BAB II KAJIAN PUSTAKA. belakang dan wawasan setiap individu berbeda-beda, sehingga. mengandung 3 komponen yang membentuk sikap, yaitu:
|
|
- Hartono Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Pandangan Proses pengamatan individu terhadap objek akan melibatkan pengalaman dan perasaannya dalam memberikan pandangan. Latar belakang dan wawasan setiap individu berbeda-beda, sehingga memunculkan perbedaan pandangan. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2002: 821) mendefinisikan pandangan sebagai hasil perbuatan memandang. Bimo Walgito (1994: 110) mengemukakan bahwa pandangan mengandung 3 komponen yang membentuk sikap, yaitu: a. Komponen Kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana seseorang mempersepsi terhadap objek. b. Komponen Efektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap sikap objek. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukan arah sikap yakni positif atau negatif. c. Komponen Konatif (komponen perilaku atau action component), adalah komponen yang berhubungan dengan kecenderungan seseorang untuk bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek. Pandangan juga dapat diartikan sebagai persepsi. Mar at (1981: 22-23) persepsi merupakan proses pengamatan seseorang berasal dari komponen kognisi. Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, cakrawala dan pengetahuannya. Manusia mengamati suatu objek psikologik dengan kacamatanya sendiri dengan diwarnai oleh nilai dari kepribadiannya. Sedangkan objek psikologik ini dapat berupa kejadian, ide tau situasi tertentu. Faktor pengalaman, proses belajar atau sosialisasi memberikan bentuk dan struktur 7
2 terhadap apa yang dilihat. Sedangkan pengetahuannya dan cakrawalanya memberikan arti terhadap objek psikologik tersebut. Melalui komponen kognitif ini akan menimbulkan ide, dan kemudian akan timbul suatu konsep tentang apa yang dilihat (dalam Rifai, 2009). Suatu proses dibutuhkan oleh seseorang untuk menganalisa hasil atau pengetahuan yang mereka inginkan. Hasil akhir dari proses ini adalah pendapat yang dikemukakan oleh guru pendidikan jasmani. Suatu pendapat sangat diperlukan dalam kehidupan manusia untuk menentukan tujuan maupun arah kebijakan. Sehingga keseimbangan dalam kehidupan ini dapat kita raih sesuai dengan kenyataan. Berdasarkan uraian diatas, pandangan dapat diartikan sebagai proses perbuatan memandang yang menghasilkan pengetahuan dan pendapat. Dalam konteks ini hasil dari pandangan yaitu dari guru penjas. Dimana mereka memberikan gambaran sehingga terjadi proses memandang, kemudian mereka memberikan pendapat atau tanggapan. 2. Hakikat Guru Pendidikan Jasmani Menurut Sukintaka (2001: 84) profil guru pada umumnya merupakan dasar tugas seorang pendidik. Profil guru pada umumnya setidak-tidaknya memenuhi persyaratan minimal adalah merupakan seorang berjiwa pancasila, dan Undang-Undang Dasar 1945, serta pendukung dan pengemban norma. Menurut M. User Usman (2010: 5) guru sebagai jabatan atau profesi untuk memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Sedangkan menurut Undang-Undang Guru dan Dosen tentang ketentuan umum pasal 8
3 1 (satu), guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Tugas yang diemban guru bukanlah hal yang ringan, karena sebagian dari masa depan generasi muda terletak ditangan guru. Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa kemampuan kerja guru pendidikan jasmani merupakan salah satu potensi untuk melakukan sesuatu hal dalam pekerjaan. 3. Hakikat Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani (Depdiknas, 2003: 2). Selanjutnya Frost (Arma Abdoellah dan Agus Manadji, 1994: 6) mengemukakan pendidikan jasmani terdiri dari perubahan dan penyesuaian yang terjadi pada individu bila bergerak dan mempelajari gerak. Termasuk dalam gerak adalah merangkak, melompat, melempar dan gerakan lain yang dilakukan bila berpartisipasi dalam permainan, senam, tari, renang dan berenang dan beladiri. Menurut Wuest dan Bucher (Sukintaka, 2001: 14) berpendapat pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang bertujuan untuk memperbaiki kerja dan peningkatan pengembangan manusia melalui 9
4 media aktivitas jasmani. Wuest dan Bucher setuju dengan istilah pendidikan jasmani dan olahraga dengan alasan bahwa olahraga meliputi program pengarahan ialah pengarahan dari program yang tradisional dalam melayani anak-anak sekolah yang belum dewasa secara individual ke arah program nirtradisional dalam macam-macam golongan masyarakat, kedudukan dalam masyarakat dan segala macam tingkat umur. Tujuan pendidikan berfungsi bukan saja bersifat mengarahkan, tetapi juga menjadi dasar dalam menentukan isi pelajaran, metode dan prosedur pengajaran maupun penilaian, bahkan mendasari motivasi kerja murid dan guru di sekolah. (Hamalik, 2009: 59) Dari berbagai pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dan ikut membantu tujuan pendidikan secara umum. 4. Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Guru adalah sebuah pernyataan bahwa seseorang melakukan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu guru sebagai profesi punya tanggung jawab yang multidimensional. Atas dasar tanggung jawab itu maka tingkat komitmen dan kepedulian terhadap tugas pokok harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, tanggung jawab dalam mengajar, membimbing, dan melatih yang dipertanggung jawabkan. Untuk itu Universitas Negeri Yogyakarta telah memasukan mata kuliah Mikro, 10
5 Teknologi Pembelajaran, dan PPL guna membekali mahasiswa menjadi tenaga pendidik yang profesional. a. Pengertian Guru Penjasorkes Guru pendidikan jasmani menurut Sukintaka (1992: 19) harus memiliki minimal 8 syarat agar dapat menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik. 8 syarat itu adalah: 1) Memahami pengetahuan pendidikan jasmani. 2) Memahami karakteristik anak. 3) Mampu membangkitkan dan memberikan kesempatan pada anak untuk berkreasi, aktif dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. 4) Mampu memberikan bimbingan pada anak dalam pembelajaran agar tercapai tujuan pendidikan. 5) Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan, menilai dan mengorganisasikan proses pembelajaran pendidikan jasmani. 6) Memiliki pendidikan dan penguasaan keterampilan gerak yang memadahi. 7) Memiliki pemahaman tentang unsur kondisi jasmani. 8) Memiliki kemampuan untuk menciptakan dan mengembangkan serta memanfaatkan lingkungan yang sehat dalam upaya mencapai tujuan pendidikan jasmani. b. Kompetensi Guru Penjasorkes guru antara lain: Piet A Sahertian (1994: 56) bahwa ada tiga definisi kompetensi 1) Kompetensi guru adalah kemampuan guru untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan yang telah dirancangkan. 2) Kompetensi guru adalah ciri memiliki dari kepribadian guru yang menuntunnya ke arah pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan. 3) Kompetensi adalah perilaku yang dipersyaratkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sehingga setiap guru yang profesional punya kemampuan berpikir abstrak dan kreatif serta tingkat komitmen dan kepedulian. 11
6 c. Kompetensi Penguasaan Bahan Ajar Dalam kegiatan pembelajaran, selalu guru tampil didepan kelas mengelola interaksi pembelajaran, terlebih dahulu harus menguasai bahan apa saja yang akan diajarkan. Penguasaan materi bahan pembelajaran merupakan hal yang pokok dalam mencapai keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Kemampuan menguasai bahan pembelajaran akan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Nana Sudjana (2000: 22) menyatakan bahwa proses dan hasil belajar siswa tergantung pada penguasaan mata pelajaran guru dan keterampilan mengajarnya. Dalam hal ini yang dimaksud dengan menguasai bahan bagi seorang guru, mengandung dua lingkup penguasaan materi yaitu: 1) Penguasaan bidang studi dalam kurikulum sekolah. 2) Menguasai bahan pengayaan untuk menunjang bidang studi, ialah bahan yang berkaitan dengan pembelajaran pendidikan jasmani. d. Kompetensi Mengelola Program Pembelajaran Proses pembelajaran dipandang sebagai inti dari rangkaian kegiatan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu guru perlu mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran agar mencapai hasil yang maksimal. Dengan demikian rencana peaksanaan pembelajaran harus dipersiapkan oleh guru sebagai pedoman dalam mengajar. 12
7 Menurut Nana Sudjana (2000: 21) mengemukakan bahwa pengelolaan proses belajar mengajar merupakan tahap perencanaan program yang dibuat, dalam melaksanakan proses belajar mengajar kemampuan yang dituntut adalah keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam perencanaan. e. Kompetensi Mengelola Kelas Dalam mengajar, selain harus menguasai bahan pelajaran, guru juga harus mampu mengelola kelas. Ketidakeberhasilan dalam mengajar mungkin bukan guru tidak menguasai bahan ajar, tetapi bisa disebabkan karena guru tidak dapat mengelola kelas. Menurut Sardiman (2000: 167) menyatakan untuk mengajar suatu kelas, guru dituntut untuk mengelola suatu kelas, guru dituntut mampu mengelola kelas yakni mampu menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya pembelajaran. Sementara itu Agus S Suryobroto (2001: 27) bahwa pengaturan alat, perkakas, fasilitas, dan siswa, termasuk posisi guru dalam pembelajaran yang bertujuan untuk kelancaran, ketertiban, dan kesehatan sehingga hasil belajarnya dapat optimal. Oleh karena itu guru dituntut mampu mengelola kelas sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik tertib dan lancar juga harus memperhatikan faktor keselamatan siswa. Syarat pengelolaan 13
8 kelas yang baik seperti yang dikemukakan oleh Agus S. Suryobroto (2001: 28) antara lain: 1) Kejelasan dalam penyajian Guru dalam menyajikan bahan ajar dalam pembelajaran agar mudah diterima siswa, yaitu jelas dalam menyampaikan meteri serta jelas dalam menyajikan. 2) Kegairahan dalam mengajar Guru dalam mengajar agar bergairah, sehingga akan memberikan motivasi. 3) Ragam dan kegiatan Guru dalam mengajar agar selalu ada variasi sehingga siswanya tidak bosan, tetapi jangan terlalu banyak variasi, sehingga menghabiskan banyak waktu untuk variasi. Menurut Sardiman (2000: ) kegiatan mengelola kelas akan menyangkut pengaturan tata ruang kelas yang memadai untuk pengajaran dan menciptakan iklim belajar yang serasi. Terkait dengan pelajaran pendidikan jasmani mengatur tata ruang kelas yang memadai untuk pengajaran, meliputi: pengaturan lapangan, pengaturan perlengkapan dan alat, pengaturan formasi siswa dan posisi guru, dan memperhatikan lingkungan sekitar. Sedangkan menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi yaitu menghentikan tingkah laku siswa yang kurang baik dan mengarahkannya ke hal yang baik. f. Kompetensi Menggunakan Media Pembelajaran Media dalam penelitian ini diartikan sebagai alat pendukung pembelajaran yang secara tidak langsung dipergunakan untuk tujuan pembelajaran. Penggunaan media belajar yang dimaksud adalah alat bantu yang digunakan oleh guru pendidikan jasmani. 14
9 Menurut Sardiman (2000: 168) ada beberapa langkah dalam menggunakan media: 1) Mengenal, memilih dan menggunakan suatu media. 2) Membuat alat-alat bantu pelajaran yang sederhana. 3) Menggunakan buku pegangan. Mahasiswa calon guru pendidikan jasmani harus dapat memilih dan menggunakan alat bantu pengajaran untuk mempermudah pembelajaran, sehingga tujuan dari pembeajaran tersebut dapat tercapai. g. Kompetensi Mengelola Interaksi Pembelajaran Dalam pembelajaran, kegiatan interaksi antara guru dengan siswa sangat diperlukan. Tanpa adanya interaksi yang baik, maka kegiatan pembelajaran tidak akan mencapai hasil yang memuaskan. Menurut Sardiman, (2000: 15-17) ciri-ciri interaksi pembelajaran, antara lain: 1) Interaksi pembelajaran sadar tujuan, dengan menempatkan siswa sebagai pusat perhatian. 2) Ada suatu prosedur yang direncana, didesian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3) Interaksi pembelajaran ditandai dengan satu penyampaian materi khusus. 4) Ditandai dengan adanya aktivitas siswa. 5) Dalam interaksi pembelajaran guru sebagai pembimbing. 6) Dalam interaksi pembelajaran membutuhkan disiplin. 7) Adanya batas waktu. h. Kompetensi Mengevaluasi Pembelajaran Melakukan evaluasi sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator hasil belajar, melakukan evaluasi baik secara individu maupun 15
10 klasikal, melakukan diagnosa dan remidi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Secara sederhana peningkatan kemampuan profesional guru dapat diartikan sebagai upaya membantu guru yang belum matang menjadi matang, yang tidak mampu mengelola sendiri menjadi mampu mengelola sendiri, yang belum memenuhi kualifikasi menjadi memenuhi kualifikasi, yang belum terakreditasi menjadi terakreditasi. Kematangan, kemampuan mengelola sendiri, pemenuhan kualifikasi, merupakan ciri-ciri profesionalisme. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan profesional guru juga dapat diartikan sebagai upaya membantu guru yang belum profesional menjadi profesional. (Ibrahim, 2009: 44) Sedangkan Glickman (1981: 5) menegaskan bahwa seseorang akan bekerja secara profesional bilamana orang tersebut memiliki kemampuan dan motivasi. Maksudnya adalah seseorang akan bekerja secara profesional bilamana hanya memenuhi salah satu diantara persyaratan diatas. Jadi, betapapun tingginya kemampuan seseorang tidak akan bekerja secara profesional apabila tidak memiliki motivasi kerja yang tinggi. Sebaliknya, betapapun tingginya motivasi kerja seseorang tidak akan sempurna dalam menyelesaikan tugasnya apabila tidak didukung oleh kemampuan. (dalam Arum, 2011: 28) Seorang guru dapat dinilai baik atau buruk kinerjanya diukur melalui indikator kedisiplinan dan kompetensi yang dimilikinya. 16
11 Kedisiplinan dapat diartikan ketertiban atau keselarasan tingkah laku menurut peraturan yang diterapkan. Kompetensi guru meliputi kompetensi paedagogik, kopetensi profesional, kompetensi sosial. Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan bahwa pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dalam pelaksanaannya memiliki tujuan dan fungsi menumbuhkembangkan siswa dari aspek organik, neoromuskular, kognitif, emosional, perseptual, fisik dan merupakan suatu proses gerak manusia yang menuju pada pengembangan pola-pola perilaku manusia. 5. Praktik Pengalaman Lapangan Mahasiswa PJKR Universitas Negeri Yogyakarta a. Pengertian Praktik Pengalaman Lapangan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa UNY Program Studi Kependidikan. PPL juga sebagai wahana pembentukan calon guru tenaga kependidikan yang profesional. b. Tujuan Praktik Pengalaman Lapangan Dalam buku Panduan KKN-PPL UNY (2010: 4) misi dan tujuan dari Praktik Pengalaman Lapangan adalah: 1) Menyiapkan dan menghasilkan calon guru atau tenaga kependidikan yang memiliki nilai, sikap, pengetahuan, dan keterampilan profesional. 2) Pengintegrasian dan pengimplementasian ilmu yang telah dikuasainya dalam praktik keguruan dan atau praktik kependidikan. 3) Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam bidang pembelajaran dan manajerial di sekolah atau lembaga, 17
12 dalam rangka melatih dan mengembangkan kompetensi keguruan atau kependidikan. 4) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal, mempelajari, dan menghayati permasalahan sekolah atau lembaga, baik yang terkait dengan proses pembelajaran maupun kegiatan manajerial kelembagaan. 5) Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai secara indisipliner kedalam kehidupan nyata disekolah, klub, atau lembaga pendidikan. c. Mahasiswa Praktikan PPL Menurut Depdiknas (2003: 65) mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada suatu perguruan tinggi. Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan peraturan akademik, dan bertanggung jawab terhadap almamater. Di Universitas Negeri Yogyakarta sendiri memiliki program kependidikan, sehingga mahasiswa yang mengambil jurusan pendidikan wajib menempuh program KKN-PPL, karena program KKN-PPL tersebut merupakan syarat untuk menyelesaikan studi Strata 1 (S1) kependidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Pada pelaksanaan PPL mahasiswa dituntut untuk mempraktikan segala kemampuan dan keterampilan yang telah ditempuh selama masa perkuliahan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa praktikan PPL yang sedang melaksanakan tugasnya disuatu lembaga untuk memenuhi kewajiban sebagai calon tenaga pendidik yang memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan profesional. 18
13 d. Pelaksanaan Kegiatan PPL Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan didalam buku Panduan KKN-PPL (2010: 17), dilaksanakan sekali dalam setahun, yaitu pada semester khusus (Juni-September) dengan pertimbangan: 1) Pada semester khusus tersebut mahasiswa dapat berkonsentrasi penuh pada kegiatan PPL karena tidak terganggu oleh kegiatan mata kuliah lainnya. 2) Pada saat tersesebut sekolah sedang memasuki awal tahun pelajaran, sehingga kehadiran mahasiswa PPL di sekolah dapat memberikan kontribusi timbal balik dalam program sekolah. Waktu efektif dalam satu Minggu adalah 6 (enam) hari kerja memanfaatkan waktu 7-8 jam untuk kegiatan KKN-PPL dengan jumlah jam kerja minimal 512 jam. Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) mahasiswa PJKR dalam penelitian ini dilaksanakan pada pada semester khusus tahun Kegiatan pembelajaran disekolah dilaksanakan dalam satu minggu dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran untuk setiap kelas. Materi yang diberikan sesuai dengan kurikulum dan program semester yang telah direncanakan, dalam kegiatan praktik mengajar mahasiswa PPL Program Studi PJKR diberi kesempatan mengajar terbimbing dan mandiri. Selama kegiatan pembelajaran minggu pertama mahasiswa PPL melakukan praktik mengajar di lapangan dengan dibimbing oleh guru pembimbing. Setelah proses pembelajaran selesai guru 19
14 pembimbing selalu memberikan masukan mengenai apa saja kekurangan yang terjadi selama proses pembelajan yang telah berlangsung tadi dengan tujuan memperbaiki keterampilan mengajar berikutnya. Untuk kelancaran praktik mengajar hendaknya mahasiswa PPL menguasai materi, metode pembelajaran, serta dapat memilih dan menggunakan sarana dan prasarana sebagai penunjang proses pembelajaran. Dalam pemberian materi dan waktu pembelajaran disesuaikan dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam satuan pembelajaran. B. Penelitian yang Relevan 1. Pandangan Guru Pendidikan Jasmani SMA Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Teaching Games For Understanding, Oleh Nur Sita Utami pada tahun Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru pendidikan jasmani SMA yang mengikuti sosialisasi dan workshop model pembelajaran Teaching Games For Understanding (TGFU) sejumlah 19 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan sebanyak 19 responden (100%) memandang baik terhadap penerapan model pembelajaran Teaching Games For Understanding (TGFU). Hal ini mengindikasikan bahwa guru cenderung bahwa guru mendukung 20
15 pengembangan model Teaching Games For Understanding (TGFU) di SMA. 2. Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani Di SMA Negeri Se-Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi guru pendidikan jasmani di SMA Negeri Se-Kabupaten Sukoharjo. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 26 orang dengan menggunakan metode survey instrumen yang digunakan angket. Hasil penelitian adalah 96,2% memiliki kompetensi sangat tinggi dan sebesar 3,8% memiliki kompetensi tinggi. C. Kerangka Berpikir Berdasarkan deskripsi teori di atas, maka dapat diperoleh suatu kerangka berpikir mengenai penelitian ini. Pendidikan jasmani adalah suatu pendidikan yang mengutamakan aktivitas jasmani atau fisik. Jika hal-hal yang mendukung proses pembelajaran pendidikan jasmani berfungsi sebagaimana mestinya dan dapat berdaya guna, maka tujuan dari pembelajaran pendidikan jasmani dapat tercapai. Sebaliknya apabila hal-hal pendukung tidak berdaya guna maka tujuan proses pembelajaran pendidikan jasmani tidak akan tercapai. Kemampuan setiap mahasiswa PPL PJKR Fakultas Ilmu Keolahragaan berbeda-beda, hal ini juga akan berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan mahasiswa menyerap perkuliahan yang telah ditempuh dan juga 21
16 tingkat keberhasilan Fakultas Ilmu Keolahragaan dalam memberikan materi untuk mahasiswa dalam melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan di sekolah. Karena tingkat keberhasilan mahasiswa PJKR dalam melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan di SMP se-kota Yogyakarta belum diketahui, maka perlu dilakukan penelitian dengan survei dan mengumpulan informasi atau data menggunakan kuesioner terhadap guru pembimbing PPL SMP sekota Yogyakarta. 22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN. dalam kategori kinerja sangat baik, yakni sebesar 41,66% (5 guru)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pandangan guru pendidikan jasmani di SMP se-kota Yogyakarta terhadap kompetensi mahasiswa PJKR dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas, pendidikan pada dasarnya merupakan usaha. pengembangan sumber daya yang berkualitas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu sumber daya manusia, yang tangguh dan profesional merupakan tugas dari Pendidikan. Dalam upaya melaksanakan program pembangunan, bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Kegiatan PPL merupakan kegiatan untuk melakukan praktek kependidikan yang meliputi; melakukan praktek mengajar dan membuat administrasi pembelajaran
Lebih terperinciBAB III PENUTUP A. KESIMPULAN
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Pelaksanaan PPL memberikan manfaat yang sangat berarti bagi mahasiswa, baik dalam melatih kemampuan maupun mental. Kegiatan PPL dapat menjadi penunjang pengalaman yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Karena dengan pendidikan jasmani dapat mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN-SARAN. penjas terhadap kemampuan mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan Prodi
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN-SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan tanggapan guru penjas terhadap kemampuan mahasiswa Praktik Pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani termasuk bagian integral dari sistem pendidikan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani termasuk bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan yang pada hakikatnya merupakan suatu proses yang diarahkan untuk mendorong,
Lebih terperinciDesember Sehingga saat ini hanya sekolah-sekolah tertentu saja yang masih menggunakan kurikulum Kurikulum 2013 merupakan kurikulum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Pendidikan mempunyai peran penting dalam terciptanya sumber daya manusia yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan
Lebih terperinciPeningkatan Kemampuan Manajemen Guru Pendidikan Jasmani
Peningkatan Kemampuan Manajemen Guru Pendidikan Jasmani Oleh Agus S. Suryobroto Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak. Pembelajaran pendidikan jasmani (Penjas) di sekolah pada hakikatnya bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan lainnya. Pendidikan jasmani di sekolah dapat diupayakan peranannya untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan kurang lebih selama 1 bulan, dimana mahasiswa PPL harus benar-benar menyiapkan diri baik mental
Lebih terperinci1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman.
BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa adalah calon guru, maka sudah selayaknya mahasiswa memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang memadai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berangkat
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Suatu kegiatan sebaiknya dimulai dengan persiapan. Keberhasilan suatu kegiatan sangat bergantung dari persiapannya. Persiapan yang baik akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dari berbagai bidang. Pendidikan menjadi sebuah tujuan bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah wadah untuk meningkatkan derajat manusia dari berbagai bidang. Pendidikan menjadi sebuah tujuan bangsa Indonesia untuk mencerdaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterampilan bagi seorang guru merupakan syarat penting di disamping
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan bagi seorang guru merupakan syarat penting di disamping dia harus menguasai substansi bidang studi, juga memiliki keterampilan dasar mengajar yang merupakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. yang siap akan tugas dan tanggung jawabnya. Mahasiswa dibina dengan
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Tinjauan Tentang Kesiapan Menjadi Guru Salah satu tugas pokok Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) adalah menyiapkan mahasiswa calon guru untuk menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan aktivitas dalam bidang-bidang pendidikan. Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan martabat manusia Indonesia dapat dilaksanakan secara berhasil bila upaya pembangunan tersebut dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah usaha yang tidak terlepas dari kehidupan manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya dengan kebutuhan lainnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Program Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar (PPKHB).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) menempatkan program kependidikan sebagai program unggulan. Dalam arti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Usman (2005. h, 31) merupakan proses pembelajaran yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan adalah salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur, seperti guru, sarana pembelajaran, aktivitas siswa, kurikulum dan faktor lain seperti
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. KEGIATAN PPL 1. Persiapan PPL Untuk mempersiapkan mahasiswa dalam melaksanakan PPL baik yang dipersiapkan berupa persiapan fisik maupun mentalnya untuk
Lebih terperinci2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara yang sudah merdeka sudah sepatutnya negara tersebut mampu untuk membangun dan memperkuat kekuatan sendiri tanpa harus bergantung pada negara lain. Maka
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan kurang lebih selama 1 bulan, dimana mahasiswa PPL harus benar-benar menyiapkan diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian yang melengkapi dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:
Lebih terperinciFAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS MK SARANA PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI Tgl.12
Fakultas : Fakultas Ilmu Keolahragaan Program Studi : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Mata Kuliah : Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani Kode Mata Kuliah : POR/ 205 SKS : Teori = 1 SKS; Praktek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. KKN-PPL Penjas UNY - SMA N 3 Klaten
BAB I PENDAHULUAN Mata Kuliah PPL mempunyai sasaran masyarakat sekolah, baik dalam kegiatan yang terkait dengan pembelajaran maupun kegiatan yang mendukung berlangsungnya pembelajaran. PPL diharapkan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada ranah dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL
HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL DR. MUKMINAN SUPARMINI, M.Si MUHAMMAD NURSA BAN, M.PD LUSIANA INDRININGTIASTUTI
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Kegiatan PPL ini dilaksanakan selama kurang lebih dua setengah bulan, terhitung mulai tanggal 1 Juli sampai dengan 17 September 2014. Selain
Lebih terperinciBAB III PENUTUP A. Kesimpulan
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pelaksanaan PPL yang sudah dijadwalkan dirasa berjalan dengan lancar, dapat terselesaikan dengan baik, serta dapat mencapai target yang ditetapkan. Meskipun terjadi banyak
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan kurang lebih selama 2 bulan, dimana mahasiswa PPL harus benar-benar menyiapkan diri
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN Disusun oleh : Nama : Annisa Candra Sekar NIM : 5401409029 Prodi : PKK S1 (Tata Busana) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 i
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang diprogramkan dalam rangka mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pendidik untuk
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG Disusun Oleh: Nama : M. Alghozaly. H NIM : 1102409023 Prodi : Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan mengemban tugas untuk menyiapkan dan menghasilkan guru serta tenaga kependidikan lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di sekolah, pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat strategis dalam pembentukan manusia seutuhnya.
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL A. Persiapan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang diprogramkan dalam rangka mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pendidik untuk menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati lansung oleh pihak luar
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Pengertian Perilaku Mengajar Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati lansung oleh pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya ditentukan oleh keberhasilan Negara tersebut dalam mengelola pendidikan nasional. Pendidikan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap Prestasi Siswa di SMPN se Kabupaten Tulungagung. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada
Lebih terperinci: Fakultas Ilmu Keolahragaan : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi : Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. : Teori = 1 SKS; Praktek= 1 SKS
Fakultas Program Studi Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : POR 205 Sks Semester Mata Kuliah Prasyarat : - Dosen FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN : Fakultas Ilmu Keolahragaan : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks penelitian Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan apsek
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik pengalaman lapangan (PPL) dilaksanakan kurang lebih selama dua bulan, dimana mahasiswa PPL harus benar-benar mempersiapkan diri baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Melalui pendidikan sikap dan perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mia Rosalina, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar merupakan jenjang pendidikan yang paling penting keberadaannya karena proses dimulainya seseorang dalam menempuh dunia pendidikan diawali dari
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Praktik mengajar merupakan kegiatan pokok pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), dimana mahasiswa ikut terlibat langsung dalam proses belajar mengajar
Lebih terperinciBAB II KEGIATAN PPL A. Kegiatan PPL 1. Persiapan PPL
BAB II KEGIATAN PPL A. Kegiatan PPL 1. Persiapan PPL Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan yang wajib ditempuh oleh mahasiswa S1 UNY program kependidikan karena orientasi utamanya adalah kependidikan.
Lebih terperinci2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makna pendidikan apabila diartikan dalam suatu batasan tertentu maka dapat diartikan bermacam-macam dan memunculkan beragam pengertian. Pendidikan dalam arti sederhana
Lebih terperinciOLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP
HAND OUT MATA KULIAH KELOMPOK BERMAIN KODE MK/SKS : UD 408/2 SKS OLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP. 132 316 930 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS
PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH SEBAGAI KURIKULUM PENJAS Tujuan PENJASORKES 1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan di setiap lembaga formal maupun non formal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan setiap orang. Setiap orang berhak dan wajib dalam mengikuti dan memperoleh pendidikan di setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi
BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program kegiatan yang dilakukan oleh pihak Universitas Negeri Yogyakarta sebagai pengembangan kompetensi mahasiswa dan latihan kependidikan.
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Progam Praktik Pengalaman Lapangan 1. Persiapan PPL Praktik Pengalaman Lapangan adalah kegiatan mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa S1 program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah bagian penting dari sistem pendidikan. Sebab secara esensi pendidikan jasmani membantu kelancaran proses pembelajaran. Hal ini sejalan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 34 SEMARANG
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 34 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Tri Setyo Budi Raharjo NIM : 2601409109 Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik pengalaman lapangan (PPL) dilaksanakan kurang lebih selama dua bulan, dimana mahasiswa PPL harus benar-benar mempersiapkan diri baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Sandra Irani, 2013
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat belajar dan mengajar berlangsung antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru serta siswa dengan lingkungan sekitarnya. Melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional negara kita adalah pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan nasional sebagai salah satu sistem dari supra sistem
Lebih terperinciBAB III PENUTUP A. Kesimpulan
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Secara umum kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 3 Klaten terlaksana dengan baik dan lancar. Dari kegiatan PPL yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Perangkat Pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Sekolah Menegah Pertama (SMP) Negeri 2 Pengasih merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang berlokasi di Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo. SMP Negeri
Lebih terperinciC. ANALISIS HASIL PELAKSANAAN DAN REFLEKSI
C. ANALISIS HASIL PELAKSANAAN DAN REFLEKSI 1. Analisis Hasil Pelaksanaan Program PPL Kemampuan guru dalam menguasai materi dan metode penyampaian merupakan hal terpenting dalam proses belajar mengajar
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Pelaksanaan PPL Universitas Negeri Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang mencetak calon calon guru.guru yang profesional
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN PPL Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) akan berjalan dengan baik maka diperlukan berbagai hal yang harus dipersiapkan, baik berupa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan, penggunaan sumberdaya manusia dan sumber daya alam secara efektif untuk mencapai sasaran
Lebih terperinci9. Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
PERMENDIKBUD 68 TAHUN 2013 TENTANG KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM SMP MTS HAL 80-85 9. Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan KELAS VII KELAS VII KOMPETENSI INTI 1. Menghargai
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 MAGELANG
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 MAGELANG Disusun oleh : Nama : Danu Sumowongso NIM : 2501409134 Program Studi : Pend. Seni Musik FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD PADA MATA KULIAH GEOGRAFI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2006A DI JURUSAN GEOGRAFI-FIS-UNESA Sri Murtini *) Abstrak : Model pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN. kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan
BAB IV PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN Pada bab IV akan membahas dari hasil penelitian tentang peran kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan minat belajar siswa di SMAN
Lebih terperinciBAB III KESIMPULAN DAN SARAN
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah dilaksanakan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK N 3 Kasihan (SMSR) Yogyakarta maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. PPL memberikan
Lebih terperinci2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nuansa Aulia. 2010), hlm. 63. 1 Dadi Permadi, Daeng Arifin, The Smiling Teacher, (Bandung:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan unsure yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal di sekolah, pendidik merupakan
Lebih terperinciHAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DIN KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS
HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DIN KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS Oleh : Nining Sriningsih, M.Pd NIP. 197912112006042001 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS
Lebih terperinciUniversitasSyiah Kuala Vol. 3 No.3, April 2015, hal ISSN:
15 UniversitasSyiah Kuala Vol. 3 No.3, April 2016, hal 15 20 PELAKSANAAN PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR FAVORITDI KOTA BANDA ACEH TAHUN 2009 Bachtiar, M. Nasir Yusuf (Dosen Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciHAMBATAN SISWA SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 22 PONTIANAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN OLEH
HAMBATAN SISWA SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 22 PONTIANAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN OLEH ALBERTUS F 38108032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya maka, sangat dibutuhkan peran pendidik
Lebih terperinciDari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan disekolah-sekolah yang sama kedudukan dan pentingnya dengan mata pelajaran lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara legalitas keberadaan bimbingan dan konseling di Indonesia tercantum dalam undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMA NEGERI 5 SEMARANG Jalan Pemuda No. 143 Semarang Jawa Tengah Telp (024) Mata Pelajaran Seni Musik
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMA NEGERI 5 SEMARANG Jalan Pemuda No. 143 Semarang Jawa Tengah Telp (024) 3543998 Mata Pelajaran Seni Musik Disusun Oleh : Nama : Retno Widowati NIM : 2501409022
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu sistem atau model pendidikan sangat dipengaruhi oleh komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yang antara lain dipengaruhi oleh peserta didik
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Esti imaniatun NIM : 7101409296 Prodi : Pend. Ekonomi Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Guru merupakan seorang yang penting dalam proses belajar mengajar. Guru
11 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Guru Guru merupakan seorang yang penting dalam proses belajar mengajar. Guru mempunyai peran aktif dalam perkembangan
Lebih terperinciolah raga, balai diklat di masyarakat atau instansi swasta. Sekolah atau lembaga pendidikan yang digunakan sebagai lokasi PPL dipilih berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memiliki bobot 3 SKS dan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa UNY yang mengambil jurusan kependidikan. Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi setiap Negara. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-3 di dunia, memiliki
Lebih terperinci2013 GAMBARAN SIKAP MAHASISWA D-III KEPERAWATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DALAM MENGIKUTI PROSES BELAJAR BAHASA JEPANG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses belajar merupakan proses dimana terjadinya perubahan perilaku pada seseorang dalam hal pengetahuan, sikap atau keterampilan, proses belajar tersebut
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting
I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting karena pendidikan merupakan pondasi pembangunan suatu bangsa. Jika pendidikan tidak berjalan dengan
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Program PPL adalah program kegiatan yang memadukan antara program kegiatan Kuliah Kerja Nyata dengan program kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan. Kedua
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas guru sampai saat ini tetap menjadi persoalan yang penting
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kualitas guru sampai saat ini tetap menjadi persoalan yang penting (crucial). Menjadi persoalan yang crucial karena pada kenyataannya keberadaan guru di berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapat Suroso Prawiroharjo sebagaimana dikutip Raka Joni (1984 : 5), salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mulai dilaksanakan sejak manusia berada di muka bumi, adanya pendidikan sudah setua dengan adanya kehidupan manusia itu sendiri. Menurut pendapat
Lebih terperinciA. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor sangat penting dalam pembangunan nasional dimana pembangunan itu sendiri membutuhkan sumber daya
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor sangat penting dalam pembangunan nasional dimana pembangunan itu sendiri membutuhkan sumber daya manusia yang bermutu, sehingga untuk mengetahui kemajuan suatu
Lebih terperinciPERAN GURU PKN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS. Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK
PERAN GURU PKN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK Guru PKn merupakan guru yang mengajarkan tentang pendidikan karakter kepada siswanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan satu kesatuan dari sistem pendidikan secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan
Lebih terperinci