STUDI ISI LAMBUNG IKAN OPUDI (Telmatherina celebensis) DI DANAU TOWUTI, SULAWESI SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
IKAN DUI DUI (Dermogenys megarrhamphus) IKAN ENDEMIK DI DANAU TOWUTI SULAWESI SELATAN

JURNAL ILMU-ILMU PERAIRAN DAN PERIKANAN INDONESIA

KAJIAN PERTUMBUHAN IKAN BONTI-BONTI (Paratherina striata Aurich, 1935) DI DANAU TOWUTI, SULAWESI SELATAN

3. METODE PENELITIAN

POTENSI REKRUT IKAN BONTI-BONTI (Paratherina striata Aurich) DI DANAU TOWUTI, SULAWESI SELATAN

Fudoh Nurhidayah, Moh. Mustakim dan S. Alexander Samson

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEBIASAAN MAKANAN IKAN KRESEK (Thryssa mystax) DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH, JAWA TIMUR

MORFOMETRI DAN KOMPOSISI ISI LAMBUNG IKAN TUNA SIRIP KUNING (Thunnus albacares) YANG DIDARATKAN DI PANTAI PRIGI JAWA TIMUR

KAJIAN BIOLOGI IKAN TEMBAKANG (Helostoma temminckii) DI RAWA BAWANG JUYEUW KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT ABSTRAK

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Stomach Content Analysis of Mystacoleucus padangensis in Waters Naborsahan River and Toba Lake, Tobasa Regency, North Sumatra Province.

Indeks Gonad Somatik Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr.) Yang Masuk Ke Muara Sungai Sekitar Danau Singkarak

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi Penelitian

LIRENTA MASARI BR HALOHO C SKRIPSI

KEBIASAAN MAKANAN IKAN BELOSO (Glossogobius giuris, Hamilton-Buchanan, 1822) DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH, JAWA TIMUR TRI PRIHARTATIK

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Pengambilan Data

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN HIDUNG BUDAK Ceratoglanis scleronema (Bleeker 1862) DI DESA MENTULIK SUNGAI KAMPAR KIRI PROVINSI RIAU

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN JUARO (Pangasius polyuranodon) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI MUSI, SUMATERA SELATAN ABDUL MA SUF

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

oaj STUDI PERTUMBUHAN DAN BEBERAPA ASPEK REPRODUKSI

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN:

ASPEK BIOLOGI MAKANAN DAN MORFOMETRIK SALURAN PENCERNAAN IKAN BUNTAL HIJAU (Tetraodon nigroviridis) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SENANGIN (Eleutheronema tetradactylum Shaw) DI PERAIRAN DUMAI

DANAU BEKAS GALIAN PASIR GEKBRONG CIANJUR JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam

3.3. Pr 3.3. P os r ed e u d r u r Pe P n e e n l e iltiitan

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SENGARAT (Belodontichthys dinema, Bleeker 1851) DI SUNGAI TAPUNG PROVINSI RIAU. Devika Aprilyn 1, Roza Elvyra 2, Yusfiati 2

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN BAUNG (Mystus nemurus C.V) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK KECAMATAN RUMBAI PESISIR PROVINSI RIAU

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN PELANGI MERAH (Glossolepis incisus Weber, 1907) DI DANAU SENTANI LISA SOFIA SIBY

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1) :22-26 (2016) ISSN :

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Beberapa contoh air, plankton, makrozoobentos, substrat, tanaman air dan ikan yang perlu dianalisis dibawa ke laboratorium untuk dianalisis Dari

IKAN HARUAN DI PERAIRAN RAWA KALIMANTAN SELATAN. Untung Bijaksana C / AIR

STUDI BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYUR (Superfamili Trichiuroidea) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT DEVI VIANIKA SRI AMBARWATI

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

EKOBIOLOGI DAN DINAMIKA STOK SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN IKAN ENDEMIK BONTI-BONTI (Paratherina striata Aurich) DI DANAU TOWUTI, SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Octinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Osteochilus vittatus ( Valenciennes, 1842)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai

ANALISIS HUBUNGAN PANJANG BERAT IKAN HIMMEN (Glossogobius sp) DI DANAU SENTANI KABUPATEN JAYAPURA ABSTRAK

Aspek Biologi Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta) Sebagai Landasan Pengelolaan Teknologi Penangkapan Ikan di Kabupaten Kendal

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

ASPEK REPRODUKSI IKAN KAPASAN (Gerres kapas Blkr, 1851, Fam. Gerreidae) DI PERAIRAN PANTAI MAYANGAN, JAWA BARAT

HUBUNGAN PANJANG-BERAT DAN FAKTOR KONDISI WADER PARI (Rasbora lateristriata) DI SUNGAI NGRANCAH, KABUPATEN KULONPROGO

KEMATANGAN GONAD DAN KEBIASAAN MAKANAN IKAN JANJAN BERSISIK (Parapocryptes sp) DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH, JAWA TIMUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Pramuka I II III

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERUBAHAN KONDISI TUBUH IKAN PAYANGKA (Ophieleotris aporos Bleeker) DI DANAU TONDANO

ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYANG (Decapterus russelli) DAN IKAN BANYAR (Rastrelliger kanagurta) YANG DIDARATKAN DI REMBANG, JAWA TENGAH

KEANEKARAGAMAN DAN DOMINANSI PLANKTON DI ESTUARI KUALA RIGAIH KECAMATAN SETIA BAKTI KABUPATEN ACEH JAYA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN TAPAH (Wallago leeri) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS DESA KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan di Suaka Margasatwa Muara Angke yang di

Oleh : Rodo Lasniroha, Yuniarti K. Pumpun, Sri Pratiwi S. Dewi. Surat elektronik :

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ASPEK REPRODUKSI IKAN LELAN (Osteochilus vittatus C.V) Di SUNGAI TALANG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

Konservasi Biodiversitas Indonesia

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SELAIS DANAU (Ompok hypophthalmus, Bleeker 1846) DI SUNGAI TAPUNG HILIR PROVINSI RIAU

Meliawati, Roza Elvyra, Yusfiati

Mamangkey dan Nasution Pertumbuhan dan Mortalitas Ikan Endemik Butini (Glossogobius matanensis Weber, 1913) di Danau Towuti

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN SIDAT DENGAN MENGGUNAKAN BUBU DI DAERAH ALIRAN SUNGAI POSO SULAWESI TENGAH

I PENDAHULUAN Latar Belakang

Biologi Reproduksi Ikan Belida (Notopterus notopterus Pallas, 1769) di Kolong-Bendungan Simpur, Pulau Bangka

Kawasan Konservasi Perairan SRI NURYATIN HAMZAH

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN SENGARAT (Belodontichtys dinema, Bleeker 1851) DI SUNGAI TAPUNG, PROVINSI RIAU ABSTRACT

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) VII (1): ISSN:

Berk. Penel. Hayati: 15 (45 52), 2009

POTENSI UDANG DOGOL (Metapenaeus ensis) DI KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH. Abstrak

ANALISIS ISI USUS IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) PADA PERAIRAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. penting dalam ekosistem perairan termasuk danau. Fitoplankton berperan sebagai

KOMPOSISI DAN LUAS RELUNG MAKANAN IKAN KEPERAS (Cyclocheilichthys apogon, Valenciennes, 1842) DI SUNGAI MUSI

I. PENDAHULUAN. No.45 tahun 2009 tentang perikanandisebutkan dalam Pasal 1,perikanan

KAJIAN ASPEK PERTUMBUHAN POPULASI POKEA (Batissa violacea celebensis Martens, 1897) DI SUNGAI POHARA SULAWESI TENGGARA 1

KEBIASAAN MAKAN DAN HUBUNGAN PANJANG BOBOT IKAN GULAMO KEKEN (Johnius belangerii) DI ESTUARI SUNGAI MUSI

3. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga

3 SEBARAN SPASIAL-TEMPORAL IKAN T. sarasinorum DI DANAU MATANO

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN SEPATUNG, Pristolepis grootii Blkr (NANDIDAE) DI SUNGAI MUSI

TINGKAT KEMATANGAN KELAMIN DAN FREKUENSI PANJANG PARI GITAR (Rhinobatus sp.1 dan Rhinobatus sp. 2)

BAB I PENDAHULUAN UMUM

2.2. Morfologi Ikan Tambakan ( H. temminckii 2.3. Habitat dan Distribusi

Reproduksi ikan rejung (Sillago sihama Forsskal) di perairan Mayangan, Subang, Jawa Barat

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan lokasi

BEBERAPAASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG (Plotosus canius) DI PERAIRAN ESTUARIA BANYUASIN, SUMATERA SELATAN

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ichtyofauna in the Sok-sok Holbung, Aek Isa small river, Simarpinggan Village, Sipoholon District, North Tapanuli Regency, North Sumatera Province.

J. Aquawarman. Vol. 3 (1) : April ISSN : AQUAWARMAN

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian Sumber Dinas Hidro-Oseanografi (2004)

IDENTIFIKASI JENIS PLANKTON DI PERAIRAN MUARA BADAK, KALIMANTAN TIMUR

Keanekaragaman sumber daya ikan di Kolong - Bendungan Simpur Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

PRINSIP DASAR PENGELOLAAN KONSERVASI

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Jurnal Akuakultur Indonesia, 5(2): 149-156 (2006) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 149 STUDI ISI LAMBUNG IKAN OPUDI (Telmatherina celebensis) DI DANAU TOWUTI, SULAWESI SELATAN (Study on Stomach Contents of Opudi Fish (Telmatherina celebensis) in Towuti Lake, South Sulawesi) Sulistiono, A. Furkon dan R. Affandi Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB ABSTRACT Study on food habits of opudi fish (T. celebensis) was conducted in Towuti Lake, South Sulawesi, from October 2002 to April 2003. The objective of this study was to investigate food habits of the fish. Samples were collected by using experimental gill net, mesh size 0,75; 1; 1,25 and 1,5 inches. The fish (N=273) was consisted of 141 males and 132 females, varied in total body length (55.8-94.7 mm). Stomach content was analyzed using Index of preponderance. Stomach contents of the fish was consisted of 4 kinds of foods such as insect, part of organism, debris and zooplankton. Main food of the fish was insect (IP 51.22% for male, 43.26% for female, suplement food was part of insect (IP 26.99% for male, 30.27% for female) and debris (IP 14.06% for male, 15.83% for female), while additional food was zooplankton consisted of Closterium (IP 2.93% for male, 4.62% for female), Pinnularia (IP1.79% for male, IP 1.39% for female), Navicula (IP 1.19%, for male, 1.4 for female) and Nitzschia (IP 0.74% for male, 1.08% for female). Food kind between male and female fish was similar. Keywords : Stomach contents, opudi fish (T.celebensis), Towuti Lake. ABSTRAK Penelitian makanan ikan opudi (T.celebensis) dilakukan di Danau Towuti, Sulawesi Selatan pada bulan Oktober 2002-April 2003. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui isi lambung ikan opudi. Ikan contoh diambil dengan experimental gill net dengan ukuran mata jaring 0,75; 1; 1,25 dan 1,5 inchi. Ikan yang tertangkap (N=273) terdiri atas Jantan (141) dan betina (132), yang memiliki variasi ukuran panjang tubuh (55,8-94,7 mm). Isi lambung dianalisis dengan menggunakan Index of preponderance (IP). Isi lambung terdiri dari 4 jenis makanan yaitu insekta, potongan tubuh insekta, serasah dan zooplankton. Makanan utama ikan opudi adalah insekta (IP 51,22% untuk jantan, 43,26% untuk betina), makanan pelengkap adalah potongan insekta (IP 26,99% untuk jantan, 30,27% untuk betina) dan serasah (IP 14,06% untuk jantan, 15,83% untuk betina), sedangkan makanan tambahan berupa zooplankton yang terdiri atas Closterium (2,93% untuk jantan, 4,62% untuk betina), Pinnularia (1,79% untuk jantan, 1,39% untuk betina), Navicula (1,19% untuk jantan, 1,4 untuk betina) and Nitzschia (0,74% untuk jantan, 1,08% untuk betina). Berdasarkan indeks similaritas, jenis makanan untuk ikan jantan dan ikan betina adalah mirip. Kata kunci : Isi lambung, ikan opudi (T.celebensis), Danau Towuti. PENDAHULUAN Danau Towuti terletak di bagian timur laut Propinsi Sulawesi Selatan. Danau ini termasuk danau tektonik (danau kawah) yang merupakan satu rangkaian dengan Danau Matano dan Danau Mahalona. Danau Matano terletak di bagian hulu, diikuti oleh Danau Mahalona yang terletak di bagian tengah, dan Danau Towuti terletak pada bagian paling hilir. Danau Towuti termasuk wilayah Kawasan Konservasi (Terrestrial Conservation Area) dan Taman Wisata (Recreation Parks) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 274/Kpts/Um/4/1979. Danau ini memiliki kedalaman maksimum 203 m, dan berada pada ketinggian 293 m dari permukaan laut

150 (Fernando dalam Haffner et al., 2001). Danau dengan luas sekitar 64.000 Ha ini dikelilingi oleh kawasan hutan, dengan bukit kapur yang berstatus sebagai hutan lindung. Danau ini memiliki beberapa spesies organisma perairan yang bersifat endemik. Salah satu jenis organisme endemik tersebut adalah ikan opudi (Telmatherina celebensis) (Gambar 1). Jenis ikan endemik merupakan ikan yang penyebarannya yang sangat terbatas dan rentan akan kepunahan karena. Jenis ikan ini umumnya selain dikonsumsi oleh masyarakat di sekitar Danau juga dimanfaatkan sebagai salah satu sumber protein kegiatan peternakan di luar danau tersebut. Penangkapan yang dilakukan masyarakat terhadap ikan ini cukup intensif dengan jumlah hasil tangkapan mencapai ribuan ekor/bulan (Haryani, 1995). Oleh sebab itu diperlukan suatu upaya pengelolaan yang baik, berbasis pada informasi biologi, ekologi, populasi dan aspek lain yang berkaitan dengan pelestarian sumberdaya ikan tersebut. Dalam melakukan kegiatan tersebut diperlukan berbagai informasi yang berkaitan dengan ikan tersebut seperti pertumbuhan, reproduksi, kebiasaan makanan serta kondisi habitat dimana ikan tersebut ditemukan. Penelitian terhadap ikan ini belum banyak dilakukan, kecuali taksonomi (Kottelat et al., 1993), beberapa catatan tentang distribusi (Wirjoatmodjo et al., 2003; Sulistiono et al., 2005; Rahardjo, 2005) serta reproduksinya (Nasution, 2004). Informasi mengenai makanan ikan ini merupakan informasi awal yang dapat dijadikan sebagai data dasar untuk kegiatan penelitian selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebiasaan makanan ikan opudi (Telmatherina celebensis) di Danau Towuti, Sulawesi Selatan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan landasan dalam upaya kegiatan pengelolaan sumberdaya ikan tersebut dan upaya domestikasi ikan tersebut. BAHAN DAN METODA Penelitian dilaksanakan selama enam bulan, sejak Oktober 2002 sampai dengan April 2003 di Danau Towuti, Sulawesi Selatan. Ikan contoh diperoleh dengan menggunakan alat tangkap experimental gillnet yang memiliki mata jaring berukuran 0,75; 1; 1,25 dan 1,5 inchi. Ikan contoh ditangakap dari empat stasiun antara lain: Tanjung Bakara (mewakili daerah dengan aktivitas masyarakat yang tinggi), Muara Sungai Tominanga (Inlet Danau Towuti), Pulau Loeha (mewakili bagian tengah dari danau), dan Muara Sungai Hola-hola (bagian outlet dari Danau Towuti). Lambung ikan dikeluarkan dan diawet dengan menggunakan formalin 10%. 10 mm Gambar 1. Ikan opudi (Telmatherina celebensis).

151 Identifikasi isi lambung dilakukan di Laboratorium Eko-biologi Perairan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK IPB Bogor. Analisis dilakukan untuk mengetahui Index of Preponderance (Natarajan and Jhingran, 1961 in Effendie, 1979) dengan rumus: IP i =(V i x O i )/( V i x O i ) x 100%, (V i =persentase volume satu macam makanan, O i =persentase frekuensi kejadian satu macam makanan, IP i =indeks bagian terbesar); dan Indeks Similaritas Bray-Curtis dengan menggunakan rumus: Ib 1 ( Aij Bij)/( Aij Bij) Keterangan: Ib = Indeks Similaritas Bray-Curtis yang bernilai 0-1 Aij = Jumlah jenis ke-i yang terdapat pada ikan A Bij = Jumlah jenis ke-i yang terdapat pada ikan B Isi lambung HASIL DAN PEMBAHASAN Ikan Opudi yang tertangkap selama penelitian berjumlah 273 ekor, yang terdiri atas 141 ekor ikan jantan dan 132 ekor ikan betina. Panjang total tubuh ikan bervariasi antara 55,76 sampai 94,70 mm dengan ratarata 76,04 mm. Sampel ikan ini dikelompokkan menjadi 10 kelompok menurut ukuran selang panjang, yaitu A (55,8 59,9 mm), B (60,0 64,2 mm), C (64,3 68,5 mm), D (68,6-72.8 mm), E:72,9 77,1 mm), F (77,2 81,4 mm), G (81,5 85,6 mm), H (85,7 90,0 mm), I (90,0-94,2 mm), dan J (94,3-98,6 mm). Berdasarkan hasil pengamatan isi lambung, secara umum ditemukan adanya 4 kelompok makanan, yaitu insekta, potongan tubuh (insekta), serasah dan zooplankton (Gambar 2). Komposisi makanan tersebut didominasi oleh Ochterra humilis, sehingga organisme ini dapat dikatakan sebagai makanan utama ikan tersebut. Makanan tambahannya adalah potongan tubuh insekta dan serasah, sedangkan makanan pelengkapnya adalah zooplankton (Closterium, Navicula,, Nitzchia, Pinnularia dan Synedra). Dilihat dari komposisi makanan yang ditemukan, baik ikan jantan maupun ikan betina adalah mirip. Namun demikian pada ikan betina Closterium dan Synedra ditemukan lebih banyak. Dari jenis makanan yang ditemukan dalan lambung ikan tersebut, dapat disampaikan bahwa ikan ini umumnya ditemukan di wilayah yang ditemukan tumbuhan air, karena umumnya jenis yang dimakan adalah biota yang umumnya menempel pada tanaman air atau mendiami lokasi yan berkaitan dengan keberadaan tanaman air. Jantan Serasah 14% Navicula Nitzschia Pinnularia 2% Betina Serasah 16% Navicula 1.4 Nitzschia Synedra O.humilis 38% Pinnularia O.humilis 5 Closterium 3% Synedra 2% Potongan tubuh insekta 27% Closterium 4% Potongan tubuh insekta 30% Gambar 2. Isi lambung ikan opudi (T.celebensis) yang tertangkap di Danau Towuti, Sulawesi Selatan.

indeks bagian terbesar 152 Hasil pengamatan isi lambung dan waktu pengambilan contoh disampaikan pada Gambar 3. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa makanan ikan opudi baik jantan maupun betina adalah Ochterra humilis sebagai makanan utama, kemudian diikuti oleh potongan tubuh (insekta) dan serasah sebagai makanan tambahan, dan Navicula, Closterium, Nitzchia, Pinnularia dan Synedra sebagai makanan pelengkap. Berdasarkan waktu pengambilan contoh, terlihat bahwa waktu atau musim tidak mempengaruhi kebiasaan makanan ikan tersebut di Danau Towuti. Ikan opudi merupakan salah satu ikan endemik dari sekitar 16 jenis ikan Telmatherina yang ditemukan di wilayah Sulawesi (Kottelat et al., 1993). Ikan ini yang umumnya ditemukan di wilayah perairan dangkal, berarus lemah dan banyak ditumbuhi tanaman air. Di habitat yang sama umumnya ditemukan juga beragai jenis ikan lain yang juga merupakan jenis ikan endemik antara lain ikan pangkilan, butini, lunjar dan lain-lain. Keberadaan ikan opudi di ekosistem perairan dapat berperan sebagai predator maupun menjadi sumber makanan biota lain yang memiliki ukuran lebih besar, seperti ikan butini (Glossogobius matanensis). Jantan 100% 10 45 30 19 1 20 80% 60% 40% 20% 0% 100% 80% 60% 40% 20% Betina 11 50 19 11 12 11 O.humilis Potongan tubuh insekta Closterium Synedra pinnularia Nitzschia Navicula Serasah 0% O N D F M A Waktu pengambilan sampel Gambar 3. Komposisi makanan ikan opudi (T. Celebensis) berdasarkan waktu pengamatan di Danau Towuti, Sulawesi Selat (Keterangan: O-A adalah nama-nama bulan, O: Oktober, N: November, D; Desember, F; Februari, M: Maret, dan A: April. Angka adi atas diagram batang adalah jumlah sampel)

indeks bagian terbesar 153 Dari Gambar 3 dapat disampaikan bahwa jenis makanan yang ditemukan pada lambung ikan ini tidak memiliki hubungan dengan waktu pengambilan contoh. Selain itu variasi jenis makanan yang ditemukan pada ikan jantan dan betina adalah sangat kecil. Keadaan isi lambung tersebut tergantung dari keberadaan jenis makanan, kondisi dan aktifitas yang dilakukan oleh ikan tersebut. Menurut Nasution (2004), pada hampir setiap pengambilan contoh (Maret, April, Mei, Juli, September, Oktober, November, Desember, Februari), ditemukan ikan yang berada dalam keadaan matang gonad. Sehingga dapat dikatakan bahwa ikan ini dapat bertelur setiap waktu. Namun demikian berdasarkan indeks kematangan gonad ikan, diketahui bahwa nilai tertinggi indeks tersebut dijumpai pada bulan November. Jenis makanan yang ditemukan dalam lambung pada kondisi puncak pemijahan ikan (yang diketahui bulan November) tidak menunjukkan komposisi makanan yang berbeda dibandingkan dengan bulan-bulan penangkapan yang lain. Hasil ini menggambarkan bahwa kematangan gonad ikan opudi (T. Celebensis) belum dapat dikaitkan dengan jenis makanan yang dimakan oleh ikan tersebut. Pengamatan terhadap isi lambung dan ukuran panjang total tubuh ikan opudi (T. Celebensis) disampaikan pada Gambar 4. Berdasarkan ukuran panjang total tubuh, makanan yang ditemukan dalam lambung ikan opudi baik jantan maupun betina tidak begitu bervariasi.. 100% Jantan 1 9 27 32 24 16 12 1 1 80% 60% 40% 20% 0% 100% 80% 60% 40% 20% Betina 1 1 9 27 29 16 15 13 1 O.humilis Potongan tubuh insekta Closterium Synedra pinnularia Nitzschia Navicula Serasah 0% A B C D E F G H I J Selang ukuran panjang total (mm) Gambar 4. Komposisi janis makanan ikan opudi (T. Celebensis) berdasarkan ukuran panjang di Danau Towuti, Sulawesi Selatan. (Keterangan: A-J adalah ukuran panjang total ikan dalam mm. A: 55,8 59,9; B: 60,0 64,2; C:64,3 68,5; D:68,6-72.8; E:72,9 77,1; F:77,2 81,4; G:81,5 85,6; H:85,7 90,0; I: 90,0-94,2; dan J: 94,3-98,6. Angka di atas diagram batang adalah jumlah ikan yang diamati).

% kesamaan 154 Pada ikan opudi jantan, insekta jenis Ochterra humilis dan potongan tubuh (insekta) banyakditemukan pada enam kelompok yaitu C (64,3 68,5 mm); D (68,6-72.8 mm); E (72,9 77,1 mm); F (77,2 81,4 mm); G (81,5 85,6 mm); dan H (85,7 90,0 mm). Sedangkan serasah ditemukan dalam jumlah cukup besar pada kelompok lainnya yaitu B (60,0 64,2 mm) dan J (94,3-98,6 mm). Pada jenis ikan opudi betina, Ochterra humilis banyak ditemukan pada ukuran selang panjang B (60,0 64,2 mm); C (64,3 68,5 mm); D (68,6 72,8 mm); F (77,2 81,4 mm); G (81,5 85,7 mm); dan H (85,7 90,0 mm). Sedangkan pada tiga selang panjang lainnya yaitu A (55,8 59,9 mm); E (72,9 77,1 mm) dan I (90,1-94.2 mm), potongan tubuh insekta lebih banyak ditemukan. Dari gambar tersebut, secara umum dapat diketahui bahwa jenis makanan yang ditemukan pada ikan poudi pada berbagai ukuran panjang adalah mirip. Dari hasil tersebut, dapat disampaikan juga bahwa makanan ikan opudi ini tidak berkaitan dengan ukuran panjang tubuh ikan. Jenis makanan ikan ukuran kecil (64,3 mm) dan besar (94,2 mm) tidak terdapat perbedaan yang nyata. Perbedaan jenis makanan ikan opudi diperkirakan terjadi pada ukuran yang lebih kecil lagi atau bahkan pada stadium larva, yang umumnya memakan plankton yang berukuran lebih kecil dari Synedra, Nitz, Pinnularia, Navicula, maupun Closterium. Indeks kesamaan Kesamaan makanan antara ikan opudi jantan dan betina berdasarkan waktu pengambilan contoh per bulan selama pengamatan dianalisis dengan menggunakan indeks similaritas. Hasil analisa indeks similaritas makanan ikan opudi jantan dan betina pada taraf kesamaan 80% untuk setiap bulan pengambilan contoh terdapat tiga pengelompokkan (Gambar 5). Pada ikan jantan, kelompok ke-1 terdiri atas Bulan Oktober, November, Desember dan Februari; kelompok ke 2 terdiri atas Bulan Maret; sedangkan kelompok ke-3 yaitu Bulan April. Jantan 50 60 70 80 80 % 90 100 Betina Nov 92,2 87,3 80,6 73,0 62,3 Des Okt Feb Mar Apr 50 60 70 80 69,0 80 % 90 100 Feb 89,1 85,6 84,2 79,1 Apr Okt Nov Des Mar Bulan Gambar 5. Indeks kesamaan makanan ikan opudi (T. Celebensis) jantan dan betina berdasarkan waktu pengambilan contoh di Danau Towuti, Sulawesi Selatan.

155 Pada ikan betina, kelompok ke-1 terdiri atas Bulan Februari, April dan Oktober; kelompok ke-2 terdiri atas Bulan November dan Desember; sedangkan kelompok ke-3 adalah Bulan Maret. Tingkat kesamaan makanan ikan opudi jantan tertinggi adalah antara Bulan November dan Februari (92,2%). Hasil ini memperkuat pengamatan melalui Gambar 3, antara bulan pengambilan sampel dan isi lambung, yang menunjukkan bahwa jenis makanan ikan opudi yang ditemukan pada lambung tidak menunjukkan perbedaan. KESIMPULAN Ikan opudi di Danau Towuti merupakan ikan karnivora. Isi lambung ikan ini umumnya terdiri atas Ochterra humilis, Potongan organisme (insekta), Closterium, Pinnularia, Synedra, Nitzschia, Navicula serta serasah. Makanan utama ikan ini adalah O. humilis (IP 51,22% untuk jantan dan 43,26% untuk betina), makanan pelengkapnya adalah potongan insekta (26,99% untuk jantan, 30,27% untuk betina) dan serasah (14,06% untuk jantan, 15,83% untuk betina), sedangkan makanan tambahannya adalah zooplankton yang terdiri atas Closterium (2,93% untuk jantan, 4,62% untuk betina), Pinnularia (1,79% untuk jantan, 1,39% untuk betina), Navicula (1,19% untuk jantan, 1,4 untuk betina) and Nitzschia (0,74% untuk jantan, 1,08% untuk betina). Komposisi jenis makanan tersebut bervariasi tergantung dari ukuran panjang total tubuh dan waktu pengambilan sampel. Berdasarkan indeks similaritas, jenis makanan untuk ikan jantan dan ikan betina adalah mirip. DAFTAR PUSTAKA Effendie, M. I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Cetakan I. Bogor. 112 hal Haryani, G.S. 1995. Penelitian dan pengembangan rekayasa genetika dan teknologi proses produksi biota perairan darat: Danau Matano, Mahalona dan Towuti, Propinsi Sulawesi Selatan. Laporan Teknis 1994/1995, Pusat Penelitian dan Pengembangan Limnologi LIPI. Hal 6-9. Haffner, G.D., P.E. Hehanussa, dan D.I. Hartoto. 2001. The biology and physical processes of large lakes of Indonesia: Lake Matano abd Towuti. In M. Munawar dan R.E. Hecky (editor). The Great Lakes of the World (GLOW): Food-web, Health and Integrity. Netherlands. P 183-192 Kottelat, M., S.N. Kartikasari, A.J. Whitten, S. Witjoatmodjo. 1993. Freshwater Fishes of western Indonesia and Sulwesi. Peripleus Editions Ltd bekerjasama dengan Proyek EMDI Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Jakarta. 294 hal. Nasution, S.H. 2004. Distribusi dan perkembangan gonad ikan endemik rainbow selebensis (Telmatherina celebensis Boulenger) di Danau Towuti, Sulawesi Selatan. Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. 88 hal. Thesis. (tidak dipublikasikan) Rahardjo, M.F. 2005. Ichthyofauna di kompleks danau Malili dalam Oktaviani, D., Husnah, Tjahyo, D.W.H dan D. Nugroho (editor). Kumpulan Makalah Status Terkini Keanekaragaman Hayati Sumberdaya Perikanan Perairan Umum. Badan Riset kelautan dan Perikanan BRKP DKP. Hal. V:1-5 Sulistiono, S. Wirjoatmodjo, R.K. Hadiati. 2005. Distribusi dan beberapa aspek biologi jenis ikan endemik di Danau Poso dan kompleks Danau Malili, Sulawesi selatan dalam Oktaviani, D., Husnah, Tjahyo, D.W.H dan D.

156 Nugroho (editor). Kumpulan Makalah Status Terkini Keanekaragaman Hayati Sumberdaya Perikanan Perairan Umum. Badan Riset kelautan dan Perikanan BRKP DKP. Hal. VI:1-16 Wirjoatmodjo, S., Sulistiono, M.F. Rahardjo, I.S. Suwelo, dan R.K. Hadiaty. 2003. Ecological distribution of endemic species in Lake Poso and Malili Complex, Sulawesi Island. ASEAN Regional Centre for Biodiversity Conservation. 30 hal.