan) yang berkapasitas 100 butir 08.00 Penyortiran telur sekaligus pengemasan 09.30 - Pemberian pakan dan minum - Pembersihan kotoran dan pembersihan minum - Pemasaran telur ke pasar Menggunakan kemasan berupa : (1) peti kayu berukuran 50 cm x 30 cm x 30 cm dengan kapasitas 1.200 butir dan diberi sekam agar telur tidak rusak. (2) dus ukuran 44 cm x 30 cm x 17 cm dengan kapasitas 750 butir - Pakan diberikan dua hari sekali - Pemberian air minum dilakukan setiap hari - Pembersihan kotoran diakukan dua hari sekali erselang dengan pemberian pakan 12.00 Istirahat - Menjaga sanitasi kandang agar tidak menimbulkan penyakit 13.00 - Menyapu dan mengepel lantai kandang - Penyemprotan kandang dan luar kandang 15.00 Memeriksa puyuh dan kawat pakan setiap sangkar 16.00 Pulang - Menggunakan sapu lidi untuk menyapu kandang - Penyemprotan dilakukan setelah selesai membersihkan kotoran Mengambil puyuh yang sakit, mati atau terjepit serta memeriksa posisi tempat pakan dan minum 42

Tahapan panen telur puyuh pada PPBT yaitu penyiapan nampan tempat panen untuk wadah telur yang akan diambil, pengambilan telur, penyortiran antara telur utuh dan telur yang retak atau pecah. Setelah itu dilakukan pengemasan telur ke peti kayu atau dus. Selanjutnya telur siap didistribusikan ke pasar. Dalam kegiatan pemeliharaan puyuh petelur, kegiatan lain yang juga dilakukan yaitu program kesehatan yang meliputi pemberian vitamin. Kegiatan ini dilakukan setiap minggu selama tiga hari berturut-turut, namun pemberian obat untuk penyakit snot dilakukan setiap bulan (berselang dengan pemberian obat pencernaan). Pemberian obat pencernaan dilakukan setiap bulan dan vaksinasi Newcastle Desease (ND) dilakukan setiap dua bulan sekali. Akhir dari siklus pemeliharaan puyuh petelur PPBT yaitu pengafkiran. Pengafkiran adalah mengeluarkan puyuh-puyuh yang tidak produktif atau yang tidak diinginkan oleh perusahaan. Pengafkiran puyuh pada PPBT dilakukan saat puyuh telah berumur 12 bulan. Pada umur tersebut, produksi telur puyuh mulai menurun sedangkan biaya pakan tetap sehingga menjadi kurang menguntungkan. Setelah puyuh diafkir maka siklus pemeliharaan puyuh dimulai dari awal kembali. Pada pemeliharaan bibit puyuh, PPBT melakukan pembesaran pada puyuh umur dua minggu sampai dengan siap bertelur atau berusia 42 hari. Puyuh berusia dua minggu pertama kali dimasukkan ke kandang starter selama seminggu kemudian dipindahkan ke kandang grower. Pembesaran di kandang grower dilakukan selama tiga minggu sampai bisa dijual sebagai petelur. 5.4.3. Subsistem Pemasaran Dalam melakukan pemasaran produknya, PPBT menerapkan strategistrategi pemasaran. Bauran pemasaran merupakan strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan dalam memasarkan suatu produk. Bauran pemasaran terdiri dari empat komponen, yaitu product (produk), price (harga), place (distribusi), dan promotion (promosi). a) Pemasaran Telur Puyuh Jenis produk utama yang dihasilkan oleh PPBT yaitu telur puyuh. Ratarata produksi telur puyuh PPBT adalah sebanyak 6.500 butir per hari. Telur puyuh PPBT dikirim ke pasar-pasar dengan menggunakan dua macam kemasan yaitu 43

kemasan dari peti dan kardus. Kemasan peti berkapasitas 1.200 butir, sedangkan dus berkapasitas 750 butir. Pada kemasan peti dilengkapi dengan bantalan telur dari sekam padi. Fungsi dari sekam padi yaitu untuk mengisi ruang kosong yang ada sehingga menjadi padat dan telur tidak saling berbenturan, serta untuk penahan serta bantalan telur jika terkena guncangan. Dengan kemasan yang aman tersebut maka akan mengurangi jumlah telur yang rusak atau pecah sehingga resiko kerugian perusahaan dapat berkurang. Mutu atau kualitas telur merupakan prioritas utama dari PPBT. Selain menyediakan telur yang utuh (tidak cacat), tampilan telur juga harus bagus dengan ukuran atau besarnya telur yang merata serta memperlihatkan motif telur puyuh sempurna. Harga merupakan hal yang paling penting dalam pemasaran sebuah produk. Harga jual telur puyuh produksi PPBT pada saat penelitian yaitu Rp 170,- per butir untuk penjualan ke pasar-pasar dan dalam jumlah yang banyak. Sedangkan untuk dijual eceran ke konsumen yang datang langsung ke peternakan, harga yang ditetapkan yaitu Rp 180,- per butir. Hal ini disebabkan konsumen yang datang langsung ke peternakan adalah konsumen akhir yang membeli telur dengan jumlah sedikit Strategi yang digunakan PPBT dalam hal harga yaitu menjual harga telur yang selalu konstan, baik saat penawaran telur puyuh di pasar sedang tinggi maupun rendah. Kenaikan harga terjadi jika ada kenaikan harga input seperti pakan. Selain itu harga telur puyuh PPBT dijual lebih rendah daripada harga jual pesaingnya yang berasal dari daerah Sukabumi, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Harga telur puyuh dari Sukabumi yaitu sekitar Rp 180,- per butir, dari Jawa Tengah dan Jawa Timur sekitar Rp 195,- sampai Rp 200,- per butir. Sistem pembayaran yang dilakukan oleh PPBT yaitu dengan tunai dan tempo. Pembayaran tempo diberlakukan khusus untuk pelanggan yang telah lama bekerjasama dengan PPBT sehingga dapat dipercaya. Tempo yang diberikan PPBT adalah selama satu hari. Pelanggan ini yaitu Bandar dari pedagang asongan. Sedangkan untuk pembayaran tunai, diberlakukan kepada para pedagang pengecer telur di pasar-pasar wilayah Bogor. Strategi-strategi harga PPBT lebih menitikberatkan kepada pelayanan dan kepuasan pelanggan, sehingga kerjasama perdagangan dapat terus berlanjut dan saling menguntungkan kedua belah pihak. 44

Dalam hal distribusi, PPBT menjual telur puyuh kepada pedagang pengecer telur di pasar-pasar dan beberapa bandar asongan di wilayah Bogor. Persentase pemasaran hasil produksi telur PPBT adalah 84,2 persen ke pedagang pengecer telur dan 15,7 persen ke bandar asongan. Sisanya sebanyak 0,1 persen dijual kepada para pembeli yang datang langsung ke PPBT. Skema rantai Pemasaran PPBT dapat dilihat pada Gambar 4. 0,1 % 84,2 % Pedagang Pengecer Telur (pasar) PPBT Konsumen Akhir 15,7 % Bandar Asongan 100 % Gambar 4. Skema Rantai Pemasaran Telur Puyuh di PPBT 2008 Alasan PPBT belum menjual ke daerah selain Bogor yaitu karena masih rendahnya produksi telur yang dihasilkan. Hal ini pula yang mendasari PPBT belum memasarkan ke supermarket. Untuk sistem penjualan telur puyuh, dilakukan sistem jual putus, dimana telur yang tidak habis terjual oleh pedagang pengecer tidak dapat dikembalikan ke PPBT dan sepenuhnya menjadi resiko pedagang pengecer. Promosi yang dilakukan oleh PPBT yaitu promosi langsung kepada pelanggan. Sambil mengantarkan telur yang ke pasar-pasar, PPBT juga mencari pengecer telur lain untuk menawarkan produk telurnya. Promosi seperti ini dilakukan karena kapasitas produksi perusahaan masih rendah, yaitu produk telur yang dihasilkan belum terlalu banyak. Dengan promosi langsung dirasa telah mampu menampung semua produk telur yang diproduksi PPBT, sehingga PPBT belum terlalu membutuhkan promosi melalui media yang lain. b) Pemasaran Bibit Puyuh Bibit puyuh yang dijual oleh PPBT adalah puyuh betina yang berumur 42 hari. Bibit puyuh PPBT diperoleh dari hasil proses seleksi saat starter. Seleksi ini 45

meliputi pemilihan anak puyuh (DOQ) yang bukan berasal dari perkawinan antara induk pejantan dan betina yang sedarah. Saat seleksi juga dilakukan vaksinasi dan pemotongan paruh. Bibit puyuh PPBT yang dipilih untuk dijual yaitu puyuh pembibit yang besarnya seragam, gesit, serta tidak mengalami cacat fisik seperti kaki pengkor, paruh melengkung, ekor bengkok, dan sayap patah. Mata puyuh harus cerah, bersih, tidak terlihat mengantuk dan penyakitan, serta aktif mencari pakan. Pengiriman bibit puyuh mengggunakan keranjang plastik yang memiliki lubang-lubang kecil dengan kepadatan puyuhnya disesuaikan. Penggunaan tempat ini bertujuan agar puyuh dapat memperoleh sirkulasi udara yang bagus sehingga sampai ke pelanggan dalam keadaan yang tetap sehat. Selain PPBT ada beberapa peternak puyuh lain yang menjual bibit puyuh yaitu berasal dari daerah Bekasi dan Sukabumi. Bibit puyuh dari PPBT dijual dengan harga Rp 6.500,- per ekor sama halnya dengan harga jual peternak pesaing dari Sukabumi. Jumlah yang telah terjual sampai saat ini adalah sebanyak 7.500 ekor. Namun untuk peternak pesaing dari Bekasi, menjual puyuh pembibitnya dengan harga Rp 6.000,-. Alasan PPBT menjual pembibit lebih tinggi dari pesaingnya karena PPBT mengutamakan mutu dari produknya. Pelanggan bibit puyuh PPBT merupakan peternak-peternak puyuh dari daerah Sukabumi dan Lido. Para peternak ini menjalin mitra dengan PPBT dalam hal pemerolehan bibit puyuh serta pakan puyuh, dan menjual hasil telur puyuh mereka kepada PPBT dengan harga Rp 170,- per butir. Bentuk kemitraan ini menguntungkan kedua belah pihak. Bagi peternak mitra, kepastian DOQ, pakan, dan pemasaran telur telah terjamin. Keuntungan bagi PPBT yaitu memperoleh tambahan jumlah telur sehingga dapat memenuhi permintaan pelanggan telur puyuh, walaupun PPBT tidak mengambil keuntungan langsung dari harga penjualan telur tersebut. Dalam hal promosi, sampai saat ini PPBT tidak melakukan tindakan promosi apapun untuk mendukung penjualan bibit puyuhnya. 5.5. Struktur Organisasi Perusahaan Pada dasarnya PPBT belum memiliki struktur organisasi secara tertulis dan manajemennya masih sederhana. Berdasarkan hasil wawancara, struktur organisasi PPBT terdiri atas pemilik sekaligus manajer yang membawahi secara 46

langsung bagian-bagian lain seperti bagian pemeliharaan, produksi pakan, sarana produksi dan peralatan, transportasi, keamanan, serta bagian dapur. Manajer memiliki peran yang dominan dalam aktivitas usaha PPBT terutama dalam hal pemasaran dan masalah keuangan. Penanganan teknis pemeliharaan puyuh dibagi per kandang. Satu kandang besar diserahkan pada satu orang pekerja yang disebut anak kandang. Tugas penting bagian pemeliharaan yaitu mencatat jumlah produksi puyuh setiap hari. Laporan produksi telur puyuh setiap kandang ini diserahkan kepada manajer, sehingga manajer dapat memantau perkembangan produksi usahanya. Adapun struktur perusahaan PPBT dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Struktur Organisasi PPBT MANAJER Pemeliharaan puyuh Produksi pakan Sarana Produksi dan Peralatan Dapur Transportasi Satpam Semua pekerja di PPBT adalah pekerja non keluarga dan sebagian besar berasal dari lingkungan PPBT sendiri. Tugas dan wewenang dari masing-masing pekerja di PPBT yaitu : 1. Manajer, memiliki tugas dan wewenang untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan, dan melakukan pengawasan terhadap jalannya produksi perusahaan serta kinerja karyawan. 2. Bagian pemeliharaan puyuh atau anak kandang, bertugas melakukan segala aktivitas di kandang atau proses budidaya puyuh mulai dari perawatan puyuh sampai dengan perawatan kandang dan kandang kecil yang digunakan. Bagian ini harus melaksanakan standar kerja yang telah ditetapkan oleh manajer dan bertanggung jawab langsung terhadap manajer. 3. Bagian produksi pakan, bertugas melakukan segala aktivitas yang berkaitan dengan pengolahan pakan yang telah ditetapkan oleh manajer. 47

4. Bagian sarana produksi dan peralatan, memiliki tugas membuat kandang kecil puyuh sesuai aturan atau intruksi dari manajer. 5. Bagian dapur, bertugas menyediakan konsumsi bagi karyawan PPBT, serta bertanggung jawab dalam pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu, serta membersihkan mess karyawan dan halaman kantor PPBT. 6. Satpam, bertugas untuk menjaga kandang-kandang puyuh dan kantor PPBT Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan PPBT dalam proses manajemen di PPBT adalah gaya demokratis. Manajer menerima semua jenis masukan dari karyawannya sejauh pendapat tersebut mampu membawa perkembangan serta perubahan PPBT ke arah yang lebih baik. Dalam menyelesaikan suatu masalah, baik internal maupun eksternal, perusahaan melakukan musyawarah untuk mencapai solusi yang tepat. Tenaga kerja di PPBT seluruhnya berjumlah sembilan orang, terdiri dari satu orang manajer, tiga orang di bagian pemeliharaan puyuh (anak kandang), satu orang di bagian produksi pakan, satu orang bagian sarana produksi dan peralatan, satu orang bagian transportasi, satu orang satpam, serta satu orang bagian dapur. Seluruh tenaga kerja merupakan pegawai tetap. Data tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Tenaga Kerja PPBT 2009 No Nama Karyawan Spesifikasi Pekerjaan Usia (thn) Pendidikan Akhir 1 Prastiyo S.pt Manajer 37 Sarjana Peternakan 2 Makmur Sarana produksi 58 SD 3 Samsudin Produksi pakan 39 SMP 4 Yudi Wahyudin Pemeliharaan puyuh 33 SMP 5 Suhendar Pemeliharaan puyuh 26 SMP 6 Noviyanto Pemeliharaan puyuh 25 SMU 7 Agus Transportasi 48 SMP 8 Marfuah Dapur 51 SD 9 Aben Satpam 35 SMP Sumber : PPBT, 2009 48

Karyawan yang bekerja di PPBT sebagian besar merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pemilik tidak melakukan seleksi khusus terhadap mereka. Akan tetapi, sebelum bekerja, mereka diberi pengarahan serta pelatihan oleh manajer secara langsung dan terus diawasi sampai mereka dianggap mampu melakukan pekerjaannya sendiri. Hari kerja di PPBT adalah setiap hari termasuk hari Minggu. Waktu kerja para karyawan adalah delapan jam per hari, mulai pukul 07.00 WIB sampai 16.00 WIB, dengan waktu istirahat pukul 12.00 WIB sampai pukul 13.00 wib. Hari kerja karyawan PPBT dalam sebulan adalah selama 26 hari. Gaji diberikan kepada karyawan setiap bulan. Perbedaan besar gaji didasarkan pada lama kerja di PPBT dan beratnya pekerjaan dengan kisaran gaji mulai dari Rp 400.000-700.000. 49