131 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PESAWAT SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 SIMEULU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SITI ARFAH, S.Pd 1 Oleh: ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa, kemampuan guru dalam menerapkan metode demonstrasi dan aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi materi pesawat sederhana di kelas V SD. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Prosedur PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus dan dengan tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 5 Simeulue Timur Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 33 orang, terdiri dari 14 orang laki-laki dan 19 orang perempuan. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan tes belajar siswa. Data dilakukan analisis dengan cara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Hasil belajar siswa yang tuntas secaraa klasikal pada prasiklus adalah 24,2%. Pada siklus I meningkat menjadi 66,7% dan pada siklus II terjadi peningkatan ke arah yang lebih baik lagi yaitu persentasenya mencapai 87,9%. 2) Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus I adalah 74 yang tergolong baik. Pada siklus II terjadi peningkatan ke arah yang lebih baik yaitu 92 yang tergolong baik sekali. 3) Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran yang berada pada kategori baik dan baik sekali secara klasikal pada siklus I adalah 60,6%. Pada siklus ke II adanya peningkatan ke arah yang lebih baik yaitu 90,9%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat pada materi materi pesawat sederhana melalui metode demontrasi di kelas V SD Negeri 5 Simeulue Tahun Pelajaran 2012/2013. Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa, Pesawat Sederhana dan Metode Demontrasi. 1 Penulis adalah Guru SD Negeri 5 Simeulue Timur Kabupaten Simeulue
SITI ARFAH I. PENDAHULUAN Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia turut mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK). Melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan diri dan memberdayakan potensi alam atau lingkungan untuk kepentingan hidupnya. Usaha untuk meningkatkan diri melalui pendidikan mutlak dilakukan agar tidak ketinggalan dalam perkembangan dunia pengetahuan. Berbagai usaha dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan seperti pembaharuan kurikulum, peningkatan pengetahuan guru, pengadaan buku ajar, melengkapi sarana dan prasarana pendidikan. Peningkatan ini dilakukan untuk seluruh bidang studi termasuk bidang IPA. Dalam mata pelajaran IPA, materi-materi pembelajaran yang disajikan secara umum masih merupakan materi-materi keseharian yang dialami oleh siswa, tetapi telah sesuai dengan kurikulum. Oleh karena itu, kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan diharapkan lebih mengacu kepada permasalahan yang sesungguhnya, dengan demikian pengetahuan yang dimiliki siswa sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Kurangnya keaktifan dan minat belajar siswa dalam pembelajaran IPA menjadi pokok pikiran yang dialami oleh guru yang mengajar IPA di SD Negeri 5 Simeulue Timur. Siswa terlihat kurang mampu dan kurang gairah dalam mengikuti pelajaran sehingga suasana jelas tampak pasif, karena siswa-siswa umumnya hanya mendengarkan begitu saja penjelasan dari guru. Para siswa tidak berani bertanya pada pelajaran yang kurang jelas atau dimengerti dan dipahami. Sikap ini memungkinkan dikarenakan timbul perasaan sungkan, takut salah, atau ditertawakan teman lain, padahal sikap keberanian bertanya merupakan keaktifan penting dalam proses pembelajaran di sekolah atau dimana saja. 132 Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015
Seperti yang diuraikan di atas, terdapat permasalahan yang dialami siswa SD Negeri 5 Simeulue Timur khususnya siswa kelas V. Permasalahan tersebut adalah kurang adanya pendekatan pembelajaran yang variatif dari guru, penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat, guru jarang menggunakan media atau alat peraga, sehingga dalam pembelajaran hanya guru saja yang aktif, akan tetapi siswa terlihat pasif. Proses belajar mengajar merupakan hal yang sangat penting. Kegiatan mengajar yang dilakukan guru sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Tinggi rendahnya kemampuan belajar siswa sangat dipengaruhi pula oleh profesional guru dalam menyampaikan materi. 2 Apabila guru mengajar dengan penyajian yang menarik, ditambah lagi dengan dukungan media, tentunya para siswa merasa belajarnya lebih bermakna dan bermanfaat, serta apa yang telah dpelajari oleh siswa akan terkesan lebih melekat di dalam diri siswa. Dengan penerapan metode demonstrasi, diharapkan siswa akan lebih memahami dan mampu mempraktikkan pesawat sederhana dengan terampil dan baik dalam kehidupan sehari-hari. Metode demonstrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk memperlihatkan secara langsung suatu proses atau kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. 3 Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pesawat Sederhana dengan Menerapkan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas V SD Negeri 5 Simeulue Timur Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2012/2013. 2 Nur, Muhammad. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2003). Hal.7. 3 Djamarah, dkk. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2002). Hal.201. Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015 133
SITI ARFAH II. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Belajar Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, sikap dimana perubahan tersebut bersifat konstan. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dasar pengalaman. Jadi belajar harus membawa perubahan yang positif pada diri seseorang baik itu berupa kemampuan berfikir, sikap, perasaan dan tingkah lakunya. 4 Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk melakukan perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 5 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Belajar Belajar merupakan suatu kegiatan yang kompleks, karena keberhasilannya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain faktor fisiologis, psikologis, lingkungan belajar dan sistem instruksional. 6 Kondisi fisiologis seperti pendengaran dan penglihatan sangat mempengaruhi segala kegiatan belajar mengajar, dalam hal ini yangtermasuk kondisi fisiologis di antaranya yaitu kesegaran jasmani, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur dan kesakitan yang diderita. Faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar siswa diantaranya adalah aspek intelegensi atau kecerdasan dan bakat, minat, motivasi, perhatian, berpikir, ingatan atau lupa. Faktor lingkungan belajar dapat dibedakan menjadi beberapa faktor, diantaranya lingkungan dalam sekolah dan lingkungan luar sekolah yang 4 Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2001). Hal.30. 5 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mendorongnya. (Jakarta: Bumi Aksara, 2003). Hal. 2 6 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor, hal. 2. 134 Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015
masing-masing dapat dibedakan lagi atas lingkungan alam, lingkungan fisik dan sosial. Faktor lingkungan belajar di dalam sekolah mencakup keadaan suhu, kelembaban dan pertukaran udara serta cahaya dalam ruangan yang semuanya mencakup sistem ventilasi dan penerangan ruangan. Aspek sistem instruksional yang dapat memepengaruhi proses belajar mengajar adalah kurikulum, bahan belajar yang mempengaruhi strategi belajar yang akan digunakan dan metode penyajian. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan seseorang dalam mencapai mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah mata pelajaran. Hasil belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 7 Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan mahasiswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang. 8 Pendapat tersebut didukung oleh Sudjana bahwa hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. 9 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa setelah menjalani 2010). Hal. 3. 7 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor, hal. 22. 8 Hamalik, Oemar. Proses... Hal.48. 9 Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Remaja Rosdakarya, Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015 135
SITI ARFAH proses pembelajaran. Hasil belajar juga merupakan penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa setelah proses pembelajaran. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif yang ditunjukan dengan adanya perbedaan nilai post-test antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagai atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik benarnya maupun tiruan, yang disertai dengan penjelasan lisan. 10 Berdasarkan kedua penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, metode demonstrasi adalah suatu metode atau cara guru mengajar dengan memperagakan suatu objek secara langsung kepada siswa disertai dengan penjelasan lisan. Metode pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan antara lain; perhatian siswa dapat dengan mudah dipusatkan pada suatu proses belajar, siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang materi pembelajaran, dalam mengamati penjelasan guru, siswa dapat langsung mempraktekkan suatu materi, sehingga materi pembelajaran akan lebih terkesan pada siswa, dapat memperoleh pengalaman-pengalaman praktek langsung, sehingga siswa dapat mengembangkan kecakapan tesebut dalam kehidupannya. Kelemahan metode demonstrasi antara lain; daya tangkap setiap siswa berbeda, sehingga guru harus mengulang-ulang suatu bagian materi yang sama 10 Sudirman dkk., Metode dan Teknik Mengajar. (Jakarta: Bina Aksara, 1987). Hal.133. 136 Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015
agar siswa dapat mengikuti pelajaran, waktu yang diperlukan dalam proses belajar akan lebih lama dibandingkan metode ceramah, demonstrasi akan menjadi metode yang kurang baik apabila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa, demonstrasi menjadi tidak efektif bila tidak diikuti dengan sebuah aktivitas dimana siswa sendiri dapat ikut melakukan dan menjadikan aktivitas itu pengalaman yang berharga, tidak semua hal dapat didemonstrasikan seperti benda yang terlalu besar atau tidak berwujud. III. METODE PENELITIAN Penelitian merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Action Research, yaitu pengkajian terhadap permasalahan praktis yang bersifat situasional dan kontekstual yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi atau memperbaiki sesuatu. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 5 Simeulue Timur Kabupaten Simeulue pada semester genap mulai bulan Februari 2013 sampai Mei 2013tahun ajaran 2012/2013. Jumlah subjek penelitian sebanyak 33 orang, terdiri dari 14 orang laki-laki dan 19 orang perempuan. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan tes. Observasi dilakukan untuk mengamati: (1) kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi, (2) Mengamati aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi. Tes diberikan kepada siswa setiap akhir tindakan, tujuannya untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Analisis Hasil Belajar Siswa Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015 137
SITI ARFAH Dalam menganalisis data, penulis berpedoman pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh guru kelas V SD Negeri 5 Simeulue Timur. Ketuntasan belajar setiap siswa adalah 70 % dari skor total hasil tes. Sedangkan untuk ketuntasan belajar secara klasikal apabila 85 % siswa di kelas tersebut telah tuntas belajar. Untuk melihat ketuntasan secara klasikal digunakan rumus: F P 100%, N Keterangan: P = angka persentase F = frekuensi jawaban N = jumlah siswa 100% = bilangan konstan (tetap) 2. Analisis Kemampuan Guru Analisis kemampuan guru dapat dijelaskan dengan menggunakan kriteria klasifikasi kegiatan guru selama pembelajaran sebagai berikut: Nilai Kategori aktivitas 81 100 Baik sekali 61 80 Baik 41 60 Cukup 21-40 Kurang 0-20 Kurang sekali Kemampuan guru dikatakan berhasil apabila secara rata-rata berada pada katagori baik atau baik sekali. 3. Analisis Aktivitas Siswa Analisis aktivitas siswa menggunakan kriteria klasifikasi kegiatan (aktivitas) siswa selama pembelajaran sebagai berikut: 138 Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015
Nilai Kategori aktivitas 81 100 Baik sekali 61 80 Baik 41 60 Cukup 21-40 Kurang 0-20 Kurang sekali Aktivitas siswa dikatakan aktif apabila aktivitas siswa yang berada pada kategori baik dan baik sekali secara klasikal 85 %. IV. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar bidang studi sains kelas V SD Negeri 5 Simeulue Timur dengan menggunakan metode demonstrasi. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I dan II, melalui lembar pengamatan dan tes, yang meliputi pengamatan terhadap guru selama melaksanakan proses pembelajaran dan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang disajikan berikut ini. 1. Hasil Belajar Siswa Pada Penelitian ini hasil belajar siswa terlihat dari tes yang diberikan pada akhir pertemuan. Tes yang diberikan berbentuk essay yang berjumlah 5 soal setiap siklus, hasil belajar yang diharapkan adalah siswa dapat menyelesaikan soal-soal tersebut dengan baik. Adapun hasil belajar siswa pada setiap siklus dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015 139
SITI ARFAH Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa 100 80 60 40 66.7 87.9 20 0 24.2 Pra Siklus Siklus I Siklus II Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa dari pras siklus, siklus I sampai dengan siklus II mengalami peningkatan. Pada prasiklus ketuntasan secara klasikal diperoleh adalah 24,2%, pada siklus I mengalami peningkatan 42,5% sehingga menjadi 66,7%, kemudian meningkat 21,2% pada siklus II menjadi 87,9%. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode demonstrasi pada materi pesawat sederhana dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 5 Simeulue Timur. 2. Kemampuan Guru Mengajar Dalam penelitian ini yang menjadi guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi adalah peneliti sendiri dan yang menjadi pengamat dua guru senior. Kemampuan guru mengajar dari siklus I sampai dengan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I hasil rata-rata yang diperoleh adalah 74, pada siklus II mengalami peningkatan mencapai 92. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru mengajar mengalami peningkatan 18 dari siklus sebelumnya. Setiap aspek yang diamati dari siswa terlihat adanya peningkatan kemampuan guru dari siklus ke siklus seperti terlihat pada gambar grafik di bawah ini. 140 Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015
100 80 60 40 20 0 74 Siklus I Aktivitas Guru 92 Siklus II Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa adanya peningkatan kemampuan guru pada setiap siklus. Pada siklus I kemampuan guru tergolong baik yaitu 74. Pada siklus ke II adanya peningkatan ke arah yang lebih baik yaitu 92 yang tergolong baik sekali. Dari hasil peningkatan pada masing-masing siklus dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru baik sekali dalam menerapkan metode demontrasi pada materi pesawat sederhana di kelas V SD Negeri 5 Simeulue Timur Kabupaten Simeulue. 3. Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil pengamatan diketahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung adalah aktif dan meningkat. Ini dapat dilihat pada aktivitas siswa selama tiga siklus. Aktivitas siswa dari siklus I sampai dengan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I hasil persentase aktivitas siswa yang baik dan baik seklai adalah 60,6. Pada siklus II mengalami peningkatan 30,3% sehingga mencapai 90,9%. Berdasarkan dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Setiap aspek yang diamati dari siswa terlihat adanya peningkatan aktivitas siswa dari siklus ke siklus seperti terlihat pada gambar grafik di bawah ini. Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015 141
SITI ARFAH 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 60.6 Siklus I Persentase Aktivitas Siswa 90.9 Siklus II Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa adanya peningkatan aktivitas siswa pada setipa siklus. Pada siklus I, persentase aktivitas siswa yang baik dan baik sekali secara klasikal adalah 60,6%. Pada siklus ke II adanya peningkatan ke arah yang lebih baik yaitu 90,9%, sehingga siswa dikatakan aktif dan berhasil. Dari hasil peningkatan pada masing-masing siklus dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demontrasi pada materi pesawat sederhana dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas V SD Negeri 5 Simeulue Timur Kabupaten Simeulue. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, Hasil belajar siswa yang tuntas secara klasikal pada prasiklus adalah 24,2%. Pada siklus I meningkat menjadi 66,7% dan pada siklus II terjadi peningkatan ke arah yang lebih baik lagi yaitu persentasenya mencapai 87,9%. Kedua, Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus I adalah 74 yang tergolong baik. Pada siklus II terjadi peningkatan ke arah yang lebih baik yaitu 92 yang tergolong baik sekali. 142 Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015
Ketiga, Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran yang berada pada kategori baik dan baik sekali secara klasikal pada siklus I adalah 60,6%. Pada siklus ke II adanya peningkatan ke arah yang lebih baik yaitu 90,9%. Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka beberapa saran yang kiranya bermanfaat dalam rangka peningkatan mutu pendidikan IPA khususnya. Saransaran tersebut antara lain: Diharapkan kepada guru untuk dapat menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran bidang studi IPA untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Memberikan kesempatan siswa untuk mengkontruksi pengetahuannya sendiri dan berusaha untuk melakukan penelitian dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru. Mempersiapkan kelas khusus yang memberikan kebebasan siswa dan guru untuk bergerak dalam pembelajaran demonstratif, sehingga siswa dapat melakukan dan mengamati langsung cara kerja suatu alat atau benda. Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015 143
SITI ARFAH Referensi Djamarah, dkk, (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Nur, Muhammad. (2003). Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mendorongnya. Jakarta: Bumi Aksara. Sudirman dkk., (1987). Metode dan Teknik Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Sudjana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya 144 Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015