1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dunia perbankan yang semakin ketat menuntut setiap organisasi perbankan untuk memiliki keunggulan-keunggulan kompetitif, respons yang cepat, fleksibel dan reputasi yang baik untuk dapat bertahan dan bersaing. Karyawan merupakan salah satu bagian dari stakeholder organisasi yang dapat menentukan keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya. Tanpa adanya dukungan yang baik dari para karyawan, organisasi akan sulit mencapai tujuantujuannya. Bank Mandiri sebagai salah satu organisasi perbankan nasional sekaligus BUMN terkemuka Indonesia tengah melaksanakan tahap transformasi lanjutan tahun 2010-2014 berupa revitalisasi visi, yaitu "Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang Paling Dikagumi dan Selalu Progresif". Bank Mandiri juga berambisi untuk masuk dalam jajaran Top 5 Bank di ASEAN pada tahun 2014. Selanjutnya di tahun 2020, Bank Mandiri menargetkan untuk masuk dalam jajaran Top 3 Bank di ASEAN dalam hal nilai kapitalisasi pasar dan menjadi pemain utama di regional. Selain dalam hal revitalisasi visi, Bank Mandiri juga ingin menciptakan karyawan-karyawan yang berkualitas dan profesional serta memiliki integritas tinggi dalam dunia bisnis perbankan Indonesia. Bank Mandiri ingin membangun brand image yang mengedepankan kinerja, sumber daya manusia, dan kerjasama tim yang baik. Dengan target diatas, Bank Mandiri berkomitmen membangun hubungan jangka panjang yang didasari kepercayaan stakeholder. Pencapaian tersebut 1
2 tengah diusahakan oleh Bank Mandiri dengan menerapkan budaya organisasi dari lingkup internal stakeholder yakni karyawan. Karyawan dapat berkerja dengan baik dalam suasana yang kondusif apabila di dalam organisasi terdapat bentuk hubungan yang baik dan komunikasi yang baik antar karyawan. Davis dan Eisele menekankan strategi eksternal yang baik tidak akan berarti apa apa tanpa melibatkan karyawan sebagai publik internal yang tinggal, bernafas, dan bertugas bersama menyampaikan strategi strategi tersebut dalam aktivitas bisnis perusahaan kepada para stakeholder khususnya konsumen. 1 Bank Mandiri memandang karyawan sebagai kelompok yang heterogen, karena mencakup para pekerja, manajemen, dan dewan direksi yang menampilkan fungsi dan peran yang berbeda dalam organisasi. Karyawan Bank Mandiri memiliki latar belakang pendidikan, pengalaman, motivasi dan kepentingan yang berbeda. Komunikasi kemudian merupakan jembatan atas segala perbedaan kepentingan yang dimiliki karyawan sebagai stakeholder internal. Komunikasi membantu karyawan mencapai tujuan individu dan organisasi, merespon, mengimplementasikan, mengoordinasikan aktivitas, dan ikut memainkan peran dalam tindakan organisasi yang relevan. 2 Komunikasi juga memegang peranan penting dalam pembentukan karakter dan sikap individu dalam sebuah organisasi. Pola komunikasi yang baik antar anggota organisasi, baik komunikasi yang dijalankan oleh sesama karyawan atau kayawan dengan pimpinan tentu dapat mempengaruhi kegiatan kerja dan hasil-hasil yang ditimbulkan dari proses 1 Doorley, John and Helio Fred Garcia. Reputation Management The Key to Successful PR and Corporate Communication. Routledge, 2007 hal 47 2 Khomsahrial Romli. Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta : PT Gramedia. 2014 hal 7
3 tersebut. Komunikasi merupakan kunci dari pembentukan nilai-nilai dalam organisasi. Nilai-nilai yang terbentuk dari hasil komunikasi yang baik akan melahirkan sebuah budaya yang menjadi panutan dalam berorganisasi. Budaya organisasi, merupakan nilai-nilai dominan yang disebarluaskan dalam organisasi yang dijadikan filosofi kerja karyawan dan menjadi panduan bagi kebijakan organisasi dalam mengelola karyawan dan konsumen. 3 Budaya organisasi biasanya telah dibentuk oleh seorang pimpinan atau sebuah tim yang berpengaruh terhadap organisasi, tetapi tidak menutup kemungkinan dalam perjalanannya organisasi akan mengalami sebuah perubahan. Penerapan budaya organisasi dapat membuka kesempatan baru bagi anggota organisasi untuk lebih kreatif, inovatif, dan berprestasi. Setiap perusahaan atau organisasi tentu memiliki budaya organisasi yang berlandaskan tujuan atau visi misi perusahaan, begitu juga dengan Bank Mandiri. Budaya organisasi yang dimiki Bank Mandiri saat ini yaitu budaya organisasi yang sering disebut TIPCE. Budaya TIPCE merupakan singkatan dari : 1. Trust: membangun keyakinan dan sangka baik diantara stakeholders dalam hubungan yang tulus dan terbuka berdasarkan kehandalan. 2. Integrity: setiap saat berpikir, berkata, dan berperilaku terpuji, menjaga martabat serta menjunjung tinggi kode etik profesi. 3. Professionalism: berkomitmen untuk bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab. 4. Customer Focus: senantiasa menjadikan pelanggan sebagai mitra utama yang saling menguntungkan untuk tumbuh secara berkesinambungan. 5. Excellence: mengembangkan dan melakukan perbaikan di segala bidang untuk mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil yang terbaik secara terus-menerus. 4 3 Asri Laksmi Riani. Budaya Organisasi.Yogyakarta : Graha Ilmu. 2011 hal 7 4 http://www.bankmandiri.co.id/corporate01/about_profile.asp Diakses hari Sabtu, 23 Januari 2016 Pukul 14:47 WIB.
4 Gambar 1. Grand Architecture Bank Mandiri Sumber : Dokumentasi CRO Group (2015) Selama ini TIPCE berhasil menjadikan Bank Mandiri sebagai bank yang dikenal semakin terdepan dan terpercaya oleh stakeholders. Budaya organisasi yang diterapkan Bank Mandiri ini mampu mengantarkan Bank Mandiri dalam mencapai target-targetnya sebagai bank terkemuka dan memiliki banyak stakeholder eksternal. Dengan pencapaian-pencapaian target yang memuaskan ini, tentu Bank Mandiri merasa perlu mempertahankan dan menambah kualitas dari segala sisi guna mencapai target-target yang belum tercapai. Berbekal budaya organisasi yang selama ini menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan berorganisasi, Bank Mandiri terus berupaya melangkah ke pencapaian yang lebih memuaskan dengan mempertahankan budaya organisasi yang sudah berjalan. Penerapan budaya organisasi di Bank Mandiri, dilakukan oleh seluruh publik internal Bank Mandiri. Salah satu publik internal yang melakukan implementasi budaya organisasi Bank Mandiri ini adalah Credit Operations Group
5 (CRO Group). CRO Group adalah salah satu supporting unit di Bank Mandiri yang sangat gencar dalam melakukan aktivitas sosialisasi budaya di unit kerjanya. CRO Group melakukan beberapa kegiatan yang menggunakan strategi komunikasi internal berupa pendidikan dan pelatihan, program motivasi kerja berprestasi, program penghargaan, program acara khusus, dan pengadaan program media organisasi. Gambar 2. Kolase Kegiatan CRO Group Sumber : Dokumentasi CRO Group (2015) Penerapan budaya di CRO Group dilakukan salah satunya dengan proses sosialisasi budaya organisasi kepada seluruh karyawan. Sosialisasi budaya organisasi ini dimulai dari pengenalan budaya organisasi kepada karyawan baru, hingga implementasi budaya secara berkelanjutan kepada seluruh karyawan. Dalam praktiknya, CRO Group sebagai pihak manajemen menjalankan peran public relations (PR) dalam menunjang proses sosialisasi budaya organisasi di unit kerjanya antara lain menjadi communicator atau penghubung atara organisasi atau lembaga yang diwakili dengan publiknya, membina relationship atau hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya, peran
6 back up management yaitu sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan dan membentuk image artinya peranan PR berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya. Seorang PR harus mampu menjalin komunikasi yang baik dengan publik internalnya. Sosialisasi budaya organisasi sebagai salah satu bentuk komunikasi internal organisasi merupakan pengembangan arus komunikasi di dalam perusahaan. Adapun langkah-langkah strategi sosialisasi budaya organisasi diadaptasi dari konsep langkah-langkah strategi komunikasi internal dalam proses pengubahan budaya menurut Anwar. 5 1. Mengidentifikasi budaya perusahaan yang kita inginkan dan kita perlukan. Proses identifikasi ini dijawab dengan menjawab pertanyaan: nilai apa yang ingin diinternalisasikan?, perilaku apa yang diinginkan dan seterusnya. 2. Mengidentifikasi media komunikasi yang tersedia. Mengidentifikasi dengan pasti media yang mampu digunakan untuk menginformasikan nilai-nilai yang akan ditransformasikan perusahaan ke budaya baru seperti yang diharapkan. Berikut contoh media yang bisa digunakan : paper based media (memo, newsletter, brosur), pertemuan (general meetings, division and branch manager, tatapmuka dan seterusnya), media elektronik (email, website, dan internet), kebijakan dan prosedur baru, serta program pendidikan dan latihan. 3. Menentukan media atau alat komunikasi yang sesuai dengan tujuan. Perlunya ketepatan dalam memilih media yang digunakan, yakni mampu menyesuaikan media dengan pesan juga dengan tujuan. 4. Membuat deskripsi bagaimana media tersebut digunakan. Manajemen dalam halini perlu memiliki pengetahuan media yang benar. 5. Merencanakan mediasi, manajemen harus terus meningkatkan nilai-nilai baru yang diinginkan kepada karyawan melalui kombinasi banyak media. Pengulangan ini penting dilakukan untuk mengefektifkan pesan. 6. Merencanakan implementasi, dalam poin ini manajemen harus mengetahui apa yang perlu disampaikan, bagaimana menjalankannya, siapa yang menyampaikan dan seterusnya. Perlu diingat bahwa strategi ini bukan proyek singkat tetapi program jangka panjang. 5 Anwar Arifin. Strategi Komunikasi. Bandung : Armilo. 1984 hal 59
7 7. Implementasi 8. Memonitoring dan evaluasi, manajemen harus konsisten untuk menilai efek atau respon program dan segera mengubah taktik jika diperlukan. Sosialisasi budaya organisasi merupakan sebuah proses yang dilakukan pihak manajemen untuk membangun persepsi yang sama antara pihak manajemen dengan karyawan. Sosialisasi budaya organisasi dapat dilakukan dengan mengidentifikasi terlebih dahulu budaya organisasi seperti apa yang hendak dikomunikasikan, media apa yang digunakan dan bagaimana hendaknya sosialisasi tersebut berjalan. Pemilihan media dan tahapan kegiatan yang tepat dapat menjadikan komunikasi berjalan lebih efektif sehingga pesan budaya organisasi yang disampaikan mampu melekat dan tertanam dalam tiap-tiap individu. Dari beberapa kasus yang dipaparkan dalam latar belakang di atas, peneliti memiliki ketertarikan untuk meneliti bagaimana proses sosialisasi budaya organisasi yang berjalan di Credit Operations Group PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kantor Pusat pada tahun 2015. Peneliti ingin mengetahui bagaimana proses sosialisasi budaya organisasi di CRO dilihat dari bebrapa peran PR yang dilakukan manajemen CRO Group dan langkah-langkah strategi komunikasi internal yang dilakukan CRO Group dalam proses pengubahan budaya organisasi. 1.2. Fokus Penelitian Dalam proses sosialisasi budaya organisasi di CRO Group, tentu diperlukan pemahaman untuk mengetahui tahapan-tahapan atau langkah-langkah yang tepat dalam sosialisasi dan media komunikasi apa saja yang digunakan dalam kegiatan tersebut. Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, maka
8 peneliti menentukan fokus penelitian yaitu Bagaimana sosialisasi budaya organisasi di Credit Operations Group PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kantor Pusat Tahun 2015?. Penelitian ini berfokus pada berlangsungnya kegiatan sosialisasi budaya organisasi di CRO Group dilihat dari langkah-langkah strategi komunikasi internal dalam proses pengubahan budaya. Poin-poin yang menjadi fokus utama peneliti adalah : 1. Bagaimana proses sosialisasi budaya organisasi di CRO Group? 2. Apa saja media komunikasi yang digunakan dalam kegiatan sosialisasi budaya organisasi di CRO Group? 1.3. Identifikasi Masalah Sosialisasi merupakan salah satu tanggung jawab seorang PR dalam kegiatan manajerial publik dalam organisasi, baik internal maupun eksternal. Seorang PR yang memiliki peran sebagai seorang penghubung antar organisasi dan karyawannya, serta bertanggung jawab membina hubungan baik publikpubliknya tentu harus memahami dengan tepat bagaimana proses sosialisasi dan pemilihan media komunikasi yang tepat. Seorang PR juga harus mampu melakukan kegiatan komunikasi internal secara tepat untuk menyampaikan sebuah pesan agar pesan tersampaikan dengan baik kepada karyawannya. Maka dari itu, berdasarkan pemaparan di atas, latar belakang dan fokus penelitian yang sudah dituliskan, peneliti melakukan identifikasi masalah dengan melakukan penelitian terhadap kegiatan sosialisasi budaya organisasi di CRO dilihat dari langkah-langkah strategi komunikasi internal dalam sosialisasi budaya organisasi Bank Mandiri oleh pihak manajemen CRO Group di unit kerja CRO
9 Group. Peneliti akan mengedepankan identifikasi masalah terhadap bagaimana proses sosialisasi budaya organisasi dan media apa saja yang digunakan dalam kegiatan tersebut. 1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguraikan bagaimana sosialisasi budaya organisasi di Credit Operations Group PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kantor Pusat Tahun 2015. 1. 5. Manfaat Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang menjadi fokus penelitian dan tujuan yang ingin dicapai, maka diharapkan peneliti dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1.5.1. Manfaat Akademis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori yang mendukung perkembangan ilmu komunikasi, khususnya mengenai sosialisasi budaya organisasi. Terkait dengan salah satu kegiatan PR, kajian ini diharapkan dapat menjadi salah satu konsep pendukung bagi seorang PR dalam menjalankan fungsi dan tugasnya yang berkaitan dengan manajemen publik internal. 1.5.2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah penelitian diharapkan mampu menjadi masukan yang berguna bagi CRO Group Kantor Pusat PT. Bank Mandiri Tbk. untuk mengetahui bahwa kegiatan sosialisasi budaya organisasi memiliki peran penting dalam proses pencapaian visi organisasi.
10 Sosialisasi budaya organisasi ini juga diharapkan mampu menjadi acuan PR dalam membentuk iklim komunikasi yang kondusif sehingga proses penyampaian informasi berjalan dengan tepat. 1.5.3. Manfaat Sosial Dalam konteks sosial, kegiatan sosialisasi budaya organisasi yang diterapkan di CRO Group diharap memiliki nilai positif yang berdampak terhadap kinerja, pembentukan karakter organisasi, dan kualitas publik internal yang baik. Apabila kondisi publik internal baik, tentu saja akan membawa dampak yang baik pula bagi hubungan dengan publik eksternal. Hal ini akan membentuk citra positif organisasi, baik organisasi CRO Group maupun Bank Mandiri secara keseluruhan.