BAB 7 PENUTUP. tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini maka dapat diperoleh kesimpulan

dokumen-dokumen yang mirip
instrumen kuesioner berupa pernyataan-pernyataan untuk direspon sebagai hasil

BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Bab 6 ini akan membahas mengenai simpulan, keterbatasan, implikasi dan saran pada

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kepercayaan guru pada pimpinan. 4. Kepercayaan guru pada pimpinan memediasi sebagian (partial

KEWIRAUSAHAAN, ETIKA. Karakteristik Wirausaha. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 02Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Magister Akuntansi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan/organisasi menjadi lebih kompleks. Perusahaan/organisasi harus

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Kriteria Presiden Impian Bangsa Indonesia Dimasa Depan (362/S) Oleh : PEFINTA DIANA PUTRI Kamis, 12 Juli :37

BAB I PENDAHULUAN. Sebab tanpa memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas, mustahil

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pelayan masyarakat yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ORGANISASI BERKINERJA TINGGI

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Madrasah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin. pekerjaan profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, namun untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Didunia usaha keberadaaan seorang pemimpin dalam organisasi sangat

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karyawan untuk berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya organisasi

Daftar Isi BAB 01 BAB 02 BAB 03 BAB 04

PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN

Abstrak. Kata kunci : Gaya kepemimpinan demokratis, iklim organisasi, kualitas kehidupan kerja.

2017, No tentang Kode Etik dan Kode Perilaku Perencana Kementerian Perencanaan Pembangunan/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat :

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) senantiasa harus dikembangkan

LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA ERPEN JUANDA

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya persaingan di kalangan auditor dan berkembangnya profesi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan audit dan jasa

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Bab IV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMPETENSI KEPEMIMPINAN WIRAUSAHAWAN. (Studi kasus pada lulusan Akademi Pimpinan Perusahaan, Jakarta tahun 2013)

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan organiasi mengalami perubahan, Perubahan

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. Bisnis perbankan merupakan

MSDM Handout 10. Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. BAB IV, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) 2. Peraturan P

Menumbuhkan Jiwa Wirausaha melalui Pendidikan

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN. menganalisis pengaruh kepuasan kerja dan keadilan kompensasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bersertifikat atau kantor akuntan publik yang melakukan audit atas entitas

TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018

fleksibel dan reputasi yang baik untuk dapat bertahan dan bersaing. Karyawan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian. Berdasarakan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi organiasi dalam mengelola,

SKRIPSI. Oleh: ANIK SETYANINGRUM B

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan knowledge based economy (ekonomi berbasis pengetahuan) dalam rangka

KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA TIM

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. manusia memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk

Pentingnya gy kepemimpinan p bagi seorang wirausaha. Teori kepemimpinan awal Teori kepemimpinan kontemporer

PEDOMAN UMUM. KA PRODI IT IDOL APTIKOMFest KE-1 JAWA BARAT

Perilaku Kepemimpinan Transpormasional Kepala SMA di Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN. akan dipengaruhi oleh lingkungan tempat bekerja, baik dari atasan, bawahan

PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan modal penting yang

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan pemimpin

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB V PENUTUP. signifikan terhadap kinerja guru PAI SMA/SMK di Kabupaten Pati. Artinya

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kepemimpinan merupakan hubungan antara pemimpin dengan bawahannya yang

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Kinerja (PMK) baik di Rumah Sakit maupun Puskesmas, namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sanggup bertahan dan terus berkembang. Untuk mendukung perubahan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang harus dipenuhi Indonesia agar menjadi negara maju. Salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, baik perusahaan

KODE ETIK GURU INDONESIA

Transkripsi:

202 BAB 7 PENUTUP 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan serta tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap orientasi kewirausahaan pada badan usaha koperasi di kota Surabaya. Hal ini berarti semakin baik gaya kepemimpinan transformasional yang ditampilkan maka semakin kondusif pula suasana penciptaan orientasi kewirausahaan yang dilakukan oleh pengurus badan usaha koperasi di kota Surabaya. Demikian pula bilamana terjadi sebaliknya yakni semakin tidak baik gaya kepemimpinan transformasional yang ditampilkan maka semakin tidak kondusif pula suasana penciptaan orientasi kewirausahaan yang dilakukan oleh pengurus badan usaha koperasi di kota Surabaya. 2. Komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap orientasi kewirausahaan pada badan usaha koperasi di kota Surabaya. Hal ini berarti semakin kuat komitmen organisasional yang diniatkan maka semakin kondusif pula suasana penciptaan orientasi kewirausahaan yang dilakukan oleh pengurus badan usaha koperasi di kota Surabaya. Demikian pula bilamana terjadi sebaliknya yakni semakin tidak kuat komitmen organisasional yang diniatkan maka semakin tidak kondusif pula suasana penciptaan orientasi kewirausahaan yang dilakukan oleh pengurus badan usaha koperasi di kota Surabaya. 202

203 3. Kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasional pada badan usaha koperasi di kota Surabaya. Hal ini berarti hipotesis penelitian ditolak dan tidak terbukti. 4. Komitmen organisasional tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasional pada badan usaha koperasi di kota Surabaya. Hal ini berarti hipotesis penelitian ditolak dan tidak terbukti. 5. Orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasional pada badan usaha koperasi di kota Surabaya. Hal ini berarti semakin kondusif suasana orientasi kewirausahaan yang diciptakan oleh pengurus maka semakin tinggi kinerja organisasional badan usaha koperasi di kota Surabaya. Demikian pula bilamana terjadi sebaliknya yakni semakin tidak kondusif suasana orientasi kewirausahaan yang diciptakan oleh pengurus maka semakin rendah kinerja organisasional badan usaha koperasi di kota Surabaya. 6. Kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap orientasi kewirausahaan pada badan usaha koperasi di kota Surabaya. Hal ini berarti semakin baik gaya kepemimpinan transformasional yang ditampilkan bersamaan dengan kuatnya komitmen organisasional yang diniatkan maka semakin kondusif pula suasana penciptaan orientasi kewirausahaan yang dilakukan oleh pengurus badan usaha koperasi di kota Surabaya. Demikian pula bilamana terjadi sebaliknya yakni semakin tidak baik gaya kepemimpinan transformasional yang ditampilkan bersamaan dengan tidak kuatnya komitmen organisasional yang diniatkan maka semakin tidak kondusif pula suasana penciptaan orientasi kewirausahaan yang dilakukan oleh pengurus badan usaha koperasi di kota Surabaya.

204 Hasil penelitian ini secara spesifik dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif yang signifikan kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasional terhadap kinerja organisasional badan usaha koperasi di kota Surabaya yang dimediasi oleh orientasi kewirausahaan. Sedangkan masing-masing dari kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasional tidak secara langsung mempengaruhi kinerja organisasional badan usaha koperasi di kota Surabaya. Dengan demikian maka hipotesis pertama, kedua, kelima dan keenam yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya. Adapun hipotesis ketiga dan keempat yang diajukan dalam penelitian ini ditolak. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan sebagai berikut : 1. Mendukung teori dan searah dengan hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh terhadap kinerja organisasional. 2. Mendukung teori dan searah dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasional berpengaruh terhadap orientasi kewirausahaan. 3. Tidak mendukung atau menyangga teori dan hasil penelitian yang menyatakan bahwa masing-masing dari kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasional berpengaruh secara langsung kinerja organisasional. 7.2 Saran - Saran 7.2.1 Saran untuk Pengurus Badan Usaha Koperasi 1. Pengurus dalam memainkan peran gaya kepemimpinan transformasional untuk meningkatkan kinerja badan usaha koperasi, seyogyanya inspirasi dan motivasi yang disampaikan memuat pengetahuan dan keterampilan profesional bisnis agar para anggota dapat turut terlibat dalam aktivitas koperasi yang berorientasi pada

205 bisnis. Hal ini diperlukan sekali mengingat bahwa hasil penelitian ini menolak kepemimpinan transformasional mempengaruhi secara langsung kinerja badan usaha koperasi, kecuali harus melalui orientasi kewirausahaan yang menjadi muatan inspirasi dan motivasi yang diperankan oleh pengurus kepada anggota koperasi. Selain itu tidak kalah pentingnya bagi pengurus hendaknya mengusahakan program-program yang dapat meningkatkan kinerja badan usaha koperasi dengan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan dan workshop bagi pengurus, pengawas dan karyawan yang turut terlibat mengelola koperasi dengan selalu melakukan sosialisasi tentang peraturan-peraturan dari pemerintah dan peraturan-peraturan khusus kepada semua anggota koperasi. 2. Pengurus koperasi hendaknya selalu memegang teguh komitmen yang kuat pada organisasi badan usaha koperasi dengan senantiasa menciptakan iklim kewirausahaan, mengingat untuk pengacapaian kinerja organisasi badan usaha koperasi ternyata pengaruh komitmen organisasional secara langsung ditolak, kecuali harus melalui orientasi kewirausahaan. Keterlibatan pengurus secara intens dan penciptaan iklim kewirausahaan yang dilakukan membawa suasana iklim organisasi koperasi yang kondusif guna kesejahteraan anggota khususnya dan memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya. 3. Pengurus perlu meningkatkan penampilan gaya kepemimpina transformasional yang hendaknya selalu menunjukkan keteladanan dalam berkarakter serta keberanian untuk tampil beda dengan membuat terobosan-terobosan yang berorientasi pada kewirausahaan agar kinerja organisasi badan usaha koperasi dapat lebih baik dan menunjukkan kemajuan untuk kesejahteraan anggota.

206 4. Hal yang perlu ditingkatkan oleh pengurus untuk berniat komitmen organisasional yang tangguh terhadap badan usaha koperasi sebaiknya selalu proaktif dengan menunjukkan kesediaan dan kesanggupan secara profesional memajukan koperasi. 5. Hal yang perlu ditingkatkan oleh pengurus dalam menciptakan suasana berorientasi kewirausahaan seyogyanya senantiasa memunculkan gagasan-gagasan orisinalitasnya dalam berkreasi dan melakukan tindakan-tindakan inovatifnya untuk pencapaian kinerja organisasi badan usaha koperasi. 6. Hal yang perlu ditingkatkan oleh pengurus dalam pencapaian tujuan kinerja organisasi badan usaha koperasi sebaiknya secara terus menerus selalu berusaha menjadikan kinerja koperasi semakin sehat, baik dalam pengelolaan keorganisasian dan keanggotaan maupun pengelolaan aset dan unit-unit usahanya. 7.2.2 Saran untuk Anggota Badan Usaha Koperasi 1. Para anggota badan usaha koperasi hendaknya termotivasi untuk berpartisipasi secara aktif dan selalu mengikuti segala informasi yang disosialisasikan oleh pengurus terutama peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan untuk kemajuan koperasi. 2. Para anggota badan usaha koperasi hendaknya terinspirasi untuk dapat terlibat secara langsung memajukan koperasi melalui keikutsertaannya dalam penyelenggaraan pelatihan dan / atau workshop koperasi serta berbisnis dengan mengisi produk-produk yang ditawarkan pada unit-unit usaha koperasi. 7.2.3 Saran untuk Pemangku Kepentingan Badan Usaha Koperasi 1. Para pemangku kepentingan khususnya pemerintah dan lembaga lain yang berkepentingan dengan koperasi, sebaiknya pola pembinaan bagi pengurus

207 koperasi lebih diarahkan pada kepemimpinan transformasional, komitmen organisasional dan orientasi kewirausahaan untuk meningkatkan kinerja organisasional badan usaha koperasi. 2. Hal yang perlu ditingkatkan dalam pola pembinaan dalam kepemimpinan transformasional bagi pengurus koperasi seyogyanya berkaitan dengan motivasi, penajaman maksud dan tujuan, kejujuran, integritas, kepercayaan diri, kecerdasan, kepeloporan, dan kemampuan berpikir fleksibel yang secara keseluruhan diarahkan pada pencapaian tujuan kinerja badan usaha koperasi. 3. Hal yang perlu ditingkatkan dalam pola pembinaan dengan memberikan penguatan komitmen organisasional bagi pengurus koperasi sebaiknya langsung memberikan contoh-contoh konkrit berkaitan dengan keterlibatan kontinyuitas dan kohesivitas serta pengendalian, bersikap dan berperilaku positif, konsisten dan akuntabel dalam mengelola koperasi. 4. Hal yang perlu ditingkatkan dalam pola pembinaan bagi pengurus koperasi agar berorientasi kewirausahaan hendaknya perlu ditanamkan secara tegas adanya rasa percaya diri dalam profesi, berorientasi pada tugas dan hasil, keberanian mengambil risiko, dan selalu berorientasi ke masa depan atau visioner yang kesemuanya ini diarahkan untuk pencapaian kinerja organisasi badan usaha koperasi. 5. Aspek lain yang tidak kalah pentingnya, hendaknya pola pembinaan bagi pengurus koperasi agar kinerja organisasional badan usaha koperasi semakin baik, maka perlu didorong keaktifan dalam pengelolaan, meningkatkan kohesivitas dan partisipasi anggota, berorientasi kepada pelayanan anggota, memberikan pelayanan dengan baik kepada masyarakat, dan selalu memberikan kontribusi terhadap pembangunan di kota Surabaya.

208 7.2.4 Saran untuk Penelitian yang Akan Datang 1. Sebelum melakukan penelitian, sebaiknya langkah awal yang diperlukan adalah survey secara intens di berbagai badan usaha koperasi untuk mendapatkan data dan informasi tentang eksistensi kelangsungan hidup koperasi guna memperoleh ketepatan jumlah koperasi serta rencana banyaknya responden yang dapat merepresentasikan keberadaan koperasi, sehingga penentuan jumlah sampel yang teridentifikasi dapat diperoleh dengan akurat. 2. Penelitian lanjutan yang perlu dilakukan seyogyanya dengan melibatkan variabel lain yang mempengaruhi orientasi kewirausahaan dan kinerja badan usaha koperasi di luar variabel yang diteliti ini, sebagai misal dengan memasukkan budaya organisasi, orientasi lingkungan, knowledge management, spiritual management, atau variabel lain yang relevan.