*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : Status Merokok, konsumsi alkohol, hipertensi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

ejurnal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

*Bidang Minat Epidemiologi *, Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN FAKTOR KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

INTISARI ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

Kata Kunci: Keturunan, Umur, Obesitas, Hipertensi

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

Rini Anggraeny 1, Wahiduddin 1, Rismayanti 1.

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

: Hipertensi, akohol dan obesitas.

Kata Kunci: Kejadian Hipertensi, Kebiasaan Merokok, Konsumsi Alkohol, Riwayat Hipertensi

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata kunci: kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, hipertensi, laki-laki

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

HUBUNGAN POLA ASUH PERMISIF ORANG TUA DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI ALKOHOL PADA ANAK USIA REMAJA DI DESA BULUDE SELATAN KABUPATEN TALAUD

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. 1

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

: Perbandingan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat Semi Kota dan Desa di Kabupaten Minahasa Selatan

Kata Kunci: Katarak, Diabetes Mellitus, Riwayat Trauma Mata, Konsumsi Minuman Beralkohol, Pekerjaan

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

PENCEGAHAN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA MASYARAKAT DUSUN DEMANGAN WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &


Oleh: Roy Marchel Rooroh Dosen Pembimbing : Prof. dr. Jootje M. L Umboh, MS dr. Budi Ratag, MPH

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 : PENDAHULUAN. penderita mengalami komplikasi pada organ vital seperti jantung, otak, maupun ginjal.

Kata Kunci : Kejadian hipertensi, perilaku konsumsi makanan, aktivitas fisik, riwayat keluarga

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. darahnya biasanya disebabkan perilaku mereka(alwani, 2012).

Kata Kunci: Minat, Lingkungan Tempat Tinggal, Waktu Luang, Aktivitas Fisik

HUBUNGAN ANTARA HIPERTENSI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DI KELURAHAN KOLONGAN KECAMATAN TOMOHON TENGAH KOTA TOMOHON PADA TAHUN

Keywords: Anemia, Social Economy

ABSTRAK. Kata Kunci: Kebiasaan Merokok, Konsumsi Alkohol, Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

ABSTRAK. Kata Kunci: Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Tablet Fe, Anemia

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

Analisis Faktor Risiko Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang

PENGARUH PENGGUNAAN KELAMBsU, REPELLENT,

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

ABSTRAK. Kata Kunci: Obesitas, Natrium, Hipertensi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA 25-65 TAHUN DI DESA KAPOYA KECAMATAN TARERAN SULUUN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Emmelia livi lapian *, Nancy S H Malonda *, Gene kapantow * *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Menurut World Health Organization, sekitar 1 milyar penduduk di dunia menderita hipertensi dimana dua pertiganya terdapat di negara-negara berkembang. Konsumsi Alkohol merupakan faktor risiko yang dapat diubah yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Konsumsi Alkohol Dengan Kejadian Hipertensi Pada Laki-Laki Usia 25-65 Tahun Di Desa Kapoya Kecamatan Tareran Suluun Kabupaten Minahasa Selatan. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kapoya Kecamatan Tareran Suluun Kabupaten Minahasa Selatan pada bulan Agustus-November 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah laki-laki berusia 25 65 tahun dengan jumlah sampel sebanyak 139 responden diambil secara purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara langsung. Analisis data menggunakan uji statistik Chi-Square dengan CI 95%, tingkat signifikansi 5% (α 0,05). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa mengkonsumsi alkohol tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian hipertensi (p = 0,405). Tidak terdapat hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di Desa Kapoya Kecamatan Tareran Suluun Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2014. Kata Kunci: Hipertensi, Konsumsi Alkohol. ABSTRACT Hypertension is a condition when blood pressure in blood vessel has chronic increase. According to World Health Organization, about 1 billion population in the world suffer with hypertension where two- third of it were in developing countries. Alcohol consumption is risk factor which can be modified that can caused incident of hypertension. Objectives of this study is to know the relationship between alcohol consumtion with incidence of hypertension on man aged 25-65 years in Kapoya Village Tareran Region Suluun South Minahasa Regency. This study is an observational analytic with cross sectional design. This study conducted in Kapoya Village Tareran Region South Minahasa Regency on august-november 2014. Population in this study is man aged 25-65 years with samples total as big as 139 man, collected with purposive sampling. Data collection by using questionnaires and direct interview. Data analyzed by chi- square statistic test with CI 95%, significance level 5% (α 0,05). The result of statistic test showed that consuming alcohol have no significant relationship with incidence of hypertension (p= 0,405). There is a relationship between alcohol consumption with incidence of hypertension an man in Kapoya village Tareran region south minahasa regency 2014. Keywords: Hypertension, alcohol consumption

PENDAHULUAN Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Jika dibiarkan penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama organ-organ vital seperti jantung dan ginjal (Depkes, 2013). Hipertensi sering disebut sebagai silent killer, karena seringkali penderita hipertensi selama bertahun-tahun tidak merasakan suatu gangguan atau gejala sebelumnya (Triyanto, 2014). Menurut World Health Organization (2011), sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi dimana dua pertiganya terdapat di negara-negara berkembang. Hipertensi menyebabkan 8 juta penduduk di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya, dimana hampir 1,5 juta penduduk diantaranya terdapat di kawasan Asia tenggara. WHO mencatat pada tahun 2012 terdapat 839 juta kasus penderita hipertensi dan diperkirakan akan meningkat menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia (Triyanto, 2014). Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada umur 18 tahun sebesar 25,8 %. Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4 %, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5 %. Jadi, ada 0,1 % yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7 %. Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 persen (25,8% + 0,7 %) (Kemenkes, 2013). Untuk Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2013 jumlah kasus hipertensi sebanyak 98,07% kasus hipertensi dan berada pada peringkat kedua di sepuluh penyakit menonjol. Untuk prevalenisi masyarakat di Sulawesi Utara yang mengkonsumsi alkohol mecapai 17,4% melebihi angka rata rata nasional 4,6%. Menurut jenis kelamin, prevalensi peminum alkohol lebih besar pada laki-laki (8,8%) dibanding perempuan (0,7%). Prevalensi nasional peminum alkohol di pedesaan lebih tinggi dari perkotaan (Depkes, 2008). Berdasarkan data dari Puskesmas Tareran Suluun tahun 2013 untuk kasus hipertensi termasuk dalam 10 penyakit menonjol. Penyakit ini berada di peringkat ke- 2 setelah penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dengan jumlah 672 kasus. Faktor risiko yang berpengaruh terhadap kenaikan tekanan darah pada seseorang dapat digolongkan pada faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diubah. Salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi yang dapat diubah, yaitu konsumsi alkohol. Penelitian mengenai hubungan antra konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di Desa Tompaso Baru II Kecamatan Tompasobaru Kabupaten Minahasa

Selatan telah dilakukan oleh Komaling (2014). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di desa Tompaso baru II. Desa Kapoya merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Tareran Suluun Kabupaten Minahasa Selatan. Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti bahwa sebagian besar masyarakat khususnya laki-laki yang ada di Desa Kapoya suka mengkonsumsi minuman beralkohol, sehingga peneliti ingin melakukan penelitian tentang Hubungan Antara Konsumsi Alkohol Dengan Kejadian Hipertensi Pada Laki-laki Usia 25-65 tahun di Desa Kapoya Kecamatan Tareran Suluun Kabupaten Minahasa Selatan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan di Desa Kapoya Kecamatan Tareran Suluun Kabupaten Minahasa Selatan pada bulan Agustus- November 2014. Populasi dalam penelitian ini laki-laki usia 25-65 tahun yaitu sebanyak 218 responden Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 139. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Kriteria Inklusi: - Responden berada di tempat pada saat pengumpulan data Kriteria Eksklusi: - Responden yang tidak bisa berkomunikasi dengan baik - Responden yang tidak bersedia untuk diwawancara. Variabel Bebas (Independen) dalam penelitian ini adalah Konsumsi Alkohol Variabel Terikat (Dependen) adalah kejadian hipertensi. Analisis data menggunakan uji chisquare pada program komputer. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Distribusi responden berdasarkan karakteristik usia dapat di lihat pada Tabel 1. Tabel 1, diketahui bahwa sampel terbanyak berada pada kelompok usia 45-54 tahun, yaitu sebanyak 47 responden (33,8%), dan yang paling sedikit berada pada kelompok usia 25-34, yaitu 23 responden (16,6%). Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini pendidikan terakhirnya adalah tamat SD, yaitu berjumlah 89 responden (64,0%), sebaliknya yang paling sedikit, yaitu responden yang tamat Perguruan Tinggi berjumlah 5 responden (3,6%).

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Di Desa Kapoya Kecamatan Tareran Suluun Kabupaten Minahasa Selatan, 2014 Karakteristik Frekuensi n % Usia 25-34 23 16,6 35-44 45-54 37 47 26,6 33,8 55-65 32 23,0 Pendidikan Terakhir Tamat SD 89 64,0 Tamat SMP 22 15,8 Tamat SMA 23 16,6 Tamat PT 5 3,6 2. Hubungan Antara Konsumsi Alkohol Dengan Hipertensi Hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa konsumsi alkohol tidak berhubungan dengan hipertensi pada laki-laki usia 25-65 tahun di Desa Kapoya Kecamatan Tareran Suluun Kabupaten Minahasa Selatan, karena hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa p value = 0,405. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa banyak responden yang mengkonsumsi alkohol jenis captikus tetapi dalam jumlah yang sedikit. Menurut teori alkohol adalah suatu zat yang pada dosis rendah mempunyai efek menguntungkan seperti menurunkan kejadian infark miokard, strok, batu kantong empedu dan kemungkinan penyakit Alzheimer. Akan tetapi bila konsumsi dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan masalah kesehatan (Sudoyo, 2009). Menurut penelitian dari Syarini, dkk (2012) tentang faktor-faktor risiko hipertensi primer di puskesmas tlogosari kulon kota semarang dengan menggunakan desain penelitian cross sectional pada 80 responden. Hasil analisis chisquare menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi (p = 0,383 > α = 0,05). Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Komalig, dkk (2013) mengenai hubungan mengonsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi pada lakilaki di desa tompasobaru II kecamatan tompasobaru kabupaten minahasa selatan pada 368 responden dimana hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara mengkonsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi (p=0,000). Penelitian tentang hipertensi yang dilakukan Malonda (2010) pada lansia di Kota Tomohon memperoleh hasil secara statistik responden dengan konsumsi alkohol berisiko 2,8 kali (p= 0,003) lebih besar terhadap hipertensi dari pada yang tidak konsumsi alkohol, peminum captikus berisiko 3,4 kali (0,001), konsumsi alkohol setiap hari berisiko 8,8 kali (p= 0,006),

konsumsi alkohol setiap minggu berisiko 2,54 kali (p= 0,031), konsumsi 2-3 sloki per hari berisiko 4,2 kali (p=0,002), konsumsi alkohol 41-40 tahun berisiko 3,34 kali (0,007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prayitno dan Anggara (2012) mengenai faktorfaktor yang berhubungan dengan tekanan darah di puskesmas telaga murni cikarang barat tahun 2012 dimana berdasarkan hasil penelitian pada 75 sampel menunjukkan bahwa mengkonsumsi alkohol ada hubungan yang bermakna terhadap hipertensi. Hal serupa juga didukung oleh penelitian Suhartatik, dkk (2013) tentang faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi esensial di ruang rawat inap penyakit dalam RSUD pangkep dimana hasil uji chi-square diperoleh nilai p = 0,004 lebih kecil dari nilai α 0,05 artinya Ho ditolak atau ada hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi esensial di ruang rawat inap penyakit dalam RSUD pangkep. Adanya perbedaan dari hasil penelitian ini dikarenakan jumlah sampel yang berbeda dan karakteristik sampel berbeda. Meskipun pada hasil uji statistik tidak didapatkan hubungan yang bermakna, tetapi dilihat pada hasil yang disajikan pada tabel 10 mengenai hubungan antara konsumsi alkohol dengan hipertensi, responden yang konsumsi alkohol lebih banyak menderita hipertensi daripada responden yang tidak konsumsi alkohol. Tabel 2. Hubungan Antara konsumsi Alkohol Dengan Kejadian Hipertensi Pada Laki-Laki Usia 25-65 Tahun Di Desa Kapoya Kecamatan Tareran Suluun Kabupaten Minahasa Selatan, 2014 Kejadian Hipertensi Konsumsi Alkohol Hipertensi Tidak Hipertensi Total p value n % N % n % Konsumsi Alkohol 50 36 70 50.4 120 86.4 Tidak Konsumsi Alkohol 6 4.3 13 9.3 19 13.6 Total 56 40.3 83 59.7 139 100 0,405 KESIMPULAN 1. Prevalensi Hipertensi pada laki-laki usia 25-65 tahun di Desa Kapoya Kecamatan Tareran Suluun Kabupaten Minahasa Selatan tahun 2014 adalah sebanyak 56 responden (40,3%). 2. Prevalensi Konsumsi Alkohol pada laki-laki usia 25-65 tahun di Desa Kapoya Kecamatan Tareran Suluun Kabupaten Minahasa Selatan tahun 2014 adalah sebanyak 120 responden (86,3%). 3. Tidak terdapat hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi pada laki-laki usia 25-65 tahun di Desa Kapoya Kecamatan Tareran Suluun Kabupaten Minahasa Selatan.

SARAN 1. Masyarakat perlu mengontrol tekanan darah dan melakukan pengobatan secara rutin,. 2. Perlu memperhatikan pola hidup yang sehat, konsumsi alkohol dalam jumlah yang sedikit baik untuk kesehatan tetapi konsumsi alkohol dalam jumlah yang banyak bisa menyebabkan masalah kesehatan. DAFTAR PUSTAKA Amilia A, Munawir, suhartatik. 2014. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Esensial Di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Pangkep Anggara F,H,D dan Prayitno, N. 2013 Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012. Depkes RI. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar 2012. Jakarta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Depkes RI. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia Komaling, J. Suba, B dan Wongkar, D. 2013 Hubungan Mengonsumsi Alkohol Dengan Kejadian Hipertensi Pada Laki-laki di Desa Tompasobaru II Kecamatan Tompasobaru Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal Keperawan (e-kp) Volume 1. Nomor. 1 Sudoyo, A, Setiyohadi, B, Alwi, I, Marcellus K dan Setiati, S. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 (5 th ed). Jakarta: InternalPublishing Syahrini, E,N,E, Susanto, S,H, dan Udiyono, A. 2012. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Primer Di Puskesmas Tlogosari Kota Semarang. Triyanto, E. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu