BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. Pertama, gambaran karakteristik kemiskinan pada daerah perkotaan di

dokumen-dokumen yang mirip
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan penghitungan kemiskinan multidimensi anak di Provinsi Sulawesi

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN

STATISTIK DAN PERANAN PENYEDIAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG LAYAK TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH Disampaikan oleh: BPS Provinsi Jawa Tengah

BAB VIII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

Tingkat Kemiskinan Kabupaten Pasaman Barat dan Propinsi Sumatera Barat Tahun

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB IV DESKRIPSI RENCANA PROGRAM

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG

2013, No.462

IDENTIFIKASI PENGADAAN RUMAH SWADAYA OLEH MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi. kesehatan lingkungan. (Munif Arifin, 2009)

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN

Proposal Pembangunan Kakus Untuk Keluarga di Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. wilayah yang merupakan daerah Non-CAT. Sehingga tidak terdapat air tanah

BAB I PENDAHULUAN. tiga gerakan yaitu gerakan sistem sunda di bagian barat, gerakan sistem pinggiran

I. PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap 88% kematian anak akibat diare di seluruh dunia. Anakanak

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pola kehidupan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhankebutuhan

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Belu, Tahun 2014

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa faktor penyebab pertumbuhannya adalah memiliki fasilitas kota

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

III. METODE PENELITIAN. kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan,

I. PENDAHULUAN. perumahan yang telah disediakan oleh pemerintah. Sehingga masyarakat dari

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KEMISKINAN RUMAHTANGGA DI KOTA PARIAMAN. Oleh : Haris Mendra, Syamsul Amar ABSTRAK

BAB VIII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. 1. Tingkat partisipasi konsumsi rumah tangga di DIY menurut wilayah tempat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 13 TAHUN TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH

Sumatera Selatan. Jembatan Ampera

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN NASIONAL PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

KEBIJAKAN NASIONAL PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

VI.1. Gambaran Umum Pemantauan Dan Evaluasi Sanitasi

Strategi dan Arah Kebijakan

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PERSIAPAN RPJMN TERKAIT PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PEMERATAAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan masyarakat akan mempengaruhi produktivitas kerja. Sehat adalah suatu

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Darda (2009) dijelaskan secara rinci bahwa, Indonesia merupakan

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. Guna menunjang ketiga aspek tersebut juga diperlukan adanya pembangunan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi,

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 10 TAHUN 2008

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

BAB 1 PENDAHULUAN. selaras, serasi, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

Kata kunci : sanitasi lingkungan, pemukiman nelayan, peran serta masyarakat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada Bab IV, maka hasil yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PERMEN-KP/2013 TENTANG

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

BAB 6 PEMBAHASAN. Hipotesis pertama adalah adanya dugaan bahwa variabel peran. pendampingan tutor secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu daerah yang

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

RENSTRA KECAMATAN SINDANG Page 58

Statistik Deskriptif. Perumahan. Seminar Hasil Tugas Akhir

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN. 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Program Optimalisasi Pelaksanaan Pendidikan Kesetaraan Kota Depok

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Oleh karena itu,bukan suatu pandangan yang aneh bila kota kota besar di

Transkripsi:

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : Pertama, gambaran karakteristik kemiskinan pada daerah perkotaan di Provinsi Sumatera Barat dapat disimpulkan sebagai berikut: a) Berdasarkan hasil crosstabs terhadap variabel independen didapatkan bahwa sebagian besar kepala rumah tangga miskin perkotaan berpendidikan SD kebawah, bekerja pada sektor informal, jenis lapangan usaha pada bidang non pertanian dengan jumlah anggota keluarga kurang atau sama dengan lima orang. b) Disamping itu juga diketahui bahwa rumah tangga miskin perkotaan paling banyak menempati bangunan dengan status kepemilikan tidak milik sendiri serta menggunakan fasilitas air minum dan buang air besar tidak milik sendiri. Kedua, berdasarkan analisis regresi logistik dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: a) Dari hasil regresi logistik didapatkan bahwa pendidikan kepala rumah tangga, status pekerjaan kepala rumah tangga, jenis lapangan usaha kepala rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, status penguasaan bangunan tempat tinggal dan akses sanitasi berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kemiskinan pada daerah perkotaan. Sementara itu variabel kondisi perumahan yang direpresentasikan oleh jenis lantai tidak 1

signifikan memengaruhi kemiskinan pada rumah tangga perkotaan di Provinsi Sumatera Barat. b) Peluang rumah tangga yang kepala rumah tangganya berpendidikan SLTP ke bawah cenderung menjadi miskin lebih besar dibandingkan rumah tangga yang pendidikan kepala rumah tangganya SLTP ke atas. c) Peluang rumah tangga yang kepala rumah tangga nya bekerja pada sektor informal cenderung menderita kemiskinan lebih besar dibandingkan rumah tangga dengan kepala rumah tangga yang bekerja pada sektor formal d) Peluang rumah tangga yang kepala rumah tangganya bekerja pada bidang pertanian cenderung mengalami kemiskinan lebih besar dibandingkan rumah tangga yang kepala rumah tangganya bekerja pada bidang non pertanian. e) Kemungkinan rumah tangga yang jumlah anggota rumah tangganya 1 s/d 5 orang berpeluang menderita kemiskinan lebih besar dibandingkan dengan rumah tangga yang jumlah anggota rumah tangganya lebih dari 5 orang f) Peluang rumah tangga dengan status penguasaan bangunan tempat tinggal tidak milik sendiri cenderung menjadi miskin lebih besar dibandingkan rumah tangga dengan status penguasaan bangunan tempat tinggal milik sendiri g) Rumah tangga yang menggunakan fasilitas buang air besar tidak milik sendiri cenderung mengalami kemiskinan lebih besar dibandingkan rumah tangga yang menggunakan fasilitas buang air besar milik sendiri 2

h) Kemungkinan rumah tangga yang menggunakan fasilitas air minum milik sendiri berpeluang menderita kemiskinan lebih besar dibandingkan dengan rumah tangga yang menggunakan fasilitas air minum tidak milik sendiri Ketiga, dari hasil analisis deskriptif dan analisis regresi logistik dapat ditarik implikasi kebijakan yang disimpulkan sebagai berikut: a) Berkaitan dengan pendidikan, perlu adanya -optimalisasi sekolah-sekolah kejuruan yang ada dan upaya sosialisasi yang dapat mendorong masyarakat bersekolah pada sekolah kejuruan ini. Disamping itu pemerintah perlu menjamin penyelenggaraan sekolah yang benar-benar bebas pungutan dan biaya lainnya. b) Berkaitan dengan pasar kerja, diperlukan peran pemerintah dalam membina pekerja di sektor informal. Pembinaan tersebut dilakukan melalui penataan kembali pelaku sektor informal dan memberikan suatu tempat khusus yang dapat disebut sebagai pasar informal agar mereka dapat leluasa bertemu dengan pembeli pada suatu tempat yang representative. c) Berkaitan dengan lapangan usaha, perlu pendampingan Dinas Pertanian untuk pelaksanaan program intensifikasi dan diversifikasi pertanian selain itu diperlukan kebijakan pemerintah dalam pengawalan harga semua produk pertanian agar petani dapat menjual hasil pertanian mereka dengan harga yang pantas dan mendapatkan penghasilan yang lebih baik 3

sehingga mereka dapat keluar dari kemiskinan terutama pada daerah perkotaan. d) Berkaitan dengan jumlah anggota keluarga lebih menggiatkan lagi program keluarga berencana dengan memberi layanan pada masyarakat berupa penyuluhan tentang pengaturan jarak antar kelahiran, dan pentingnya membentuk generasi penerus yang berkualitas bukan hanya kuantitas saja e) Dalam hal sanitasi, upaya yang dapat dilakukan adalah peningkatan penggunaan fasilitas air bersih dan sanitasi, serta memperbaiki perilaku bersih masyarakat dengan memperluas dan mengarusutamakan pendekatan berbasis masyarakat f) Berkaitan dengan kepemilikan asset tempat tinggal, perlu ada nya program rumah murah yang memenuhi standar kesehatan dimana bangunan rumah berbentuk bangunan permanen, yang beratapkan seng, berplafon, berlantai dan berdinding semen, dan dilengkapi dengan fasilitas air dari PAM dan listrik. Mengingat keterbatasan lahan pada daerah perkotaan maka pembangunan rumah susun dapat menjadi salah satu solusi. 6.2 Saran Sejumlah temuan dan informasi yang diperoleh dari penelitian ini menghasilkan beberapa saran, yaitu: a) Berkaitan dengan pendidikan, pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan perlu melakukan sosialisasi dan penyuluhan bertahap dan 4

berkelanjutan terhadap masyarakat terutama masyarakat miskin perkotaan tentang pendidikan di sekolah kejuruan, diharapkan kegiatan ini dapat membangkitkan minat dan kemauan masyarakat bersekolah di sekolah kejuruan untuk mendapatkan keahlian dan keterampilan yang dapat digunakan untuk meningkatkan penghasilan. b) Berkaitan dengan pasar kerja, pemerintah harus memberikan perhatian pada pekerja sektor informal. Pemerintah perlu melakukan pendataan yang akurat untuk mendapatkan informasi mengenai jumlah, distribusi dan karakteristik pekerja sector informal sehingga penataan kembali para pekerja ini dapat dilakukan. c) Berkaitan dengan bidang pertanian, diperlukan komitmen yang tinggi antara pihak legislative, eksekutif dan lintas sektor agar pemerintah dapat mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan harga seluruh produk pertanian. d) Berkaitan dengan jumlah anggota keluarga diharapkan kewaspadaan Pemerintah terhadap bencana ledakan penduduk melalui penguatan institusi Kantor BKKN agar dapat lebih memasyarakatkan program KB sehingga dapat menghasilkan generasi penerus masa depan yang berkualitas yang dapat membebaskan diri mereka dari kemiskinan. e) Berkaitan dengan sanitasi, sangat diperlukan adanya edukasi sanitasi terhadap masyarakat miskin perkotaan agar mereka dapat melaksanakan program sanitasi perkotaan berbasis masyarakat. f) Pemerintah daerah agar mempercepat pembangunan rumah murah yang memenuhi standar kesehatan dan terjangkau bagi warga miskin 5

perkotaan. Salah satu caranya yaitu dengan memanfaatkan dana Coorporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan maupun sektor perbankan. 6