BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, mempunyai tiga pilar otoritas, yang masing-masing bekerja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil, dan ahli serta

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan yang ada di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kepustakaan : 11 ( )

BAB III. METODyE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Rekam Medis mempunyai peranan penting dalam proses pelayanan di rumah

BAB I PENDAHULUAN. terutama oleh badan layanan umum seperti rumah sakit. (SIRS) seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN: X, Vol.1, No.2, Oktober 2013

ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON PADA BANGSAL KELAS III DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE TRIWULAN TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen. mendapatkan pelayanan gawat darurat. 2

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. Indikator URI BOR LOS TOI BTO GDR NDR. Gambar 3.1 Kerangka Konsep

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2)

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan suatu sistem atau bagian yang integral

Analisis pemanfaatan data sensus harian rawat inap untuk pelaporan indikator pelayanan rawat inap di rumah sakit umum daerah dr.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan pusat penelitian medik, dan dapat berguna sebagai alat. kesehatan di rumah sakit untuk perencanaan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djojosoegito dalam Hatta (2008) rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat. Di dalam puskesmas terdapat suatu unit

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyelenggarakan rekam medis. 2. mengandung isian yang lengkap tentang identitas pasien, kepastian

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan arti dari rekam medis itu sendiri. Rekam medis disini diartikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional dan aman seperti dalam UU Praktik Kedokteran Pasal

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Boyolali merupakan. salah satu instansi pelayanan kesehatan di Kabupaten Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Pesryaratan. Guna Mencapai Derajat S-1 Kesehatan Masyarakat

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016 ISSN: (online); X (Printed)

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hatta (2011), pelayanan rekam medis adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. pihak luar dengan laporan-laporan yang diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu mata rantai pelayanan kesehatan yang

PENILAIAN EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN PERIODE TRIWULAN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan medis yang dibutuhkan bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Rekapitulasi SHRI :

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi yang menyediakan tempat tidur rawat inap,

BAB I PENDAHULUAN. rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Hospital Association dalam Rustiyanto (2010),

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, kini menjadi semakin diperlukannya kebutuhan akan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. luas terhadap perkembangan sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat. Dengan semakin majunya pendidikan masyarakat ditambah dengan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan satu sistem/bagian dari sistem pelayanan kesehatan, mempunyai tiga pilar otoritas, yang masing-masing bekerja secara otonom namun harus terkoordinir dalam sistem tersebut. Ketiga pilar tersebut adalah pilar pemilik, pilar profesional kesehatan, dan pilar manajemen. Ketiga pilar tersebut masing-masing mempunyai hierarki kekuasaan/wewenang (hierarchy of power), yang mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda. Keserasian atau ketidakserasian antara ketiga pilar tersebut menentukan berhasil tidaknya misi suatu rumah sakit (Hatta, 2010). Dalam penciptaan ketiga pilar rumah sakit tersebut, dibutuhkan rekam medis yang mampu menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Menurut Hatta (2010), rekam medis diartikan sebagai keterangan baik tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnese, penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan, maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. Rekam medis memiliki pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar kegiatan pencatatan, akan tetapi memiliki pengertian sebagai satu sistem penyelenggaraan rekam medis. Penyelenggaraan rekam medis merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien di 1

2 rumah sakit, dilanjutkan kegiatan pencatatan data medis pasien, kemudian pengelolaan berkas rekam medis yang meliputi penyimpanan dan pengambilan kembali berkas rekam medis dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan/peminjaman dari pihak yang membutuhkan, hingga pada pengolahan data medis pasien untuk keperluan pelaporan. Salah satunya adalah pelaporan statistik rumah sakit. Statistik adalah gambaran suatu keadaan yang dituangkan dalam angka. Angka dapat diambil dari laporan, penelitian, atau sumber catatan medik (Hatta, 2010). Statistik rumah sakit merupakan tindak lanjut kegiatan pelaporan dari masing-masing kegiatan pelayanan yang telah diberikan oleh rumah sakit. Oleh sebab itu, statistik kesehatan digunakan sebagai tolok ukur kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit. Statistik kesehatan juga dapat digunakan sebagai pembanding pelayanan yang lalu dengan yang sekarang. Statistik dapat digunakan untuk menghitung berbagai indikator statistik kesehatan. Indikator tersebut antara lain BOR, AvLOS, BTO, dan TOI (Hatta, 2010). Menurut Barry Barber dan David Johnson dalam Sudra (2010), perumusan dan perpaduan empat indikator (BOR, AvLOS, BTO, dan TOI) dituangkan dalam Grafik Barber Johnson, yang digunakan untuk memantau dan menilai tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur untuk bangsal perawatan pasien. Perpotongan garis dari keempat indikator akan bertemu pada sebuah titik. Titik itulah yang disebut sebagai titik Barber Johnson (BJ). Apabila perhitungan nilai keempat indikator benar maka seharusnya keempat garis tersebut akan berpotongan di satu titik (Sudra, 2010).

3 Dalam Siswanto (2011) Grafik Barber Johnson digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi pelayanan rumah sakit. Apabila titik barber Johnson berada di luar daerah efisiensi maka pelayanan kesehatan belum efisien. Jadi titik Barber Johnson digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi pelayanan kesehatan di rumah sakit. Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan III pada Februari 2012 dan wawancara dengan Kepala Instalasi Rekam Medik dan petugas Instalasi Rekam Medik bagian pelaporan pada November 2012, peneliti menemukan dua Grafik Barber Johnson (tahun 2009 dan 2010 serta tahun 2010 dan 2011) yang tidak terdapat titik temu dari keempat garis indikator (BOR, AvLOS, BTO, dan TOI). Terkait dengan standar pada akreditasi, rumah sakit akan mendapatkan nilai yang maksimal apabila Grafik Barber Johnson beserta analisisnya dibuat dalam pelaporan statistika rumah sakit. Grafik Barber Johnson, meskipun selalu dibuat setiap tahun, mempengaruhi kurang maksimalnya nilai akreditasi rumah sakit karena Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY tidak terdapat titik perpotongan keempat indikator statistik rawat inap. Dengan adanya latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Penyebab Tidak Adanya Titik Temu pada Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah apa yang menyebabkan tidak adanya titik temu pada Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY.

4 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab tidak adanya titik temu Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus yang ingin dicapai peneliti adalah: a) Mengetahui pengumpulan data sensus harian rawat inap, b) Mengetahui pengolahan data sensus harian rawat inap menjadi indikator statistik rawat inap, c) Mengetahui penyajian indikator statistik rawat inap pada Grafik Barber Johnson, dan d) Analisis faktor penyebab tidak adanya titik temu pada Grafik Barber Johnson. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a) Aspek Pelayanan Penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi pembuatan Grafik Barber Johnson tahun selanjutnya. b) Aspek Peneliti Penelitian ini merupakan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan teori-teori yang didapat saat kuliah dengan praktik di lapangan, serta peneliti dapat menambah wawasan, pengetahuan,

5 dan pengalaman terkait dengan pelaksanaan pembuatan Grafik Barber Johnson. 2. Manfaat Teoritis a) Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini dapat memberikan gambaran nyata terkait proses pembuatan Grafik Barber Johnson. b) Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi untuk meneliti kasus serupa. E. Keaslian Penelitian Penelitian terkait dengan Grafik Barber Johnson sebelumnya pernah dilakukan oleh peneliti lain, yaitu: 1. Rahmawati, Putri F (2012) dengan judul Evaluasi Indikator Efisiensi Pengelolaan Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon Tahun 2010-2011 Penelitian Rahmawati bertujuan untuk mengevaluasi ketepatan perhitungan keempat parameter tahun 2010-2011, mengetahui faktor penyebab tidak tercapainya standar efisiensi, dan mengetahui proses evaluasi terhadap keempat indikator. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Perhitungan keempat parameter di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon dilakukan secara manual. Proses perhitungan yang dilakukan sudah sesuai namun terdapat beberapa kekeliruan dalam perhitungan tersebut. Penyebab dari tidak tercapainya standar efisiensi untuk salah satu parameternya adalah adanya persaingan rumah sakit di wilayah sekitar,

6 ketersediaan jumlah tenaga perawat yang terbatas, dan ada salah satu kelas perawatan dalam rumah sakit yang kurang diminati pasien. Persamaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian Rahmawati (2012) adalah menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Perbedaannya adalah penelitian Rahmawati (2012) mengevaluasi ketepatan perhitungan parameter dari tahun 2010-2011 untuk melihat faktor penyebab tidak tercapainya standar efisiensi dan dampak yang terjadi akibat tidak tercapainya standar efisiensi. Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti mengetahui faktor penyebab tidak adanya titik temu pada Grafik Barber Johnson melalui pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data sensus harian rawat inap. 2. Irina, Endiah S (2011) dengan judul Perbandingan Tingkat Efisiensi Pengelolaan Setiap Bangsal Rawat Inap Tahun 2010 Berdasarkan Grafik Barber Johnson di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang Penelitian Irina memiliki tujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembuatan Grafik Barber Johnson di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang, mengetahui Grafik Barber Johnson secara komputerisasi di setiap Bangsal di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang, dan membandingkan Grafik Barber Johnson Komputerisasi dengan Manual Berdasarkan versi Rano Indradi Sudra, Soejadi, dan Erry Rustiyanto. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian tersebut menggunakan sampel dua orang yaitu satu petugas sensus dan satu petugas pelaporan, sedangkan obyeknya adalah Laporan Rekam Medis RSUD Muntilan

7 Kabupaten Magelang tahun 2010. Teknik pengumpul data dengan wawancara, observasi/ pengamatan dan studi dokumentasi. Uji pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi. Pelaksanaan Pembuatan Grafik Barber Johnson di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang tentang tujuan dari pembuatan grafik, pihak yang telibat, dan data dasar sudah sesuai dengan Prosedur Tetap RSUD Muntilan Kabupaten Magelang. Sedangkan proses pembuatan dan periode pembuatan Grafik Barber Johnson belum sesuai dengan prosedur tetap. Persamaan dengan penelitian Irina adalah menggunakan jenis penelitian, teknik pengumpul data, dan uji pemeriksaan keabsahan data yang sama, serta memiliki kemiripan dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan yaitu mengetahui proses pembuatan Grafik Barber Johnson. Perbedaan dengan penelitian Irian adalah penelitian ini meneliti dari pengumpulan sensus harian rawat inap hingga dapat disajikannya hasil olahan sensus harian rawat inap dalam Grafik Barber Johnson. Sehingga dapat diketahui faktor penyebab tidak ada titik temu pada Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY. 3. Siswanto, Heri (2006) dengan judul Tingkat Efisiensi Pengelolaan Tempat Tidur di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto tahun 2005 Dilihat dari Grafik Barber Johnson Penelitian Siswanto (2006) memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi pengelolaan tempat tidur di RSPAD Gatot Subroto pada tahun 2005 dengan lima kegunaan dari indikator dari Grafik

8 barber Johnson. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Kemudian teknik analisis data menggunakan deskriptif univariat, intepretasi data, dan triangulasi. Hasil penelitian pada Siswanto (2006) adalah indikator-indikator yang digunakan RSPAD Gatot Soebroto untuk menentukan tingkat efisiensi pengelolaan rumah sakit adalah BOR, LOS, TOI, dan BTO. Setelah dibandingkan dengan Grafik Barber Johnson, diketahui bahwa tingkat efisiensi pengelolaan RSPAD Gatot Subroto tahun 2005 belum efisien. Hal ini diketahui setelah disajikan dalam Grafik Barber Johnson, tersaji di luar daerah efisiensi. Persamaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian Siswanto adalah menggunakan metode penelitian dan metode pengumpalan data yang sama. Selain itu pada penelitian Siswanto (2006) peneliti membuat Grafik Barber Johnson tahun 2003-2005 dan grafik tersebut tidak terdapat titik temu. Perbedan terletak pada tujuan penelitian, teknik analisis data, dan subyek penelitian. Peneliti pada penelitian ini menjadikan petugas bangsal yang melakukan sensus harian rawat inap, petugas Instalasi Rekam Medik yang mengambil dan mengumpulkan sensus harian rawat inap, dan petugas pelaporan sebagai subyek penelitian. Sedangkan teknik analisis data yang akan dilakukan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.