Analisa Teknis Perancangan Turbin Pada Turbocahrger Menggunakan CFD

dokumen-dokumen yang mirip
Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

PERAWATAN TURBOCHARGER PADA GENSET MESIN DIESEL 1380 KW. Oleh: Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. cutting turbocharger. Berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan : Proses pengerjaan cutting Turbocharger

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC

ANALISA ALIRAN FLUIDA UDARA MASUK TERHADAP KEBUTUHAN UDARA PEMBAKARAN DIESEL ENGINE

PERANCANGAN KOMPRESSOR SENTRIFUGAL PADA TURBOCHARGER UNTUK MENAIKAN DAYA MESIN BENSIN 1500cc SEBESAR 25%

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

PERANCANGAN ULANG SUDU KOMPRESOR AKSIAL PADA MESIN TURBOPROPELER PT6A-27 DENGAN PUTARAN POROS RPM

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-169

PENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dalam observasi yang dilakukan terhadap sistim Turbocharger dan

SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT

ANALISA KERUSAKAN SHAFT PADA TURBOCHARGER ENGINE 3406 S/N:7N7723

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi

Kajian Teknis Sistem Konversi Pneumatis Energi Gelombang Laut Menggunakan Tanki Bertekanan Dan OWC (Oscillating Water Column)

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

Analisa Aliran Fluida Pada Turbin Udara Untuk Pneumatic Wave Energy Converter (WEC) Menggunakan Computational Fluid Dynamic (CFD)

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

ANALISIS CASING TURBIN KAPLAN MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS/CFD FLUENT

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Plat Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Tipe Savonius Terhadap Performa Turbin

ANALISIS UNJUK KERJA TURBIN AIR KAPASITAS 81,1 MW UNIT 1 PADA BEBAN NORMAL DAN BEBAN PUNCAK DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM POWER PLANT

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

Studi Numerik 2D dan Uji Eksperimen tentang Karakteristik Aliran dan Unjuk Kerja Helical Savonius Blade dengan Variasi Overlap Ratio 0,1 ; 0,3 dan 0,5

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

BAB II LANDASAN TEORI

Jurnal e-dinamis, Volume 3, No.3 Desember 2012 ISSN

Analisa Bentuk Profile dan Jumlah Blade Vertical Axis Wind Turbine terhadap Putaran Rotor untuk Menghasilkan Energi Listrik

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TURBIN AIR KAPLAN SEBAGAI PEMBANGKIT LITRIK TENAGA MIKROHIDRO (BERTITIK BERAT PADA DIMENSI GUIDE VANE)

BAB XVII PENGISIAN TEKAN

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB II LANDASAN TEORI

PREDIKSI PERFORMA LINEAR ENGINE BERSILINDER TUNGGAL SISTEM PEGAS HASIL MODIFIKASI DARI MESIN KONVENSIONAL YAMAHA RS 100CC

BAB II LANDASAN TEORI

Komparasi Bentuk Daun Kemudi terhadap Gaya Belok dengan Pendekatan CFD

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya

ANALISA PENGARUH PELETAKAN OVERLAPPING PROPELLER DENGAN PENDEKATAN CFD

Mesin Penggerak Kapal PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat

Pengaruh Perbandingan Rasio Inlet Dan Oulet Pada Tabung Reservoir Oscillating Water Column (Owc) Menggunakan Fluida Cair

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler

Optimasi Desain Impeller Pompa Sentrifugal Menggunakan Pendekatan CFD

Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Analisa Kombinasi Hub Cap dan Ducted Propeller Dengan Pendekatan CFD (Computational Fluid Dynamic)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN WATER JET SEBAGAI ALTERNATIF PROPULSI PADA KAPAL CEPAT TORPEDO 40 M UNTUK MENINGKATKAN KECEPATAN SAMPAI 40 KNOT

BAB IV ANALISA DATA. Kecepatan arus ( m/s) 0,6 1,2 1,6 1,8. Data kecepatan arus pada musim Barat di Bulan Desember dapt dilihat dari tabel di bawah.

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI

Deni Rafli 1, Mulfi Hazwi 2. Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

Perencanaan Water Jet Sebagai Alternatif Propulsi Pada Kapal Cepat Torpedo 40 M Untuk Meningkatkan Kecepatan Sampai 40 Knot

SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

PERANCANGAN TURBIN GAS PENGGERAK GENERATOR PADA INSTALASI PLTG DENGAN PUTARAN 3000 RPM DAN DAYA TERPASANG GENERATOR 130 MW SKRIPSI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) G-139

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu

BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS

ANALISA PERFORMANSI KERJA TURBIN GAS TIPE GE DI LOT 3 DENGAN PUTARAN 3000 RPM PLTG SICANANG, BELAWAN

EFISIENSI GAS ENGINE PADA BERBAGAI PUTARAN: STUDI EKSPERIMEN PADA JES GAS ENGINE J208GS

BAB II LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN GAS BUANG HASIL PEMBAKARAN UNTUK INDUKSI PAKSA LANGKAH HISAP MOTOR DIESEL : SISTEM TURBOCHARGER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IRVAN DARMAWAN X

Analisa Aliran Fluida Akibat Kerusakan 3 Blade Pada Induced Draft Fan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A

PEMANFAATAN BOIL-OFF GAS (BOG) PADA COMBINED CYCLE PROPULSION PLANT UNTUK LNG CRRIER

Session 11 Steam Turbine Protection

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

SIMULASI PENGUJIAN PRESTASI SUDU TURBIN ANGIN

PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING

BAB II LANDASAN TEORI

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

Bab IV Analisis dan Pengujian

OLEH: Nama : DAYANG NRP :

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR UDARA MASUK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR GAS BUANG PADA PLTD PULO PANJANG BANTEN

PENGARUH SUDUT BILAH PADA PERFORMA KIPAS AKSIAL TEROWONGAN ANGIN KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN METODE KOMPUTASI

PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (215) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B-135 Analisa Teknis Perancangan Turbin Pada Turbocahrger Menggunakan CFD Intan Essy Pandini, Irfan Syarif Arief Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 6111 Indonesia Email: irfansya@its.ac.id Abstrak Fungsi tambahan dari Turbocharger terhadap motor yakni dapat mengurangi SFOC (Specific Fuel Oil Consumption), memperkecil getaran, serta meningkatkan efisiensia. Prinsip kerja dari turbocharger adalah gas buang dari mesin diesel dialirkan menuju gas inlet cashing untuk menggerakan turbin turbocharger, setelah turbin bergerak aliran fluida akan keluar melalui gas outlet cashing. Karena turbin berputar maka shaft turbin yang telah terhubung dengan kompresor otomatis akan memutar impeller kompresor tersebut. Sehingga mengakibatka udara luar masuk melalui air inlet casing, akibat putaran kompresor fluida gas menjadi bertekanan dan dapat mensuplay ke mesin diesel tersebut. Pada penulisan tugas akhir ini akan membahas tentang analisa teknis perancangan turbin turbocharger dengan mevariasikan nilai putaran turbin sejumpah 5 rpm,1 rpm, 15 rpm, 2 rpm 25 rpm dan 3 rpm. Sedangkan mass flow rate fluida disesuaikan dengan exhaust gas mass flow rate berdasarkan kondisi engine 1%, 85%, 75 % sedangkan nilai mass flow rate sebesar 1.7 kg/s, 1.45 kg/s dan 1.28 kg/s. Jumlah blade dan diameter blade telah ditentukan dan tidak mengubah sudut setiap putaran turbin. Analisa menggunakan Computational Fluids Dynamics (CFD) dengan memasukan nilai-nilai yang telah ditentukan. Dengan menghasilkan putaran ketika engine power sebesar 75% maka putaran 18944,Ketika engine power sebesar 85% maka putaran 22346.,Ketika engine power sebesar 1% sebesar 26956. Kata kunci : turbin, mass flow rate,, kondisi mesin I. PENDAHULUAN Di negara maritim seperti Indonesia menjadikan transportasi laut seperti kapal harus dikembangkan secara baik. Hal ini bertujuan agar hubungan antar pulau tetap terjaga dan tidak ada daerah yang tertingal oleh kemajuan zaman dan teknologi. Pada saat ini memang banyak digunakan kapal dengan penggerak berupa mesin diesel. Hal ini memang dipilih oleh pemilik kapal dikarenakan mempunyai endurance yang tinggi, perawatan yang tidak sulit dan juga biaya yang relatif murah. Mesin diesel mempunyai ukuran yang lebih memungkinkan untuk digunakan di dalam kapal dengan tenaga yang dihasilkannya. Seiring berkembangnya jaman, berbagai cara digunakan untuk meningkatkan kinerja dari mesin diesel. Misalnya dengan tenaga yang dikeluarkan sama, mesin mempunyai dimensi yang lebih kecil, hemat bahan bakar, rendah getaran, dan lainnya. hal ini kemudian memunculkan penggunaan turbocharger dalam kerja mesin diesel. Penggunaan turbocharger ini diklaim dapat meningkatkan tenaga mesin diesel hingga 4-6% dengan mesin yang sama dibanding tidak menggunakan turbocharger. Peningkatan daya mesin diesel dapat terpenuhi jika kedua komponen utama turbocharger bergerak dengan seimbang seperti turbin yang berfungsi sebagai penggerak rotor shaft turbocharger akan membantu gerakan kompresor yang berfungsi sebagai menghisap udara segar yang nantinya akan membantu pembakaran pada mesin diesel tersebut sehingga menambah daya yang optimal. Selain itu manfaat yang didapatkan juga adalah penghematan bahan bakar dengan tenaga yang dikeluarkan sama sehingga efisiensi kerja dari mesin diesel meningkat. Hal ini kemudian meningkatkan penggunaan turbocharger pada mesin diesel. II. DASAR TEORI Turbocharger adalah sebuah sistem bantu yang menghasilkan oksigen yang dibawa oleh udara lebih banyak untuk menambah pembakaran dalam mesin utama.keuntungan dari turbocharger adalah memberikan sebuah peningkatan dalam tenaga mesin hanya dengan sedikit menambah volume udara tersebut agar pembakaran yang terjadi lebih sempurna Turbocharger pada bagian turbin terdapat dua desain aliran yang sangat berbeda yaitu aliran aksial dan aliran radial. Turbin menggunakan aliran radial biasanya di guanakan pada tipe turbin yang kecil, turbin aliran aksial di guanakan pada mesin dengan tipe low speed dan medium speed A. Prinsip Kerja Turbin Pengunaan turbocharger pada mesin diesel dapat meningkatkan daya effisiensi mencapai 75% dari sebelumnya sehingga penggunana turbocharger sangat berpengaruh pada mesin tersebut. Turbocharger dalam sistem kerjanya di bagi menjadi 2 bagian yang sama-sama bekerja dalam satu sistem, sistem ini adalah bagian turbin dan kompresor yang di pasang dalam satu poros yang sama[1]. Cara kerja dari turbin bergerak karena adanya dorongan udara buang dari mesin yang mengalir melalui GIC (Gas Inlet Casing). Aliran gas buang akan di arahkan oleh Nozzle Ring yang memiliki luas sudu yang berbeda. Aliran yang udara searah akan membentur turbin blade sehingga turbin blade akan berputar sesuai dengan putaran yang ditentukan.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (215) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B-136 Putaran turbin yang di pasangan menjadi satu dengan shaft poros akan memutar poros tersebut. Putaran poros yang di jadikan satu dengan kompresor akan memutar kompresor. Udara yang berada di dalam casing akan di buang melalui GOC (Gas Outlet Casing). Gambar 1. Flow Rate Turbochager [2] B. Bagian Turbocharger Turbocharger mempunyai beberapa komponen penyusun dan mempunyai fungsi masing-masing untuk menunjang kinerja dari turbocharger. Berikut ini penjelasan terkait komponen pada turbocharger [3] 1. Air Suction Branch Komponen ini biasa disebut dengan kompressor chasing. Komponen ini berfungsi untuk mengarahkan aliran udara yang dihisap oleh kompressor blade. Selain itu juga berfungsi untuk melindungi putaran kompressor blade dari benda asing yang tidak diinginkan. 2. Silincer Bagian ini berfungsi untuk menyaring udara yang disedot oleh kompressor agar udara tetap bersih dari kotoran. Silincer ini terdiri dari cover silincer dan juga saringan kecil yang terbuat dari bahan tembaga atau yang biasa disebut cooper mesh. 3. Turbin Chasing Komponen ini berfungsi untuk melindungi turbin blade sehingga dapat berputar dengan aman. Selain itu juga berfungsi untuk mengarahkan gas buang menuju nozzle ring. Di dalam ini juga terdapat sistem ccoling untuk mendinginkan turbocharger agar tidak overheating karena gas buang. 4. Bearing Housing Komponen ini berfungsi sebagai tempat dipasangnya bearing bearing pada rotor. Selain itu juga tempat dari oli / pelumasan pada turbocharger. Didalam bearing housing juga terdapat sistem pendinginan. 5. Rotor Ini merupakan komponen yang berputar pada turbocharger dimana rotor terdiri dari shaft, turbin blade dan juga kompressor blade. Dimana shaft berfungsi untuk menghubungkan antara turbin dan kompressor. Turbin blade berfungsi untuk menangkan gaya yang diberikan oleh gas buang. Sedangkan kompressor blade berfungsi untuk menyedot udara. 6. Bearing set Berfungsi untuk mengurangi gesekan yang terjadi antara rotor shaft dengan bearing housing. Turbocharger dituntut untuk berputar dengan cepat sehingga harus diminimalisir sebisa mungkin gesekan yang terjadi. Compressor wheel pada komponen turbocharge yang berfungsi sebagai menghisap udara luar untk membantu pembakaran. Kompresor berasal dari material aluminium alloy untuk rasio kurang 4.5 Bar sedangkan dengan material titanium untuk rasio kompresi lebih dari 4.5 Bar. 8. Turbin Dalam perkembangan sebagai main part of components turbocharge, Turbine terdiri atas 2 type yang sering digunakan. Pertama adalah type Radial Turbine, pada umumnya untuk type radial Turbine digunakan pada engine 5kW 49kW. Kedua adalah type axial Turbine, biasanya digunakan pada propullsor (slow medium speed engine),selain itu pada type ini mampu memberikan suplay power pada compressor dengan kondisi low pressure ratio dengna effisiensi yang baik. Gambar 2. Rotor shaft 9. Turbine Nozzle Ring Nozzle Ring yang ada pada Turbine difungsikan sebagai tempat masuknya udara selanjutnya akan berexpansi dengan kecepatan tinggi berlawanan arah terhadap sudu sudu Turbine sehingga terdapat momen tangensial hingga Turbine Wheel berputar. Putaran dari Turbine tersebut akan berakibat pada ikut berputarnya Compressor. C. Karateristik Turbin Untuk menentukan spesifikasi turbin dan variable karateristik di perlukan titik operasi turbin karateristik dengan karateristik variabel yang digunakan pada ABB Turbo Sistem [4] adalah 1.Rasio ekspansi tekanan turbin Πp = P TE / PTA Πp = Ekspansi rasio tekanan P TE = Tekanan Outlet PTA = Tekanan Inlet 2.Effisiensi energy Turbin ΠƐ = ƐTE / ƐTA ΠƐ = Effisiensi Energi ƐTE = Energi Outlet ƐTA = Energi Inlet 7. Kompresor

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (215) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B-137 Gambar 3. Effisiensi turbin dengan rasio tekanan turbin [5] III. METODOLOGI Metode yang Digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah dengan pendekatan Computational Fluid Dynamics (CFD). Perangkat lunak yang digunakan adalah NUMECA FINETM/Marine v2. Hal awal yang akan dilakukan untuk menggunakan software ini adalah menentukan model turbin tersebut dengan ukuran dan jumlah blade turbin. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Penggambaran Model Turbin Pada tahap ini adalah menggambar model turbin blade dengan memasukan nilai data blade seperti diameter, lebar dan tinggi blade. Penggambaran ini dilakukan pada software numeca bagian autograde. Gambar dari hasil pembuatan blade turbin turbocharger dapat di lihat pada gambar dibawah ini. Gambar yang telah dimeshing akan di lanjutkan dengan menggunakan fine Turbo Numeca. Dengan memasukan parameter yang diperlukan seperti mengubah aliran fluida, mass flow rate, temperature dan putaran turbin yang divariasikan. Sebelum melakukan running data yang dimasukan juga merubah gambar yang di dalam autogrid adalah stator diubah menjadi rotor. Data-data yang diperlukan ada dimasukan pada set boundary condition dengan mengubah parameter inlet dan outlet. Dalam running turbocharger nilai inlet dan outlate turbocharger adalah sama. Dapat berselih akan tetapi hanya diperbolehkan sebesar 5%. Gambar 6 Runing Turbin D. Analisa Kompresor Dengan perubahan, kondisi exhaust engine dan mass flow rate maka hasil yang didapat setelah simulasi sebagai berikut Gambar 4. Koordinat Model Turbin B. Pengaturan Computational Fluid Dynamic Setelah menggambar model turbin blade yang telah di ekport pada geom digunakan untuk meshing. Pada tahap meshing ini, putaran turbin diubah terlebih dahulu menjadi stator meski kondisi turbin pada turbocharger adalah rotor. Peruabahan ini guna untuk dilakukan running. Setelah menggubah pada kondisi rotor maka nilai-nilai tip hub pada turbin diubah menjadi.4. setelah proses meshing yang menggunakan fine turbo modul autogrid 5 selesai maka modul yang berada di fine turbo 9.1-3 diubah kedalam fine turbo. Gambar dibawah ini adalah hasil setelah proses meshing pada model yang telah dibuat Tabel 1. Hasil pada kondisi engine 75% 5 1 15 2 25 3 (Pa) 235 215 1965 1915 1899 178 Pout (Pa) 233 24 2155 235 238 35 Tin ( ok ) 727 727 727 727 727 727 Tout ( ok ) 26 732 748 792 81 92 Ԑin 533 533 533 533 533 533 Ԑout 5325 538 5688 6575 655 735 7222.53 23893.2 51281.1 91659.8 143882 29825 Table 2. Hasil pada kondisi engine 85% 5 1 15 2 25 3 P in (Pa) 248 225 1.5E+ 1988 6 18 175 P out (Pa) 235 298 2.E+ 215 6 23 265 T in ( o K) 77 77 77 77 77 77 T out ( o K) 76 722 728 15 8 875 Ԑ in Ԑ out 5142 5131 7524.21 5142 528 23898.8 5142 5142 5142 5142 545 575 62 685 51236. 6 952 145451 212147 C. Simulasi Model Gambar 5 Model meshing turbin Table 3. Hasil pada kondisi engine 1% 5 1 15 2 25 3 P in (Pa) 2475 24 1955 198 2 185 P out (Pa) 2462 25 22 215 23 265 T in ( o K) 717 717 717 717 717 717

Daya (Watt) Turbin Daya (Watt) Daya (Watt) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (215) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B-138 T out ( o K) 718 72 74 765 8 875 Ԑ in 524 524 524 524 524 524 Ԑ out 525 53 55 57 595 677 7452.16 24428.8 61676. 3 94472. 9 149975 214551 Hasil yang telah diperoleh akan diolah menjadi grafik perbandingan energi yang keluar dari turbin dengan putaran pada setiap kondisi engine. Seperti grafik dibawah ini 1. Perbandingan energy out turbine dengan putaran turbin dalam kondisi engine 75% 75 725 7 675 65 625 6 1 2 3 4 Gambar 7 Perbandingan daya dengan putaran turbin kondisi engine 75% Yang harus diperhatikan pada gambar 7 tersebut dapat terlihat bahwa nilai Ɛout lebih dari Ɛin pada putaran 2 dan mulai di bawah Ɛin pada 15. Analisa pada nilai Ɛout yang lebih dari Ɛin adalah pada sistem tersebut belum tepat pada keadaan realita karena nilai Ɛout seharusnya maksimal adalah sama dengan nilai Ɛin. menuju axis maka akan mendapatkan nilai pada kondisi yang sesungguhnya yang bernilai 18944 Yang harus diperhatikan pada gambar 8 tersebut dapat terlihat bahwa nilai Ɛout lebih dari Ɛin pada putaran 25 dan mulai di bawah Ɛin pada 2. Analisa pada nilai Ɛout yang lebih dari Ɛin adalah pada sistem tersebut belum tepat pada keadaan realita karena nilai Ɛout seharusnya maksimal adalah sama dengan nilai Ɛin. menuju axis maka akan mendapatkan nilai pada kondisi yang sesungguhnya yang bernilai 22346 3. Perbandingan energy out turbine dengan putaran turbin dalam kondisi engine 1% Gambar 9. Perbandingan energy out turbine dengan putaran turbin dalam kondisi engine 1% Yang harus diperhatikan pada gambar 9 tersebut dapat terlihat bahwa nilai Ɛout lebih dari Ɛin pada putaran 3 dan mulai di bawah Ɛin pada 25. Analisa pada nilai Ɛout yang lebih dari Ɛin adalah pada sistem tersebut belum tepat pada keadaan realita karena nilai Ɛout seharusnya maksimal adalah sama dengan nilai Ɛin. menuju axis maka akan mendapatkan nilai pada kondisi yang sesungguhnya yang bernilai 26956 4. Perbandingan engine power dengan putaran turbin 1% 95 925 9 875 85 825 8 5 1 15 2 25 3 35 2. Perbandingan energy out turbine dengan putaran turbin dalam kondisi engine 85% 8 775 75 725 7 675 65 1 2 3 4 Gambar 8 Perbandingan daya dengan putaran turbin kondisi engine 85% 8% 6% 4% 2% % 75% 85% 1% Engine Power Gambar 1. Perbandingan engine power dengan putaran turbin Gambar di atas menunjukkan bahwa ketika engine power sebesar 75% maka putaran yang dihasilkan adalah sebesar 63%. Dan pada engine power 85% maka putaran engine sebesar 74% dan seterusnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar engine power maka putaran dari turbin akan semakin cepat.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (215) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B-139 V. KESIMPULAN Dari hasil simulasi dan analisa data yang telah dilakukan, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan yaitu : 1. Ketika engine power sebesar 75% maka putaran pada keadaan sesungguhnya adalah sebesar 18944. 2. Ketika engine power sebesar 85% maka putaran pada keadaan sesungguhnya adalah sebesar 22346. 3. Ketika engine power sebesar 1% maka putaran pada keadaan sesunguhnya adalah sebesar 26956. 4. Semakin besarnya engine power maka akan semakin cepat putaran turbin yang dihasilkan. DAFTAR PUSTAKA [1] Schieman, J (1995) Turbocharger compressor, Turbo magazine, Issue no. I, Vol 1. [2] //www.dieselnet.com//turbocharger/prinsipkerja [3] Kerja pratek,pt Turboned Indonesia, (215) [4] Hamid, K(25), Selection and matching turbocharger to large propulsion diesel engine performance, March 25 [5] MAN B&W Turbocharger,Electronic support system,(24),and MAN B&W Diesel AG,TCA Turbocharger, Project Guide.