STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP

dokumen-dokumen yang mirip
Pengelolaan layanan bimbingan dan konseling Mengembangkan program bimbingan dan konseling Melaksanakan strategi layanan bk Mengembangkan jejaring laya

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KECAKAPAN HIDUP DI SEKOLAH

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Pengertian Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP DI SEKOLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. konseling berdasarkan analisis tugas perkembangan siswa kelas IV, V dan VI di

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK. Mengenal tujuan dan arti ibadah.

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN (SKK)

PENDEKATAN PERKEMBANGAN DALAM BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK

TUGAS PERKEMBANGAN SISWA VISI DAN MISI BIMBINGAN KONSELING

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Havighurst (1972) kemandirian atau autonomy merupakan sikap

Sigit Sanyata

RUMUSAN KOMPETENSI MATERI KEGIATAN KLS SEPONTAN INSIDENTAL TERPROGRAM 2JP. yang cerdas dan. x ajaran agama islam dan

BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK

Sigit Sanyata

OLEH : H. Dedi Herdiana Hafid

Sahabat. Assalamu alaikum Wr. Wb Orang bijak berkata;

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan. remaja merupakan pengembangan dan perluasan kemampuan-kemampuan

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

cxü~xåutçztç exåt}t Setiawati PPB FIP UPI

Sigit Sanyata

SILABUS. A.3. Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BIMBINGAN DAN KONSELING

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan

FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMP

MENGEMBANGKAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN TUGAS PERKEMBANGAN MAHASISWA UPI KAMPUS CIBIRU. Nenden Ineu H.

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF

MODEL BIMBINGAN PERKEMBANGAN: Alternatif Pelaksanaan Bimbingan di SD *) Oleh Edi Purwanta **)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

STUDI MODEL ALTERNATIF PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAGI ANAK JALANAN MENUNTASKAN WAJAR DIKDAS 9 TAHUN LEMLIT UPI 2005

PENULISAN KARYA ILMIAH BIDANG BIMBINGAN

KARAKTERISTIK ANJAL. Yusi Riksa Yustiana PPB FIP UPI LPA JABAR

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

Pemetaan Materi Bimbingan Konseling

BAB III METODE PENELITIAN

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran

BAB III PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DAN STANDAR KOMPETENSI

Bimbingan Dan Konseling (Guidance & Counseling) Sugiyatno, M.Pd

PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN. yang disetujui bagi berbagai usia di sepanjang rentang kehidupan.

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hana Nailul Muna, 2016

PEDOMAN PENELUSURAN MINAT PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014

BAHAN PRESENTASI. BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH Oleh: Drs. Iding Tarsidi, M. Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

DARI BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN KE KOMPREHENSIF

ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah)

PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

Peran Guru dalam Memahami Siswa sebagai Dasar Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

A. RASIONAL layanan bimbingan dan konseling yang memandirikan peserta didik dalam kegiatan belajar

STUDI DESKRIPTIF TENTANG MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik

CAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA DENGAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

KONSEP DASAR PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF

PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

MEMBIMBING MAHASISWA. Agus Taufiq Jurusan PPB FIP UPI 2010

ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terbentang dari masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wangi Citrawargi, 2014

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN

KOMPETENSI KONSELOR DALAM MEMBERIKAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR KEPADA PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm.9.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci keberhasilan dan kesuksesan seseorang

Silabus Bimbingan Konseling (01) Sekolah : SMA... Kelas : XI (Sebelas) Mata Pelajaran / Layanan : Bimbingan dan Konseling Semester : 1 ( Ganjil )

Program bimbingan dan konseling Berdasarkan kebutuhan siswa kelas VII Di SMP E-Life Indonesia A. Latar belakang Pendidikan merupakan salah satu

PENILAIAN KINERJA BIMBINGAN DAN KONSELING AMIN BUDIAMIN. Oleh JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang

Perkembangan Individu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Shinta Mustika, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mayang Wulan Sari,2014

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

Wawasan Bimbingan Konseling di Sekolah. Meliputi : pengertian, tujuan, landasan & urgensi BK, fungsi, sifat, ruang lingkup, prinsipprinsip,

BAB I PENDAHULUAN. Rentang kehidupan individu mengalami fase perkembangan mulai dari

Transkripsi:

STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP Oleh Mamat Supriatna A. Tugas Perkembangan Siswa SMP Secara psikologis siswa SMP tengah memasuki masa pubertas, yakni suatu masa ketika individu mengalami transisi dari masa kanak-kanak menuju masa remaja (adolescence). Bahkan sebagian ahli memandang bahwa siswa SMP tengah memasuki masa remaja awal. Akan tetapi, semua sepakat bahwa masa-masa tersebut merupakan masa yang sulit dalam perkembangan kehidupan manusia. Pada masa puber individu mengalami ambivalensi kemerdekaan. Pada satu sisi individu menunjukkan ketergantungan pada orang tua atau orang dewasa, sedangkan pada sisi lain individu menginginkan pengakuan dirinya sebagai individu yang mandiri. Menurut Havighurst pada setiap tahapan perkembangan kehidupan, individu harus menyelesaikan serangkaian tugas perkembangan. Tugas perkembangan merupakan tugas-tugas yang muncul pada setiap periode perkembangan individu selama hidupnya. Kerberhasilan menyelesaikan tugas perkembangan dalam periode perkembangan tertentu, akan membantu individu dalam menyelesaikan tugas perkembangan pada periode perkembangan selanjutnya. Demikian sebaliknya, kegagalan dalam mencapai tugas perkembangan pada periode perkembangan tertentu akan menghambat penyelesaian tugas perkembangan pada periode berikutnya. Adapun rumusan tugas perkembangan bagi para remaja di Indonesia yaitu sebagai berikut. (1) Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (2) Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat. (3) Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita. (4) Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas. (5) Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karir dan apresiasi seni.

(6) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan masyarakat. (7) Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi. (8) Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan minat manusia (Sunaryo Kartadinata, dkk., 2000). Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan titik anjak pengembangan program bimbingan dan konseling (BK) di sekolah. Artinya, dalam pengembangan program BK seyogianya diawali dengan identifikasi tugas-tugas perkembangan sebagai kompetensi yang harus dikuasai siswa, kemudian perumusan satuan-satuan layanan yang sesuai dengan kondisi siswa tadi. Secara rinci tugas-tugas perkembangan siswa SMP sebagai titik anjak pengembangan program BK adalah sebagai berikut. Aspek Perkembangan Tahap Internalisasi Tujuan 1. Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME 1. Pengenalan Mengenal arti dan tujuan ibadah 2. Akomodasi Berminat mempelajari arti dan tujuan ibadah. 3. Tindakan Melakukan berbagai kegiatan ibadah dengan kemauan sendiri. 2. Berperilaku etis 1. Pengenalan Mengenal jenis-jenis norma dan memahami alasan pentingnya norma dalam kehidupan. 2. Akomodasi Bersikap positif terhadap norma. 3. Tindakan Berperilaku sesuai dengan norma yang dijunjung tinggi dalam masyarakat. 3. Kematangan Emosi 1. Pengenalan Mengenal emosi sendiri dan cara mengekspresikannya secara wajar (tidak kekanak-kanakan atau impulsif). 2. Akomodasi Berminat untuk lebih memahami keragaman emosi sendiri dan orang lain. 3. Tindakan Dapat mengekspresikan emosi atas dasar pertimbangan kontekstual (norma/budaya). 4. Kematangan intelektual 1. Pengenalan 1. Mengenal cara belajar yang efektif. 2. Mengenal cara-cara pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

5. Kesadaran Tanggung jawab Sosial 2. Akomodasi 1. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif. 2. Berminat untuk berlatih memecahkan masalah. 3. Tindakan 1. Dapat memecahkan masalah dan mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang matang. 2. Bertanggung jawab atas risiko yang mungkin terjadi. 1. Pengenalan Memahami pentingnya berperilaku yang bertanggung jawab dalam kehidupan sosial. 2. Akomodasi Memiliki sikap-sikap sosial dalam berinteraksi sosial dengan orang lain yang bersifat heterogin (multi etnis, budaya, dan agama), seperti sikap altruis, empati, kooperatif, kolaboratif, dan toleran. 3. Tindakan Berperilaku sosial yang bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan orang lain. 6. Pengembangan Pribadi 1. Pengenalan Memahami karakteristik diri sendiri. 7. Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya 2. Akomodasi Menerima keadaan diri sendiri secara positif dan realistik. 3. Tindakan Menampilkan perilaku yang merefleksikan pengembangan kualitas pribadinya. 1. Pengenalan Memahami norma-norma (etika) pergaulan dengan teman sebaya yang beragam latar belakangnya. 2. Akomodasi Menyadari tentang pentingnya penerapan norma-norma dalam bergaul dengan teman sebaya. 3. Tindakan Bergaul dengan teman sebaya secara positif dan konstruktif. 8. Kematangan Karir 1. Pengenalan Mengenal jenis-jenis dan karakteristik studi lanjutan (SLTA) dan pekerjaan. 2. Akomodasi Memiliki motivasi untuk mempersiapkan diri dengan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan studi lanjutan atau pekerjaan yang diminatinya. 3. Tindakan Mengidentifikasi ragam alternatif studi lanjutan atau pekerjaan yang mengandung relevansi dengan kemampuan dan minatnya.

B. Struktur Program Bimbingan dan Konseling Berikut adalah struktur pengembangan program BK yang berbasis tugas-tugas perkembangan sebagai kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa SMP. Dalam merumuskan program, struktur dan isi/materi program ini bersifat fleksibel yang disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan siswa berdasarkan hasil penilaian kebutuhan di masing-masing sekolah. 1. Rasionel/Landasan Rumuskan dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan konseling dalam keseluruhan program sekolah. Ke dalam rumusan ini dapat menyangkut konsep dasar yang digunakan, kaitan bimbingan dan konseling dengan pembelajaran/implementasi kurikulum, dampak perkembangan Iptek dan sosial budaya terhadap gaya hidup masyarakat (termasuk para siswa), dan halhal lain yang dianggap relevan. 2. Visi dan Misi Rumuskan sepanjang memungkinkan, dan dirumuskan sejalan dengan visi, misi sekolah. Mungkin juga terkandung secara implisit/eksplisit dalam rasionel. 3. Deskripsi Kebutuhan Siswa Rumuskan hasil needs assessment (penilaian kebutuhan) siswa dan lingkungannya ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan dikuasai siswa. Rumusan ini tiada lain adalah rumusan tugas-tugas perkembangan/kompetensi. Bidang-bidang perkembangan/kompetensi bisa merujuk kepada yang disepakati bersama. 4. Tujuan Rumuskan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai siswa setelah memperoleh layanan bimbingan dan konseling. Sangat baik apabila tujuan dapat dirumuskan ke dalam tataran/level tujuan: a. Penyadaran b. Akomodasi c. Tindakan 5. Komponen Program a. Komponen Dasar b. Komponen Responsif c. Komponen Perencanaan Individual d. Komponen dukungan sistem (manajemen) 6. Rencana Operasional (Action Plan) Atas dasar komponen program di atas lakukan:

a. Identifikasikan dan rumuskan berbagai kegiatan yang harus/perlu dilakukan. Kegiatan ini diturunkan dari perilaku/tugas perkembangan/kompetensi yang harus dikuasai siswa b. Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan di atas. Apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu tertentu atau terus menerus. c. Tuangkan kegiatan dimaksud ke dalam rancangan jadwal kegiatan untuk selama satu tahun. Rancangan ini bisa dalam bentuk matrik d. Hal-hal lain yang dianggap perlu dicantumkan silakan disepakati, sepanjang tidak mengganggu makna dari rencana operasional ini. 7. Pengembangan Tema/Topik (bisa dalam bentuk dokumen tersendiri) Tema ini merupakan rincian lanjut dari kegiatan yang sudah diidentifikasikan yang terkait dengan tugas-tugas perkembangan. 8. Pengembangan Satuan Layanan (bisa dalam bentuk dokumen tersendiri) Dikembangkan secara bertahap sesuai dengan tema/topik. 9. Evaluasi Rumuskan rencana evaluasi perkembangan siswa atas dasar tujuan yang ingin dicapai. Sejauh mungkin perlu dirumuskan pula evaluasi program yang berfokus kepada keterlaksanaan program, sebagai bentuk akuntabilitas layanan bimbingan dan konseling. 10. Anggaran Nyatakan rencana anggaran untuk mendukung implementasi program secara cermat dan rasional/realistik 11. (Hal lain yang dianggap perlu dapat dipertimbangkan)

CONTOH PERENCANAAN SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Perkembangan Pribadi-Sosial Aspek Kompetensi Topik/Tema Manajemen diri dan Perilaku Tanggungjawab Pentingnya pertumbuhan dan perubahan perilaku Pertanyaan Mutu Perilaku Tingkat kelas 6-8 Waktu 2 sesi kelas Bahan Lembar kerja Pertanyaan Mutu Perilaku. Evaluasi Siswa akan mengidentifikasi mutu perilaku dirinya dan mengkaitkannya dengan kepentingan kerja Prosedur 1. Konselor mengarahkan diskusi kelas tentang mutu perilaku dan meminta contoh dari kelas. Contoh ini ditulis dan didaftar dalam chart. 2. Hand out Pertanyaan Mutu Perilaku dalam bentuk lembar kerja Jika siswa sudah selesai mengisi lembar kerja, diskusikan jawaban mereka dan perintahkan mereka untuk mengidentifikasi dua cara perbaikan perilaku yang dijawab tidak. Pilih tiga perilaku bermutu dari dirinya dan kaitkan kepentingan perilaku tersebut dengan pekerjaan atau tugas-tugas akademik. Tulis di bagian belakang lembar kerja.

PERTANYAAN MUTU PERILAKU Jawab Ya atau Tidak atas pertanyaan berikut: Ya Tidak 1. Apakah kamu selalu jujur? 2. Apakah kamu mampu mengendalikan diri? 3. Dapatkah kamu berkonsentrasi kerja? 4. Apakah kamu bekerja dengan mutu tinggi? 5. Apakah kamu mendengarkan orang lain? 6. Apakah kamu selalu berbuat yang terbaik? 7. Dapatkah kamu bekerja dengan orang lain dalam kelompok? 8. Apakah kamu seorang pemimpin? 9. Apakah kamu berbuat supaya orang lain berkesan baik? 10. Apakah kamu selalu mengerjakan tugas tepat waktu? 11. Apakah kamu bersahabat? 12. Apakah kamu merasa bahagia dalam banyak hal? 13. Apakah kamu senantiasa berperasaan baik tentang dirimu? 14. Apakah kamu senantiasa tepat waktu? 15. Apakah kamu suka belajar?

Prestasi Akademik/Belajar Aspek: Kompetensi: Manajemen belajar diri sendiri 1. Memahmi sikap dan perilaku yang terkait dengan prestasi belajar Tema/Topik: Mata Pelajaran Kelas: 7 Waktu: 1 sesi kelas Bahan: Lembaran kerja mata pelajaran Evaluasi: Siswa akan mampu menggambarkan tugas-tugas sekolah yang bersamaan/ berkaitan dengan keterampilan dasar bagi keberhasilan kerja. Prosedur: 1. Hantarkan tema dengan berbicara tentang sesuatu yang Anda (konselor) pelajari di sekolah dan bagaimana hal itu berkaitan dengan pekerjaan Anda. 2. Bagikan lembar kerja mata pelajaran dan minta siswa mengisinya dengan lengkap. 3. Lakukan diskusi kelas atas hasil yang dicapai.

MATA PELAJARAN Bagian 1 Di bawah ini adalah daftar berbagai hal yang mungkin kamu peroleh di sekolah. Bubuhkan tanda cek terhadap sesuatu yang kamu lakukan minggu lalu. Tulis sesuai hal yang akan menjadi kegiatan berikut dari yang dilakukan minggu lalu itu: Suka Tidak suka Tidak keberatan Menjumlah Membersihkan Menulis Mencari sesuatu di buku Berbicara di kelas Menggunakan komputer Akting/Bernyanyi Bekerja dalam kelompok Menggambar Memainkan permainan di luar Bagian 2 Di bawah ini daftar pekerjaan. Tuliskan kegiatan di atas yang dikehendaki oleh setiap pekerjaan. Arsitek Penulis Petugas dapur Ahli ruang angkasa Ilmuwan Penyanyi Pemandu wisata Guru

REFERENSI Browers, Judy L. & Hatch, Patricia A. (2002). The National Model for School Counseling Programs. ASCA (American School Counselor Association). Depdiknas. (2003). Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Puskur, Balitbang- Depdiknas. Ellis, T.I. (1990). The Missouri Comprehensive Guidance Model. Columbia : The Educational Resources Information Center. Mamat Supriatna. (2005). Konteks Budaya Dalam Bimbingan dan Konseling. (Materi Workshop BK Berbasis Kompetensi). Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Ditjen Dikdasmen, Depdiknas. Muro, James J., & Kottman, Terry. (1995). Guidance and Counseling in The Elementary and Middle Schools. Madison: Brown & Benchmark. Sunaryo Kartadinata, dkk. (2003). Pengembangan Perangkat Lunak Analisis Tugas Perkembangan Siswa dalam Upaya Meningkatkan Mutu Layanan dan Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Laporan Riset Unggulan Terpadu VIII). Jakarta: Kementerian Riset dan Teknologi RI, LIPI. Syamsu Yusuf LN. (1998). Model Bimbingan dan Konseling dengan Pendekatan Ekologis. Disertasi. Bandung: PPs UPI. Stoner, James A.. (1987). Management. London: Prentice-Hall International Inc.

RANCANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING Domain Perkembangan Tujuan Materi Strategi Waktu Pelaksanaan Keterangan