BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Tadris Biologi

mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

Sistem Pernafasan Manusia

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab. Peta Konsep. Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan. Pernapasan dada. terdiri dari. - Inspirasi - Ekspirasi. Mekanisme pernapasan

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya

BAB II KAJIAN TEORITIS

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

- - SISTEM PERNAFASAN MANUSIA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Peta Konsep. Kata Kunci. respirasi udara pernapasan pernapasan dada udara cadangan pernapasan perut udara residu. 68 IPA SMP/MTs Kelas VIII.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O

TUGAS BIOLOGI (SISTEM PERNAPASAN MANUSIA)

SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

MODUL MATA PELAJARAN IPA

Lampiran : 1 77

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB VII SISTEM PERNAPASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORIE. Langkah-langkah permainan kategori: dengan subjek pada judul baris. 1. Kategori Gigi Ompong Dentin Magnet Menarik

KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST. Ranah Kognitif Deskripsi Soal Jawaban

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

O 2 + Zat Makanan CO 2 + H 2 O + Energi

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebagai hasil pengalaman. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 TBC. Bronkitis. Asfiksi. Pneumonia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

Sistem pernapasan adalah sistem tubuh manusia yang menghasilkan energi yang diperlukan untuk proses kehidupan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kajian Teori. pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar

BAB II KERANGKA TEORITIS. 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika. memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2003:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI KELAS V SD NEGERI ARUN MUARA SATU

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

BAB II MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SURAH AN NASR. Make a Match akan riuh, tetapi sangat asik dan menyenangkan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari

Pendidikan Fisika IPA TERPADU Pengikatan O2 dan Pelepasan CO2 pada Paru-paru

KONTRAK BELAJAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES NGUDI WALUYO. Kriteria Waktu Setelah. Strategi Pembelajaran. 1.

BAB II KAJIAN TEORI. adalah penentu terjadinya proses belajar. memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian

SILABUS. Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Alokasi

UJIAN TENGAH SEMESTER RPP KOMIK SISTEM PERNAFASAN KELAS XI

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN A. Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORETIS. a. Pengertian Kemampuan Mengelola Proses Pembelajaran. oleh peserta didik, semakin tinggi kualitas proses belajar-mengajar.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. pameran. Pameran merupakan kegiatan untuk memperkenalkan produk, karya

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

BAB II KAJIAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

SILABUS (Kelas eksperimen)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 3 SENTOLO.

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya,

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 16

LOMBA PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN GEBYAR TIK 2013 BTIKP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2013

SISTEM PERNAPASAN. Dr. Refli., MSc JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEHNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA PENDAHULUAN SISTEM PERNAPASAN PARU-PARU O 2 SEL

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Hasil Belajar Menurut Mulyono Abdur Rahman, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. 1 Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perubahan aspek-aspek perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melakukan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. 2 Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi 3 ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris. 3 a) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi. b) Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari empat aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, dan organisasi. 1 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), hlm. 37. 2 Chatarina Tri Anni, Psikologi Belajar, (Semarang: UPT MKK UNNES, 2005), Hlm. 4. 3 Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,(Bandung: Remaja Rosdakarya,2002), hlm. 22. 7

c) Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak individu yang terdiri dari beberapa aspek, yaitu gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Jadi ketiga hasil belajar yang telah dijelaskan diatas perlu diketahui oleh guru dalam rangka merumuskan tujuan pengajaran dan menyusun alat-alat penilaian, baik tes maupun buku tes. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang dicapai oleh seseorang peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya. Baik dalam diri (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu peserta didik dalam mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi. a) Faktor internal terdiri dari (1) Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh (2) Faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. (3) Faktor kelelahan b) Faktor eksternal terdiri dari: (a) Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi, antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. (b) Faktor sekolah meliputi model pengajaran, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 8

tepat. 5 Dari pengertian tentang hasil belajar, di mana hasil belajar (c) Faktor masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, serta bentuk kehidupan masyarakat. 4 Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal disebabkan adanya disfungsi neurologis. Faktor eksternal berupa pemilihan strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan yang tidak merupakan kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah melalui proses belajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Dalam mencapai hasil belajar yang maksimal dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah ketepatan dalam memilih strategi, metode dan model pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi agar materi dapat diterima oleh peserta didik dengan baik. Serta pengertian pembelajaran yang sesungguhnya yaitu adanya timbal balik serta komunikasi antara peserta didik dengan pendidik, dan peserta didik dengan peserta didik yang lain. Bukan hanya pendidik saja yang berbicara. 3. Keaktifan Peserta Didik a) Pengertian Keaktifan Peserta Didik Keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat. Jadi keaktifan adalah kegiatan dalam proses belajar mengajar. 6 Belajar aktif sebagai proses merupakan pendekatan belajar yang memberi ruang kepada siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Pendekatan belajar aktif akan membuat peserta didik memikirkan eksplorasi dan tindakan 4 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 21. 5 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), hlm. 13. 6 Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), hlm. 7. 9

kreatif. Yang paling penting, speserta didik melakukannya sendiri: menemukan, melihat, mencoba, bertanya dan memecahkan masalahnya sendiri. Daya kemampuan peserta didik perlu difasilitasi dan digerakkan oleh guru. Itu berarti, di dalam kelas guru berperan sebagai fasilitator dan dinamisator. Dalam setiap proses belajar mengajar, peserta didik selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari keadaan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sudah diamati. Adapun jenis-jenis aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran di antaranya adalah: 1) Visual activities, yaitu membaca dan memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan atau pekerjaan orang lain. 2) Oral activities, yaitu menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi dan sebagainya. 3) Listening activities, yaitu mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, pidato, musik dan sebagainya. 4) Writing activities, yaitu menulis cerita, karangan, angket, tes, laporan, menyalin dan sebagainya. 5) Drawing activities, yaitu melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun dan sebagainya. 6) Mental activities, yaitu menganggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dan sebagainya. 7) Emotional activities, yaitu menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup dan sebagainya. 7 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran merekalah yang mendominasi aktivitas pembelajaran tersebut, dengan ini peserta didik aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide-ide materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif peserta didik diajak turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya 7 Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 91 10

mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan Seperti halnya mencatat pelajaran, bertanya, berdiskusi, berani mencoba, mengemukakan pendapat, dengan cara ini peserta didik merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Dalam dunia pendidikan dan pengajaran tuntutan peserta didik agar selalu aktif bukanlah hal yang baru. Keaktifan peserta didik merupakan konsekuensi logis dari pengajaran yang seharusnya. Artinya merupakan tuntutan logis dari hakekat belajar-mengajar. Hampir tak pernah terjadi proses belajar tanpa adanya keaktifan individu peserta didik yang belajar. 8 Artinya belajar mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi peserta didik seoptimal mungkin sehingga peserta didik mampu mengubah tingkah laku lebih efektif dan efisien. 4. Model Pembelajaran Tutor Sebaya a) Tutor Sebaya Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Model tutor sebaya merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif (cooperative learning) atau belajar bersama yang memberdayakan tutor sebaya untuk membantu teman-temannya dalam pembelajaran. Bantuan yang diberikan oleh teman-teman sebaya pada umumnya dapat memberikan hasil yang cukup baik. Hubungan antara siswa yang satu dengan yang lain pada umumnya terasa lebih dekat dibandingkan hubungan murid dengan guru. 9 8 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, edisi revisi (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), hlm.206 9 Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Kontruktivistik dan Menyenangkan, (Yogyakarta: USD, 2007), hlm. 139. 11

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih di pimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai falsafah mengenai tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik bertanggung jawab atas atas belajar mereka sendiridan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka. Guru bertindak sebagai sebagai fasilitator, memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan kelompok kearah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya. 10 Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi peserta didik, memfasilitasi peserta didik dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda latar belakangnya. Pembelajaran kooperatif adalah sebuah grup kecil yang bekerjasama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. 11 10 Agus Suprijono, Cooperative Learning dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 54 11 Trianto, Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivitik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.14 12

Di dalam Al Qur an dijelaskan bahwa Allah menyuruh kita untuk saling tolong menolong atau membantu dalam hal kebaikan, sebagaimana firman Allah dalam Qs. Al Maidah ayat 2: &!"#$% dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS. Al-Maidah: 2) 12 Dengan menggunakan model tutor sebaya diharapkan setiap anggota lebih mudah dan leluasa menyampaikan masalah yang dihadapi,. Sehingga peserta didik yang bersangkutan dapat terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik. Karena dengan bantuan teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan, bahasa teman sebaya mudah dipahami. Setiap kelompok harus terus dipacu untuk menjadi kelompok yang terbaik. Oleh karena itu, selain aktivitas anggota kelompok, peran ketua kelompok atau tutor sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kelompok dalam mempelajari materi ajar yang disajikan. Dalam arti luas sumber belajar tidak harus selalu guru. Hisyam Zaini mengatakan bahwa metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. 13 Sumber belajar dapat berasal dari orang lain yang bukan guru, seperti teman dari kelas yang lebih tinggi (kakak kelas), teman sekelas, atau keluarga di rumah. Sumber belajar bukan guru dan berasal dari orang yang lebih pandai disebut tutor. Ada 2 macam tutor, yaitu tutor sebaya dan tutor kakak. Tutor sebaya adalah teman sebaya yang lebih pandai, dan tutor kakak adalah tutor dari kelas yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pemilihan model belajar 12 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag, 1980), hlm. 156 13 Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: CTSD, 2002), hlm. 46 13

tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran yang dipilih guru akan membantu siswa di dalam mengerjakan materi kepada teman-temannya. Sehubungan dengan itu ada beberapa pendapat mengenai tutor sebaya, diantaranya adalah : 1. Ischak Warji, 14 mengemukakan bahwa: tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya. 2. Conny Setiawan, dkk. 15 Mengemukakan tentang tutor sebaya itu adalah siswa yang pandai, dapat memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada teman-teman sekitarnya di luar sekolah. Dengan demikian maka dapat kita ketahui bahwa tutor sebaya merupakan seseorang atau beberapa orang peserta didik yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Tutor tersebut diambil dari kelompok siswa yang memiliki prestasi yang lebih tinggi dari pada peserta didik yang lain. b) Langkah-langkah Pembelajaran Tutor Sebaya 1. Pilihlah materi atau soal yang memungkinkan materi atau soal tersebut dapat dipelajari atau dikerjakan peserta didik secara mandiri. Materi pelajaran dibagi dalam sub-sub materi (segmen materi) 2. Bagilah peserta didik menjadi kelompok kecil yang heterogen, sebanyak sub-sub materi yang akan disampaikan guru. Peserta didik pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya. 14 Tim MKPBBN Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran Kontemporer, (Bandung: JICA-UPI, 2001), hlm. 234. 15 Tim MKPBBN Jurusan Pendidikan matematika, Strategi Pmbelajaran Kontemporer, (Bandung: JICA-UPI,2001) hlm. 238. 14

3. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari sub materi. Setiap kelompok dipandu oleh peserta didik yang pandai sebagai tutor sebaya. 4. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik dalam kelas atau di luar kelas. 5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi atau penyelesaian soalnya di depan kelas, sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama. 6. Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai dengan urutan sub materi atau penyelesaian soalnya, beri kesimpulan dan klasifikasi seandainya ada pemahaman peserta didik yang perlu diluruskan. 16 5. Keaktifan Peserta Didik dalam Model Pembelajaran Tutor Sebaya Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman. Seseorang yang aktif dalam belajar, dia memiliki rasa ingin tahu yang besar mengenai suatu hal, dia akan mencari tahu apa yang belum diketahuinya. Dari proses pencarian tahu tersebut, dia memperoleh pengalaman-pengalaman baru yang dapat menambah pengetahuan yang dimilikinya. Dalam proses belajar yang sedang berlangsung di kelas melibatkan peserta didik dan menuntut peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar. Peserta didik juga harus aktif bertanya kepada guru atau tutor sebaya tentang hal-hal yang belum jelas. Peserta didik harus lebih kritis, kreatif lebih perhatian dalam menerima pelajaran atau materi yang disampaikan oleh tutor sebaya. Begitu juga sebaliknya guru juga harus memberikan pertanyaanpertanyaan kepada peserta didik dan juga harus dapat menciptakan suasana belajar dalam kelas yang menimbulkan aktivitas peserta didik sehingga akan 16 Amin Suyitno, Pembelajaran Inovatif, (Semarang: UNNES, 2009), hlm 15 15

tercipta proses belajar yang baik dan akan menyebabkan interaksi di dalam kelas yang dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi didiknya. Aktivitas merupakan hal yang sangat penting dalam peningkatan hasil belajar peserta didik. Karena di dalam proses kegiatan belajar mengajar tanpa adanya suatu keaktifan peserta didik, maka belajar tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Peserta didik yang aktif dalam belajar akan mendapatkan hasil yang lebih baik dibanding peserta didik yang kurang aktif dalam belajar. Dengan demikian aktivitas peserta didik sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar karena segala sesuatu tidak akan tercapai secara maksimal bila setiap individu tidak aktif dalam melaksanakan suatu kegiatan. 6. Materi sistem pernapasan manusia a) Alat pernapasan Bernapas adalah salah satu ciri makhluk hidup. Bernapas merupakan upaya makhluk hidup untuk memasukkan gas oksigen kedalam tubuh dan mengeluarkan karbondioksida (udara sisa pembakaran) ke luar tubuh. Alat pernafasan manusia terdiri dari: hidung, pangkal tenggorokan, batang tenggorokan, cabang batang tenggorokan, dan paruparu. 1) Hidung Hidung merupakan alat pertama yang dilalui udara dari luar. Di dalam rongga hidung terdapat rambut dan selaput lendir. Rambut dan selaput lendir berguna untuk menyaring udara, mengatur suhu udara yang masuk agar sesuai dengan suhu tubuh, dan mengatur kelembapan udara. 2) Laring (pangkal tenggorokan) Setelah melewati hidung, udara-udara masuk ke pangkal tenggorokan (laring) melalui faring. Faring adalah hulu kerongkongan. Faring merupakan persimpangan antara rongga mulut ke 16

kerongkongan dan rongga hidung ke tenggorokan. Dari pangkal tenggorokan (laring) udara masuk ke batang tenggorokan (trakea). 3) Trakea (batang tenggorokan) Batang tenggorokan terletak di daerah leher, di depan kerongkongan. Batang tenggorokan merupakan pipa yang terdiri dari gelang-gelang tulang rawan. 4) Bronkus (cabang batang tenggorokan) Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju ke paru-paru. Di dalam paru-paru, bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah kanan bercabang lagi menjadi tiga bronkiolus, sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. cabang-cabang yang paling kecil masuk kedalam gelembung paru-paru atau alveolus. Dinding alveolus mengandung kapiler darah. Melalui kapiler-kapiler darah dialveolus inilah oksigen dari udara akan berdifusi ke dalam darah. 5) Paru-paru Paru-paru merupakan kumpulan gelembung alveolus. Paru-paru terletak di rongga dada di atas sekat diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. 17 17 Istamar syamsuri, dkk, Biologi untuk SMP kelas VIII, (Jakarta : Erlangga, 2007) hlm. 85 17

Gb 2.1 Alat-alat pernapasan 18 b) Proses Pernapasan Bagaimanakah cara paru-paru memasukkan dan mengeluarkan udara? Proses pernapasan terdiri dari dua kegiatan, yaitu menghirup udara atau menarik napas dan mengembuskan udara atau mengeluarkan napas. Menghirup udara disebut inspirasi dan mengembuskan udara disebut ekspirasi. Berdasarkan bagian tubuh yang mengatur kembang kempisnya paruparu, pernapasan dibedakan menjadi pernapasan dada (pernapasan tulang rusuk) dan pernapasan perut (pernafasan diafragma) 18 http:// www. Google.co.id/image=frirefox=sistem pernafasan. Diakses tanggal 23 juli 2010 18

1) Pernapasan Dada Pernapasan dada terjadi karena gerakan otot-otot antar tulang rusuk. Jika otot antar tulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk terangkat naik. Akibatnya volume rongga dada membesar, sehingga tekanan udara dalam rongga dada turun dan paru-paru mengembang. Pada saat paru-paru mengembang, tekanan udara di dalam paru-paru lebih rendah dari pada tekanan udara atmosfer (lingkungan) 2) Pernapasan perut Pernapasan perut terjadi akibat gerakan diafragma. Jika otot diafragma kontraksi, diafragma yang semula cembung ke atas bergerak turun menjadi agak rata. Akibatnya rongga dada membesar dan perut mengembung. Ketika otot diafragma relaksasi, diafragma kembali ke keadaan semula (cembung). Akibatnya rongga dada menyempit. 19 c) Kapasitas paru Merupakan kesanggupan paru-paru dalam menampung udara di dalamnya. Kapasitas paru-paru dapat dibedakan sebagai berikut: 1) Kapasitas total, yaitu jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru pada inspirasi sedalam-dalamnya. Dalam hal ini angka yang dapat kita tergantung pada beberapa hal: kondisi paru-paru, umur, sikap, dan bentuk seseorang. 2) kapasitas vital, yaitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi maksimal. 20 Dalam keadaan normal pada paru-paru dapat menampung udara sebanyak ± 5 liter. 2006), hlm. 197 19 Istamar Syamsuri, dkk, Biologi Untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 89 20 Syaifudin, AMK, Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan, (Jakarta: EGC, 19

d) Penyakit pada sistem pernafasan 1) Influenza (flu), penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal. 2) Asma atau sesak napas, merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan alergi rambut, bulu, atau debu. 3) Tuberkulosis (TBC), penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Difusi oksigen terganggu karena adanya bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus. 4) Difteri, adalah penyumbatan pada rongga faring maupun laring oleh lendir yang dihasilkan oleh kuman difteri. 5) Pneumonia, adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya kemasukan udara. 21 B. Kajian Penelitian Yang Relevan Dalam penelitian yang akan kami laksanakan, peneliti mengacu pada penelitian terdahulu diantaranya skripsi dengan judul 1) Skripsi yang disusun oleh Ari Kusnati (NIM :4401405044) pada tahun 2009 mahasiswa Universitas Negeri Semarang Fakultas MIPA jurusan matematika dengan judul Efektifitas Penerapan metode tutor sebaya pada pembelajaran konsep sistem saraf di SMA Negeri 12 semarang. Skripsi berisi tentang hasil penelitian menunjukkan bahwa metode tutor sebaya dapat mempengaruhi hasil belajar matematika pada materi sistem saraf pada siswa kelas XI IPA 3 di SMA Negeri 12 Semarang. 2) Skripsi yang disusun oleh A.Sifronul Wildan (NIM :3105051) pada tahun 2009. mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah jurusan Biologi dengan judul Pengaruh sikap peserta didik dalam metode resitasi terhadap hasil belajar Biologi materi hormon kelas XI MAN Bawu Jepara. 21 Istamar Syamsuri,dkk, Biologi Untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 93 20

Skripsi berisi tentang hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap peserta didik dalam penggunaan metode resitasi di kelas XI MAN Bawu Jepara berpengaruh terhadap hasil belajar pada materi hormon. 3) Skipsi yang disusun oleh Eko Murdiyahwati (Nim : 053811370) pada tahun 2010. mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah jurusan Biologi dengan judul Pengaruh keaktifan siswa dalam pembelajaran berbasis kegiatan laboratorium terhadap hasil belajar biologi kelas XI MAN Semarang I Semarang. Skripsi ini berisi tentang hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik dalam pembelajaran berbasis laboratorium kelas XI MAN I semarang berpengaruh terhadap hasil belajar biologi peserta didik. C. Pengajuan Hipotesis Hipotesis yang ditemukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh keaktifan pengajaran biologi dengan model pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII khususnya pada materi sistem pernapasan. 21