MANAJEMEN DAN PENGELOLAAN PESERTA DIDIK (Studi Pada SD di Kota Makassar)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB MANAJEMEN PESERTA DIDIK

MANAJEMEN PESERTA DIDIK BERBASIS SEKOLAH

MANAJEMEN PESERTA DIDIK MANAJEMEN / ADMINISTRASI PENDIDIKAN/SEKOLAH MANAJEMEN PENDIDIKAN PENGERTIAN MPD. Manajemen Kesiswaan (Peserta Didik)

MANAJEMEN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH MENENGAH ATAS PATRIA BANTUL SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta

mengembangkan Sekolah Bertaraf Internasional (Septikasari, 2009).

HUBUNGAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK DENGANKELANCARAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 369 TAHUN 1993 TENTANG MADRASAH TSANAWIYAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bangsa. Peran pendidikan adalah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, meningkatkan kualitas manusia dalam membentuk watak bangsa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mencerdaskan

ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN by Mada Sutapa. Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNY. Dinas Kesehatan Propinsi DIY

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Manual Mutu Sumber Daya Manusia Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.10

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

MANAJEMEN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR HARAPAN NUSANTARA DENPASAR-BALI

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang unggul baik dalam bidang ilmu pengetahuan,

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi utama untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. globalisasi adalah kondisi sumber daya manusia ( SDM ) masih relatif rendah

BAB 1 PENDAHULUAN. nantinya akan membawa bangsa menuju kearah kemajuan karena di. taraf kemajuan peradapan suatu bangsa.

Hakikat Pendidikan. Pendidikan Mikro merupakan interaksi didik mendidik. TUJUAN PENDIDIK BAHAN DIDIKAN SARPRAS PENDIDIKAN

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Tupoksi, Program Kerja, Bentuk Kegiatan Dan Bukti Fisik Kerja Kepala Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. harus meninggalkan unsur-unsur keagamaan dan hubungan sosial. bukan hanya berarti suatu cara untuk mendapatkan sejumlah pengetahuan dan

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. karena pendidikan dapat meningkatkan segenap potensi peserta didik menjadi

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 370 TAHUN 1993 TENTANG MADRASAH ALIYAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

Kata Kunci: Penerimaan calon siswa baru:rekutmen, sistem seleksi, pengorganisasian calon siswa baru.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rohyan Sosiadi, 2013

I. PENDAHULUAN. dalam lingkungan yang lebih luas, harus dapat ditumbuh kembangkan melalui

LAMPIRAN. Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA. Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MAKALAH ADMINISTRASI PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

ANALISIS KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP UNLAM BANJARMASIN DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER.

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dalam perkembangannya saat ini lebih dituntut untuk menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 05 TAHUN 2012 T E N T A N G

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA

BAHAN AJAR (MINGGU KE 1) MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing

SURVEI SARANA PRASARANA OLAHRAGA DENGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES SMP NEGERI KECAMATAN DAMPAL SELATAN KABUPATEN TOLITOLI ARMAN ABSTRAK

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas merupakan faktor utama dalam mendukung suksesnya pembangunan

PERSEPSI GURU TENTANG MANAJEMEN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS II KECAMATAN LUBUK SIKARAH KOTA SOLOK

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

Standar Mahasiswa & Pengelolaan Alumni STIKES HARAPAN IBU

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belakang dan wawasan setiap individu berbeda-beda, sehingga. mengandung 3 komponen yang membentuk sikap, yaitu:

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). 1 Istilah pendidikan ini semula

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Klakah ( SMAN 1 Klakah ), merupakan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena

BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Perkembangan kemajuan bangsa sedikit

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

Transkripsi:

MANAJEMEN DAN PENGELOLAAN PESERTA DIDIK (Studi Pada SD di Kota Makassar) Syamsu A. Kamaruddin 1, Harifuddin Halim 2, Fauziah Zainuddin 3 1,2 Dosen FKIP UPRI Makassar, 3 Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Palopo 1 syamsukamaruddin@gmail.com, 2 athena_lord73@yahoo.com, 3 fauziahzain73@gmail.com Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk mengungkapkan strategi pengelolaan peserta didik sejak dilakukan penerimaan siswa hingga menyelesaikan pendidikannya. Hal yang mendasarinya adalah adanya kebutuhan peserta didik yang variatif dalam mengembangkan dirinya dalam hal prioritas, seperti di satu sisi para peserta didik ingin sukses dalam hal prestasi akademiknya, disisi lain ia juga ingin sukses dalam hal penyaluran bakatnya seperti seni dan olahraga. Bahkan ada juga peserta didik yang ingin sukses dalam segala hal. Pilihan-pilihan yang tepat atas keberagaman keinginan tersebut tidak jarang menimbulkan masalah bagi para peserta didik. Oleh karena itu diperlukan layanan bagi peserta didik yang dikelola dengan baik. Untuk mewujudkan hal tersebut, dilakukan penelitian sederhana pada tingkat sekolah dasar di Kota Makassar. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner pada kepala sekolah SD yang telah mengikuti pelatihan Manajemen dan Pengelolaan Peserta Didik Tahun 2013 sebanyak 19 orang. Berdasarkan data hasil penelitian, disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) Pengelolaan peserta didik harus berbasis pada kebutuhan mereka. (2) pengelolaan peserta didik memiliki langkah-langkah penting yaitu: perencanaan terhadap peserta didik; pembinaan peserta didik, evaluasi peserta didik, dan mutasi peserta didik. (3) Perlu sinkronisasi antara output kebutuhan peserta didik dengan kapasitas sumberdaya jurusan atau prodi setempat. Oleh karena itu, rekomendasi yang bisa diajukan antara lain: (1) prodi/jurusan perlu melakukan pemetaan dan analisis terhadap berbagai sumberdaya yang dimilikinya, (2) berdasarkan dukungan ketersediaan analisis tersebut, dilakukan analisis kebutuhan peserta didik. Kata Kunci : manajemen, pengelolaan, peserta didik, sekolah dasar, sumberdaya PENDAHULUAN Upaya peningkatan layanan mutu pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari agenda pembangunan yang dicanangkan pemerintah khususnya pembangunan di bidang pendidikan. Laporan beberapa sumber mengenai rendahnya kualitas keluaran lembaga pendidikan di Indonesia menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah untuk memikirkan cara atau model pendidikan yang tepat bagi manusia Indonesia saat ini. Rendahnya kualitas keluaran lembaga pendidikan manusia Indonesia secara langsung menambah jumlah sumber daya manusia yang memiliki kualitas rendah pada umumnya. Menurut Hadis & Nurhayati (2010), laporan rendahnya kualitas keluaran lembaga pendidikan di Indonesia menguat sejak Political and Ekonomic Risk Consultancy (PERC) yang dilakukan pada Tahun 2000 tentang mutu pendidikan di kawasan Asia, yang menempatkan Indonesia di rangking 12 setingkat di bawah Vietnam. Indonesia adalah negara paling buruk sistem pendidikannya. Terlepas dari laporan tersebut sebaiknya pemerintah bersama masyarakat dari berbagai kalangan membuat suatu rancangan strategis 444

bagaimana mengelola lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan formal sehingga ke depan lembaga pendidikan ini dapat dijadikan sebagai unit pengembangan dan peningkatan mutu manusia Indonesia. Kaitannya dengan perkembangan global, bangsa ini tidak bisa menghindar dari percepatan perubahan global yang mengakibatkan sebagian bangsa tidak dapat bersaing dengan bangsa yang sudah maju karena persoalan kualitas manusia yang rendah. Rendahnya mutu keluaran lembaga pendidikan formal diduga kuat karena tidak adanya kerjasama positif antara beberapa komponen yang sebaiknya terlibat dalam proses pengambilan keputusan soal kebutuhan dan pencapaian tujuan sekolah, seperti: manajemen kurikulum, sarana dan prasarana, peserta didik, personalia dan pembiayaan. Komponen peserta didik keberadaannya sangat dibutuhkan, terlebih bahwa pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah, peserta didik merupakan subyek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Oleh karena itu keberadaan peserta didik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan bagian dari kualitas dari kelembagaan pendidikan atau sekolah. Artinya bahwa dibutuhkan Manajemen peserta didik yang bermutu bagi lembaga pendidikan (sekolah) itu sendiri. Manajemen Peserta Didik (Maman, 1998) adalah layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti, pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti penggembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai mereka matang di sekolah. Menurut Arikunto (1986) bahwa peserta didik adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan. Menurut UU Sisdiknas bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Jadi bisa diartikan bahwa peserta didik adalah seseorang yang terdaftar dalam suatu jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan tertentu, yang selalu ingin mengembangkan potensi dirinya baik pada aspek akademik maupun non akademik melalui proses pembelajaran yang diselenggarakan. Manajemen peserta didik bertujuan mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah lancar, tertib dan teratur. Beberapa ahli berpendapat bahwa tujuan manajemen peserta didik adalah untuk menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang baik serta agar siswa dapat belajar dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran yang efektif dan efisien. (Ratno, 2007). Ada tiga tugas utama dalam bidang manajemen peserta didik untuk mencapai tujuan tersebut yaitu penerimaan peserta didik, kegiatan kemajuan belajar serta bimbingan dan pembinaan disiplin. (Meilina,2005). METODE DAN MATERI Penelitian ini bersifat survei. Menggunakan teknik total sampling terhadap semua kepala sekolah SD yang mengikuti pelatihan Manajemen dan Pengelolaan Peserta Didik Tahun 2013 sebanyak 19 orang. Data diperoleh menggunakan kuesioner, lalu dianalisis menggunakan tabulasi frekuensi. 445

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Data hasil penelitian diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh para responden. Kuesioner tersebut berisi 12 pertanyaan. Pertanyaan tersebut diturunkan dari 4 variabel dan masing-masing variabel memiliki 3 pertanyaan. Tabel 1. Manajemen pengelolaan peserta didik. No. Pertanyaan Skala F % 1. Perlu menetapkan standar orientasi yang diinginkan secara rasional oleh 4 4 31,57 program studi 5 15 78,94 2. Peserta didik yang diterima harus melalui tes sebagai dalam menyaring peserta didik yang cocok. 3. Semua peserta didik harus terdokumentasi sejak awal penerimaan. 4. Layanan bimbingan dan konseling di prodi berlangsung secara rutin 5. Perpustakaan yang ada di prodi menyediakan literatur yang dibutuhkan oleh mahasiswa dan dosen 6. Kantin yang ada di sekitar prodi menyediakan cukup pilihan menu untuk level mahasiswa dan dosen 7. Dosen menyelenggarakan mid tes, final tes, dan remedial tes 2 9 47,36 4 6 31,57 5 4 21,05 3 6 31,57 4 6 31,57 5 7 36,84 1 2 10,52 2 8 42,10 3 9 47,36 5 0 0 2 4 21,05 3 9 47,36 4 3 15,78 5 3 15,78 100 19 2 2 10,52 3 3 15,78 4 8 42,10 5 6 31,57 1 0 2 6 31,57 3 13 68,42 selama perkuliahan 5 0 0 8. Dosen melaksanakan mid 2 3 15,78 tes, final tes, dan 3 13 68,42 remedial tes secara 4 3 15,78 berurutan sesuai 5 0 0 jadwalnya. 9. Dosen mengganti mid tes, final tes, dan remedial tes dengan penugasan yang variatif. 10. Mutasi peserta didik merupakan keputusan jalan tengah bagi dosen. 11. Mutasi dilakukan dengan mempertimbangkan latarbelakang sosialbudaya peserta didik. 12. Mutasi pada dasarnya bertujuan untuk menemukan suasana yang lebih sesuai bagi peserta didik yang bersangkutan 5 3 5 0 0 4 6 31,57 5 13 68,42 4 15 78,94 5 4 21,05 19 Sumber: hasil analisis peneliti, tahun 2015. 100 Mencermati hasil tabulasi frekuensi tersebut di atas, terlihat jelas bahwa manajemen pengelolaan peserta didik dapat dikategorikan BAIK. 2. Pembahasan Dalam pembahasan ini manajemen peserta didik meliputi beberapa kegiatan yaitu: (1) Perencanaan terhadap peserta didik, (2) Pembinaan peserta didik, (3) Evaluasi peserta didik, (4) Mutasi peserta didik. (Meilina, 2005). a. Perencanaan Peserta Didik Langkah yang pertama yaitu perencanaan terhadap peserta didik, yang meliputi kegiatan; (1) Analisis kebutuhan 446

peserta didik, (2) Rekruitmen peserta didik, (3) Seleksi peserta didik, (4) Orientasi, (5) Penempatan peserta didik, (6) Pencatatan dan pelaporan. Lebih lanjut dibahas satu persatu langkah-langkah tersebut yaitu : a. Analisis kebutuhan peserta didik yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan yang meliputi; (1) merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima dengan pertimbangan daya tampung kelas/jumlah kelas yang tersedia, serta pertimbangan rasio murid dan guru. Secara ideal rasio murid dan guru adalah 1:30; (2) menyusun program kegiatan kesiswaan yaitu visi dan misi sekolah, minat dan bakat siswa, sarana dan prasarana yang ada, anggaran yang tersedia dan tenaga kependidikan yang tersedia. b. Rekruitmen peserta didik pada hakikatnya proses pencarian, menentukan peserta didik yang nantinya akan menjadi peserta didik di lembaga pendidikan yang bersangkutan. Langkah-langkah dalam kegiatan ini adalah (1) membentuk panitia penerimaan peserta didik baru yang meliputi dari semua unsur guru, tenaga TU dan dewan sekolah/komite sekolah; (2) pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik baru yang dilakukan secara terbuka. Informasi yang harus ada dalam pengumuman tersebut adalah gambaran singkat lembaga, persyaratan pendaftaran siswa baru (syarat umum dan syarat khusus), cara pendaftaran, waktu pendaftaran, tempat pendaftaran, biaya pendaftaran, waktu dan tempat seleksi dan pengumuman hasil seleksi. c. Seleksi peserta didik merupakan kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga pendidikan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah (1) melalui tes atau ujian, yaitu tes psikotest, tes jasmani, tes kesehatan, tes akademik, atau tes ketrampilan; (2) melalui penelusuran bakat kemampuan, biasanya berdasarkan pada prestasi yang diraih oleh calon peserta didik dalam bidang olahraga atau kesenian; (3) berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN. d. Orientasi peserta didik baru merupakan kegiatan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan tempat peserta didik menempuh pendidikan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah. Tujuan dengan orientasi tersebut adalah agar siswa mengerti dan mentaati peraturan yang berlaku di sekolah, peserta didik dapat aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan sekolah, dan siap menghadapi lingkungan baru secara fisik, mental dan emosional. e. Penempatan Peserta Didik (Pembagian Kelas) yaitu kegiatan pengelompokan peserta didik yang dilakukan dengan sistem kelas, pengelompokan peserta didik bisa dilakukan berdasarkan kesamaan yang ada pada peserta didik yaitu jenis kelamin dan umur. Selain itu juga pengelompokan berdasar perbedaan yang ada pada individu peserta didik seperti minat, bakat dan kemampuan. (Wiryawan, 1990) f. Pencatatan dan pelaporan peserta didik dimulai sejak peserta didik diterima di sekolah sampai dengan tamat atau meninggalkan sekolah. Tujuan pencatatan tentang kondisi peserta didik dilakukan agar lembaga mampu melakukan bimbingan yang optimal pada peserta didik. Sedangkan pelaporan dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab lembaga 447

dalam perkembangan peserta didik di sebuah lembaga. Adapun pencatatan yang diperlukan untuk mendukung data mengenai siswa adalah (1) buku induk siswa, berisi catatan tentang peserta didik yang masuk di sekolah tersebut, pencatatan diserta dengan nomor induk siswa/nomor pokok; (2) buku klapper, pencatatannya diambil dari buku induk dan penulisannya diurutkan berdasar abjad; (3) daftar presensi, digunakan untuk memeriksa kehadiran peserta didik pada kegiatan sekolah; (4) daftar catatan pribadi peserta didik berisi data setiap peserta didik beserta riwayat keluarga, pendidikan dan data psikologis. Biasanya buku ini mendukung program bimbingan dan penyuluhan di sekolah. b. Pembinaan Peserta Didik Layanan-layanan yang dibutuhkan peserta didik di sekolah meliputi : (1) Layanan bimbingan dan konseling. (2) Layanan perpustakaan. (3) Layanan kantin. (4) Layanan kesehatan. (5) Layanan transportasi. (6) Layanan asrama. c. Evaluasi Kegiatan Peserta Didik Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pasaribu dan Simanjuntak (dalam Buang, 1997). Berdasarkan tujuan penilaian hasil belajar tersebut, ada beberapa fungsi penilaian yang dapat dikemukakan antara lain: (1) Fungsi Selektif. (2) Fungsi Diagnostik. (3) Fungsi Penempatan. (4) Fungsi Pengukuran Keberhasilan Program. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur keberhasilan peserta didik, ada tiga jenis tes, yaitu : (1) Mid Tes. (2) Final Tes. (3) Remedial Tes. d. Mutasi Peserta Didik Ada dua jenis mutasi peserta didik, yaitu: 1. Mutasi Ekstern Mutasi Ekstern adalah perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah yang lain. Perpindahan ini hendaknya menguntungkan kedua belah pihak, artinya perpindahan tersebut harus dikaitkan dengan kondisi sekolah yang bersangkutan, kondisi peserta didik, dan latar belakang orang tuanya, serta sekolah yang akan ditempati. Adapun tujuan mutasi ekstern adalah : (a) Mutasi didasarkan pada kepentingan peserta didik untuk dapat mengikuti pendidikan di sekolah sesuai dengan keadaan dan kemampuan peserta didik serta lingkungan yang mempengaruhinya. (b) Memberikan perlindungan kepada sekolah tertentu untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan keadaan, kemampuan sekolah serta lingkungan yang mempengaruhinya. 2. Mutasi Intern Mutasi intern adalah perpindahan peserta didik dalam suatu sekolah. Dalam hal ini akan dibahas khhsus mengenai kenaikan kelas. Maksud kenaikan kelas adalah peserta didik yang telah dapat menyelesaikan program pendidikan selama satu tahun, apabila telah memenuhi persyaratan untuk dinaikkan, maka kepadanya berhak untuk naik kelas berikutnya. Seorang peserta didik dinyatakan naik kelas apabila telah memenuhi persyaratan: (a) Tidak terdapat nilai mati. (b) Program pendidikan umum rata-rata nilai sekurang-kurangnya 6,0. Boleh ada 2 nilai yang kurang dari 6,0 asal bukan pendidikan agama dan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan. (c) Program pendidikan akademis rata-rata nilai sekurang-kurangnya 6,0. Boleh ada 2 nilai yang kurang dari 6,0 asal bukan bahasa Indonesia. (d) Program pendidikan keterampilan rata-rata nilai 448

sekurang-kurangnya 6,0 dan boleh ada 1 nilai yang kurang dari 6,0. PENUTUP Simpulan Berdasarkan uraian di atas, manajemen dan pengelolaan peserta didik bermaksud mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah) lebih lanjut, proses pembelajaran di lembaga pendidikan dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Manajemen peserta didik keberadaanya sangat dibutuhkan di lembaga pendidikan karena peserta didik merupakan subjek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu dan keterampilan. Keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan akan sangat bergantung dengan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik. Manajemen peserta didik merupakan penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai dari peserta didik itu masuk sampai dengan keluar dari suatu sekolah. Manajemen peserta didik tidak semata pencatatan data peserta didik tetapi meliputi aspek yang lebih luas yaitu dapat membantu upaya pertumbuhan mereka melalui proses pendidikan di sekolah. Saran Diperlukan upaya yang sifatnya kontekstual dalam menerapkan manajemen. Aturan selalu bersifat formal, tetapi tetap harus didasarkan pada pertimbangan pada visi pembangunan kualitas sumberdaya yang berkelanjutan. DAFTAR PUSTAKA Buang, Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Maman, Rahman. 1998. Manajemen Kelas. Jakarta : Depdikbud. Meilina, Bustari. 2005. Manajemen Peserta Didik. Yogyakarta : FIP UNY. Ratno, Harsanto. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta : Kanisius. Suharsimi, Arikunto. 1986. Pengelolaan Kelas dan Siswa : Sebuah Pendekatan Evaluatif. Jakarta : Rajawali. Wiryawan, Sri Anitah dan Wiryawan. 1990. Strategi Belajar Mengajar. Edisi 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka. Hadis & Nurhayati. 2010. Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: CV. Alfabet. 449